Anda di halaman 1dari 36

Asuhan Keperawatan

Pasien dengan
Hipertensi

DISAMPAIKAN OLEH:
NS. WANTIYAH, M.KEP.
Learning outcomes:

 Mahasiswa mampu:
1. Menguraikan konsep dasar hipertensi
2. Menganalisis kasus pasien dengan hipertensi
3. Mengaplikasikan askep pada pasien dg hipertensi
Case

 Seorang pasien usia 40 tahun periksa ke poli


interna dengan keluhan nyeri kepala, tengkuk
terasa kaku.
 Seorang pasien dirawat di unit interna dengan
keluhan utama kepala pusing. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan
hanya kontrol kalau ada keluhan atau obat
yang dibeli di warung tidak manjur. TTV: TD
180/100 mmHg, nadi 90 x/menit, RR 20
x/menit, T 370C
Blood Pressure
Cardiac: Symphatetic Nervous
Heart Rate System:
Status Inotropik α adrenergic reseptor
Neural (vasoconstrictor)
Humoral β adrenergic reseptor
(vasodilator)

Local Regulation:
Vasodilators:
Systemic Vascular Prostaglandin
Blood Pressure = Cardiac Output x EDRF
Resistance Vasoconstrictors:
Endothelin

Renal: Humoral:
Renin-angiotensin Vasoconstrictors
Aldosteron Angiotensin
Atrial Natriuretik Catecholamin
factor
Hipertensi

Hipertensi  Tekanan darah persisten ketika tekanan


sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik >90
mmHg
 Riskesdas 2013: Hasil analisis Riskesdas di Indonesia
tahun 2013 juga menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi di urban lebih besar dibandingkan rural,
yaitu 26,1% di urban dan 25,5% di rural. (Riskesdas,
2013).
Faktor Resiko

Yang tidak dapat dikontrol


 Umur : > 50 thn
 Sex : Wanita > pria
 Genetik
 Etnik
Faktor Resiko

Yang dapat dikontrol


 Merokok
 Dislipidemia/hiperkolesterol
 Diabetes Mellitus: tjd hiperinsulinemia dan
hipertropi struktural
 Obesitas
 Alkohol
 Emosi: rangsangan SS Simpatis
 Gaya hidup
 Status sosial ekonomi
Jenis Hipertensi

Hipertensi primer/esensial
 Tidak diketahui penyebabnya
 Biasanya dimulai sebagai proses intermitten pd individu > 30
thn
 Faktor kontributor: peningkatan aktifitas SS Simpatis,
kelebihan produksi hormon vasokonstriktor, intake natrium
berlebihan, BB berlebih, DM dan intake alkohol berlebihan
Jenis Hipertensi

Hipertensi sekunder: bisa dikendalikan


 Umumnya disebabkan oleh ggn pd fungsi ginjal dan
hubungannya dengan jantung
 Meningkatnya tahanan perifer total terjadi stlh hipertensi
timbul dan bukan sebagai penyebab hipertensi
 Penyebab hipertensi sekunder: penyempitan aorta, penyakit
ginjal, kelainan endokrin, kelainan neurologis, obat-obatan
(NSAID, estrogen, kontrasepsi) dan kehamilan
Klasifikasi Hipertensi
Menurut WHO

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normotensi < 140 < 90
Hipertensi ringan 140 – 180 90 – 105
atau
Borderline 140 – 160 90 - 95
atau
Hipertensi sedang berat > 180 atau > 105
Hipertensi sistolik terisolasi > 140 dan < 90
Klasifikasi Hipertensi
Menurut JNC VII

Kategori Sistolik Diastolik


(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 dan < 80
Normal < 130 dan < 85
High normal 130 – 139 atau 85 - 89
Hipertensi
Stage I 140 – 159 atau 90 - 99
Stage II 160 – 179 atau 100 – 109
Stage III >180 atau > 110
Manifestasi klinik
 Sakit kepala
 Keletihan
 Penurunan toleransi aktifitas
 Palpitasi
 Angina
 Dyspnea
 Perdarahan hidung/epistaksis
 Pusing
 Insomnia
 Asimptomatis, Kadang2 gejala timbul bila telah
tjd komplikasi pada target organ: mata, ginjal,
jantung, otak
Komplikasi hipertensi: Mata
 Pandangan kabur
 Perubahan pd retina spt
perdarahan, eksudat
 Penyempitan pembuluh darah
 Edema papil
 Retinopati hipertensi
Komplikasi hipertensi:
Jantung GINJAL:
(Hipertensive Heart  Nefrosklerosis
Disease):  Nokturia
 Penyakit arteri  Azotemia
koronaria dan angina  Insufisiensi ginjal
pektoris
 Left Ventricular
Hyperthrophy
 Gagal jantung kiri
The left ventricle is markedly thickened in this
patient with severe hypertension that was
untreated for many years. The myocardial fibers
have undergone hypertrophy.

