Anda di halaman 1dari 28

KEHAMILAN DI SERTAI PENYAKIT

KEHAMILAN DI SERTAI PENYAKIT


Pada saat kehamilan kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling mempengaruhi.
Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan ibu menjadi prioritas utama.
Idealnya pengobatan ibu dengan obat-obatan, pemeriksaan diagnostik dan pembedahan perlu
dihindarkan pada ibu hamil, tetapi bila diperlukan dapat dilakukan.
Kehamilan yang mana ibunya menderita penyakit pastilah tidak sama penanganan atau
kadang terdapat perbedaan asuhan yang akan diberikan. Dalam pemberian obat kita harus
bisa menghilangkan atau meminimalkan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang
diberikan. Karena seperti yang kita ketahui kebanyakan obet dapat memberikan efek
teratogenik yang dapat menyebabkan kematian janin. Olehnya itu kita harus bisa mengetahui
apa obat yang cock untuk ibu yang tidak membahayakan anaknya. Sehingga dengan
penanganan yang tepat penyakit yang menyertai kehamilan dapat meminimalkan efek pada
keadaan ibu dan janin.

1. DIABETES MELITUS
• Definisi
Diabetes mellitus merupakan komplikasi medis yang paling umum terjadi selama kehamilan.
Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama kehamilan. Pada pasien yang
telah menderita DM sebelumnya jika kemudian hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi
komplikasi pada janin yang dikandung, dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila
terjadi komplikasi-komplikasi diabetik. Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa
berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita
perlu mendapat insulin atau tidak.
Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai “unmasked” atau baru
ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat
keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat
abortus berulang.
• Diagnosis
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-baiknya. Terutama
dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa beberapa kali keguguran, riwayat pernah
melahirkan anak mati tanpa sebab, riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan
bayi lebih dari 4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam keluarga, riwayat DM
pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL > 4500 gr dan infeksi saluran kemih
berulang selama hamil.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan
glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam
kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral.
Diabetes Melitus pada kehamilan memiliki dampak serius pada ibu dan bayinya bila tidak
ditatalaksana dengan baik. Ada 2 jenis DM pada kehamilan yaitu
1) DM yang sudah dialami sejak sebelum hamil (DM pra gestasional);
2) DM yang baru dialami sejak hamil (DM gestasional/DMG).

• Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu keadaan di
mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai
komplikasi).Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan
metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.

• Gejala
Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit
diabetes yang lain yaitu
- sering buang air kecil (polyuri),
-selalu merasa haus (polydipsi), dan
-sering merasa lapar (polyfagi).
Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang hamil. Sayangnya penemuan
kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan
merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering kencing dan
banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.
Seperti halnya penyakit kencing manis pada umumnya, pada pemeriksaan gula darah pun
ditemukan nilai yang tinggi pada kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan serta bila
dilakukan pemeriksaan kadar gula pada urine (air kencing) juga ditemukan reaksi positif.
Pemeriksaan ini dapat diulang selama proses pengobatan dengan obat antidiabetes untuk
memantau kadar gula darah.

• Komplikasi pada Ibu dan Bayi


Komplikasi yang didapatkan pada ibu dengan diabetes gestasional berkaitan dengan
hipertensi, pre-eklampsia, dan peningkatan risiko operasi caesar.
kematian Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes dalam
kehamilan adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4 kg), hipoglikemia (kadar
gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium dalam tubuh rendah), hiperbilirubinemia
(bilirubun berlebihan dalam tubuh), sindrom gawat napas, dan janin. Faktor maternal (pada
ibu) yang berkaitan dengan peningkatan angka kejadian makrosomia adalah obesitas,
hiperglikemia, usia tua, dan multiparitas (jumlah kehamilan > 4). Makrosomia memiliki
risiko kematian janin saat dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu janin dapat nyangkut
serta dan peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi beberapa
jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu mengalami hiperglikemia (kadar gula
darah berlebihan) yang menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia (kadar hormone insulin
dalam tubuh janin berlebihan)
Komplikasi yang dapat terjadi pada diabetes mellitus gestasional adalah :
1. Komplikasi maternal (ibu) : Infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi kronik,
preeclampsia, kematian ibu.
2. Komplikasi fetal (janin) : Abortus spontan, kelainan kongenital, insufisiensi plasenta,
makrosomia, kematian intrauterin.
3. Komplikasi neonatal (bayi usia kurang dari 30 hari) : Prematuritas, kematian intrauterin,
kematian neonatal, trauma lahir, hipoglikemi, hipomagnesemi, hipokalsemi,
hiperbilirubinemi, sindrom gawat napas, polisitemia, thrombosis vena renalis.
4. Komplikasi anak : Gangguan tumbuh kembang, intelektual, obesitas, sampai diabetes
mellitus itu sendiri.

• Pencegahan
Konsensus PERKENI, 1997 menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan penyaring
(screening) pada pertemuan antenatal pertama. Bila hasilnya positif maka dapat disimpulkan
terjadi diabetes mellitus gestasional. Tetapi bila hasilnya negatif, maka dianjurkan melakukan
tes ulangan pada usia kehamilan 26-28 minggu. Dinilai dari keefektifan tes, hasil positif
tertinggi akan diperoleh pada kehamilan 26-28 minggu.
Berikut ini adalah kriteria diagnosis dari O’Sullivan-Mahan dan kriteria hasil pemeriksaan
berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI:
Kriteria diagnosis dari O’Sullivan-Mahan (1964):
Diagnosis Kadar glukosa darah (mg/dl)
Batas nilai normal <90 1 jam pasca puasa <165 2 jam pasca puasa <145 3 jam pasca puasa
<125 Diagnosis ditegakkan apabila terdapat dua atau lebih hasil yang abnormal. Kriteria hasil
pemeriksaan berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI: Kadar glukosa darah (mg/dl) Kriteria
>200 Diabetes mellitus
140–200 Toleransi glukosa terganggu
<140 Normal
Pemeriksaan yang dianjurkan dari modifikasi WHO-PERKENI ini adalah pemeriksaan kadar
glukosa darah dua jam pasca pemberian beban glukosa 75 gram.

• Penanganan
Secara umum, ada 4 cara pengendalian DMG yaitu perencanaan makan dan aktivitas jasmani,
terapi obsetrik, dan obat hipoglikemik oral dan terapi insulin, apabila kadar gula darah
terlampau tinggi bisa dilakukan opname untuk regulasi dengan insulin baik intravena maupun
suntikan subkutan. Obat tambahan lain bisa dengan vitamin vitamin untuk menjaga kondisi
tubuh pasien. Penatalaksanaan DMG bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu, serta kesakitan dan kematian perinatal oleh karena itu harus dilakukan secara
terpadu oleh spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri ginekologi, ahli gizi dan spesialis
anak.
Pemantauan pada ibu dengan DMG meliputi seluruh aspek yang berhubungan dengan
resistensi insulin. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan pada periode pasca melahirkan
antara lain.
a) gangguan metabolisme glukosa dan
b) risiko cardiovascular disease,
c) Proses menyusui,
d) Penggunaan kontrasepsi,
e) Pencegahan menjadi DM tipe 2.

Meskipun sebagian besar ibu dengan DMG akan kembali normal pasca melahirkan namun
tetap ada risiko berkembang menjadi DM tipe 2. Oleh karena itu penatalaksanaan diabetes
pada kehamilan sebaiknya dilakukan dengan optimal sehingga dapat menurunkan risiko
kematian pada ibu dan bayi.
1. Perencanaan makanan (diet)
Penanganan DMG yang terutama adalah diet, yang perlu diperhatikan dalam pengaturan diet
wanita hamil adalah kebutuhan kalori pada wanita hamil tidak sama dengan wanita normal
sekalipun wanita hamil tersebut menderita kencing manis.
Dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk
dipertimbangkan kalori yang lebih mudah. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB
ideal = (TB-100)-10% BB.Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang
diperhitungkan dari:
• Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
• Kalori kegiatan jasmani 10-30%
• Kalori untuk kehamilan 300 kalor
• Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal atau
normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah
120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan
ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan selanjutnya
rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan berat badan yang
dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5
kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).

2. aktivitas jasmani (Olahraga)


Bersepeda dan olah tubuh bagian atas direkomendasikan pada wanita dengan diabetes
gestasional. Para wanita dianjurkan meraba sendiri rahimnya ketika berolahraga, apabila
terjadi kontraksi maka olahraga segera dihentikan. Olahraga berguna untuk memperbaiki
kadar glukosa darah
3. Terapi Insulin
Penderita yang sebelum kehamilan memerlukan insulin diberikan insulin dengan dosis yang
sama seperti sebelum kehamilan sampai didapatkan tanda-tanda perlu ditambah atau
dikurangi. Terapi insulin direkomendasikan oleh The American Diabetes Association (1999)
ketika terapi diet gagal untuk mempertahankan kadar gula darah puasa < 95 mg/dl atau 2 jam
setelah makan kadar gula darah < 120 mg/dl.
4. Terapi obsetrik
Pada penderita diabetes gestational yang tidak berat, dapat dikendalikan gula darah melalui
diet saja, tidak memiliki riwayat melahirkan bayi makrosomia, maka ibu dapat melahirkan
secara normal dalam usia kehamilan 37 – 40 minggu selama tidak ada komplikasi lain.
Apabila diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan dengan insulin , maka
sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini pada kehamilan 36 – 38 minggu terutama bila
kehamilannya diikuti oleh komplikasi lain seperti makrosomia, pre-ekalmpsia, atau kematian
janin. Pengakhiran kehamilan lebih baik lagi dengan induksi (perangsangan) atau operasi
Caesar.
Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko meningkat untuk mengalami diabetes tipe
2 setelah melahirkan. Kadar glukosa darah ibu harus diperiksa 6 minggu setelah melahirkan
dan setiap 3 tahun ke depan.
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu
dilakukan induksi pada minggu ke 36 – 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat
persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis
kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.

2. JANTUNG
• Definisi
Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan
anatomic pada berbagai system organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi
perobahan hormonal didalam tubuhnya, Perobahan yang terjadi dapat mencakup system
gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal dan saraf Perobahan
yang terjadi pada satu system dapat saling memberi pengaruh pada system lainnya dan dalam
menanggulangi kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan perobahan yang terjadi pada
masing-masing system, Perobahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolic yang disebabkan
kebutuhan janin, plasenta dan rahim.
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan termasuk system
kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit
jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada
saat kehamilan.
• Diagnosis
Dari anamnesis sering diketahui bahwa wanita itu penderita penyakit jantung baik sebelum
hamil maupun dalam kehamilan yang terdahulu terutama pada penyakit demam reumatik.
Burwell dan Metcalfe mengajukan 4 kriteria. Diagnosis ditegakkan bila ada satu dari kriteria :
a. Bising diastolic, presistolik, atau bising jantung terus menerus
b. Pembesaran jantung yang jelas
c. Bising sistolik yang nyaring, terutama bila disertai thrill
d. Aritmia
Pada wanita hamil yang tidak menunjukan salah satu gejala tersebut jarang menderita
penyakit jantung. Bila terdapat gejala decompensasi jantung pasien harus di golongkan satu
kelas lebih tinggi dan segera dirawat
Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan :
EKG untuk mengetahui kelainan irama, kardiomegali, tanda penyakit perikurdium iskemia,
atau infark dapat dikemukakan tanda-tanda aritmia.
Ekokardiografi untuk mengetahui kelainan fungsi dan anatomi dari bilik katup dan
pericardium.
Pemeriksaan radiology dihindari dalam kehamilan, namun jika memang diperlukan dapat
dilakukan dengan memberikan perlindungan di abdomen dan pelis.

• Patofiologi
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya
darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu dalam
kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya masih dalam
batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena
a. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan puncaknya pada
UK 32-36 minggu
b. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke kiri, dan
ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan
putaran.
Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan volume
plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan
terjadinya anemia delusional (pencairan darah). 12-24 jam pasca persalinan terjadi
peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vascular ke dalam pembuluah
darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca persalinan yang mengakibatkan
hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca persalinan merupakan
penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh karena
itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam
kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke kiri
dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit jantung
akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi
decompensasi cordis.

• Gejala
Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:
cepat merasa lelah,
jantung berdebar-debar
sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut (sionosis),serta
bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
Manifestasi klinis mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah
tanda dan gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato
megali, dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan.
Namun gejala dan tanda ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya terdapat
riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis. Perlu diawasi saat-saat
berbahaya bagi penderita penyakit jantung yang hamil yaitu :
a. Antara minggu ke 12 dan 32. Terjadi perubahan hemodinamik, terutama minggu ke 28 dan
32, saat puncak perubahan dan kebutuhan jantung maksimum
b. Saat persalinan. Setiap kontraksi uterus meningkatkan jumlah darah ke dalam sirkulasi
sistemik sebesar 15 – 20% dan ketika meneran pada partus kala ii, saat arus balik vena
dihambat kembali ke jantung.
c. Setelah melahirkan bayi dan plasenta. Hilangnya pengaruh obstruksi uterus yang hamil
menyebabkan masuknya darah secara tiba-tiba dari ekstremitas bawah dan sirkulasi
uteroplasenta ke sirkulasi sistemik
d. 4-5 hari seetelah peralinan. Terjadi penurunan resistensi perifer dan emboli pulmonal dari
thrombus iliofemoral.
Gagal jantung biasanya terjadi perlahan-lahan, diawali ronkhi yang menetap di dasar paru
dan tidak hilang seteah menarik nafas dalam 2-3 kali.
Gejala dan tanda yang biasa ditemui adalah dispnea dan ortopnea yang berat atau progresif,
paroxysmal nocturnal dyspnea, sinkop pada kerja, nyeri dada, batuk kronis, hemoptisis, jari
tabuh, sianosis, edema persisten pada ekstremitas, peningkatan vena jugularis, bunyi jantung
I yang keras atau sulit didengar, split bunyi jantung II, ejection click, late systolic click,
opening snap, friction rub, bising sistolik derajat III atau IV, bising diastolic, dan cardio
megali dengan heaving ventrikel kiri atau kanan yang difus.

• Pengaruh paada kehamilan dan persalinan


Pengaruh Kehamilan dan Persalinan terhadap Penyakit Jantung
Pada kehamilan 32 – 36 minggu terjadi hipervolumia
Pada kala II, dimana wanita hamil mengerahkan tenaga untuk mengedan dan memerlukan
kerja jantung berat.
Pada pasca persalinan dimana darah dari ruang intervilus plasenta yang sudah lahir, sekarang
masuk kedalam sirkulasi darah ibu.
Pada masa nifas, kemungkinan terjadi infeksi. ifikasi dan insiden
• Pencegahan
Selain pemeriksaan laboratorium rutin juga dilakukan pemeriksaan :
a. EKG untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, kardiomegali, tanda
penyakit pericardium, iskemia, infark. Bisa ditemukan tanda-tanda aritmia.
b. Ekokardigrafi. Meteode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahu kelainan fungsi
dan anatomi dari bilik, katup, dan peri kardium
c. Pemeriksaan Radiologi dihindari dalam kehamilan, namun jika memang diperlukan dapat
dilakukan dengan memberi perlindung diabdomen dan pelvis.
• Penanganan
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli jantung. Secara
garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban kerja jantung dengan tirah baring,
menurunkan preload dengan deuretik, meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis,
dan menurunkan after load dengan vasodilator.
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan
Kelas II
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus menghindari aktifitas yang
berlebihan, terutama pada UK 28-32 minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk. Kedua
kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan pervaginam,
namun harus diawasi dengan ketat. Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring
minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan (75 mll/jam) diet tinggi
protein, rendah garam dan membatasi kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan
seminggu sekali setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum waktu
kelahiran. Lakukan persalinan pervaginam kecuali terdapat kontra indikasi obstetric. Metode
anastesi terpilih adalah epidural. Kala persalinan biasanya tidak berbahaya. Lakukan
pengawasan dengan ketat. Pengawasan kala I setiap 10-15 menit dan kala II setiap 10 menit.
Bila terjadi takikardi, takipnea, sesak nafas (ancaman gagal jantung), berikan digitalis berupa
suntikan sedilanid IV dengan dosis awal 0,8 mg, dapat diulang 1-2 kali dengan selang 1-2
jam. Selain itu dapat diberi oksigen, morfin (10-15 mg), dan diuretic. Pada kala II dapat
spontan bila tidak ada gagal jantung. Bila berlangsung 20 menit dan ibu tidak dapat dilarang
meneran akhiri dengan ekstraksi cunam atau vacum dengan segera. Tidak diperbolehkan
memaki ergometrin karena kontraksi uterus yang bersifat tonik akan menyebabkan
pengembalian darah ke sirkulasi sistemik dala jumlah besar. Rawat pasien sampai hari ke 14,
mobilisasi bertahap dan pencegahan infeksi, bila fisik memungkinkan pasien dapat menyusui.
Kelas III
Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat diberikan diuretic.
Kelas IV
Harus dirawat di RS . Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko terlalu berat.
Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari 12 minggu. Jika kehamilan
dipertahankan pasien harus terus berbaring selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung
mutlak harus dirawat dan berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis,
dan diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang.
Pemberian oksitosin cukup aman. Umumnya persalinan pervaginam lebih aman namun kala
II harus diakhiri dengan cunam atau vacuum. Setelah kala III selesai, awasi dengan ketat,
untuk menilai terjadinya decompensasi atau edema paru. Laktasi dilarang bagi pasien kelas
III dan IV.
Operasi pada jantungn untuk memperbaiki fungsi sebaiknya dilakukan sebelum hamil. Pada
wanita hamil saat yang paling baik adalah trimester II namun berbahaya bagi bayinya karena
setelah operasi harus diberikan obat anti pembekuan terus menerus dan akan menyebabkan
bahaya perdarahan pada persalinannya. Obat terpilih adalah heparin secara SC, hati-hati
memberikan obat tokolitik pada pasien dengan penyakit jantung karena dapat menyebabkan
edema paru atau iskemia miocard terutama pada kasus stenosis aorta atau mitral.

3. SISTEM PERNAPASAN
Pada umumnya penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan dan nifas,
walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada system pernapasan, karena uterus
yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru keatas serta sisa-sisa udara dalam
paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu meenjadi lebih parah. Ada 3 jenis
penyakit paru-paru yang perlu perhatian dalam kehamilan yaitu TBC, asma bronchial,
pneumonia, bronchitis dan influenza.
1. TUBERKULOSIS PARU-PARU
Diagnosa
Dalam anamneses Ibu mengatakan pernah berobat penyakit paru-paru

Keluhan dan gejala-gejala :


Batuk menahun, batuk darah, dan kurus kering.
Pemeriksaan fisis-diagnostik :
Pada paru-paru dijumpai adanya kelainan bunyi pernapasan.

Penanganan :
 Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya.
 Pengobatan harus selalu bekerja sama dengan ahli paru-paru
 TBC paru-paru tidak merupakan indikasi abortus buatan dan terminasi kehamilan

2. ASMA
Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat. Dalam batas yang wajar asma
tidak banyak pengaruhnya terhadap persalinan. Penyakit asma yang berat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui gangguan
pertukaran o2 dan co2.

3. PENYAKIT PNEUMONIA
Penyakit radang paru-paru pneumonia dapat terjadi dalam kehamilan , persalinan atau nifas.
Pneumonia saat kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan pernapasan
mengganggu pertukaran o2 dan co2 sehingga membahayakan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim sampai terjadi keguguran dan persalinan premature.

4. BRONCHITIS DAN INFLUENZA


Bronchitis dan influenza pada kehamilan dijumpai ringan sehingga tidak membahayakan jiwa
ibu maupun janin. Dengan pengobatan biasa sebagian besar sembuh sehingga kehamilan
dapat berlangsungdengan baik.

4. SISTEM PENCERNAAN
• Definisi
Gangguan pencernaan wanita hamil disebabkan oleh gangguan hormon kehamilan, janin
yang semakin membesar, dan memenuhi rongga perut anda, plus gaya hidup serta pola
makan anda sebelum hamil. jadi jika sebelum hamil anda sudah memiliki masalah
pencernaan, anda harus ekstra waspada sebab mungkin penyakit itu bertambah parah apabila
gaya hidup anda tidak berubah.
1. Hipermesis :
• Definisi
Hipermesis atau mual dan muntah wajar dialami wanita di 12 minggu pertama kehamilannya
karena perubahan hormon. Selama trisemester pertama anda dianjurkan untuk mengurangi
porsi dan menambah frekuensi makan serta menghindari minuman berkarbonasi. Umumnya
mual, atau muntah akan berakhir setelah melewati minggu ke-12 kehamilan.Namun jika mual
atau muntah berlangsung lebih lama dan parah sampai anda menderita dehidrasi (hiperemesis
gravidarum), Anda harus mewaspadainya sebab bayi didalam kandungan bisa ikut
kekurangan cairan. Beberapa indikasi Hiperemesis lain mencakup :
Rendahnya kadar sodium, klorida, dan potasium dalam darah
Dalam beberapa kasus, detak jantung bisa lebih dari 100 detak / menit dan tekanan darah
menurun.
Berat badan turun 5% dari berat badan sebelum hamil.
Ketidakseimbangan gizi dan metabolisme.
Tidak bisa beraktivitas normal.
• solusi
Solusinya bagi anda penderita hiperemesis parah, anda perlu mendapatkan penanganan
langsung di rumah sakit, karena anda perlu diopname untuk mendapatkan cairan dan juga
makanan melalui infus sebagai pengganti cairan tubuh atau nutrisi yang hilang. Dokter jaga
akan memberi anda obat anti mual dan muntah, serta obat-obatan lain yang akan disesuaikan
dengan tingkat keparahan hiperemesis anda. Berikut beberapa hal yang bisa anda lakukan
untuk mengurangi masalah ini :

Istirahat lebih panjang. Bila dokter menyarankan bed rest, lakukanlah meski anda tetap harus
sedikit bergerak mengingat otot perlu peregangan.
Minumlah teh herbal, jahe, atau pepermint. banyaklah minum untuk menggantikan air yang
hilang.
Terapi hipnosis. kendalikan keinginan muntah dengan hipnosis dan andapun bisa
meneruskan terapi ini sampai persalinan tiba.
Jangan segera turun tempat tidur sewaktu bangun pagi tetapi makanlah biskuit dengan teh
hangat. Makanan atau minuman hangat bisa meredakan badai di perut anda.
Hindari makanan berminyak dan berlemak seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat
menimbulkan rasa mual dan ingin muntah.
2. Konstipasi
• Definisi
Konstipasi adalah kondisi pencernaan dimana anda bisa buang air besar kurang dari tiga kali
seminggu. Konstipasi adalah masalah umum yang dialami wanita hamil dan pasca
melahirkan. Hormon kehamilan yang tinggi membuat pergerakan otot pada usus besar
melambat. selain itu, janin yang makin besar akan menekan usus besar sehingga mengganggu
aktivitas normalnya. Pasca melahirkan, konstipasi diakibatkan oleh episotomi (pengguntingan
dan penjahitan kembali bibir vagina), atau pada persalinan caesar, yang mana usus besar
lumpuh sementara karena pembiusan. Konstipasi memiliki berbagai gejala seperti sulit buang
air besar, kembung, atau bentuk kotoran keras dan kecil-kecil. sebaiknya begitu anda
merasakan ingin buang air besar,segeralah ke kamar mandi sebab menahan buang air besar
akan membuat konstipasi semakin parah
• Solusi :
Jalan cepat selama 30 menit perhari dapat membuat usus besar anda menegang sehingga
nada tidak merasa kembung
Minum setidaknya 10 gelas air putih perhari, karena selama kehamilan, jumlah air yang
terserap dari pencernaan ke dalam darah meningkat.
Mintalah resep suplemenkalsium, setidaknya 200 mg per tablet dengan dosis 5-6 kali per
hari dan multivitamin yang mengandung ekstra zat besi,folat, dan vitamin B kepada doter
kandungan anda. Jika memungkinkan , konsumsilah folat sejak 3-6 bulan sebelum anda
hamil.
memperbanyak konsumsi serat. pilih roti gandum utuh daripada ropi putih biasa. Tambahkan
buah dan sayur dengan kulitnya pada menu anda. Pecahkan jadwal makan anda menjadi 5-6
kali makan porsi kecil kaya serat
Dalam beberapa kasus, pencahar diperlukan untuk kasus konstipasi yang berkelanjutan.
dokter kandungan anda akan memberikan resep pencahar yang aman untuk menurunkan
ketegangan di dinding usus serta melembutkan kotoran agar dapat keluar dengan mulus.

3. Heartburn
• Definisi
Heartburn atau reflux adalah rasa panas di bagian ulu hati hingga ke kerongkongan karena
asam lambung yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya hormon progesteron pada
kehamilan trsemester pertama. Bagi penderita sakit lambung (maag), perlu lebih waspada
terhadap heartburn.
• Solusi:
Hindari makanan berlemak, gurih dan gorengan, serta hindaru juga kafein, rokok dan
alkohol.
Kurangi konsumsi sayuran seperti kol, selada dan brokoli yang tinggi gula. meski sehat,
sayur-sayuran itu akan meningkatkan jumlah asam di perut.
Tunggu satu jam setelah makan sebelum anda berbaring.
Jika anda sedang mengalami heartburn, konsumsi yoghurt atau segelas susu. anda bisa
tambahkan sesendok madu ke dalam susu yang hangat.
Sebelum mengonsumsi obat atau menjalani perawatan untuk masalah fisik ataupun mental,
anda perlu menimbang antara manfaat dan resiko. Obat-obatan memiliki manfaat
menyembuhkan tetapi bisa jadi ada efek samping terhadap janin.Jadi, selalu konsultasikan
kesehatan anda ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat bebas sekalipun.

4. Hernia hiatus diafragmatika


Hernis histus diafragmatika ialah masuknya bagian atas lambung kedalam lubang diafragma.
Kelainan ini seringdijumpai dalam kehamilan kira-kira 17 % terutama dalam kehamilan
trisemester III dan sering pada multipara dalam usia lanjut. Kelainan ini akan sembuh sendiri,
setelah anak lahir. Penderita mungkin mengeluh tentang ganguan pencernaan berupa
pirosis,muntah, kadang-kdang hematisis, berat badan menurun atau kadang-kadang tak ada
keluhan sama sekali. Kalau keluhan meningkat, mungkin ada hubungan dengan dua faktor
yaitu wanita tersebut telah menderita hernia hiatus dan isi lambung yang bertambah besar,
sedangkan kalau mengira gejala-gejala tersebut disebabkan oleh karena hamil biasa, sedang
kalau diperiksa dengan foto rontgen mungkin dijumpai adanya hernia. Hernia hiatus jarang
mengalami strangulasi hernia dalam kehamilan dan kalau ada biasanya penderita mengeluh
sesak napas, sianotik, kadang-kadang dapat jatuh dalam syok.
Penanganannya adalah simptomatik, penderita ditidurkan setengah duduk, makanan diberikan
dalam porsi kecil-kecil. Kalau hernia tersebut telah diketahui sebelum hamil, sebaiknya
penderita tidak hamil, atau dilakukan operasi lebih dulu.
5. Gastritis
Diagnosis gastritis sering dibuat dalam kehamilan muda, hanya atas dasar keluhan penderita,
seperti mual, muntah-muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri didaerah epigastrium dan
sebagainya. Dan setelah diperiksa dengan teliti ternyata penderita tidak menderita gastritis
akan tetapi mungkin emesis (hiperemesis), pirosis, esofagitis. Penderita diobservasi dan
ditentukan terapi konservatif seperti gastritis diluar kehamilan .

5. SISTEM HEMATOLOGI
a. Anemia

Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang
kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki
cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control
(1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester
pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).

Wanita hamil berisiko menderita anemia dengan gejala cepat lelah, nafas pendek, dan
sering pusing. Gangguan ini bisa disebabkan karena kekurangan zat besi. Pada masa
kehamilan zat besi sangat diperlukan untuk memproduksi sel-sel darah merah janin sehingga
kebutuhan akan zat besi bertambah dua kali lipat. Anemia pada wanita hamil juga bisa
disebabkan oleh kekurangan asam folat. Akibat kekurangan asam folat, janin bisa mengalami
risiko kecacatan otak dan sumsum tulang belakang. Anemia juga dapat meningkatkan risiko
penyakit infeksi setelah melahirkan. Pada kondisi ini wanita hamil disarankan untuk
mengatur nutrisi pada makanannya atau bila perlu mengkonsumsi suplemen zat besi dan
asam folat selama hamil.

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan
gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan
jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC)
meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang
atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia
defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya
gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat
besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.

b. Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan


sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi
pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta
kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti
laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

c. Etiologi Anemia Pada Kehamilan

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :

a) Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

b) Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

c) Kurangnya zat besi dalam makanan.

d) Kebutuhan zat besi meningkat.

e) Gangguan pencernaan dan absorbsi.

d. Gejala Klinis

Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat
bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol,
ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya.
Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan
epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin <>

e. Derajat Anemia

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal
(≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan
hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil adalah sebesar 11.28
mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.

Klasifikasi anemia yang lain adalah :

a. Hb 11 gr% : Tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7 – 8 gr% : Anemia sedang

d. Hb < style=""> : Anemia berat.

f. Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak
cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas,
berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,
perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan
lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan
darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga
terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan
proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas
(subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan
gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-
lain)

g. Pengobatan Anemia

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar
tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan
diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan
1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah
terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu
menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan
tidak berbahaya
6. SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadi proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut
dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Infeksi saluran kemih adalah bila pada
pemeriksaan urin, ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urin yang
diperiksa harus bersih, segar dan dari aliran tengah atau diambil denagn fungsi suprasimpisis.
Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml disebut dengan istilah
bakteriuria.

Macam-macam infeksi saluran kemih :


1) BAKTERI URIA TANPA GEJALA (ASIMPTOMATIK)
Frekuensi bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2-10 %, dan dipengaruhi oleh paritas, ras,
sosioekonomi wanita hamil tersebut. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan
kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan
premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeclampsia. Oleh karena itu pada wanita
hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri
yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali. Pengobatan dapat dilakukan dengan
pemberian sulfonamide, ampisilin, atau nitrofurantoin.

2) BAKTERIURIA DENGAN GEJALA (SIMPTOMATIK)

a. Sistitis
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran kemih.
SIstitis ini sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas, penyebab utama adalah E. coli,dapat
pula oleh kuman-kuman yang lain.
o Faktor predisposisi
Uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping
penggunaan kateter yang sering dipakai dalam usaha mengeluarkan air kemih dalam
pemeriksaan ginekologik atau persalinan.
o Gejala-gejala
 Kencing sakit terutama pada akhir berkemih
 Meningkatnya frekuensi berkemih dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian atas simfisis
 Perasaan ingin berkemih yang tidak dapat ditahan
 Air kemih kadang-kadang tersa panas
 Suhu badan mungkin normal atu meningkat
 Nyeri di daerah suprasimfisis

o Pengobatan : Dapat diobati dengan sulfonamide, ampisilin, eritromisin.


b. Pielonefritis akuta
Pielonefritis akuta merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai dalam kehamilan,
dan frekuensinya kira-kira 2%, terutama pada kehamilan terakhir dan permulaan masa
nifas.Penyebab utam adalah E.coli, dan dapat pula oleh kuman-kuman lain seperti
stafilokokkus aureus, baasillis proteus, dan pseudomonas aeruginosa.
o Gejala-gejala
 Penyakit biasa timbul mendadak
 Wanita yang sebelumnya merasa sakit sedikit pada kandung kemih
 Tiba-tiba menggigil
 Badan panas
 Rasa nyeri dipunggung terutama sebealh kanan
 Nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, dan kadang-kadang diare

o Pengobatan
 Penderita harus dirawat, istirahat berbaring, dan diberikan cukup cairan dan antibiotika
seperti ampisilin atau sulfonamide, sampai tes kepekaan kuman ada, kamudian antibiotika
disesuaikan dengan hasiltes kepekaan tersebut.

c. Glomerulonefritis akuta
Glomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap
saat dalam kehamilan, dan pnderita nefritis dapat menjadi hamil.biasanya disebakan oleh
streptococcus beta -haemolyticus jenis A.glomerulonefritis akuta mmpunyai pngaruh tidak
baik terhadap hasil konsepsi,terutama yang d sertai tkanan darah yang sangat tinggi dan
insufisiensi ginjal ,dapat menyebabkan abortus.partus prematururus dan kematian janin.
o Pengobatan
 Istirahat baring sama dengan diluar kehamilan
 Diet yang sempurna dan rendah garam,
 Pengendalian hepertensi srta kesimbangan cairan dan elktrolit

d. Glomeruloneferitis kronika
Ialah pnyakit yang sudah di derita oleh ibu hamil beberapa tahun sebelumnya karena itu pada
pemeriksaan khamilan pertama dapat dijumpai proteinuria,sedimen yang tidak normal dan
hepertensi.
o Gejala-gejala
 Terdapat proteinuria
 Kelainan sedimen dan hipertensi
 Edema di muka
 Anemia

e. Sindroma nefrotik
Sindroma nefrotik dahulu di kenal dengan nama nefrosis ialah suatu kumpulan gejala yang
terdiri atas udem ,proteinuria (> dari 5 gram sehari),hipoalbuminemia dan
hiperkolestrolmia.penyakit-penyakit yang dapat menyertai sindroma nefrotik ialah
glomerulo-nefritis kronika (paling sering),lupus eritematosus, diabetes militus, amiloidosis,
sifilis dan thrombosis vena renalis.

f. Gagal ginjal mendadak


Gagal ginjal mendadak dalam kehamilan adalah komplikasi yang sangat gawat dalam
kehamilan dan nifas,karena dapat menimbulkan kematian,atau kerusakan fungsi ginjal yang
tidak bisa sembuh lagi.pnderita yang mengalami gagal ginjal mendadak ini sring di jumpai
pada kehamilan muda 12-18 minggu,dan kehamilan yang telah cukup bulan.
o Gejala-gejala
 Sepsis
 adanya tanda-tanda oliguri mendadak dan asothemia
 pembekuan darah intra paskuler

o Pengobatan
 Penderita di beri infus atau trnfusi darah
 Di perhatikan kesembangan elektrolit dan cairan
 Lakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda.

g. Ginjal polikistik
Polikistik merupakan kelainan bawaan (herditer).kehamilan umumnya tidak mmpengaruhi
perkembangan pembentukan Ginjal kista pada ginjal,begitu pula sebaliknya.akan tetapi bila
fungsi ginjal kurang baik ,maka kehamilan akan memperberat atau merusak fungsinya
.sebaliknya wanita yang telah mempunyai klainan sebaiknya tidak hamil karena
kemungkinan timbul komplikasi akibat kehamilan yang sangat tinggi.

h. Tuberklosis ginjal
Jarang di jumpai wanita hamil dengan tubrklosis ginjal ,walaupun dalam literatur di sebutkan
ada.kehamilan akan mmpengaruhi TBC ginjal trsebut bila tidak di obati.TBC pada ginjal
dapat hamil terus ,asal fungsi ginjalnya baik. Terapi TBC ginjal sama dengan trapi TBC
organ-organ lain. Untuk mmbuat diagnose TBC ginjal diperlukan pemeriksaan laboratorium
khusus.

i.Kehamilan Pasca Nefrektomi


Pada pendrita yang mempunyai satu ginjal karna kelainan congenital atau pasca nefrktomi,
dapat atau boleh hamil sampai aterm asal fungsi ginjalnya normal. Perlu pemeriksaan fungsi
ginjal sebelum hamil dan selama kehamilan serta diawasi dengan baik, karena kemungkinan
timbulnya infeksi saluran kemih. Persalinan dapat berlangsung pervaginam kecuali dalam
keadaan-keadaan tertentu.
j. Kehamilan Pasca Transplantasi Ginjal
Sampai akhir ini masih terdapat laporan tentang kehamilan sampai cukup bulan, setelah
wanita yang mengalami transplantasi ginjal. Proknosisnya cukup baik, bila ginjal yang
diimplantasikan tersebut berasal dari donor yang hidup. Namun bila ginjal yang
ditransplantasikan tersbut berasal dari ginjal donor yang telah meninggal (kadaver), maka
kemungkinan akan terjadi kerusakan atau fungsi ginjal akan memburuk setelah 1 tahun,
sehingga pada wanita tersebut harus dilakukan dialisis terus menerus untuk mempertahankan
kehidupannya.Wanita yang menginginkan hamil setelah dapat transplantasi ginjal, haruslah
diawasi ketat oleh Spesialis Obstetri dan Spesialis Penyakit Ginjal.

Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang wanita yang telah mendapat transplantasi
ginjal, untuk diperbolehkan hamil antara lain sbb:
1. Kesehatan penderita dalam keadaan baik dalam waktu 1-2 tahun setelah mendapat
transplantasi ginjal.
2. tidak ada kontra indikasi obstetri untuk hamil
3. Tidak ada proteinuria
4. Tidak ada tanda-tanda penolakan graft
5. Fungsi ginjal harus baik ,dngan hasil pmeriksaan laboratorium didapat kadar kreattinin
darah antara0,8-2 mg/ml
6. Tidak ada tanda-tanda bendungan,yabg di buktikan dengan pemeriksaan urogram
7. Tidak ada tanda-tanda hipertensi
8. Mendapat terapi
SOAL
1. Seorang wanita mengaku hamil 28 minggu dengan mengeluh sering batuk, kadang batuk
keluar darah, pusing, cepat lelah, mata berkunang-kunang, sakit dada, nafsu makan menurun
dan mengaku sering keluar keringat dingin pada malam hari. HPHT 01-08-2011, TP 08-05-
2012. Ibu mengaku pernah mengidap penyakit TB paru,salah satu keluarganya juga ada yang
mengidap penyakit TB Paru.
Apa tindakan yang harus dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Memberikan ibu penkes tentang pencegahan penularan penyakitnya seperti menutup mulut
pada saat batuk
b. Memberikan ibu dukungan secara terus menerus misalnya dukungan emosional
c. Berikan ibu suntikan insulin
d. Memberitahu ibu tentang tanda dan bahaya kehamilan

2. Ibu hamil datang mengaku hamil 28 minggu,anak pertama dan tidak pernah keguguran
dengan keluhan sering kencing pada malam hari, selalu merasa haus, dan selalu merasa
lapar.
Apa diagnose yang tepat untuk kasus diatas?
a. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan asma
b. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan TB paru
c. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan jantung
d. Ibu G1P0A0 hamil 28 minggu dengan DM

3. Seorang wanita datang untuk memeriksakan kehamilan, HPHT 06-09-2012


TTP 13-06-2013. KU baik, adanya pembengkakan pada ekstremitas tangan dan kaki. Ibu
mengatakan selalu merasa haus,sering kencing pada malam hari dan selalu merasa lapar. Apa
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan untuk menegakkan diagnose terhadap kasus
tersebut?
a. Memeriksa fisik ibu secara keseluruhan
b. Pemeriksaan kadar gula urine ibu
c. Pemeriksaan EKG
d. Pemeriksaan foto rontgen
4. Jika seorang ibu hamil datang ke klinik bidan, setelah diperiksa keadaan umum ibu kurang
baik/lemas, kesadaran menurun, TD 100/50, nadi 85x/menit, respirasi 30x/menit, BB 48 kg,
BB sebelum hamil 45kg. mulut bau, ada pembesaran kelenjar thyroid di leher. Pada
pemeriksaan auskultasi jantung lupdup, paru-paru terdengar bunyi wheezing, ibu mengaku
pernah mengidap penyakit TBC.
Tindakan apa yang sebaiknya dilakukan oleh seorang bidan untuk menegakkan diagnose
tersebut?
a. Melakukan pemeriksaan urine
b. Melakukan pemeriksaan sputum ibu
c. Melakukan pemeriksaan Hb
d. Melakukan pemeriksaan EKG

5. Seorang ibu datang ke klinik bidan, ibu mengaku hamil pertama dan belum pernah ada
keguguran, usia kehamilan ibu 28 minggu. Ibu mengatakan mengeluh nyeri pada daerah
simfisis pada saat berkemih, ibu juga mengatakan sering BAK tetapi jumlahnya sedikit, air
kencing terasa panas dan air kencing berwarna gelap.
Apa tindakan yang harus dilakukan seorang bidan untuk menangani kasus tersebut?
a. Menganjurkan ibu untuk melakukan pengobatan rawat jalan dan menganjurkan ibu untuk
banyak minum dan melakukan kunjungan ulang.
b. Menganjurkan ibu untuk untuk melakukan teknik relaksai dengan cara beristirahat yang
cukup.
c. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang berlemak dan makanan yang
mengandung garam.
d. Mempersiapkan rujukan ke dokter spesialis.

6. Ibu 25 tahun datang ke klinik bidan pada tanggal 22-03-2013 pukul 10.00 wib. Ibu mengaku
hamil pertama dan tidak pernah keguguran . HPHT: 28-09-2012 TTP: 05-07-2013. Ibu
mengeluh pusing mata berkunang-kunang, apalagi ketika bangun dari duduk, nafsu makan
berkurang dan ibu merasakan keluhan sejak minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
TD:90/60, nadi 85x/i, suhu 370C, RR 25x/i. wajah ibu terlihat pucat, mata konjungtiva
anemis, dan pemeriksaan lab: HB 9gr%.

Apakah diagnose ibu tersebut?


a. G1P0A0 hamil 24 minggu dengan anemia sedang
b. G1P0A0 hamil 25 minggu dengan anemia ringan
c. G1P0A0 hamil 24 minggu dengan anemia ringan
d. G1P0A0 hamil 24 minggu dengan anemia berat

7. Ny.A umur 30 tahun datang ke klinik bidan dalam keadaan hamil, ibu mengatakan keluhan
sering buang air kecil, selalu merasa haus, merasa sering lapar, riwayat melahirkan bayi lebih
dari 4kg, riwayat DM dalam keluarga dan riwayat DM pada kehamilan.
Tindakan apa yang dilakukan oleh bidan setelah mengetahui keluhan dari Ny.A?
a. Anjurkan ibu untuk ke dokter
b. Pemeriksaan kadar glukosa darah
c. Berikan vitamin
d. Lakukan opname

8. Pada ibu hamil yang mengalami penyakit jantung harus melakukan pengawasan antenatal
yang teratur pada jadwal yang ditentukan, ibu hamil dengan kehamilan 28-30 minggu datang
ingin mendapat pengobatan khusus pada kelasnya.
apa tugas kita sebagai bidan?
a. Tidak memerlukan pengobatan tambahan
b. Membawa ibu ke rumah sakit
c. Kerjasama dengan ahli penyakit kardiologi dan pengobatan khusus sesuai kelas penambahan
penyakitnya pada kelas III
d. Pengobatan dan dirawat di rumah sakit

9. Ny.B 28 tahun mengaku hamil anak kedua dengan hamil 26 minggu. Ibu mengeluh sesak
saat batuk, sering kelelahan, apabila bernafas berbunyi. Ibu mengaku penderita asma sejak
kecil.
apa yang kita lakukan sebagai bidan?
a. Menganjurkan ibu tidak merokok
b. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi
c. Memberikan oksigen, menganjurkan ibu tidur dengan posisi powler, menghindari factor
resiko alergi dan menganjurkan ibu memeriksakan diri ke dokter
d. Menganjurka ibu kunjungan ulang

10. Seorang ibu hamil datang ke klinik bidan, ibu mengaku usia kehamilan 24 minggu. Ibu
mengatakan mengeluh kepala sering pusing, lelah, lesu, lemah dan setelah di periksa oleh
bidan konjungtiva ibu pucat dan Hb 8gr%.
Obat-obatan seperti apa yang di berikan sebagai seorang bidan?
a. Metronidazole dengan dosis 3x1
b. Tablet Fe dengan dosis 1x1
c. Berikan ibu suntikan insulin
d. Lactase dengan dosis 2x1

KUNCI JAWABAN

1. A
2. D
3. B
4. B
5. A
6. C
7. B
8. C
9. C
10. B

REFERENSI

Sukris,Adi.2011.Asuhan Kebidanan IV.Jakarta: Trans Info Media

https://www.google.com/search?q=penyakit yang menyertai kehamilan

http://ekadinialawiyah.blogspot.com/2013/03/penyakit-yang-menyertai-kehamilan-dan.html

Anda mungkin juga menyukai