Anda di halaman 1dari 16

Jendela Den Ngabei

Indonesia Jaya...!

Beranda ▼

Sabtu, 03 November 2012

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


  Dimasa yang akan datang,
penggunaan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil, seperti
pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
semakin lama akan semakin berkurang
dan digantikan dengan pembangkit
listrik yang memanfaatkan energi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya terbarukan yang lebih bersih dan ramah
lingkungan. Salah satu energi
terbarukan yang dapat kita temui
sehari-hari adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari
kedepannya memainkan peranan yang sangat penting dalam bidang
kelistrikan, utamanya dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik
berskala rumah tangga.

Sejarah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


  Sejarah PLTS tidak terlepas dari penemuan teknologi sel surya
berbasis silikon pada tahun 1941. Ketika itu Russell Ohl dari Bell
Laboratory mengamati silikon polikristalin akan membentuk built in
junction, karena adanya efek segregasi pengotor yang terdapat pada
leburan silikon. Jika berkas foton mengenai salah satu sisi junction,
maka akan terbentuk beda potensial di antara junction, dimana elektron
dapat mengalir bebas. Sejak itu penelitian untuk meningkatkan efisiensi
konversi energi foton menjadi energi listrik semakin intensif dilakukan.
Berbagai tipe sel surya dengan beraneka bahan dan konfigurasi
geometri pun berhasil dibuat.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Photovoltaic Plants)

Prinsip Kerja dan Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


  Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) merupakan jenis pembangkit
energi listrik alternatif yang dapat mengkonversi energi cahaya menjadi
energi listrik. Secara umum, ada dua cara pembangkit listrik tenaga
surya untuk dapat menghasilkan energi listrik, yaitu :

-   Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants) –


Dalam pembangkit ini, energi cahaya matahari akan digunakan untuk
memanaskan suatu fluida yang kemudian fluida tersebut akan
memanaskan air. Air yang panas akan menghasilkan uap yang
digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan energi
listrik.
-   Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants) –
Pembangkit jenis ini memanfaatkan sel surya (solar cell) untuk
mengkonversi radiasi cahaya menjadi energi listrik secara langsung.

Berikut akan dijelaskan tentang keduanya :


-   Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants)
   Pembangkit Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai cara.
Pembangkit ini juga biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya
terkonsentrasi (concentrated solar power plants). Tipe yang paling
banyak digunakan adalah desain parabola cekung. Cermin parabola
dirancang untuk menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu
titik fokus, seperti seorang anak yang menggunakan kaca pembesar
untuk membakar kertas. Pada titik fokus tersebut terdapat pipa hitam
yang panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam pipa tersebut
terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperatur yang sangat tinggi,
seringkali diatas 300 derajad fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida
panas tersebut dialirkan dalam pipa menuju ke ruang pembangkitan
energi listrik untuk memasak air, menghasilkan uap air dan
menghasilkan energi listrik.
Pembangkit Listrik Surya Termal (Solar Thermal Power Plants)

Diagram Alir Pembangkit Listrik Termal Surya

    Versi lain dari pembangkit listrik surya termal adalah penggunaan


tower listrik (power tower). Tower listrik ini membuat pembangkit listrik
surya termal menuju ke arah baru. Cermin disituasikan untuk
memfokuskan radiasi cahaya ke satu titik fokus, yaitu sebuah menara
tinggi yang mana menara ini menerima cahaya untuk mendidihkan air
dan menghasilkan uap air. Cermin-cermin yang digunakan biasanya
dikoneksikan ke sebuah sistem penjejakan (tracking system) cahaya
dimana sistem tersebut mengatur cermin agar selalu menghadap
matahari. Tower listrik ini memiliki beberapa keuntungan, seperti waktu
pembangunan yang relatif cepat.

Power Tower
-   Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants)
   Pembangkit fotovoltaik ini sangatlah sederhana. Beberapa panel surya
dipasang sehingga membentuk array. Masing-masing panel akan
mengumpulkan energi cahaya dan mengkonversikannya secara
langsung menjadi energi listrik. Energi listrik ini dapat dialirkan ke
jaringan listrik. Saat ini, pembangkit surya fotovoltaik masih jarang
ditemukan. Hal ini dikarenakan pembangkit listrik surya termal saat ini
lebih efisien untuk memproduksi energi listrik dalam skala besar.

Pembangkit Surya Fotovoltaik (Solar Photovoltaic Plants)

Sel Surya
  Sel surya atau sel fotovoltaik adalah sebuah alat yang mengubah
cahaya menjadi arus listrik dengan menggunakan efek fotolistrik. Sel
surya pertama diciptakan oleh Charles Fritts pada tahun 1880. Pada
tahun 1931 seorang insinyur Jerman, Dr Bruno Lange, mengembangkan
sel fotovoltaik menggunakan selenida perak di tempat oksida tembaga.
Meskipun sel prototipe selenium mengkonversi kurang dari 1% dari
cahaya menjadi listrik, Ernst Werner von Siemens dan James Clerk
Maxwell mengakui penemuan ini sangatlah penting. Setelah karya
Russell Ohl pada 1940-an, peneliti Gerald Pearson, Calvin Fuller dan
Daryl Chapin menciptakan sel surya silikon pada tahun 1954. Sel-sel
surya awal biaya 286 USD/watt dan mencapai efisiensi dari 4,5-6%.

>> Tipe Sel Surya


      Ditinjau dari konsep struktur kristal bahannya, terdapat tiga tipe
utama sel surya, yaitu sel surya berbahan dasar monokristalin, poli
(multi) kristalin, dan amorf. Ketiga tipe ini telah dikembangkan dengan
berbagai macam variasi bahan, misalnya silikon, CIGS, dan CdTe.
Fabrikasi Fotovoltaik

    Berdasarkan kronologis perkembangannya, sel surya dibedakan


menjadi sel surya generasi pertama, kedua, dan ketiga. Generasi
pertama dicirikan dengan pemanfaatan wafer silikon sebagai struktur
dasar sel surya; generasi kedua memanfaatkan teknologi deposisi bahan
untuk menghasilkan lapisan tipis (thin film) yang dapat berperilaku
sebagai sel surya; dan generasi ketiga dicirikan oleh pemanfaatan
teknologi bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya
berefisiensi tinggi dengan konsep tandem atau multiple stackes.

    Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya generasi


pertama, yakni sekitar 90% (2008). Di masa depan, generasi kedua
akan makin populer, dan kelak akan mendapatkan pangsa pasar yang
makin besar. European Photovoltaic Industry Association (EPIA)
memperkirakan pangsa pasar thin film akan mencapai 20% pada tahun
2010. Sel surya generasi ketiga hingga saat ini masih dalam tahap riset
dan pengembangan, belum mampu bersaing dalam skala komersial.

>> Prinsip Kerja Sel Surya


     Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive
transparan yang melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan,
material anti-refleksi untuk menyerap lebih banyak cahaya dan
mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semi-konduktor P-type
dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan
listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk
mengirim elektron ke perabot listrik.
Proses Kerja Sel Surya

    Cara kerja sel surya identik dengan piranti semikonduktor dioda.


Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan
semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut
bisa menempuh perjalanan menuju bahan semikonduktor pada lapisan
yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya
tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik.
Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir
untuk digunakan pada perabot listrik. 

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah Tangga


>> Komponen-Komponen
    Untuk memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala rumah
tanggal, komponen-komponen yang digunakan adalah : 

Komponen-Komponen PLTS

-  Solar Panel / Panel Surya :  alat untuk mengkonversi energi cahaya


matahari menjadi energi listrik. Sebuah sel surya dapat menghasilkan
tegangan kurang lebih 0.5 volt. Jadi sebuah panel surya / solar cell 12
Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel.

-  Charge Controller : alat untuk mengatur arus dan tegangan yang akan
masuk ke baterai. Tegangan dan arus yang masuk ke baterai harus
sesuai dengan yang diinginkan. Bila lebih besar atau lebih kecil dari
range yang ditentukan, maka baterai atau peralatan yang lain akan
mengalami kerusakan. Selain itu, charge controller juga berfungsi
sebagai penjaga agar daya keluaran yang dihasilkan tetap optimal.
Sehingga dapat tercapai Maximum Power Point Tracking (MPPT). 
Charge controller secara umum melindungi dari gangguan-gangguan
seperti diterangkan berikut :
LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery
rendah, ~11.2 V, maka    untuk sementara beban tidak dapat
dinyalakan. Apabila tegangan battery sudah melewati 12V,
setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan
otomatis dapat dinyalakan lagi (reconnect).
HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul
surya jika battery/accu sudah penuh. Listrik dari modul surya
akan dimasukkan kembali ke battery jika voltage battery
kembali turun.
Short circuit protection, menggunakan electronic fuse
(sekering) sehingga tidak memerlukan fuse pengganti.
Berfungsi untuk melindungi sistem PLTS apabila terjadi arus
hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban.
Apabila terjadi short circuit maka jalur ke beban akan
dimatikan sementara, dalam beberapa detik akan otomatis
menyambung kembali.
Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan
kutub (+) atau (-).
Reverse Current, melindungi agar listrik dari baterai atau aki
tidak mengalir ke modul surya pada malam hari.
PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul
pada saat baterai tidak disambungkan ke controller.
Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir
(s/d 20,000 volt).
-  Inverter : alat elektronika daya yang dapat mengkonversi tegangan
searah (DC – direct current) menjadi tegangan bolak-balik (AC –
alternating current). 

-  Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari


tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada
saat ada sinar matahari.

Berikut adalah diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya skala


rumah tangga
Diagram Instalasi PLTS

   Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas dapat diketahui


bahwa beberapa panel surya di paralel untuk menghasilkan arus yang
lebih besar. Combiner digunakan untuk menghubungkan kaki positif
panel surya satu dengan yang lainnya. Begitu pula untuk kaki
negatifnya. Ujung kaki positif panel surya dihubungkan ke kaki positif
charge controller dan begitu pula untuk kaki negatifnya. Tegangan panel
surya yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk
mengisi baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat dengan arus AC,
seperti : Televisi, Radio, komputer, dll, arus baterai yang merupakan arus
DC harus diubah terlebih dahulu menjadi AC dengan menggunakan
inverter. Untuk mengukur jumlah energi listrik yang telah dihasilkan oleh
panel surya dapat digunakan kWh meter. Untuk melindungi panel surya
dan perangkat lainnya dari gangguan, maka digunakanlah panel
pemutus AC.

  Pada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) skala rumah tangga,


biasanya sering terjadi Islanding. Islanding adalah terjadinya
pemutusan aliran listrik pada jaringan distribusi yang dimiliki oleh
perusahaan listrik ketika PLTS tetap bekerja. Hal ini dapat terjadi karena
adanya kerusakan pada jaringan distribusi listrik. Agar tidak merusak
PLTS, digunakanlah power conditioner. Alat ini berfungsi untuk
mendeteksi terjadinya Islanding dan dengan segera menghentikan kerja
PLTS.  Power conditioner biasanya menjadi satu dengan inverter.

>> Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Skala Rumah


Tangga
    Sebelum menentukan kapasitas sel surya yang sesuai dengan
kebutuhan suatu rumah, alangkah baiknya sebelumnya untuk
melakukan perhitungan terlebih dahulu. Langkah-langkah sebelum
menentukan sel surya yang tepat untuk dibeli adalah
Jumlah daya yang dibutuhkan dalam pemakaian sehari-hari
(watt).
Berapa besar arus yang dihasilkan solar cells panel (dalam
ampere hour), dalam hal ini memperhitungkan berapa jumlah
panel surya yang harus dipasang.
Berapa unit baterai yang diperlukan untuk kapasitas yang
diinginkan dan pertimbangan penggunaan tanpa sinar
matahari. (ampere hour).
   Berikut adalah contoh perhitungan untuk mendapatkan jumlah panel
sel surya yang sesuai dengan kebutuhan rumah tangga. 
Perhitungan Keperluan Daya
Penerangan rumah: 10 lampu CFL @ 15 watt x 4 jam sehari
= 600 watt hour.
Televisi 21″: @ 100 watt x 5 jam sehari = 500 watt hour
Kulkas 360 liter : @ 135 watt x 24 jam x 1/3 (karena
compressor kulkas tidak selalu hidup, umumnya mereka
bekerja lebih sering apabila kulkas lebih sering dibuka pintu)
= 1080 watt hour
Komputer : @ 150 Watt x 6 jam = 900 watt hour
Perangkat lainnya = 400 watt hour
Total kebutuhan daya =  3480 watt hour
Perhitungan Jumlah Panel Surya
Jumlah solar cells panel yang dibutuhkan, satu panel kita
hitung 100 watt (perhitungan adalah 5 jam maksimum
tenaga surya):
Kebutuhan solar cells panel : (3480 / 100 / 5)  = 7 panel
surya.
Perhitungan Jumlah Baterai
Jumlah kebutuhan baterai 12 Volt dengan masing-masing
100 Ah:
Kebutuhan baterai minimun (baterai hanya digunakan untuk
50% pemenuhan kebutuhan listrik), dengan demikian
kebutuhan daya kita kalikan 2 x lipat : 3480 x 2 = 6960 watt
hour = 6960 / 12 volt / 100 Amp = 6 batere 100 Ah.
Kebutuhan baterai (dengan pertimbangan dapat melayani
kebutuhan 3 hari tanpa sinar matahari) : 3480 x 3 x 2 =
20880 watt hour = 20880 / 12 volt / 100 Amp = 17 batere
100 Ah.

Keuntungan dan Kerugian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Kelebihan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah :
Cahaya matahari merupakan energi yang dapat diperbaharui
dan tidak akan habis. Oleh karena melimpahnya ketersediaan
cahaya inilah, pembangkit listrik tenaga surya dapat menjadi
pembangkit listrik alternatif yang dapat menggantikan
energi-energi lainnya yang tidak dapat diperbarui, seperti
gas alam, batubara, minyak, nuklir dll.

Green Power Plant

Pembangkit listrik tenaga surya merupakan pembangkit


listrik yang bersih dan ramah lingkungan. Pembangkit ini
hanya membutuhkan cahaya matahari sebagai komponen
utama penghasil energi listriknya. Selain itu, tidak ada limbah
keluaran dari hasil proses pembangkitannya. Oleh karena itu,
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat menggantikan
pembangkit listrik lain untuk mengurangi jumlah limbah
keluaran yang memiliki dampak negatif bagi lingkungan,
seperti nuklir dan batubara.
Umur pemakaian dari komponen penyusunnya, seperti sel
surya, relatif panjang. Sehingga dapat dikatakan bahwa
membangun pembangkit listrik tenaga surya merupakan
suatu investasi jangka panjang.
Karena bentuknya yang sederhana dan ringkas, maka
pembangkit listrik tenaga surya mudah dalam pemasangan
dan juga mudah dalam perawatannya.
Jika dipasang secara individual (satu rumah satu sistem).
Rumah yang berjauhan sekalipun tidak memerlukan jaringan
kabel distribusi. Selin itu, gangguan pada satu sistem tidak
mengganggu sistem lainnya. 
Kerugian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) :
Proses pembangkitan hanya dapat dilakukan pada siang hari.
Lebih buruk lagi bila proses pembangkitan dilakukan pada
musim penghujan. Langit sering kali ditutupi oleh awan.
Sehingga besarnya cahaya matahari yang akan dikonversi ke
energi listrik tidak optimal.
Bahan pembuatan komponen pembangkit listrik tenaga surya
masih berharga mahal. Terutama untuk tipe sel fotovoltaik.

Dampak PLTS Terhadap Lingkungan


>> Gas Rumah Kaca
    Siklus hidup emisi gas rumah kaca pembangkit listrik tenaga surya
saat ini berada di kisaran 25-32 g/kWh dan ini bisa turun menjadi 15
g/kWh di masa yang akan datang. Sebagai perbandingan, PLTGU
batubara menghasilkan 400-599 g/kWh, pembangkit listrik berbahan
bakar minyak menghasilkan 893 g/kWh, pembangkit listrik batu bara
menghasilkan 915-994 g/kWh atau dengan penangkapan dan
penyimpanan karbon sekitar 200 g/kWh, dan pembangkit listrik panas
bumi temperatur tinggi menghasilkan 91-122 g/kWh. Hanya
pembangkit listrik tenaga angin dan panas bumi temperatur rendah
yang menghasilkan lebih baik, yaitu 11 g/kWh dan 0-1 g/kWh. 

    Untuk beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir, siklus hidup


beberapa emisi gas rumah kaca yang dihasilkan, termasuk energi yang
dibutuhkan untuk menambang uranium dan energi pembangunan
pembangkit listrik serta dekomisioning, adalah di bawah 40 g/kWh,
namun beberapa pembangkit nuklir lainnya menghasilkan jauh lebih
tinggi. 

>> Kadmium
    Salah satu isu yang sering menjadi keprihatinan adalah penggunaan
kadmium dalam sel surya cadmium telurida (CdTe). Kadmium dalam
bentuk logam adalah zat beracun yang memiliki kecenderungan untuk
terakumulasi dalam rantai makanan ekologi. Jumlah kadmium yang
digunakan pada film tipis modul Photovoltaic (PV) relatif kecil, yaitu
5-10 g/m². Dengan teknik kontrol emisi yang tepat, emisi kadmium dari
produksi modul dapat ditekan menjadi nol. Saat ini teknologi PV
menyebabkan emisi kadmium sebesar 0,3-0,9 mikrogram/kWh dalam
satu siklus hidup. Sebagian besar emisi tersebut muncul melalui
penggunaan pembangkit listrik tenaga batubara dalam pembuatan
modul. Pembakaran batubara dan lignit menyebabkan emisi kadmium
jauh lebih tinggi. Kadmium dari batubara adalah 3,1 mikrogram/kWh,
 lignit 6,2 mikrogram/ kWh dan gas alam 0,2 mikrogram/kWh.

    Jika listrik yang dihasilkan oleh panel fotovoltaik digunakan untuk


pembuatan modul, bukan listrik yang berasal dari pembakaran
batubara, emisi kadmium dari penggunaan batu bara dalam proses
produksi dapat dihilangkan seluruhnya.

Perkembangan PLTS Di Dunia

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tampak Atas

  Pembangkit Listrik Surya Termal secara komersial pertama kali


dikembangkan pada tahun 1980. Pembangkit Surya Termal Solar Energy
Generating System (SEGS) 354 MW adalah pembangkit listrik tenaga
surya terbesar didunia yang terletak di gurun mojave, california.
Pembangkit surya termal besar lainnya termasuk stasiun pembangkit
surya Solnova (150 MW) dan stasium pembangkit surya Andasol (150
MW) di Spanyol. Agua Caliente Solar Project, lebih dari 200 MW di
Amerika Serikat, dan Charanka Solar Park 214 MW di India, adalah
pembangkit fotovoltaik terbesar didunia.

Video Terkait (Youtube) :

Solar energy / Solar photovo…

Solar Energy / Solar Photovoltaics / Photovoltaic Effect (3D Animation)

Artikel Terkait :
- Minyak Solar Pada Proses Pembangkitan PLTU
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bagian 1
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bagian 2
- Minyak Solar Pada Pembangkitan PLTU
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap/ PLTU (Video)
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
- Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin (PLTB)
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
- Pembangkit Energi Listrik
- Listrik

Sumber :
http://www.nexteraenergyresources.com/
http://solar.calfinder.com/
http://solarsuryaindonesia.com/
http://en.wikipedia.org/
http://rhazio.wordpress.com/
http://www.panelsurya.com/
http://www.litbang.esdm.go.id/

Sumber Gambar :
aspecks.com
exergypower.com.au
samefacts.com
upload.wikimedia.org
www.nexteraenergyresources.com
www.litbang.esdm.go.id
rhazio.wordpress.com
www.panelsurya.com
boltakarachi.blogspot.com
powerplantvancouver.ca

Pramudya Nur Perdana di 21.40

Berbagi

17 komentar:

lumentangen 15 Januari 2013 15.16


boss kirim PDF tentang PLTS dan Generator
Mantabb and thank's Gan
Balas

Anonim 30 Januari 2013 16.41


artikel super keren
Balas

Pramudya Nur Perdana 10 Februari 2013 22.23


matur nuwun..
Balas

Obat Pelangsing Herbal Alami 20 Februari 2013 22.21


Mengunjungi blog yang bagus dan penuh dengan informasi yang
menarik adalah merupakan kebahagiaan tersendiri.... teruslah berbagi
informasi
Balas

Balasan

Pramudya Nur Perdana 10 Maret 2013 23.09


oke..

Balas

Anonim 8 Maret 2013 13.35


gan....kok nggak bisaa di copas nih gan
Balas

Balasan

Pramudya Nur Perdana 10 Maret 2013 23.11


Download aja di page unduh artikel gan..

Balas

Anonim 4 April 2013 19.55


bro itu yg PLTS sistem thermal fluida yg dipanaskan untuk memanaskan
air berupa apa ..??
Balas

Balasan

Pramudya Nur Perdana 5 April 2013 22.48


Prinsip pemanasan pada PLTS adalah seperti anda
memfokuskan cahaya menggunakan lensa lup. Cahaya yang
difokuskan oleh lensa lup mampu membakar kertas. Hal ini
dikarenakan energi panas yang ada terkumpul menjadi satu.
Pada PLTS, cahaya difokuskan oleh cermin2, menuju ke boiler
tempat air yang akan diuapkan. Cahaya yang difokuskan
tersebut mampu memanaskan boiler hingga air menguap dan
memutar turbin...

Balas

Tingut " Cyntia Blog " 13 April 2013 06.40


page mn k2 ??? :(
Balas

Tingut " Cyntia Blog " 13 April 2013 06.43


k2 , udh bs di download ^^
mkasie ya k2 ^^
Balas

Dody Mahendra Putra 16 April 2013 17.44


wahh,keren om...
bnyak belajar dalam buat blog juga saya
Balas

Balasan

Pramudya Nur Perdana 29 April 2013 11.54


Semoga bermanfaat... :)

Balas
Nur Layim 29 April 2013 10.04
cukup membantu
Balas

Balasan

Pramudya Nur Perdana 29 April 2013 11.54


Semoga bermanfaat... :)

Balas

Anonim 19 November 2013 22.24


mantap artikelnya
Balas

Heri Noviko 20 Februari 2014 20.27


sangat berguna terima kasih
Balas

Tambahkan komentar

‹ Beranda ›
Lihat versi web

About Me
Pramudya Nur Perdana
Ikuti 110

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai