HEMOSTASIS
DISUSUN OLEH:
ARIANTI ARIFIN
ICHWAN ZUANTO
PEMBIMBING:
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia
yang telah diberikan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan referat dalam
Kepaniteraan Klinik Kardiologi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah
Shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW karena telah
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Achyar,
Sp.JP selaku pembimbing referat kami di Kepaniteraan Klinik SMF Kardiologi RSUP Fatmawati
Kami sadari betul bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
dari kontribusi dan interaksi dari 5 faktor, yaitu dinding pembuluh darah, trombosit,
menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri dan vena, mencegah kehilangan darah
karena luka, memperbaiki aliran darah selama proses penyembuhan luka. Koagulasi
tetap mengalir darah harus cair. Oleh karena itu dalam keadaan fisiologis, disamping
mekanisme koagulasi juga ada suatu mekamisme lain dengan efek antagonis yang
bertujuan untuk mengimbangi mekanisme koagulasi dan memelihara agar darah tetap
dan pembuluh darah yang tersumbat dapat dialirakan darah kembali. Koagulasi dan
fibrinolisis merupakan mekanisme yang saling berkaitan erat sehingga seorang tidak
juga sebaliknya. Dalam sistem koagulasis dan fibrinolisis terdapat sistem lain yang
mengatur agar kedua proses tidak langsung berlebihan. Sistem tersebut terdiri dari
antara aktifitas pembuluh darah, fungsi trombosit, interaksi antara prokoagulan dalam
atau trombus harus disingkirkan dari jaringan yang cedera. Hal ini dicapai dengan
jalur fibrinolisis. Produk akhir jalur ini adalah enzim plasmin, enzim proteolitik yang
Bila ada kerusakan dinding pembuluh darah, misalnya tusukan jarum pada
saat pengambilan sampel darah, maka pada tempat luka di dinding pembuluh darah
2. Adanya bahan kolagen, vWF, dll dari dinding pembuluh darah (terpapar karena
dinding pembuluh darah terluka) yang menarik trombosit untuk datang ke tempat
kerja dari beberapa factor pembekuan (prosesnya kompleks) yang berguna untuk
terhenti. Bila kita lihat maka di tempat tusukan jarum, sudah tidak keluar darah
lagi.
PEMBAHASAN
Hemostasis
yang rusak dan pencegahan pengeluaran darah sambil mempertahankan darah dalam
dan antikoagulasi. Selain itu, keseimbangan dipengaruhi oleh faktor lokal di berbagai
organ.
Trombosit
Trombosit adalah fragmen sel yang tidak berinti yang dibentuk oleh
megakariosit di sumsum tulang melalui perpanjangan ujung sel tersebut yang beredar
ke dalam pembuluh darah kapiler ketika mengalami jejas pada transendotelial oleh
dalam darah perifer. Trombosit beredar selama kurang lebih 10 hari dalam aliran
darah sebelum mereka difagositosis oleh makrofag di hati dan ginjal. Selama masa
hidup mereka, sebagian besar trombosit tidak pernah mengalami penempelan yang
kuat di sirkulasi. Hanya pada saat lapisan endotel pembuluh darah mengalami
kerusakan oleh jejas atau gangguan patologis, seperti yang ditemukan pada proses
memicu aktivasi dan adhesi trombosit secara tiba-tiba. Sebagai tambahan, beberapa
stimulus yang larut dalam darah dihasilkan lalu dilepaskan oleh trombosit yang
memanggil lebih banyak lagi trombosit menuju thrombus yang terbentuk melalui
berikatan satu sama lain, sebuah proses yang disebut dengan agregasi. Kejadian ini
melalui pembentukan sumbatan yang pada akhirnya mengarah pada penutupan defek
thrombus yang tidak terkontrol pada disfungsi pembuluh darah dapat menyebabkan
arteri yang disebabkan oleh ruptur atau erosi plak aterosklerosis yang berakibat pada
adhesi trombosit dan pembentukan thrombus di arteri koronaria atau arteri serebral
