Anda di halaman 1dari 28

Nidya annisa putri

1102013211

LI 1. MM ANATOMI KELENJAR TIROID


LO 1.1 MAKROSKOPIK
Kelenjar thyroid terletak
di leher depan setentang
vertebra cervicalis 5
sampai thoracalis 1, terdiri
dari lobus kiri dan kanan
yang dihubungkan oleh
isthmus. Setiap lobus
berbentuk seperti buah
pear, dengan apex di atas
sejauh linea oblique
lamina cartilage thyroidea,
dengan basis di bawah
pada cincin trachea 5 atau
6.
Berat kelenjar thyroid
bervariasi antara 20-30 gr,
rata-rata 25 gr.
Dengan adanya
ligamentum suspensorium
Berry kelenjar thyroidea
ditambatkan ke cartilage
cricoidea dari facies
posteromedial kelenjar.
Jumlah ligamentum ini 1
di kiri dan kanan.
Fungsinya sebagai
ayunan/ gendongan
kelenjar ke larynx dan
mencegah jatuh/ turunnya
kelenjar dari larynx,
terutama bila terjadi
pembesaran kelenjar.

1. Lobus Lateralis
Setiap lobus kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Apex
 Berada di atas dan sebelah lateral oblique cartilage thyroidea
 Terletak antara M.Constrictor inferior (di medial) dan M.Sternothyroideus (di
lateral)
 Batas atas apex pada perlekatan M.Sternothroideus.
 Di apex A. Thyroidea superior dan N.Laringeus superior berpisah, arteri berada di
superficial dan nervus masuk lebih ke dalam dari apex (polus)→Ahli bedah
sebaiknya meligasi arteri thyroidea sup.dekat ke apex.
b. Basis
 Terletak setentang dengan cincin trachea 5 atau 6.
Nidya annisa putri
1102013211

 Berhubungan dengan A. Thyroidea inferior dan N. Laryngeus recurrent yang


berjalan di depan atau belakang atau di antara cabang-cabang arteri tersebut.
→Ahli bedah sebaiknya meligasi arteri thyroidea inf. jauh dari kelenjar.
c. 3 Facies/permukaan dan 3 Margo/pinggir
 Facies Superficial/Antolateral
Berbentuk konvex ditutupi oleh beberapa otot dari dalam ke luar :
 M. Sternothyroideus
 M. Sternohyoideus
 M. Omohyoideus venter superior
 Bagian bawah M. Sternocleidomastoideus
 Facies Posteromedial
Bagian ini berhubungan dengan :
 2 saluran : larynx yang berlanjut menjadi trachea, dan pharynx
berlanjut menjadi oesophagus.
 2 otot : M. Constrictor inferior dan M. Cricothyroideus.
 2 nervus : N. Laryngeus externa dan N. Larungeus recurrent.
 Facies Posterolateral
Berhubungan dengan carotid sheath (selubung carotid) dan isinya yaitu A.
Carotis interna, N. Vagus, dan V. Jugularis interna (dari medial ke lateral).
 Margo Anterior
Margo ini memisahkan facies superficial dari posteromedial, berhubungan
dengan anastomose A. Thyroidea superior.
 Margo Posterior
Bagian ini memisahkan facies posterolateral dari posteromedial,
berhubungan dengan anastomose A. Thyroidea superior dan inferior. Ductus
thoracicus terdapat pada sisi kirinya.
Terdapat kelenjar parathyroidea superior pada pertengahan margo posterior
lobus lateralis kelenjar thyroidea tepatnya di antara true dan false capsule.
Setentang cartilage cricoidea dan sebelah dorsal dari N. Laryngeus recurrent.
Kelenjar parathyroidea inferior letaknya bervariasi, terdapat 3 kemungkinan
letaknya :
 Pada polus bawah (inferior) lobus lateralis di dalam false capsule di
bawah A. Thyroidea inferior.
 Di luar false capsule dan di atas A. Thyroidea superior.
 Di dalam true capsule pada jaringan kelenjar dan ventral terhadap N.
Laryngeus recurrent.
2. Isthmus
Isthmus adalah bagian kelenjar yang terletak di garis tengah dan menghubungkan bagian
bawah lobus dextra dan sinistra (isthmus mungkin juga tidak ditemukan). Diameter
transversa dan vertical ± 1,25 cm.
Pada permukaan anterior isthmus dijumpai (dari superficial ke profunda) :
 Kulit dan fascia superficialis
 V. Jugularis anterior
 Lamina superficialis fascia cervicalis profunda
 Otot-otot : M. Sternohyoideus danM. Sternothyroideus.
Permukaan posterior berhubungan dengan cincin trachea ke 3 dan 4. Pada margo superiornya
dijumpai anastomose kedua A. Thyroidea superior, lobus pyramidalis dan Levator glandulae.
Di margo inferior didapati V. Thyroidea inferior dan A. Thyroidea ima.
3. Lobus Pyramidalis
 Kadang-kadang dapat ditemui.
Nidya annisa putri
1102013211

 Jika ada biasanya terdapat di margo superior isthmus, memanjang ke os hyoidea, atau
bisa juga berasal dari lobus kiri atau kanan.
 Sering didapati lembaran fibrosa atau musculous yang menghubungkan lobus
pyramidalis dan os hyoidea, jika penghubung ini otot dikenal dengan nama levator
glandula thyroidea.
4. Capsule Kelenjar Thyroidea
 Outer false capsule : Berasal dari lamina pretracheal fascia cervicalis profunda.
 Inner true capsule : dibentuk oleh kondensasi jaringan fibroareolar kelenjar thyroidea.
Pada celah antara kedua capsule tersebut didapati kelenjar parathyroidea, pembuluh darah
vena yang luas dan banyak.
5. Vaskularisasi
a. Sistem Arteri
 Thyroidea superior, adalah cabang A. Carotis externa yang masuk ke jaringan
superficial kelenjar, mendarahi jaringan connective dan capsule.
 Thyroidea inferior adalah cabang trunchus thyreocervicalis dan masuk ke
lapisan dalam kelenjar, mendarahi jaringan parenkim dan propia kelenjar.
 Thyroidea ima, Arteri ini kadang-kadang dijumpai merupakan cabang arcus
aorta atau A. Brachiocephalica dan mendarahi istmus.
 Thyroidea acessorius, adalah cabang-cabang A. Oesophageal dan Tracheal yang
masuk ke facies posteromedial.
b. Sistem Vena
 V. Thyroidea superior : muncul dari polus superior dan berakhir pada vena
jugularis interna (kadang-kadang V. Facialis)
 V. Thyroidea inferior : muncul dari margo bawah istmus dan berakhir pada V.
Brachiocephalica sinistra.
 V. Thyroidea media : muncul dari pertengahan lobus lateralis dan berakhir di V.
Jugularis int.
6. Aliran Lymphatic
a. Ascending Lymphatic
 Media, mengalir ke prelaryngeal lymph node yang terletak pada membrane
cricothyroidea
 Lateral, mengalir ke Jugulo-digastric grup dari deep cervical lymph node.
b. Descending Lymphatic
 Medial, mengalir ke pretracheal grup di trachea Lateral, mengalir ke Gl.
Recurrent chain pada N. Laryngeus recurrent. \
PARATIROID
 Biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi (superior dan inferior) sehingga total
didapatkan ada 4 kelenjar paratiroid. Akan tetapi, jumlah kelenjar paratiroid dapat bervariasi ,
yaitu dijumpai lebih atau kurang dari empat buah. Kelenjar paratiroid berwarna kuning-
coklat, dengan bentuk yang bermacam-macam dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm,
beratnya ±100 mg.
 Berat dan ukuran glandula paratiroid pun bervariasi, orang yang kegemukan mempunyai banyak
lemak ekstrasel didalam kapsula paratiroidea. Oleh karena itu, diperlukan ahli bedah yang
berpengalaman untuk dapat mengidentifiksai kelenjar paratiroid yang normal pada pembedahan
tiroid dan paratiroid.
 Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah suatu hormon
peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak di
permukaan belakang kelenjar tiroid, satu di setiap sudut.
a. Bagian
Nidya annisa putri
1102013211

 Glandula paratiroid superior terletak biasa pada posterior terhadap lobus lateralis
tiroidea dalam 1-2 cm sefalad terhadap perpotongan arteri tiroidea inferior dan nervus
laringeus rekurens. Tersering paratiroid menempati posisi yang sama ditiap sisi. Tetapi
bila membesar, sering ia bermigrasi melalui fascia pretrachelis ke dalam ruang
prevertebralis atau turun diatas pedikel vaskular dibawah fasia yang menanam tiroidea
atau bisa terletak dalam celah superfisialis dari tiroidea. Sangat jarang glandula
paratiroidea superior berada tepat di intratiroidea.
 Posisi glandula paratiroid inferior lebih bervariasi. Posisinya sering anterior terhadap
nervus laringeus rekurens dekat kutub bawah tiroid. Tetapi sekitar 20 persen turun lebih
caudal dan terletak dalam lobus atas timus. Lebih lanjut, sekitar 2,5 persen glandula
paratiroid inferior terletak persis di intratiroidea, biasanya dalam sepertiga bawah
kelenjar. Glandula paratiroid inferior bisa terletak pada titik manapun antara os
hyoideum dan mediastinum anterior dibawah arcus aorta.

b. Vaskularisasi
Penyediaan darah arteri ke glandula paratiroidea inferior dan superior biasanya oleh cabang
arteri akhir tersendiri dari arteri tiroidea inferior pada tiap sisi, walaupun glandula paratiroid
inferior dalam mediastinum biasanya dilayani oleh cabang dari arteri mamaria interna.
Drainase vena melalui vena tiroidea berdekatan ke dalam vena innominata atau vena jugularis
interna. Telah dibuktikan bahwa 1/3 dari glandula paratiroid pada manusia memiliki dua atau
lebih arteri paratiroid. Pembuluh limfe paratiroid beragam dan memiliki hubungan dengan
pembuluh limfe di tiroid dan thymus.
c. Persarafan
Persarafannya bersifat simpatis langsung dari ganglia sevikalis superior atau ganglia servikalis
media atau melalui pleksus pada fossa di lobus superior. Persarafannya bersifat vasomotor
tetapi tidak sekremotor.

LO 1.2 MIKROSKOPIK
Tda ribuan folikel2 dg diameter bervariasi, yg
lumennya mengandung substansi gelatinosa
disebut COLLOID
 Colloid tdd glikoprotein: tiroglobulin
 Warna colloid :
Basofil : aktif, metabolisme tinggi
Asidofil : tdk aktif

1. Sel Folikular
 Bentuk beragam : kuboid
 Hipoaktif : rendah
 Hiperaktif : tinggi
Nidya annisa putri
1102013211

 Berdiri di atas membrana basalis


 Inti besar, vesikular, ditengah atauke arah basal
 Sitoplasma : bergranul halus,basofil, bnyk mitokondria
 Dg ME : terlihat mikrovili
 Fungsi : mensintesis , iodinasi,absorbsi, dan digesti thyroglobulin
2. Sel Parafolikular
 Terletak diantara sel2 follicular (masih dlm membrana basalis)
 Inti eksentris
 Sitoplasma : bnyk granula padat (terbungkus selaput)
 Mensekresi calsitonin
PARATIROID
 Kelenjar ini terdiri dari 4 bentukan kecil yang berwarna kuning kecoklatan, berbentuk ovoid dan
melekat pada baian posterior dari kelenjar thyroid.
 Sepasang dari kelenjar ini menempati kutub atas dari kelenjar thyroid dan terbungkus oleh fascia
yang sama dengan fascia kelenjar thyroid.
 Sedang sepasang kelenjar lainnya biasanya menempati kutub bawah kelenjar thyroid, tetapi
letaknya bisa di dalam atau di luar fascia kelenjar thyroid.
 Masing-masing kelenjar paratiroid terbungkus oleh kapsul jaringan ikat kendor yang kaya dengan
pembuluh darah, dan kapsul ini memebentuk septa yang masuk ke dalam kelenjar.
Kelenjar ini tersusun dari 2 macam sel :
1. Chieff cell (principal cell)
Sel ini sudah ada sejak lahir dan akan terus bertahan, dan merupakan sel yang terbanyak
dalam kelenjar ini. Ukuran sel ini kecil dengan inti di tengah, dan sitoplasma bersifat sedikit
asidofilik, sehingga dengan pewarnaan H.E tampak berwarna merah muda. Tetapi kadang-
kadang ada beberapa sel yang sitoplasmanya lebih pucat karena mengandung banyak
glikogen, tetapi sebaian lain mempunyai sitoplasma lebih gelap karena glikogennya hanya
sedikit. Sel ini mengandung granula yang diduga menghasilkan parathyroid hormon (parath
hormone).
2. Oxyphiel cell
Sel ini timbulny mulai
umur sekitar 7 tahun
atau pada saat
pubertas. Terdiri dari
sel yang ukurannya
lebih besar dari chief
sel, tersebar diantara
chief cell tersebut dan
sitoplasmanya merah
muda pucat. Fungsi
sel ini belum
diketahui.

Pada anak-anak, kelenjar


ini penuh dengan sel,
tetapi pada keadaan
dewasa akan timbul
jaringan lemak di dalam
Nidya annisa putri
1102013211

jaringan ikat dan tersebar di antara sel-sel tersebut.

LI 2. MM FISIOLOGI DAN BIOKIMIA HORMON TIROID


Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :
1. TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di hipotalamus. TRH
menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinizing Hormone (LH).
2. TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-
R) dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis
sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.
3. Umpan balik sekresi hormone
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek pada hipofisis
juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap
rangsangan TRH.

Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus
menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH.
TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu,
maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid
dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.

B. Sintesis hormon tiroid

Untuk menghasilkan hormon tiroid, kelenjar tiroid memerlukan yodium, yaitu suatu elemen esensial
yang terdapat di dalam makanan dan air. Tanpa adanya yodium proses sintesis hormon tiroid tidak
akan terjadi. Kelenjar tiroid menangkap yodium dan mengolahnya menjadi hormon tiroid. Setelah
hormon tiroid digunakan, beberapa yodium di dalam hormon kembali kedalam kelenjar tiroid dan
didaur-ulang untuk kembali
menghasilkan hormon tiroid.
TSH/Thyrotropin merupakan
hormon yang memegang peranan
dalam menstimulasi terjadinya
sintesis hormon di dalam kelenjar
tiroid. TSH merupakan satu dari
empat hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar pituari anterior,
dengan berat molekul sekitar 26,000
– 28,000 dalton. Produksi TSH
terjadi oleh adanya stimulasi dari
Thyrotropin Releasing Hormone
(TRH), yang dihasilkan oleh
hipotalamus yang kemudian akan
menstimulasi kelenjar pituari
sehingga menghasilkan TSH. Pada
keadaan normal kadar TSH yang
Nidya annisa putri
1102013211

terdapat di dalam tubuh berkisar antara 0.5-5 mU/ml (mikroUnit/mililiter).


TSH berperan penting dalam sintesis hingga mengatur kadar hormon tiroid, menstimulasi terjadinya
uptake yodida melalui suatu transporter hingga terjadinya pelepasan T3 dan T4 kedalam sirkulasi.
Ketika jumlah T3 dan T4 dalam sirkulasi sedikit maka hipotalamus akan menghasilkan jumlah TRH
yang besar dan meningkatkan pembentukan TSH. Sebaliknya ketika jumlah T3 dan T4 di sirkulasi
meningkat maka melalui mekanisme negative feedback yang dilakukan oleh T3 dan T4 pada
hipotalamus, menyebabkan produksi TSH menurun untuk menjaga keseimbangan produksi hormon
tiroid pada kelenjar tiroid.

Mekanisme sintesis hormon tiroid pada dasarnya melalui 7 tahapan utama, yaitu :
a. Pengambilan yodida (Trapping)
Pada proses ini, Yodida ( I- ) bersama natrium (Na+) yang beredar di dalam darah akan ditangkap
oleh transporter yang terletak pada membran basolateral sel folikel, dan dibawa masuk kedalam
sitoplasma sel folikel tiroid (I- uptake). Transporter merupakan suatu protein plasma yang
dikenal dengan istilah sodium iodide symporter (NIS). NIS merupakan glikoprotein dengan berat
85 kDa yang terletak pada membran basal dan memiliki 13 segmen transmembran. Masuknya I-
dan Na+ akan mengaktifkan pompa Na+/K+ ATPase yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
gradien didalam sel, dimana 3Na+ akan dilepaskan ekstraseluler dan 2K+ akan dimasukkan ke
intraseluler. Tahap trapping terjadi karena adanya rangsangan dari TSH.
b. Oksidasi
Setelah yodida masuk kedalam sel folikel, maka untuk dapat digunakan sebagai bahan sintesis
hormon, yodida tersebut harus dikonversikan menjadi bentuk aktif yaitu yodium (I0) sehingga
dapat berikatan dengan tirosin, dimana proses ini terjadi di dalam koloid. Proses perpindahan
yodida dari sitoplasma sel folikel kedalam koloid (I- efflux) diperantarai oleh beberapa protein
yaitu apical iodide transporter (AIT), enzim pendrin, dan saluran kalsium yang terletak pada
membran apeks sel folikel. Yodida yang berada di dalam koloid kemudian dioksidasi menjadi
bentuk yodium oleh enzim thyroid peroksidase (TPO) dan H2O2. Yodium yang telah terbentuk
kemudian akan berikatan dengan tirosin yang berada di dalam Tg, proses ini dikenal dengan istilah
iodonisasi atau organification (gambar 2.5). Ikatan antara yodium dan tirosin pertama kali akan
membentuk monoiodotirosin (MIT) dan kemudian membentuk diiodotirosin (DIT) yang akan
tersimpan di dalam Tg.
c. Penggandengan (Coupling)
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari
proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling), dimana proses ini dikatalisir oleh enzim
TPO. Dua rantai molekul diiodotirosin akan saling bergandengan sehingga terbentuk rantai
molekul tiroksin (T4), dan selanjutnya satu rantai molekul monoiodotirosin dan satu molekul
diiodotirosin akan membentuk rantai molekul triiodotirosin (T3). Sekitar tiga perempat atau 70%
jumlah molekul didalam tiroglobulin tidak mengalami coupling, dan hanya berbentuk rantai MIT
dan DIT.
d. Penyimpanan (Storage)
Hormon tiroid merupakan hormon yang sangat unik karena disimpan secara ekstrasel. Hormon
yang telah terbentuk melalui proses coupling tersimpan ekstraseluler di dalam Tg. Masing –
masing Tg mengandung lebih dari 30 molekul T4 dan hanya beberapa molekul T3, dengan jumlah
tersebut, pada oraang normal dapat memenuhi kebutuhan 2 – 3 bulan.
e. Proteolisis
Adanya pengaruh dari TSH menyebabkan molekul Tiroglobulin yang mengandung tiroksin (T4),
triidotirosin (T3), DIT, dan MIT, akan mengalami endositosis kedalam sitoplasma sel folikel
(micropinocytosis). TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan menstimulasi pembentukan
vesikel (colloid droplet) pada membran apeks sel folikel. Ketika vesikel telah berada di
sitoplasma, terjadi fusi antara vesikel tersebut dengan lisosom, yang akhirnya terjadi proteolisis
atau degradasi dari fusi tersebut oleh enzim-enzim endopeptidase seperti katepsin B, D, H, dan L.
Nidya annisa putri
1102013211

Setelah proses degradasi oleh enzim endositosis berlangsung, terjadi proses proteolisis tiroglobulin
yang lebih lanjut oleh enzim-enzim eksopeptidase (dipeptidyl-peptidases I and II, lysosomal
dipeptidase I, and N-acetyl-l-phenolalanyl-L-tyrosine hydrolase) sehingga akibatnya T4, T3, MIT
dan DIT bebas di dalam sitoplasma sel folikel.
f. Deiodinasi
Molekul MIT dan DIT yang berada pada sitoplasma sel folikel tidak dikeluarkan kedalam
sirkulasi, molekul-molekul tersebut mengalami deiodinasi oleh enzim yodotirosin deiodinase.
Dipecah menjadi yodida yang kemudian disimpan didalam intrathyroidal pool, yang nantinya
akan digunakan kembali sebagai bahan utama sintesis hormon tiroid.
g. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Setelah proses proteolisis selesai dan keempat molekul (T4, T3, MIT, dan DIT) bebas, hanya T4
dan T3 saja yang dikeluarkan dari membran basal sel folikel dan masuk ke dalam sirkulasi darah.
Proses keluarnya T4 dan T3 dari membran basal sel folikel belum diketahui dengan jelas, hal ini
kemungkinan diperantarai suatu protein transporter yang spesifik, namun hingga saat ini belum
ada satu penelitian yang dapat mengidentifikasikan protein transporter tersebut.

C. Pengangkutan Hormon Tiroid


Setelah T4 dan T3 keluar melewati membran basal dan masuk ke dalam sirkulasi darah, hormon-
hormon tiroid ini kemudian akan berikatan dengan protein-protein pengikat yang telah berada di
sirkulasi darah yaitu Thyroxin Binding Globulin (TBG), Thyroid Binding PreAlbumin (TBPA) atau
yang lebih dikenal dengan Transhyretin (TTR) dan albumin. Lebih dari 90% hormon tiroid ini
berikatan dengan protein pembawa, dan sekitar 70% hormon tiroid ini berikatan dengan TBG dan
sisanya terikat pada TBPA dan albumin, hanya sekitar 0,35% dari T4 (free-T4/FT4) total dan 0,25%
dari T3 (free-T3/FT3) total yang berada dalam keadaan bebas. Hormon tiroid yang bebas ini dapat
berdifusi keluar dari sirkulasi darah masuk ke dalam jaringan sehingga memiliki efek biologis sebagai
hormon di jaringan. Dalam keadaan normal, kadar FT4 dan FT3 total menggambarkan keadaan
hormon bebas. Dalam keadaan normal kadar hormon T4 berkisar antara 1-3 ng/dl dan kadar hormon
T3 berkisar antara 0.25-0.5 ng/dl (nanogram/desiliter).
Ikatan antara protein pengikat dengan T4 lebih kuat dibandingkan dengan protein pengikat dan T3.
Hal inilah yang menjadi dasar lamanya waktu paruh kedua hormon tiroid tersebut. Waktu paruh untuk
T4 sekitar 6 hari dan waktu paruh untuk T3 sekitar 24 jam.
Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan hormon tiroid :
1. TBG (Thyroxine-Binding Globulin) yang secara selektif mengikat 55% T4 dan 65% T3 yang ada
di dalam darah.
2. Albumin yang secara nonselektif mengikat banyak hormone lipofilik, termasuk 10% dari T4 dan
35% dari T3.
3. TBPA (Thyroxine-Binding Prealbumin) yang mengikat sisa 35% T4.

D. Metabolisme Hormon Tiroid


Produk utama dari kelenjar tiroid adalah T4, namun molekul ini merupakan bentuk prehormon yang
harus dikonversi menjadi bentuk aktif T3 dan bentuk yang tidak aktif rT3 melalui proses deiodinasi
yang dikatalisir oleh asam amino selenosistein yang mengandung selenium sehingga dapat berfungsi
dalam aktivitas biologi. Terdapat tiga macam proses deiodinasi yang masing-masing proses tersebut
memilki perbedaan tempat dan fungsi.
a. Deiodinasi I (DI)
Proses deiodinasi ini terjadi pada hati, ginjal, sistem saraf pusat, kelenjar pituari anterior, dan
kelenjar tiroid, T3 yang dihasilkan dari proses konversi T4 akan beredar di plasma. Selain
mengkonversi T4 menjadi T3, proses DI ini juga akan berfungsi untuk mendegradasi rT3 menjadi
rT2.
b. Deiodinasi II (DII)
Nidya annisa putri
1102013211

Proses ini terjadi pada sistem saraf pusat, kelenjar pituari, plasenta, tiroid, jantung, lemak coklat,
dan otot skeletal. T3 yang dihasilkan dari proses konversi akan digunakan di otak, menyediakan
kebutuhan neuron terhadap T3. Pada otak, hormon ini terletak di astroglia.
c. Deiodinasi III (DIII)
Proses deidonisasi ini terjadi pada sistem saraf pusat, plasenta dan kulit. T4 akan dikonversi
menjadi rT3 yang merupakan bentuk tidak aktif dari T3. rT3 yang terbentuk melalui proses ini
bertujuan/bertanggungjawab untuk menjaga rasio perbandingan kadar T3 dan T4 terutama pada
sistem saraf pusat dan mengurangi masuknya hormon yang berlebihan dari ibu ke janin.

E. Fungsi Fisiologis Hormon tiroid


Fungsi fisiologi dasar dari hormon tiroid adalah mengaktifkan transkripsi gen (gambar 2.11). Proses
ini diawali dengan masuknya T4 kedalam sel, selanjutnya di sitoplasma oleh enzim 5’-deiodinasi T4
dikonversi menjadi T3. T3 tersebut akan bergerak menuju nukleus dan melekat pada reseptor hormon
tiroid. Proses ikatan T3 dan reseptor ini nantinya menimbulkan suatu kompleks ikatan sehingga
mengaktivasi terjadinya transkripsi gen yang akan menghasilkan protein khas sel tersebut.
a. Aktivitas metabolisme seluler
1. Peningkatan jumlah dan aktivitas mitokondria
Hormon tiroid berperan dalam proliferasi dan diferensiasi mitokondria, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah dan ukuran/luas permukaan membran mitokondria. Selain itu
juga menyebabkan terjadi peningkatan aktivitas mitokondria sehingga menghasilkan
peningkatan pembentukan adenosine triphosphate (ATP) yang digunakan sebagai energy
seluler. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Schneider dan Hood pada tahun
2000, dimana pemberian hormon T3 secara invitro pada otot jantung tikus menginduksi
terjadinya biogenesis mitokondria sehingga menyebabkan peningkatan jumlah mitokondria
pada sel-sel otot jantung tersebut.
2. Peningkatan transport aktif ion melewati membran sel
Hormon tiroid dapat menyebabkan terjadinya peningkatan transport aktif ion masuk ke dalam
sel. Proses ini diperantarai oleh adanya reseptor hormon tiroid yang terdapat pada nukleus sel.
Beberapa teori lain juga menjelaskan proses terjadinya peningkatan transport ini seperti efek
hormon tiroid yang menyebabkan terjadinya kebocoran pada membran sel sehingga
memudahkan masuknya sodium melalui pompa Na+/K+ ATPase. Hingga saat ini belum ada
teori yang menjelaskan dengan pasti mekanisme yang terjadi sehingga masih dianggap belum
jelas. Penelitian yang dilakukan oleh Ornellas DS, dkk pada tahun 2003 memberikan hasil
terjadinya peningkatan transport ion. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kadar
chlorida pada sel tubulus proksimal ginjal kelompok tikus hipotiroid dan kelompok tikus
hipertiroid, proses transport terjadi diduga karena adanya regulasi dari cairan ekstraseluler.
b. Pertumbuhan
Fungsi utama hormon tiroid adalah menstimulasi perkembangan otak selama kehidupan janin, dan
ketika tahun pertama kehidupan. Kekurangan hormon tiroid pada saat ini akan menyebabkan
terjadinya retardasi mental dan perkembangan otak yang lebih kecil dibandingkan dengan bayi
yang normal.
Fungsi penting lain hormon tiroid adalah membantu proses maturasi dan pertumbuhan skleton.
Pada anak-anak dengan hipotiroid, pertumbuhan tulang menjadi lambat, selain itu juga penutupan
epifisial menjadi tertunda dan sebaliknya pada anak-anak dengan hipertiroid pertumbuhan terjadi
secara berlebihan yang tidak sesuai dengan usia saat itu.
c. Mekanisme tubuh secara umum
1. Stimulasi metabolisme karbohidrat
Hormon tiroid menstimulasi metabolisme karbohidrat dalam semua aspek seperti
meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel, peningkatan glikolisis dan glukoneogenesis untuk
membentuk glukosa bebas, meningkatkan absorpsi pada traktus gastrointestinal, dan juga
meningkatkan sekresi insulin.
Nidya annisa putri
1102013211

