TINJAUAN PUSTAKA
B. HL Blum
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat
kesehatanmasyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
perilaku manusia itu sendiri, seperti sikap dan gaya hidup.13
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat
yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi
oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga
kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk
mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program
pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang memerlukan. 13
4. Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit
keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronchial. 13
Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan
dengan derajat kesehatan, yaitu : 13
1. Life span yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau
dapat juga dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan
karena mati tua. 13
2. Disease or infirmity yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan
anatomisdari masyarakat. 13
3. Discomfort or ilness yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan
somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya. 13
4. Disability or incapacity yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit. 13
5. Participation in health care yaitu kemampuan dan kemauan masyarakat
untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk selalu dalam keadaan
sehat. 14
6. Health behavior yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota
masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan. 13
7. Ecologic behaviour yaitu perilaku masyarakat terhadap lingkungan,
spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem. 13
8. Interpersonal relationship yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya. 13
9. Social behaviour yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap sesamanya,
keluarga, komunitas dan bangsanya. 11
10. Interpersonal relationship yaitu kualitas komunikasi anggota masyarakat
terhadap sesamanya. 13
11. Reserve or positive health yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap
penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-
tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial. 13
12. External satisfaction yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap
lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi,
transportasi. 13
13. Internal satisfaction yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
aspek kehidupan dirinya sendiri. 13
Gambar 2.2 Kerangka Teori HL-BLUM
Faktor lingkungan dipengaruhi oleh wilayah tempat tinggal keluarga
binaan berada di pesisir pantai dan pengetahuan warga terhadap hipertensi
rendah . Faktor perilaku dipenggaruhi oleh pola makanan anggota keluarga
binaan tinggi garam, gaya hidup anggota keluarga binaan jarang berolahraga
dan terdapat anggota keluarga yang memiliki kebiasaan merokok. Faktor
herediter dipenggaruhi oleh terdapat riwayat keluarga hipertensi pada keluarga
binaan. Faktor pelayanan kesehatan dipenggaruhi oleh kurangnya penyuluhan
pada keluarga binaan. 13
d. Menyelamatkan masyarakat
Manfaat dari investasi sanitasi tentu saja terkait motto di
bidang kesehatan yang sudah dikenal luas, yaitu mencegah selalu
lebih murah dari mengobati. Bayangkan negara kita harus
kehilangan Rp 58 triliun pertahun karena kita memilih tidak
mengalokasikan anggaran sebesar Rp 11,2 triliun pertahun untuk
memperbaiki kondisi sanitasi. 16
e. Menjaga lingkungan hidup
Bank Pembangunan Asia (2009) menyatakan bahwa, kita
telah gagal menginvestasikan USD 1 untuk menangani sanitasi,
sehingga sungai kita tercemar, maka akan diperlukan pengeluaran
biaya sebesar USD 36 untuk memulihkan kembali kondisi air sungai
tersebut. 16
3. Keadaan Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan
penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:
a. Kesehatan
Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya
berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia
yang tidak benar. Memperbaiki yang satu tanpa memperhatikan
yang lainnya sangatlah tidak efektif. Penyakit yang ditimbulkan
oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air
limbah yang kurang baik diantaranya adalah: 16
1) Diare
2) Demam berdarah
3) Disentri
4) Hepatitis A
5) Kolera
6) Tiphus
7) Cacingan dan Malaria
b. Penggunaan air
Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa
memakan hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah
tangga. Dengan jumlah penggunaan 190 liter air per kepala per hari,
mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan hanya 0,7
liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan air untuk
rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan.
Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air
di sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga
70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di daerah yang penyediaan
airnya tidak mencukupi, dan hal tersebut juga bisa menambah
jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan benar. 16
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Air bersih banyak hubungannya
dengan pengelolaan sampah. 16
c. Biaya dan pemulihan biaya
Biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah
meningkat dengan cepat begitu konsumsi meningkat. Merencanakan
hanya satu sisi penyediaan air tanpa memperhitungkan biaya sanitasi
akan menyebabkan kota berhadapan dengan masalah lingkungan
dan biaya tinggi yang tak terantisipasi. Pada tahun 1980, Bank Dunia
melaporkan bahwa dengan menggunakan praktik-praktik
konvesional, untuk membuang air dibutuhkan biaya lima sampai
enam kali sebanyak biaya penyediaan. Ini adalah untuk konsumsi
sekitar 150 hingga 190 liter air per kepala per hari. Informasi lebih
baru dari Indonesia, Jepang, Malaysia dan A. S. menunjukkan
bahwa rasio meningkat tajam dengan meningkatnya konsumsi; dari
1,3 berbanding 1 untuk 19 liter per kepala per hari menjadi 7
berbanding 1 untuk konsumsi 190 liter dan 18 berbanding 1 untuk
konsumsi 760 liter. 16
d. Penggunaan ulang air.
Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan
sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi
disetujui atau tidak. Karena itu peningkatan penyediaan air
cenderung mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah,
diolah atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya
tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak merusak kesehatan
masyarakat. 16
4. Upaya Menangani Masalah Sanitasi Lingkungan
a. Pengadaan Air Bersih.
Air Hujan Penampungan Air hujan dapat ditampung didalam
suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi
masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke penampungan
tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut
dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk umum. Agar air sumur
pompa gali tidak tercemar oleh kotoran di sekitarnya, perlu adanya
syarat-syarat sebagai berikut: 16
1) Harus ada bibir sumur agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak
akan masuk ke dalamnya.
2) Pada bagian atas kurang lebih 3 m dari permukaan tanah harus
ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
3) Perlu diberi lapisan kerikil di bagian bawah sumur tersebut untuk
mengurangi kekeruhan. Sebagai pengganti kerikil, ke dalam
sumur ini dapat dimasukkan suatu zat yang dapat membentuk
endapan, misalnya aluminium sulfat (tawas).
b. Pemukiman rumah sehat
Pemukiman rumah secara umum dapat dikatakan sehat apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut: 16
1) Menuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan
dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang
mengganggu.
2) Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit
antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan
tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup,
memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik
yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara
lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.
c. Pengolahan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus
memperhatikan faktor-faktor, berikut: 16
1) Penimbunan sampah
2) Penyimpanan sampah
3) Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
4) Pengangkutan
5) Pembuangan