Department of General Practice QUB Kieran McGlade Nov 2001


Komplikasi hipertensi: Otak
 Stroke atau serangan iskemia
transien (TIA)
 Hipertensive ensephalopathy
 Paralisis sementara pd satu
sisi/hemiplegia
 Ggn ketajaman
penglihatan
Komplikasi hipertensi: Vaskular
 Atherosklerosis
 Aneurisme aorta
 Periferal vascular disease
 Aortic disection
Komplikasi: Kedaruratan hipertensi

 Terjadi bila peningkatan tekanan darah harus


diturunkan dalam 1 – 24 jam yang mengancam jiwa
dan memerlukan penanganan segera dalam
perawatan intensif krn dapat menimbulkan
kerusakan serius pada organ lain
 Terjadi pada hipertensi tidak terkontrol dan
penghentian pengobatan tiba-tiba
Komplikasi: Hipertensi maligna

 Hipertensi yang memerlukan penurunan tekanan


darah segera (dalam hitungan menit – jam) untuk
menghindari kelainan target organ yang menetap
 Kelainan meliputi ensefalopati, perdarahan
intrakranial, edema paru, kebutaan
PATHWAY

Umur Genetik Sex Merokok Konsumsi Emosi Gaya Hidup


> 50 thn Wanita alkohol

Merangsang Konsumsi
Perubahan Kerusakan SS Simpatis makanan berlemak
Perub membran PD endotel PD
fungsional Pe↑an intake
PD perifer sodium Dislipidemia DM Obesitas
Adhesi
trombosit Retensi sodium
Pe↓an di ginjal Penumpukan Hiperinsulinemia
elastisitas PD lemak di PD
TP ↑
CO ↑
TP ↑, CO ↓ Merusak
endotel PD
HIPERTENSI
Atherosklerosis

MK: intoleransi Perubahan Pe↑an Nyeri suboksipital, TP ↑


aktivitas aliran darah preload kaku leher
perifer

Pe↓ CO Nyeri
Keletihan,
kelemahan, Ketidakseimbangan
dyspnea suplai & kebutuhan
Pemeriksaan Diagnostik
 Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
 Urinalisis rutin
 Elektrolit dan uric acid serum
 BUN dan kreatinin
 Glukosa darah
 Hitung darah lengkap
 Lipid serum, kolesterol dan trigliserida
 EKG
 Ekhokardiografi
Penatalaksanaan

Non farmakologi/gaya hidup


 Kurangi intake garam
 Kendalikan berat badan
 Hindari rokok, alkohol dan stress
 Hindari obat hormonal/KB, kortikosteroid
 Pembatasan kafein
 Kendalikan gula darah
 Modifikasi makanan berlemak
 Olah raga/aerobik
 Teknik relaksasi
 Suplemen Kalium, kalsium, magnesium
Penatalaksanaan
Farmakologi
 Diuretik: tiazid, furosemid, spironolakton
menurunkan volume darah, tekanan darah dan
curah jantung
 Beta blocker: atenolol, nadolol
menekan sekresi renin
 Kalsium antagonis: Nifedipin, diltiazem,
verapamil
menghambat pengeluaran kalsium,
menyebabkan vasodilatasi
 ACE inhibitor: captoril, lisinopril, Quinapril
menghambat perubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II
 Vasodilator
Prioritas Keperawatan

 Mempertahankan /meningkatkan fungsi


kardiovaskular
 Mencegah komplikasi
 Memberikan informasi tentang proses dan program
pengobatan
 Mendukung kontrol aktif pasien terhadap kondisi
MASALAH KEPERAWATAN

 Nyeri akut b/d injuri biologi (penurunan perfusi)


 Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
b.d adanya hambatan, kurangnya dukungan sosial,
ketidakpercayaan terhadap pengobatan atau
personel kesehatan
 Kecemasan b.d penatalaksanaan yang kompleks,
kemungkinan komplikasi, perubahan gaya hidup
 Perfusi jaringan tidak efektif (cerebral,
kardiovaskular, renal) b.d interupsi aliran darah
Rencana Keperawatan

 Nyeri akut
NOC: pain level
NIC:
1. drug management
2. Pain management  Relaksasi  menurunkan
aktivitas simpatis
Rencana Keperawatan
Penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif
Mendengar aktif
 Tentukan tujuan interaksi
 Tunjukkan ketertarikan terhadap pasien
 Dukung untuk mengemukakan perasaan
 Perhatikan adany perasaan yang atau pesan yang tidak disampaikan

Modifikasi perilaku
 Identifikasi motivasi pasien untuk berubah
 Bantu pasien dalam mengidentifikasi kekuatan dan beri reinforcement
 Perkenalkan pasien pada kelompok yang telah sukses dalam kasus yang
sama
 Dukung keputusan konstruktif tentang kebutuhan kesehatan
 Susun program perubahan perilaku
Identifikasi risiko
Petunjuk sistem kesehatan  rujukan, hospitalisasi
Rencana Keperawatan
Resiko penurunan curah jantung
Intervensi Kolaborasi:
 Berikan obat-obatan sesuai indikasi
 Diuretik
 Inhibitor simpatis
 Vasodilator
 Agen anti adrenergik
 Agen anti angiotensin
 Calcium channel blocker
 Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai
indikasi
SEHAT

mauuuu??
Tugas Individu

 Buatlah rencana keperawatan lengkap (3 dx kep)


pada pasien dengan hipertensi meliputi
 Diagnosa Keperawatan
 Perencanaan dan Intervensi: Tujuan, Kriteria Hasil ,Intervensi

Dengan merujuk pada NANDA, NOC dan NIC


 Alhamdulillah
 Terima kasih
 Semoga bermanfaat
Referensi
 Black, J. M., Hawks, J. H. & Keene, A. M. (2001). Medical
surgical nursing: Clinical management for positive
outcome (6th ed.). Philadelphia: WB Saunders Company.

 Breen J (2008) An introduction to causes,


detection and management of hypertension.
Nursing Standard. 23, 14, 42-46. Date of
acceptance: May 12 2008

 Lewis, S. M., Heikemper, M. M.. & Dirksen, S.R. (2004).


Medical surgical nursing: Assessment and management
of clinical problems (6th Ed). Missouri: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai