1. DIABETES MELITUS
• Definisi
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan.
Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Pada pasien yang
telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi
komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila
terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
perlu mendapat insulin atau tidak.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau baru
ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat
keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat
abortus berulang.
• Diagnosis
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama
dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah
melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan
bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM
pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih
berulang selama hamil.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan
glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam
kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Diabetes Melitus pada kehamilan memiliki dampak serius pada ibu dan bayinya bila tidak
ditatalaksana dengan baik. Ada 2 jenis DM pada kehamilan yaitu
1) DM yang sudah dialami sejak sebelum hamil (DM pra gestasional);
2) DM yang baru dialami sejak hamil (DM gestasional/DMG).
• Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi).Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan
metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
• Gejala
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit
diabetes yang lain yaitu
- sering buang air kecil (polyuri),
-selalu merasa haus (polydipsi), dan
-sering merasa lapar (polyfagi).
Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan
kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan
merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan
banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun
ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila
dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif.
Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk
memantau kadar gula darah.
• Pencegahan
Konsensus PERKENI, 1997 menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring
(screening) pada pertemuan antenatal pertama. Bila hasilnya positif maka dapat disimpulkan
terjadi diabetes mellitus gestasional. Tetapi bila hasilnya negatif, maka dianjurkan melakukan
tes ulangan pada usia kehamilan 26-28 minggu. Dinilai dari keefektifan tes, hasil positif
tertinggi akan diperoleh pada kehamilan 26-28 minggu.
Berikut ini adalah kriteria diagnosis dari O’Sullivan-Mahan dan kriteria hasil pemeriksaan
berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI:
Kriteria diagnosis dari O’Sullivan-Mahan (1964):
Diagnosis Kadar glukosa darah (mg/dl)
Batas nilai normal <90 1 jam pasca puasa <165 2 jam pasca puasa <145 3 jam pasca puasa
<125 Diagnosis ditegakkan apabila terdapat dua atau lebih hasil yang abnormal. Kriteria hasil
pemeriksaan berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI: Kadar glukosa darah (mg/dl) Kriteria
>200 Diabetes mellitus
140–200 Toleransi glukosa terganggu
<140 Normal
Pemeriksaan yang dianjurkan dari modifikasi WHO-PERKENI ini adalah pemeriksaan kadar
glukosa darah dua jam pasca pemberian beban glukosa 75 gram.
• Penanganan
Secara umum, ada 4 cara pengendalian DMG yaitu perencanaan makan dan aktivitas jasmani,
terapi obsetrik, dan obat hipoglikemik oral dan terapi insulin, apabila kadar gula darah
terlampau tinggi bisa dilakukan opname untuk regulasi dengan insulin baik intravena maupun
suntikan subkutan. Obat tambahan lain bisa dengan vitamin vitamin untuk menjaga kondisi
tubuh pasien. Penatalaksanaan DMG bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu, serta kesakitan dan kematian perinatal oleh karena itu harus dilakukan secara
terpadu oleh spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri ginekologi, ahli gizi dan spesialis
anak.
Pemantauan pada ibu dengan DMG meliputi seluruh aspek yang berhubungan dengan
resistensi insulin. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada periode pasca melahirkan
antara lain.
a) gangguan metabolisme glukosa dan
b) risiko cardiovascular disease,
c) Proses menyusui,
d) Penggunaan kontrasepsi,
e) Pencegahan menjadi DM tipe 2.
Meskipun sebagian besar ibu dengan DMG akan kembali normal pasca melahirkan namun
tetap ada risiko berkembang menjadi DM tipe 2. Oleh karena itu penatalaksanaan diabetes
pada kehamilan sebaiknya dilakukan dengan optimal sehingga dapat menurunkan risiko
kematian pada ibu dan bayi.
1. Perencanaan makanan (diet)
Penanganan DMG yang terutama adalah diet, yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet
wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal
sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis.
Dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk
dipertimbangkan kalori yang lebih mudah. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB
ideal = (TB-100)-10% BB.Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang
diperhitungkan dari:
• Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
• Kalori kegiatan jasmani 10-30%
• Kalori untuk kehamilan 300 kalor
• Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah
120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan
ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya
rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang
dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5
kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
2. JANTUNG
• Definisi
Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan
anatomic pada berbagai system organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi
perobahan hormonal didalam tubuhnya, Perobahan yang terjadi dapat mencakup system
gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal dan saraf Perobahan
yang terjadi pada satu system dapat saling memberi pengaruh pada system lainnya dan dalam
menanggulangi kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan perobahan yang terjadi pada
masing-masing system, Perobahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolic yang disebabkan
kebutuhan janin, plasenta dan rahim.
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system
kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit
jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada
saat kehamilan.
• Diagnosis
Dari anamnesis sering diketahui bahwa wanita itu penderita penyakit jantung baik sebelum
hamil maupun dalam kehamilan yang terdahulu terutama pada penyakit demam reumatik.
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosis ditegakkan bila ada satu dari kriteria :
a. Bising diastolic, presistolik, atau bising jantung terus menerus
b. Pembesaran jantung yang jelas
c. Bising sistolik yang nyaring, terutama bila disertai thrill
d. Aritmia
Pada wanita hamil yang tidak menunjukan salah satu gejala tersebut jarang menderita
penyakit jantung. Bila terdapat gejala decompensasi jantung pasien harus di golongkan satu
kelas lebih tinggi dan segera dirawat
Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan :
EKG untuk mengetahui kelainan irama, kardiomegali, tanda penyakit perikurdium iskemia,
atau infark dapat dikemukakan tanda-tanda aritmia.
Ekokardiografi untuk mengetahui kelainan fungsi dan anatomi dari bilik katup dan
pericardium.
Pemeriksaan radiology dihindari dalam kehamilan, namun jika memang diperlukan dapat
dilakukan dengan memberikan perlindungan di abdomen dan pelis.
• Patofiologi
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya
darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam
kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam
batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena
a. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada
UK 32-36 minggu
b. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan
ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan
putaran.
Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume
plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan
terjadinya anemia delusional (pencairan darah). 12-24 jam pasca persalinan terjadi
peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah
darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan
hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan
penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena
itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam
kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri
dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung
akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi
decompensasi cordis.
• Gejala
Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:
cepat merasa lelah,
jantung berdebar-debar
sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis),serta
bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
Manifestasi klinis mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah
tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato
megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan.
Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat
riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis. Perlu diawasi saat-saat
berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu :
a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke 28 dan
32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum
b. Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulasi
sistemik sebesar 15 – 20% dan ketika meneran pada partus kala ii, saat arus balik vena
dihambat kembali ke jantung.
c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil
menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas bawah dan sirkulasi
uteroplasenta ke sirkulasi sistemik
d. 4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dari
thrombus iliofemoral.
Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang menetap di dasar paru
dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali.
Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif,
paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari
tabuh, sianosis, edema persisten pada ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung
I yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click,
opening snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio
megali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.
3. SISTEM PERNAPASAN
Pada umumnya penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan dan nifas,
walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada system pernapasan, karena uterus
yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru keatas serta sisa-sisa udara dalam
paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu meenjadi lebih parah. Ada 3 jenis
penyakit paru-paru yang perlu perhatian dalam kehamilan yaitu TBC, asma bronchial,
pneumonia, bronchitis dan influenza.
1. TUBERKULOSIS PARU-PARU
Diagnosa
Dalam anamneses Ibu mengatakan pernah berobat penyakit paru-paru
Penanganan :
Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya.
Pengobatan harus selalu bekerja sama dengan ahli paru-paru
TBC paru-paru tidak merupakan indikasi abortus buatan dan terminasi kehamilan
2. ASMA
Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat. Dalam batas yang wajar asma
tidak banyak pengaruhnya terhadap persalinan. Penyakit asma yang berat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan
pertukaran o2 dan co2.
3. PENYAKIT PNEUMONIA
Penyakit radang paru-paru pneumonia dapat terjadi dalam kehamilan , persalinan atau nifas.
Pneumonia saat kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan pernapasan
mengganggu pertukaran o2 dan co2 sehingga membahayakan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim sampai terjadi keguguran dan persalinan premature.
4. SISTEM PENCERNAAN
• Definisi
Gangguan pencernaan wanita hamil disebabkan oleh gangguan hormon kehamilan, janin
yang semakin membesar, dan memenuhi rongga perut anda, plus gaya hidup serta pola
makan anda sebelum hamil. jadi jika sebelum hamil anda sudah memiliki masalah
pencernaan, anda harus ekstra waspada sebab mungkin penyakit itu bertambah parah apabila
gaya hidup anda tidak berubah.
1. Hipermesis :
• Definisi
Hipermesis atau mual dan muntah wajar dialami wanita di 12 minggu pertama kehamilannya
karena perubahan hormon. Selama trisemester pertama anda dianjurkan untuk mengurangi
porsi dan menambah frekuensi makan serta menghindari minuman berkarbonasi. Umumnya
mual, atau muntah akan berakhir setelah melewati minggu ke-12 kehamilan.Namun jika mual
atau muntah berlangsung lebih lama dan parah sampai anda menderita dehidrasi (hiperemesis
gravidarum), Anda harus mewaspadainya sebab bayi didalam kandungan bisa ikut
kekurangan cairan. Beberapa indikasi Hiperemesis lain mencakup :
Rendahnya kadar sodium, klorida, dan potasium dalam darah
Dalam beberapa kasus, detak jantung bisa lebih dari 100 detak / menit dan tekanan darah
menurun.
Berat badan turun 5% dari berat badan sebelum hamil.
Ketidakseimbangan gizi dan metabolisme.
Tidak bisa beraktivitas normal.
• solusi
Solusinya bagi anda penderita hiperemesis parah, anda perlu mendapatkan penanganan
langsung di rumah sakit, karena anda perlu diopname untuk mendapatkan cairan dan juga
makanan melalui infus sebagai pengganti cairan tubuh atau nutrisi yang hilang. Dokter jaga
akan memberi anda obat anti mual dan muntah, serta obat-obatan lain yang akan disesuaikan
dengan tingkat keparahan hiperemesis anda. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan
untuk mengurangi masalah ini :
Istirahat lebih panjang. Bila dokter menyarankan bed rest, lakukanlah meski anda tetap harus
sedikit bergerak mengingat otot perlu peregangan.
Minumlah teh herbal, jahe, atau pepermint. banyaklah minum untuk menggantikan air yang
hilang.
Terapi hipnosis. kendalikan keinginan muntah dengan hipnosis dan andapun bisa
meneruskan terapi ini sampai persalinan tiba.
Jangan segera turun tempat tidur sewaktu bangun pagi tetapi makanlah biskuit dengan teh
hangat. Makanan atau minuman hangat bisa meredakan badai di perut anda.
Hindari makanan berminyak dan berlemak seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat
menimbulkan rasa mual dan ingin muntah.
2. Konstipasi
• Definisi
Konstipasi adalah kondisi pencernaan dimana anda bisa buang air besar kurang dari tiga kali
seminggu. Konstipasi adalah masalah umum yang dialami wanita hamil dan pasca
melahirkan. Hormon kehamilan yang tinggi membuat pergerakan otot pada usus besar
melambat. selain itu, janin yang makin besar akan menekan usus besar sehingga mengganggu
aktivitas normalnya. Pasca melahirkan, konstipasi diakibatkan oleh episotomi (pengguntingan
dan penjahitan kembali bibir vagina), atau pada persalinan caesar, yang mana usus besar
lumpuh sementara karena pembiusan. Konstipasi memiliki berbagai gejala seperti sulit buang
air besar, kembung, atau bentuk kotoran keras dan kecil-kecil. sebaiknya begitu anda
merasakan ingin buang air besar,segeralah ke kamar mandi sebab menahan buang air besar
akan membuat konstipasi semakin parah
• Solusi :
Jalan cepat selama 30 menit perhari dapat membuat usus besar anda menegang sehingga
nada tidak merasa kembung
Minum setidaknya 10 gelas air putih perhari, karena selama kehamilan, jumlah air yang
terserap dari pencernaan ke dalam darah meningkat.
Mintalah resep suplemenkalsium, setidaknya 200 mg per tablet dengan dosis 5-6 kali per
hari dan multivitamin yang mengandung ekstra zat besi,folat, dan vitamin B kepada doter
kandungan anda. Jika memungkinkan , konsumsilah folat sejak 3-6 bulan sebelum anda
hamil.
memperbanyak konsumsi serat. pilih roti gandum utuh daripada ropi putih biasa. Tambahkan
buah dan sayur dengan kulitnya pada menu anda. Pecahkan jadwal makan anda menjadi 5-6
kali makan porsi kecil kaya serat
Dalam beberapa kasus, pencahar diperlukan untuk kasus konstipasi yang berkelanjutan.
dokter kandungan anda akan memberikan resep pencahar yang aman untuk menurunkan
ketegangan di dinding usus serta melembutkan kotoran agar dapat keluar dengan mulus.
3. Heartburn
• Definisi
Heartburn atau reflux adalah rasa panas di bagian ulu hati hingga ke kerongkongan karena
asam lambung yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya hormon progesteron pada
kehamilan trsemester pertama. Bagi penderita sakit lambung (maag), perlu lebih waspada
terhadap heartburn.
• Solusi:
Hindari makanan berlemak, gurih dan gorengan, serta hindaru juga kafein, rokok dan
alkohol.
Kurangi konsumsi sayuran seperti kol, selada dan brokoli yang tinggi gula. meski sehat,
sayur-sayuran itu akan meningkatkan jumlah asam di perut.
Tunggu satu jam setelah makan sebelum anda berbaring.
Jika anda sedang mengalami heartburn, konsumsi yoghurt atau segelas susu. anda bisa
tambahkan sesendok madu ke dalam susu yang hangat.
Sebelum mengonsumsi obat atau menjalani perawatan untuk masalah fisik ataupun mental,
anda perlu menimbang antara manfaat dan resiko. Obat-obatan memiliki manfaat
menyembuhkan tetapi bisa jadi ada efek samping terhadap janin.Jadi, selalu konsultasikan
kesehatan anda ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat bebas sekalipun.
5. SISTEM HEMATOLOGI
a. Anemia
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang
kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki
cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester
pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Wanita hamil berisiko menderita anemia dengan gejala cepat lelah, nafas pendek, dan
sering pusing. Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan zat besi. Pada masa
kehamilan zat besi sangat diperlukan untuk memproduksi sel-sel darah merah janin sehingga
kebutuhan akan zat besi bertambah dua kali lipat. Anemia pada wanita hamil juga bisa
disebabkan oleh kekurangan asam folat. Akibat kekurangan asam folat, janin bisa mengalami
risiko kecacatan otak dan sumsum tulang belakang. Anemia juga dapat meningkatkan risiko
penyakit infeksi setelah melahirkan. Pada kondisi ini wanita hamil disarankan untuk
mengatur nutrisi pada makanannya atau bila perlu mengkonsumsi suplemen zat besi dan
asam folat selama hamil.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan
jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC)
meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang
atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia
defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya
gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat
besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
d. Gejala Klinis
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat
bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol,
ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya.
Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan
epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin <>
e. Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal
(≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan
hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28
mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan
lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan
darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-
lain)
g. Pengobatan Anemia
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar
tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan
diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan
1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu
menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan
tidak berbahaya
6. SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadi proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Infeksi saluran kemih adalah bila pada
pemeriksaan urin, ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urin yang
diperiksa harus bersih, segar dan dari aliran tengah atau diambil denagn fungsi suprasimpisis.
Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml disebut dengan istilah
bakteriuria.
a. Sistitis
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran kemih.
SIstitis ini sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas, penyebab utama adalah E. coli,dapat
pula oleh kuman-kuman yang lain.
o Faktor predisposisi
Uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping
penggunaan kateter yang sering dipakai dalam usaha mengeluarkan air kemih dalam
pemeriksaan ginekologik atau persalinan.
o Gejala-gejala
Kencing sakit terutama pada akhir berkemih
Meningkatnya frekuensi berkemih dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian atas simfisis
Perasaan ingin berkemih yang tidak dapat ditahan
Air kemih kadang-kadang tersa panas
Suhu badan mungkin normal atu meningkat
Nyeri di daerah suprasimfisis
o Pengobatan
Penderita harus dirawat, istirahat berbaring, dan diberikan cukup cairan dan antibiotika
seperti ampisilin atau sulfonamide, sampai tes kepekaan kuman ada, kamudian antibiotika
disesuaikan dengan hasiltes kepekaan tersebut.
c. Glomerulonefritis akuta
Glomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap
saat dalam kehamilan, dan pnderita nefritis dapat menjadi hamil.biasanya disebakan oleh
streptococcus beta -haemolyticus jenis A.glomerulonefritis akuta mmpunyai pngaruh tidak
baik terhadap hasil konsepsi,terutama yang d sertai tkanan darah yang sangat tinggi dan
insufisiensi ginjal ,dapat menyebabkan abortus.partus prematururus dan kematian janin.
o Pengobatan
Istirahat baring sama dengan diluar kehamilan
Diet yang sempurna dan rendah garam,
Pengendalian hepertensi srta kesimbangan cairan dan elktrolit
d. Glomeruloneferitis kronika
Ialah pnyakit yang sudah di derita oleh ibu hamil beberapa tahun sebelumnya karena itu pada
pemeriksaan khamilan pertama dapat dijumpai proteinuria,sedimen yang tidak normal dan
hepertensi.
o Gejala-gejala
Terdapat proteinuria
Kelainan sedimen dan hipertensi
Edema di muka
Anemia
e. Sindroma nefrotik
Sindroma nefrotik dahulu di kenal dengan nama nefrosis ialah suatu kumpulan gejala yang
terdiri atas udem ,proteinuria (> dari 5 gram sehari),hipoalbuminemia dan
hiperkolestrolmia.penyakit-penyakit yang dapat menyertai sindroma nefrotik ialah
glomerulo-nefritis kronika (paling sering),lupus eritematosus, diabetes militus, amiloidosis,
sifilis dan thrombosis vena renalis.
o Pengobatan
Penderita di beri infus atau trnfusi darah
Di perhatikan kesembangan elektrolit dan cairan
Lakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda.
g. Ginjal polikistik
Polikistik merupakan kelainan bawaan (herditer).kehamilan umumnya tidak mmpengaruhi
perkembangan pembentukan Ginjal kista pada ginjal,begitu pula sebaliknya.akan tetapi bila
fungsi ginjal kurang baik ,maka kehamilan akan memperberat atau merusak fungsinya
.sebaliknya wanita yang telah mempunyai klainan sebaiknya tidak hamil karena
kemungkinan timbul komplikasi akibat kehamilan yang sangat tinggi.
h. Tuberklosis ginjal
Jarang di jumpai wanita hamil dengan tubrklosis ginjal ,walaupun dalam literatur di sebutkan
ada.kehamilan akan mmpengaruhi TBC ginjal trsebut bila tidak di obati.TBC pada ginjal
dapat hamil terus ,asal fungsi ginjalnya baik. Terapi TBC ginjal sama dengan trapi TBC
organ-organ lain. Untuk mmbuat diagnose TBC ginjal diperlukan pemeriksaan laboratorium
khusus.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang wanita yang telah mendapat transplantasi
ginjal, untuk diperbolehkan hamil antara lain sbb:
1. Kesehatan penderita dalam keadaan baik dalam waktu 1-2 tahun setelah mendapat
transplantasi ginjal.
2. tidak ada kontra indikasi obstetri untuk hamil
3. Tidak ada proteinuria
4. Tidak ada tanda-tanda penolakan graft
5. Fungsi ginjal harus baik ,dngan hasil pmeriksaan laboratorium didapat kadar kreattinin
darah antara0,8-2 mg/ml
6. Tidak ada tanda-tanda bendungan,yabg di buktikan dengan pemeriksaan urogram
7. Tidak ada tanda-tanda hipertensi
8. Mendapat terapi
SOAL
1. Seorang wanita mengaku hamil 28 minggu dengan mengeluh sering batuk, kadang batuk
keluar darah, pusing, cepat lelah, mata berkunang-kunang, sakit dada, nafsu makan menurun
dan mengaku sering keluar keringat dingin pada malam hari. HPHT 01-08-2011, TP 08-05-
2012. Ibu mengaku pernah mengidap penyakit TB paru,salah satu keluarganya juga ada yang
mengidap penyakit TB Paru.
Apa tindakan yang harus dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Memberikan ibu penkes tentang pencegahan penularan penyakitnya seperti menutup mulut
pada saat batuk
b. Memberikan ibu dukungan secara terus menerus misalnya dukungan emosional
c. Berikan ibu suntikan insulin
d. Memberitahu ibu tentang tanda dan bahaya kehamilan
2. Ibu hamil datang mengaku hamil 28 minggu,anak pertama dan tidak pernah keguguran
dengan keluhan sering kencing pada malam hari, selalu merasa haus, dan selalu merasa
lapar.
Apa diagnose yang tepat untuk kasus diatas?
a. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan asma
b. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan TB paru
c. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan jantung
d. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan DM
5. Seorang ibu datang ke klinik bidan, ibu mengaku hamil pertama dan belum pernah ada
keguguran, usia kehamilan ibu 28 minggu. Ibu mengatakan mengeluh nyeri pada daerah
simfisis pada saat berkemih, ibu juga mengatakan sering BAK tetapi jumlahnya sedikit, air
kencing terasa panas dan air kencing berwarna gelap.
Apa tindakan yang harus dilakukan seorang bidan untuk menangani kasus tersebut?
a. Menganjurkan ibu untuk melakukan pengobatan rawat jalan dan menganjurkan ibu untuk
banyak minum dan melakukan kunjungan ulang.
b. Menganjurkan ibu untuk untuk melakukan teknik relaksai dengan cara beristirahat yang
cukup.
c. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang berlemak dan makanan yang
mengandung garam.
d. Mempersiapkan rujukan ke dokter spesialis.
6. Ibu 25 tahun datang ke klinik bidan pada tanggal 22-03-2013 pukul 10.00 wib. Ibu mengaku
hamil pertama dan tidak pernah keguguran . HPHT: 28-09-2012 TTP: 05-07-2013. Ibu
mengeluh pusing mata berkunang-kunang, apalagi ketika bangun dari duduk, nafsu makan
berkurang dan ibu merasakan keluhan sejak minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
TD:90/60, nadi 85x/i, suhu 370C, RR 25x/i. wajah ibu terlihat pucat, mata konjungtiva
anemis, dan pemeriksaan lab: HB 9gr%.
7. Ny.A umur 30 tahun datang ke klinik bidan dalam keadaan hamil, ibu mengatakan keluhan
sering buang air kecil, selalu merasa haus, merasa sering lapar, riwayat melahirkan bayi lebih
dari 4kg, riwayat DM dalam keluarga dan riwayat DM pada kehamilan.
Tindakan apa yang dilakukan oleh bidan setelah mengetahui keluhan dari Ny.A?
a. Anjurkan ibu untuk ke dokter
b. Pemeriksaan kadar glukosa darah
c. Berikan vitamin
d. Lakukan opname
8. Pada ibu hamil yang mengalami penyakit jantung harus melakukan pengawasan antenatal
yang teratur pada jadwal yang ditentukan, ibu hamil dengan kehamilan 28-30 minggu datang
ingin mendapat pengobatan khusus pada kelasnya.
apa tugas kita sebagai bidan?
a. Tidak memerlukan pengobatan tambahan
b. Membawa ibu ke rumah sakit
c. Kerjasama dengan ahli penyakit kardiologi dan pengobatan khusus sesuai kelas penambahan
penyakitnya pada kelas III
d. Pengobatan dan dirawat di rumah sakit
9. Ny.B 28 tahun mengaku hamil anak kedua dengan hamil 26 minggu. Ibu mengeluh sesak
saat batuk, sering kelelahan, apabila bernafas berbunyi. Ibu mengaku penderita asma sejak
kecil.
apa yang kita lakukan sebagai bidan?
a. Menganjurkan ibu tidak merokok
b. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
c. Memberikan oksigen, menganjurkan ibu tidur dengan posisi powler, menghindari factor
resiko alergi dan menganjurkan ibu memeriksakan diri ke dokter
d. Menganjurka ibu kunjungan ulang
10. Seorang ibu hamil datang ke klinik bidan, ibu mengaku usia kehamilan 24 minggu. Ibu
mengatakan mengeluh kepala sering pusing, lelah, lesu, lemah dan setelah di periksa oleh
bidan konjungtiva ibu pucat dan Hb 8gr%.
Obat-obatan seperti apa yang di berikan sebagai seorang bidan?
a. Metronidazole dengan dosis 3x1
b. Tablet Fe dengan dosis 1x1
c. Berikan ibu suntikan insulin
d. Lactase dengan dosis 2x1
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. B
4. B
5. A
6. C
7. B
8. C
9. C
10. B
REFERENSI
http://ekadinialawiyah.blogspot.com/2013/03/penyakit-yang-menyertai-kehamilan-dan.html