Komponen trombosit yang bersifat adhesif harus diatur dengan ketat untuk
memastikan bahwa sel telah teraktivasi di bawah kondisi yang sesuai untuk mencegah
kehilangan darah pada kasus jejas vaskular, sementara itu pada saat yang sama,
adhesi yang tidak diharapkan, yang dapat menjadi pembentukan thrombus, harus
dicegah. Trombosit, komponen darah yang hanya ditemukan dalam mamalia ini,
mempunyai beraneka macam reseptor adhesi dan regulator yang canggih untuk
menempel sebagai respon mereka terhadap beberapa stimulus yang jelas. Hal ini
membuat trombosit merupakan model utama dalam mekanisme seluler pada proses
adhesi. Peran utama mereka dalam penyakit iskemia kardio- dan serebrovaskular
telah membuat mekanisme sinyal dan protein membran adhesif pada trombosit
dan matriks ekstraseluler yang terpajan akibat jejas. Matriks ini mengandung
faktor von Willebrand (vWF). Mekanisme adhesi trombosit pada lokasi jejas
ditentukan oleh kondisi vaskular yang tersedia. Aliran darah dengan kecepatan aliran
yang lebih besar pada daerah tengah dibandingkan pada daerah tepi dalam dinding
vaskular, sehingga membuat perbandingan gaya gesek diantara lapisan cairan plasma
menjadi lebih besar pada daerah tepi dalam dinding vaskular. Peregangan meningkat
dengan adanya laju gaya gesek. Pada kondisi laju gaya gesek yang tinggi, seperti
terjadi pada gaya gesek yang rendah, misalnya pada vena dan arteri yang besar.
Ikatan antara GPIb dengan vWF tidak cukup untuk memediasi adhesi yang stabil
terjadi perubahan pada arah aliran darah. Selama proses ini, trombosit
ekstraseluler melalui reseptor GPVI. GPVI mengikat kolagen dengan afinitas yang
rendah, dengan demikian tidak mampu untuk memediasi adhesi dengan sendirinya,
namun memicu pelepasan sinyal intraselular yang mengubah integrin trombosit untuk
adenosine diphosphate (ADP) dan tromboksan A2 (TXA2). Kedua macam agonis ini
stimulasi reseptor yang berikatan dengan protein G (Gq, G12/G13, Gi), yang
aktivasi penuh trombosit. Pada kondisi ketika konsentrasi tinggi dari substrat agonis
ini berada dalam pembuluh darah, mungkin cukup untuk memediasi aktivasi
Adhesi yang kuat pada matriks ekstraseluler dimediasi oleh protein integrin
berafinitas tinggi yang berikatan dengan kolagen, fibronektin, dan laminin, bersama-
sama dengan protein utama integrin IIb3, berinteraksi dengan fibronektin dan vWF
utama, GPIb dan integrin IIb3. vWF ditemukan di badan Weibel-Palade dalam sel
konsentrasinya sekitar 10 g/mL. subunit vWF yang telah matur mengandung 2050
asam amino dan mengandung 4 domain berulang yang berbeda. Tiga domain A
homolog meregulasi proses interaksi dengan reseptor yang berbeda dan ligand
kolagen tipe VI, sedangkan kolagen I dan III berikatan melalui domain A3. Domain
kedua integrin trombosit, yaitu IIb3 dan v3. Interaksi diantara vWF dengan kompleks
reseptor GPIb-V-IX terjadi melalui domain A1 dan berperan penting dalam proses
adhesi awal trombosit ke lapisan subendotel dalam kondisi gaya gesek yang tinggi,
Dimer subunit vWF yang sudah matur bergabung satu sama lain dan menjadi
komponen dalam multimer besar yang berukuran sampai dengan 20 MDa. Multimer
terbesar dengan potensial trombogenik terkuat disimpan dalam trombosit dan sel
endotel dan kemudian disekresikan pada saat aktivasi seluler atau terjadi kerusakan.
Pada kondisi normal, vWF terlarut tidak mengalami interaksi yang bermakna dengan
terpajan di area jejas, vWF terlarut ini berubah menjadi substrat yang mempunyai
daya adhesi yang kuat. Pada penelitian in vitro menghasilkan bahwa perubahan
konformasi pada domain A1 vWF dapat merubah afinitasnya terhadap yang lain.
Ristocetin, antibiotik turunan dari bakteri Nocardia lurida dan botrocetin, protein bisa
ular dari Bothrops jararaca, menginduksi interaksi antara vWF dan GPIb-V-IX pada
kondisi statis, sedangkan pada kondisi in vivo, molekul vWF mungkin mengubah
konformasinya karena gaya gesek yang tinggi dan juga karena imobilisasinya di
permukaan.
primer yang berat pada hemostasis dan koagulasi. Namun, kontras dengan GPIb,
vWF sepertinya tidak esensial dalam pembentukan thrombus, karena banyak adhesi
tertunda yang terjadi walaupun dalam kondisi aliran darah arterial. Hal tersebut
ligand lainnya. Salah satu ligand tersebut adalah thrombospondin-1, yang telah
menunjukkan interaksinya dengan GPIb dalam kondisi gaya gesek yang tinggi.
Bila suatu pembuluh darah terputus atau rusak, cedera tersebut akan memicu
Bekuan ini menyumbat daerah yang rusak dan mencegah terjadinya kehilangan darah
lebih lanjut. Peristiwa yang mula-mula terjadi adalah konstriksi pembuluh darah dan
pembentukan sumbatan hemostatik sementara dari trombosit yang akan tercetus bila
trombosit mengikat kolagen dan menggumpal. Peristiwa ini diikuti dengan perubahan
bisa begitu kuat sehingga lumennya menutup sama sekali. Vasokonstriksi disebabkan
oleh serotonin dan vasokonstriktor lain yang dilepaskan dari trombosit yang
menempel pada dinding pembuluh darah yang rusak. Arteri yang besarnya seukuran
arteri radialis dianggap mengalami konstriksi segera setelah terpotong melintang dan
dapat menghentikan perdarahan. Namun, peristiwa ini bukan merupakan alasan untuk
memperlambat ligasi pembuluh darah yang rusak. Selain itu, dinding arteri yang
terpotong memanjang atau tidak teratur tidak dapat mengalami kontriksi yang cukup
Mekanisme Pembekuan
menjadi bekuan definitif oleh fibrin. Mekanisme pembekuan yang berperan pada
pembentukan fibrin adalah suatu jenjang reaksi yang mengaktivasi enzim inaktif, dan
enzim yang telah diaktifkan selanjutnya mengaktifkan enzim inaktif lain. Dahulu,
kompleksitas sistem ini dipersulit oleh beragamnya tata nama, tetapi situasinya
menjadi lebih mudah setelah sistem angka bagi sebagian besar faktor pembekuan
diterapkan.
yang larut yaitu fibrinogen menjadi fibrin yang tidak larut. Proses ini mencakup
pelepasan dua pasang polipeptida dari setiap molekul fibrinogen. Bagian yang tersisa,
monomer lain dan membentuk fibrin. Fibrin awalnya merupakan gumpalan longgar
benang-benang yang salin terjalin. Zat ini diubah oleh pembentukan ikatan silang
kovalen menjadi agregat yang erat dan padat. Reaksi yang terakhir ini dikatalisis oleh
adalah suatu serin protease yang terbentuk dari prekursornya dalam sirkulasi, yaitu
protrombin, akibat kerja faktor X yang teraktivasi. Thrombin memiliki efek lain,
meliputi aktivasi trombosit, sel endotel, dan leukosit melalui setidaknya satu reseptor
Faktor X dapat diaktifkan oleh salah satu reaksi dari dua sistem, sistem
intrinsik dan sistem ekstrinsik. Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah konversi
faktor XII inaktif menjadi faktor XII aktif (XIIa). Aktivasi ini, yang dikatalisis oleh
high molecular weight (HMW) kininogen dan kalikrein, dapat terjadi secara in vitro
basah seperti gelas dan serat kolagen. Pengaktifan in vivo terjadi bila darah terpajan
oleh serat kolagen yang berada di bawah lapisan endotel pembuluh darah. Faktor XII
aktif kemudian mengaktifkan faktor XI, dan faktor XI aktif mengaktifkan faktor IX.
Faktor IX yang telah aktif membentuk suatu kompleks dengan faktor VIII aktif, yang
menjadi aktif bila terpisah dari faktor von Willebrand. Kompleks IXa dan VIIIa
mengaktifkan faktor X. Fosfolipid dari agregasi trombosit dan Ca2+ diperlukan untuk
Tromboplastin jaringan dan faktor VII mengaktifkan faktor IX dan X. dengan adanya
fosfolipid dari agregasi trombosit, Ca2+, dan faktor V, faktor X yang telah diaktifkan
oleh inhibitor jalur faktor jaringan (tissue factor pathway inhibitor) yang membentuk
suatu struktur kuartener dengan TPL, faktor VIIa, dan faktor Xa.
Mekanisme Antipembekuan
mencegah bekuan darah yang sudah terbentuk. Reaksi-reaksi ini antara lain meliputi
interaksi antara efek agregasi trombosit dari tromboksan A2 dan efek antiagregasi
mengalami cedera tetapi tetap menjaga lumen pembuluh darah agar terbebas dari
bekuan.
Antitrombin III adalah suatu inhibitor protease dalam sirkulasi yang mengikat
serin protease pada sistem pembekuan, yang menghambat aktivitas enzim ini sebagai
faktor pembekuan. Pengikatan ini dipermudah oleh heparin, suatu antikoagulan alami
yang merupakan campuran dari polisakarida sulfat dengan berat molekul rata-rata
15.000 – 18.000. Faktor pembekuan yang dihambat adalah bentuk aktif dari faktor
Endotel pembuluh darah juga memainkan suatu peran aktif untuk mencegah
meluasnya pembekuan ke dalam pembuluh darah. Semua sel endotel kecuali yang
thrombin, dan zat ini diekspresikan di permukaan sel endotel. Dalam darah sirkulasi,
thrombin merupakan suatu prokoagulan yang mengaktifkan faktor V dan VIII, tetapi
bila thrombin ini berikatan dengan trombomodulin, zat ini akan menjadi suatu
produk degradasi fibrin (FDP) yang menghambat thrombin. Plasmin dibentuk dari
tipe-urokinase (u-PA). Pada mencit, apabila gen t-PA atau u-PA dirusak, akan terjadi
sejumlah kecil pengendapan fibrin dan lisis bekuan melambat. Namun, apabila kedua
gen tersebut dirusak, akan terjadi pengendapan fibrin yang luas. Penyembuhan luka
menjadi lambat. Defek pada pertumbuhan dan fertilitas juga terjadi karena sistem
plasminogen tidak hanya melisiskan bekuan, tetapi juga berperan dalam pergerakan
Plasminogen manusia terdiri atas 560 rantai berat asam amino dan 241 rantai
ringan asam amino. Rantai berat, dengan glutamat di terminal aminonya, terlipat-lipat
menjadi lima struktur simpul, masing-masing disatukan oleh tiga ikatan disulfida.
Simpul-simpul ini disebut kringles karena bentuknya mirip kue kringles. Kringles ini
merupakan tempat pengikatan lisin, tempat molekul ini berikatan dengan fibrin dan
protein bekuan lain, dan protein ini juga ditemukan pada protrombin. Plasminogen
diubah menjadi plasmin aktif bila t-PA menghidrolisis ikatan antara Arg 560 dan Val
561.
Reseptor plasminogen berada pada permukaan berbagai jenis sel dan banyak
dengan teknik rekombinan DNA dan tersedia (sebagai alteplase) untuk kepentingan
klinis. Zat ini akan melisiskan bekuan di arteri koronaria bila diberikan pada pasien
bakteri, juga bersifat fibrinolitik dan juga digunakan untuk terapi awal infark
dengan koagulasi dan fibrinolisis. Lebih dari 20 protein ini berhasil diidentifikasi,
fragmen berberat molekul rendah sebanyak 10 buah ditemukan pada mamalia. Salah
satunya, aneksin II, membentuk landasan pada sel endotel tempat komponen sistem
membentuk suatu pelindung di sekitar fosfolipid yang terlibat dalam pembekuan dan
berperan menghancurkan fibrin secara enzimatik. Fibrin adalah protein tak larut yang
dibentuk dari fibrinogen oleh kegiatan proteolitik trombin sewaktu pembekuan darah
normal.
glikoprotein rantai tunggal dengan amino terminal glutamic acid glutamic acid yang
mudah dipecah oleh proteolisis menjadi bentuk modifikasi dengan suatu terminal
lysine, valine atau methionin. Plasminogen adalah prekursor inaktif plasmin yang
dikonversikan oleh kerja proteolitik enzim urokinase. Plasminogen disebut juga
kringles, yang mengikat secara khusus untuk lisin dan arginin residu pada fibrin
terhadap fibrin dan dapat memecah fibrin, fibrinogen, F V dan F VIII, komplemen,
hormon, serta protein lainnya. Plasmin disebut juga fibrinolisin. Plasmin merupakan
protease serin yang terutama bertanggungjawab atas proses penguraian fibrin dan
fibrinogen, berada dalam sirkulasi darah dalam bentuk zimogen inaktif, yaitu
plasminogen (90 kDa ), dan setiap plasmin dengan jumlah sedikit yang terbentuk
dalam fase cair dibawah kondisi fisiologik dengan cepat akan dihilangkan
aktivitasnya oleh inhibitor plasmin yang kerjanya cepat, yakni antiplasmin- α2, unsur
menjadi plasmin.
Inhibitor plasminogen adalah substansi yang dapat menetralkan plasmin.
1:1.
2-makroglobulin
dihasilkan di hepar, terdiri dari polipeptida rantai tunggal dengan 432 asam
stabil 1:1 antara satu residu arginin dari AT-III dan active-site serine dari
trombin.
dan fibroblast. Konsentrasi didalam plasma sangat rendah (0.005 mg/dl) dan juga
fibrinolisis.
Pada tempat jaringan yang rusak (tissue injury), fibrinolisis dimulai dengan
degradasi dari fibrin, inaktifasi faktor V dan faktor VIII dan aktifasi dari
membentuk plasmin rantai dua. Aktifasi menjadi plasmin dapat terjadi melalui tiga
jalur yaitu :
1. Jalur intrinsik, melibatkan aktifasi dari proaktifator sirkulasi melalui faktor XIIa
yang rusak, endotel, sel-sel atau dinding pembuluh darah ( semua aktifator juga
protease).
3. Jalur eksogen, dimana plasminogen diaktifasi dengan aktivator yang berasal dari
plasminogen activator (t-PA) yang disintesis dan dilepas dari sel-sel endotelium
pembuluh darah dalam respons terhadap trombin dan pada kerusakan sel. Aktivator
kedalam sirkulasi dari endotel vaskuler dalam keadaan luka atau stres dan
mempunyai sifat katalitik –inaktif kecuali bila terikat dengan fibrin. Setelah terikat
penguraian yang bersifat dapat larut dan dengan demikian melarutkan bekuan tesebut.
Setelah distimulasi t-PA release oleh exercise, statis, atau desmopressin (DDAVP),
masa paruhnya dalam sirkulasi sangat pendek ( sekitar 5 menit), berhubungan dengan
diginjal dan ditemukan terutama dalam urine. Akan tetapi sejumlah kecil
prourokinase plasma atau single-chain u-PA (scuPA) dapat diubah menjadi bentuk
aktif melalui sistim kontak oleh kallikrein. Prourokinase merupakan prekusor zat
selektifitas tinggi yang sama dengan fibrin. Urokinase yang disekresikan oleh sel
kemungkinan terlibat dalam proses penghancuran (lisis) setiap fibrin yang tertimbun
Aktivator plasminogen yang berasal dari ketiga jalur intrinsik, ekstrinsik, dan
(dalam bekuan) menjadi plamin bebas (dalam darah) dan plasmin terikat (dalam
bekuan).
activator inhibitor 1 (PAI-1), yang merupakan inhibitor fisiologi dari t-PA dan u-PA.
Plasmin juga memecah faktor V dan faktor VIII:C. Ledakan fibrinolisis dihambat
antiplasmin, sehingga pada keadaan normal di dalam darah tidak akan dijumpai
plasmin bebas. Sedangkan plasmin yang terikat fibrin dalam plug hemostasis lokal
terlindungi dari 2- antiplasmin dan dapat memecah fibrin menjadi FDP. Bila
monomer bukan dimer. Inhibitor dari aktivator plasminogen juga memegang peranan
plasmin terikat fibrin dalam bekuan adalah proses fibrinolisis fisiologis (Fibrinolisis
bahwa tubuh mampu untuk membendung aliran darah. Hanya jika pendarahan
dihentikan, tubuh akan mampu bertahan dan itulah sebabnya koagulasi adalah proses
penting dalam hemostasis, yang tidak lain adalah koagulasi diikuti dengan
Setelah dipulihkan dan jaringan diperbaiki, bekuan darah atau trombus harus
disingkirkan dari jaringan yang cedera. Hal ini dicapai dengan jalur fibrinolisis.
a. Usia
Proses fibrinolisis pada Anak dan dewasa lebih cepat daripada orang tua.
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat
b. Merokok
Beberapa penelitian telah melakukan uji terhadap. efek akut dari rokok dalam
factor dalam sirkulasi, baru terlihat setelah pemaparan terhadap rokok dalam
Association)
orang yang terpapar rokok secara akut .Pada dasarnya kadar fibrin dan platelet
pada perokok dan bukan perokok adalah sama. Namun paparan akut terhadap
dan perubahan struktur dari fibrin. Efek paparan akut dari rokok dinilai
densitas serat fibrin dalam bekuan dari platelet yang diisolasi setelah paparan
akut dari rokok. Sayangnya penelitian ini tidak melihat efek dari fibrinolisi.
sturktur bekuan fibrin karena paparan akut rokok, memainkan peranan penting
regulasi antioksidan dalam tubuh. Stress oksidatif ini lah yang mempengaruhi
struktur dari fibrin dan stabilitas plaque pada sindrom koroner akut.
Figure. The role of oxidative stress, antioxidants and reactive oxygen, and
reactive oksigen, dan nitrogen species berperan penting dalam fungsi platelet
Association.)
d. Aktivitas fisik
diamati oleh John Hunter pada tahun 1794 dimana ia menemukan darah
hewan yang tidak membeku setelah lari jarak jauh. 150 tahun kemudian
dilakukan penelitian ilmuah oleh Bigss dkk pada tahun 1947 dimana
yang dapat membuat darah lebih encer yaitu : koagulan faktor VIII dan APTT
(Activated Partial Prothrombin Time). Untuk memacu hiperkoagulasi, faktor
pemendekan.
Association)
Pengaruh aliran darah dalam hal agregasi platelet dan pembentukan thrombus.
lingkungan hemodynamic local merupakan salah satu factor penting yang mengatur
dalam kemampuannya utnuk tetap stabil dalam kondisinya berintaraksi dengan aliran
darah yang tinggi, dan secara umum dapat dikatakan shear stress dapat meningkatkan
Pada arteri yang sehat, aliran darah mengalir dalam bentuk laminar, sehinga platelet
pada dinding pembuluh darah terpapar pada hemodinamik yang stabil selama
Aliran wall shear seperti ini ditemukan pada pembuluh darah vena dan arteri-
arteri besar, dan proses agregasi platelet dalam kondisi ini terutama
diperantarai oleh integrian aIIbb3. Dalam kondisi lower shear, aIIbb3 pada
Aliran seperti ini terjadi pada mikrosirkulasi arteri atau pada daerah pembuluh
darah yang stenosis sedang. Dalam kondisi high shear seperti ini, interaksi
terhadap GPIb dan integrin aIIbb3 dalam memulai agregasi platelet discoid.
Aliran darah seperti ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
dramatis, yaitu mencapai 40.000 s. Pada aliran seperti ini, agregasi platelet
tidak membutuhkan platelet aktivasi atau fungsi adhesi dari integrin dan
antitrombin III. Zat ini juga merupakan suatu kofaktor untuk lipoprotein lipase.
Protein yang sangat basa, protamin, membentuk suatu kompleks irefersibel dengan
heparin dan secara klinis digunakan untuk menetralkan heparin. Dari unfractional
heparin dapat dihasilkan low molecular weight fragment dengan berat molekul rata-
rata sebesar 5000, dan heparin berberat molekul rendah ini semakin banyak
digunakan secara klinis karena waktu paruhnya yang lebih panjang dan menghasilkan
In vivo, kadar Ca2+ plasma yang cukup rendah untuk mengganggu pembekuan
vitro jika Ca2+ dihilangkan dari darah dengan menambahkan zat lain seperti oksalat,
yang membentuk garam tidak larut dengan Ca2+, atau chelating agent, yang mengikat
Ca2+. Derivate kumarin seperti dikumarol dan warfarin juga merupakan antikoagulan
yang efektif. Turunan kumarin ini menghambat kerja vitamin K, dan vitamin ini
merupakan suatu kofaktor yang diperlukan untuk enzim yang mengkatalisis konversi
yang terlibat dalam pembekuan memerlukan konversi sejumlah residu asam glutamat
sehingga keenam protein ini bergantung pada vitamin K. Protein-protein ini adalah