2. Stimulasi metabolisme lemak


Hormon tiroid menyebabkan peningkatan oksidasi asam lemak bebas oleh sel, penurunan
penimbunan lemak pada tubuh. Pada plasma hormon ini menurunkan konsentrasi
kolesterol, posfolipid dan trigliserida. Salah satu mekanisme yang terjadi dari penurunan
kolesterol plasma adalah terjadinya peningkatan sekresi oleh empedu dan pengeluaran melalui
feses. Pada hati, hormon tiroid merangsang peningkatan jumlah reseptor low density
lipoproteins (LDL) sehingga lebih banyak LDL plasma yang dibuang melalui sel hati.
3. Sistem kardiovaskular
Hormon tiroid meningkatkan aliran darah dan cardiac output melalui peningkatan metabolisme
di jaringan, jumlah pemakaian oksigen meningkat dan produk akhir yang dilepaskan juga
semakin meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi pada beberapa jaringan yang
akhirnya meningkatkan aliran darah. Hormon tiroid menstimulasi terjadinya transkripsi myosin
He-β, sehingga terjadi peningkatan kontraksi otot miokard, mengubah konsentrasi protein G,
reseptor adrenergik, sehingga hormon tiroid memiliki efek yonotropik positif, dimana secara
klinis terlihat sebagai naiknya curah jantung dan takikardia.
4. Sistem saraf pusat
Secara umum, hormon tiroid dapat meningkatkan perkembangan otak seperti peningkatan
kemampuan kecepatan berpikir. Individu dengan hipertiroid memiliki kecenderungan terjadi
gangguan psikoneurotik, kecemasan, rasa kantuk, tremor dan reflex yang meningkat akibat
rangsangan hormon yang berlebih pada synap neuron, dan paranoid.
5. Otot
Fungsi hormon tiroid pada otot terutama adalah menjaga keseimbangan dan kontraktilitas otot.
Peningkatan hormon tiroid dalam jumlah yang kecil/sedikit dapat menyebabkan terjadinya
kontraksi otot, namun peningkatan hormon tiroid yang terlalu banyak/berlebihan
menyebabkan terjadinya kelemahan otot akibat peningkatan dari katabolisme protein.
Sebaliknya kekurangan hormon tiroid menyebabkan otot terlalu lambat untuk relaksasi setelah
kontraksi. Pada synap neuron di daerah medulla spinalis, hormon tiroid berfungsi untuk
menjaga/mengontrol keseimbangan kontraksi otot. Pada individu dengan hipertiroid akan
terjadi peningkatan reaktifitas synap-synap neuron ini sehingga menimbulkan getaran yang
berlebihan atau yang disebut dengan tremor.
6. Fungsi seksual
Penurunan hormon tiroid pada pria menyebabkan kehilangan libido sedangkan pada wanita
penurunan hormon ini menyebabkan menoragi dan polimenorea. Efek ini tidak secara langsung
disebabkan karena hormon tiroid tapi dihasilkan oleh efek eksitatori dan inhibisi pada kelenjar
pituari anterior.

HORMON PARATIROID
Paratiroid hormone (PTH) merupakan hormone yang berperan dalam metabolisme kalsium (Ca2+). PTH
bekerja melalui reseptor membran. Reseptor ini hanya terdapat pada tulang dan ginjal. Interaksi hormone
reseptor mengaktifkan adenilil siklase membentuk cAMP sebagai messenger.
Perannya antara lain :
 Menurunkan ekskresi kalsium ginjal sehingga konsentrasi kalsium dalam cairan ekstrasel
meningkat
 Meningkatkan ekskresi fosfat melalui ginjal sehingga konsentrasinya dalam cairan ekstrasel
menurun
 Meningkatkan laju disolusi tulang yang menggerakkan Ca2+ masuk ke dalam cairan ekstrasel
 Meningkatkan efisiensi absorbsi Ca2+ dari usus
 Mencegah hipokalsemia dengan mengorbankan substansi tulang (bila supan Ca2+ dari makanan
kurang dan berlangsung lama
Nidya annisa putri
1102013211

a. Sintesis, Sekresi, dan Metabolisme


 PTH disintesis dengan 84 asam amino. PTH1-34 memiliki aktivitas biologic penuh, PTH25-34
bertanggungbjawab atas pengikatan reseptor
 Prekursor langsung PTH adalah proPTH dengan ujung terminal amino yang bersifat sangat
alkalis terdiri dari 115 asam amino. Prekursor proPTH adalah preproPTH yang memiliki 25
asam amino pada ujung terminal amino dan bersifat hidrofobik sebagai sinyal atau pemandu.
 PreproPTH dipindahkan ke dalam reticulum endoplasma. Selama proses pemindahan ini 25 asam
amino pemandu dikeluarkan hingga tersisa proPTH. ProPTH kemudian diangkut ke dalam
apparatus golgi dan di dalam apparatus golgi enzim akan mengeluarkan extension pro sehingga
tersisa PTH yang matur.
 PTH dilepaskan dari aparatus golgi di dalam vesikel sekretorik dan akan mengalami 3 peristiwa
yaitu : pengangkutan ke dalam depot penyimpanan, penguraian dan sekresi langsung.
b. Pengaturan sintesis PTH
 Biosintesis dan sekresi PTH sangat dipengaruhi oleh Ca2+
 Bila kadar Ca2+ dalam plasma turun maka PTH mRNA turun mengakibatkan sintesis PTH
akan meningkat
 Konsentrasi Ca2+ turun akan menurunkan kecepatan penguraian pro PTH menjadi PTH,
begitu pula sebaliknya
 1,25(OH)2-D3 (Kalsitriol) juga memegang peranan penting
 Kompleks reseptor-kalsitriol mengikat 1 atau lebih VDRE (vitamin D response element) yang
ada pada region gen PTH dan menghambat transkripsi gen tersebut. Hal ini mengakibatkan
penurunan produksi PTH mRNA.
 Sintesis PTH dapat meningkat bila ukuran dan jumlah sel yang memproduksi PTH meningkat.
Keadaan ini dapat terjadi pada hipokalsemia lama atau defisiensi kalsitriol.

c. Pengaturan metabolism
 Penguraian menjadi PTH terjadi sekitar 20 menit setelah proPTH terbentuk
 PTH yang dihasilkan dapat disekresikan segera atau disimpan dalam vesikel penyimpanan
untuk sekresi berikutnya
 Sebagian besar PTH yang baru disintesis akan diuraikan. Enzim proteolitik Katepsin B dan D
dijumpai dalam jaringan paratiroid. Katepsin B akan menguraikan PTH menjadi 2 fragmen
yaitu PTH1-36 dan PTH37-84. PTH1-36 akan dipecah menjadi di dan tri peptide, sedangkan
PTH37-84 tidak diurai lagi
 Proteolisis tidak hanya terjadi dalam paratiroid namun juga di hati (sel Kupfer) dan ginjal.
d. Pengaturan sekresi
 Pengaturan sekresi PTH pada awalnya terjadi karena reseptor membran sel berikatan dengan
protein G yang menstimulasi fosfolipase C untuk mengubah PIP2 menjadi IP3. IP3 akan
meningkatkan kadar Ca2+ intrasel yang kemudian akan memacu sekresi PTH
 Ca2+ juga dapat menghambat sekresi PTH dengan cara merusak enzim adenilil siklase
sehingga cAMP tidak terbentuk.

Kelenjar Paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid. Hormon paratiroid adalah suatu hormon
peptida yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu empat kelenjar kecil yang terletak di permukaan
belakang kelenjar tiroid, satu di setiap sudut. Hormon Paratiroid bersama-sama dengan vitamin D3 (1,25-
dihydroxycholecalciferal), dan kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis paratiroid
hormon dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan
dirangsang bila kadar kalsium rendah.
Seperti aldosteron, hormon paratiroid esensial untuk hidup. Efek keseluruhan Hormon paratiroid
adalah meningkatkan konsentrasi kalsium dalam plasma dan mencegah hipokalsemia. Apabila Hormon
paratiroid sama sekali tidak tersedia, dalam beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal,
Nidya annisa putri
1102013211

biasanya akibat asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Melalui
efeknya pada tulang, ginjal, dan usus hormon paratiroid meningkatkan kadar kalsium plasma apabila
kadar elektrolit ini mulai turun sehingga hipokalsemia dan berbagai efeknya secara normal dapat
dihindari. Hormon ini juga bekerja menurunkan konsentrasi fosfat plasma.
Sebagian besar efek hormon paratiroid pada organ sasarannya diperantarai oleh siklik adenosin
monofosfat (cAMP) yang bekerja sebagai mekanisme second messenger. Dalam waktu beberapa menit
setelah pemberian hormon paratiroid, konsentrasi cAMP di dalam osteosit, osteoklas, dan sel-sel sasaran
lainnya meningkat. Selanjutnya, cAMP mungkin bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi osteoklas
seperti sekresi enzim dan asam-asam sehingga terjadi reabsorpsi tulang, pembentukan 1,25-
dihidroksikolekalsiferol di dalam ginjal dan sebagainya. Mungkin masih ada efek-efek langsung lain dari
hormon paratiroid yang fungsinya tidak bergantung pada mekanisme second messenger.

B. Fungsi Fisiologis Hormon Paratiroid


a. Homeostasis Kalsium
Hormon paratiroid dan vitamin D menjadi faktor utama yang mengendalikan metabolisme
kalsium.Keduanya mempunyai kerja yang meningkatkan konsentrasi kalsium serum. Hormon
paratiroid terikat ke reseptor dalam tulang dan ginjal serta mengaktivasi adenilat siklase, sehingga
membentuk adenosin 3’5’ monofosfat siklik (AMP siklik) yang kemudian mengatur enzim intrasel
lainnya.
Hormon paratiroid bekerja atas tulang untuk mempercepat resorpsi tulang dan meningkatkan
pembentukan kembali tulang dengan menginduksi aktivitas osteoklastik dan osteoblastik.
Kerjanya atas tubulus renalis untuk menurunkan resorpsi fosfat dan bikarbonat serta untuk
meningkatkan resorpsi kalsium.
Hormon paratiroid mempunyai peranan tidak langsung dalam meningkatkan absorpsi kalsium
gastrointestinalis dengan meningkatkan efek vitamin D. Vitamin D (kolekalsiferol) di bentuk
dalam kulit oleh kerja sinar ultraviolet atas 7 dihidrokolesterol: kemudian ia dihidroksiklasi dalam
hati ke 25-hidroksikolekalsiferol dan diaktivasi lebih lanjut oleh 1-alfahidroksilase dalam ginjal ke
metabolit kuat, 1,25-dihidrosikolekalsiferol. Hormon paratiroid meningkatkan perubahan 25-
hidroksikolekalsiferol ke 1,25-dihidroksikalekalsiferol.
Vitamin D juga menyokong keseimbangan kalsium positif, terutama dengan meningkatkan
absorpsi usus. Walaupun salah satu kerja vitamin D untuk memobilisasi kalsium dari tulang,
namun ia meningkaktan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel, serta efek bersihnya untuk
meningkatkan mineralisasi dan pembentukan kembali tulang (’remodeling’).
1. Pengaturan Sekresi Hormon Paratiroid Oleh Konsentrasi Ion Kalsium
Bahkan penurunan konsentrasi ion kalsium yang paling sedikit pun dalam cairan
ekstraselular akan menyebabkan kelenjar paratiroid meningkatkan kecepatan sekresinya
dalam waktu beberapa menit; bila penurunan konsentrasi kalsium menetap, kelenjar akan
menjadi hipertrofi, sering lima kali lipat atau lebih. Contohnya, kelenjar paratiroid menjadi
sangat membesar pada rikets, di mana kadar kalsium biasanya hanya tertekan sedikit; juga,
kelenjar menjadi sangat besar saat hamil, walaupun penurunan konsentrasi ion kalsium
dalam cairan ekstraselular ibu sangat sulit diukur; dan kelenjar sangat membesar selama
laktasi karena kalsium digunakan untuk pembentukan air susu ibu.
Sebaliknya, setiap keadaan yang meningkatkan konsentrasi ion kalsium di atas nilai normal
akan menyebabkan berkurangnya aktivitas dan ukuran kelenjar paratiroid. Beberapa keadaan
tersebut meliputi :
 Jumlah kalsium yang berlebihan dalam diet
 Meningkatnya vitamin D dalam diet
 Absorpsi tulang yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dengan hormon
paratiroid (contohnya, absorpsi tulang yang disebabkan oleh tidak digunakannya
tulang itu).
2. Absorpsi Kalsium dan Fosfat dari Tulang yang Disebabkan oleh Hormon Paratiroid
Nidya annisa putri
1102013211

Hormon paratiroid kelihatannya mempunyai dua efek pada tulang dalam menimbulkan
absorpsi kalsium dan fosfat. Yang pertama merupakan suatu tahap cepat yang dimulai dalam
waktu beberapa menit dan meningkat secara progresif dalam beberapa jam. Tahap ini
diyakini disebabkan oleh aktivasi sel-sel tulang yang sudah ada (terutama osteosit) untuk
meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat. Tahap yang kedua adalah tahap yang lebih
lambat, dan membutuhkan waktu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu untuk menjadi
berkembang penuh; fase ini disebabkan oleh adanya proses proliferasi osteoklas, yang diikuti
dengan sangat meningkatnya reabsorpsi osteoklastik pada tulang sendiri, jadi bukan hanya
absorpsi garam fosfat kalsium dari tulang.
b. Efek Hormon Paratiroid Terhadap Eksresi Fosfat dan Kalsium oleh Ginjal
Pemberian hormon paratiroid menyebabkan pelepasan fosfat dengan segera dan cepat ke dalam
urin karena efek dari hormon paratiroid yang menyebabkan berkurangnya reabsorpsi ion fosfat
pada tubulus proksimal. Hormon paratiroid merangsang penghematan kalsium dan mendorong
pengeluaran fosfat oleh ginjal selama pembentukan urin.
Di bawah pengaruh hormon Paratiroid , ginjal mampu mereabsorpsi lebih banyak kalsium yang
difiltrasi, sehingga kalsium yang keluar melalui urin berkurang. Efek ini meningkatkan
kadar kalsium plasma dan menurunkan pengeluaran kalsium melalui urin. (Melarutkan tulang
untuk memperoleh lebih banyak kalsium akan menjadi sia-sia apabila kemudian kalsium keluar
melalui urin.) Sewaktu merangsang reabsorpsi kalsium oleh ginjal. Hormon Paratiroid juga
meningkatkan ekskresi fosfat urin melalui penurunan reabsorpsi fosfat. Akibatnya, hormon
paratiroid menurunkan kadar fosfat plasma bersamaan dengan saat hormon tersebut meningkatkan
konsentrasi kalsium.
c. Efek Hormon Paratiroid Pada Absorbsi Kalsium dan Fosfat dalam Usus
Walaupun hormon paratiroid tidak memiliki efek Iangsung pada usus, hormon ini secara tidak
langsung meningkatkan reabsorpsi kalsium dan fosfat dari usus halus melalui perannya dalam
pengaktifan 1,25-dihidroksikolekal-siferal dari vitamin D. Vitamin ini, pada gilirannya, secara
langsung meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat oleh usus. Tetapi seperti dengan cara
kerjanya di ginjal dan tulang hormon paratiroid dapat juga bekerja pada kondisi patologis atau
farmakologis untuk meregulasi metabolime kalsium melalui stimulasi langsung terhadap absorpsi
kalsium di usus.
Semua efek hormon paratiroid ditujukan untuk meningkatkan kadar kalsium plasma. Dengan
demikian, sekresi hormon paratiroid akan meningkat sebagai respons terhadap penurunan
konsentrasi kalsium plasma dan menurun apabila kadar kalsium plasma meningkat. Sel-sel
sekretorik kelenjar paratiroid sangat peka terhadap perubahan kalsium plasma bebas. Karena
hormon paratiroid mengatur konsentrasi kalsium plasma, hubungan ini membentuk lengkung
umpan-balik negatif sederhana untuk mengontrol sekresi hormon paratiroid tanpa melibatkan
intervensi saraf atau hormon lain.
Vitamin D (vitamin D3) juga berpengaruh pada metabolisme kalsium. Vitamin ini terdapat
didalam diet normal dan di sintesis di kulit. Sinar ultraviolet menghasilkan vitamin D3 di kulit
yang selanjutnya mengalami hidroksilasi di hati dan ginjal menjadi vitamin D3 (kalsitriol). Fungsi
utama kalsitriol adalah merangsang penyerapan kalsium di dalam usus.
Kelainan kelenjar paratiroid ditandai dengan peningkatan atau penurunan fungsi . Hipoparatiroidi
dapat disebabkan oleh defisiensi hormon paratiroid yang bersifat autoimun, berkurangnya
pembentukan hormon paratiroid, atau ketidakmampuan jaringan untuk bereaksi terhadap hormon
paratiroid (pseudohipoparatiroidisme).
Yang paling sering ditemui ialah hipoparatiroidi iatrogenik sesudah tiroidektomi. Adanya
kecurigaan terangkatnya kelenjar paratiroid, harus diantisipasi dengan reimplantasi kelenjar
tersebut baik pada muskulus sternokleidomastoideus ataupun, muskulus brakioradialis pada
lengan. Sedangkan hiperparatiroidi, yang di tandai dengan peningkatan hormon paratiroid kausa
yang terbanyak ialah adenoma paratiroid dan hiperplasia paratiroid.
Nidya annisa putri
1102013211

Pada penderita berusia lanjut atau penderita asimtomatik dengan hiperkalsemia ringan terapi
konservatif merupakan cara terbaik. Selebihnya berupa pembedahan untuk mengangkat semua
jaringan yang menghasilkan hormon paratiroid. Pembedahan tersebut berupa pengangkatan
adenoma, atau pada hiperplasia berupa pengangkatan tiga setengah kelenjar dengan menyisakan
setengah kelenjar saja.

HORMON KALSITONIN
Kalsitonin (CT) adalah hormon ketiga yang berperan didalam regulasi tulang dan kalsium darah. Sumber
utama daro CT adalah C-Sel (parafollicular cells) dari kelenjar tiroid. Sebagian besar jenis sel dari
kelenjar tiroid adalah folikular sel, yang bertanggungjawab untuk sekresi hormon tiroid. Selain itu, CT
juga dijumpai di beberapa organ di dalam tubuh, termasuk thymus, usus halus, kandung kemih, paru-paru
dan hati manusia. CT adalah polipetida kecil, terdiri dari 32 asam amino dengan berat molekul 3410 Da.
CT adalah sebuah produk dari keluarga gen CT, yang terdiri dari 5 gen. CALC I,II,III,IV dan V.
Sekresi hormon kalsitonin dipengaruhi oleh adanya serum Ca2+ yang tinggi, target organ dari hormon ini
adalah Usus halus dan tulang. Hormon ini bekerja menurunkan absorbsi Ca2+ di dalam usus dan
menurunkan resorpsi Ca2+ di dalam tulang sehingga serum Ca2+ yang semula tinggi menjadi turun.
Hormon ini bekerja berkebalikan dengan hormon paratiroid. Ca plasma > normal, dapat menyebabkan
gangguan sistem saraf (refleks lamban, kontraksi otot lamban & lemah konstipasi & nafsu makan).

Kelebihan Hormon Kalsitosin


Efek yang terjadi jika kelebihan hormon ini akan menyebabkan terjadinya hipokalsemik, yaitu keadaan
dimana tubuh mengalami penurunan kadar kalsium.

Kekurangan Hormon Kalsitonin


Efek yang terjadi adalah tubuh akan mengalami hiperkalsemik, yaitu keadaan dimana kadar kalsium di
dalam tubuh meningkat sehingga memungkinkan untuk terjadinya kelebihan kadar kalsium tubuh.
Dijelaskan oleh Marks et al (2000), bahwa walaupun asupan kalsium dari hari ke hari sangat bervariasi,
konsentrasi kalsium di dalam cairan intrasel dan ekstrasel sangatlah konstan. Dari komponen ionic CES
(cairan ekstrasel), hanya natrium yang diatur lebih ketat daripada kalsium. Namun, di dalam sel,
konsentrasi kalsium dikontrol lebih ketat daripada konsentrasi natrium. Misalnya, konsentrasi natrium di
dalam CES (cairan ekstrasel) 16-20 kali lebih besar daripada konsentrasi di dalam sitosol sel namun
konsentrasi kalsium diluar sel 10.000-20.000 kali lebih besar daripada konsentrasinya di dalam sel.
Ciri umum kematian sel, apapun sifat penyebabnya (misalnya hipoksia, trauma, intoksikasi) adalah
peningkatan kalsium intrasel melebihi konsentrasi kritis tertentu.
Konsentrasi kritis kalsium intrasel serta konsentrasi kalsium di dalam CES diatur oleh aktivitas terpadu
dua hormon polipetida, hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin (CT), dan oleh vitamin D3 berbentuk
aktif (1,25-dihidroksikolekalsiferol; 1,25-(OH)2D3), suatu hormon sterol. Terdapat lengkung umpan balik
antara konsentrasi Ca2+ “bebas” (elemen, tidak terikat ke protein) di dalam darah dan sintesis serta sekresi
hormone kalsitropik ini.
Ion kalsium (Ca+) memiliki efek fisiologis penting di hamper semua jaringan tubuh.
Kalsium mempengaruhi permeabilitas membrane terhadap air dan ion lain. Kalsium mengaitkan rangsang
eksitasi saraf dengan kontraksi otot di tautneuromuskular, merupakan kompenen penting dalam jenjang
pembekuan darah, berfungsi sebagai komponen Kristal yang stabil di dalam rangka sehingga
memperkokoh penunjang struktural, dan ikut serta dalam mengaitkan sinyal hormon dengan efek intrasel.

LI 3. MM KELAINAN KELENJAR TIROID


Definisi
a. Hipotiroidisme
Nidya annisa putri
1102013211

Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis dari
hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma
yang cukup dari hormon. Beberapa pasien hipotiroidisme mempunyai kelenjar yang mengalami
atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat pembedahan/ablasi radioisotop atau akibat
destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi. Gejala hipotiroidisme adalah
penambahan berat badan, sensitif terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan
lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan
penurunan kemampuan bicara.
b. Hipertiroidisme
Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-
jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.29 Keadaan ini dapat
timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga
tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar. Gejala
hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan meningkat, keringat berlebihan,
kelelahan, leboh suka udara dingin, sesak napas. Selain itu juga terdapat gejala jantung berdebar-
debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot (eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut
rontok, dan atrofi otot.
Secara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Struma Toksik
Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa toksik. Istilah
diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik
akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan
memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler
toksik). Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh
dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit
Grave (gondok eksoftalmik/exophthalmic goiter), bentuk tiroktosikosis yang paling banyak
ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.
Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulan-bulan.
Antibodi yang berbentuk reseptor TSH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut
dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.
Meningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan peningkatan pembentukan antibodi
sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai hasilpengobatan penyakit ini cenderung
untuk menurunkan antibodi tetapi bukan mencegah pembentukyna.32 Apabila gejala gejala
hipertiroidisme bertambah berat dan mengancam jiwa penderita maka akan terjadi krisis tirotoksik.
Gejala klinik adanya rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit dingin, pucat, sulit berbicara dan
menelan, koma dan dapat meninggal.
b. Struma Non Toksik
Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa non toksik
dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik.
Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan
di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat
sintesa hormon oleh zat kimia. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka
pembesaran ini disebut struma nodusa.
Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa
non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi
multinodular pada saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan karena tidak ada
Nidya annisa putri
1102013211

hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan kosmetik atau
ketakutan akan keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh adanya gejala mekanis yaitu
penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas), biasanya tidak disertai rasa nyeri
kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul.
LO 3.5 PATOFISIOLOGI

Berbagai faktor diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya hipertrofi kelenjar tiroid termasuk
didalamnya defisiensi iodium, goitrogenik glikosida agent ( zat atau bahan ini dapat memakan sekresi
hormon tiroid) seperti ubi kayu, jagung lobak, kangkung, kubis bila dikonsumsi secara berlebihan, obat-
obatan anti tiroid, anomali, peradangan atau tumor atau neoplasma. Sedangkan secara fisiologis menurut
Benhard (1991) kelenjar tiroid dapat membesar sebagai akibat peningkatan aktivitas kelenjar tiroid
sebagai upaya mengimbangi kebutuhan tubuh yang meningkat pada masa pertumbuhan dan masa
kehamilan. Bahkan dikatakan pada kondisi stress sekalipun kebutuhan tubuh akan hormon ini cenderung
meningkat. Laju metabolisme tubuh pada kondisi-kondisi diatas meningkat.
Berdasarkan kejadian atau
penyebarannya ada yang disebut
Struma Endemis dan Sporadis.
secara sporadis dimana kasus-
kasus struma ini dijumpai
menyebar diberbagai tempat atau
daerah. Bila dihubungkan dengan
penyebab, maka struma sporadis
banyak disebabkan oleh faktor
goitrogenik, anomali dan
penggunaan obat-obatan anti
tiroid, peradangan dan neoplasma.
Secara endemis dimana kasus-
kasus ini struma ini dijumpai pada
sekelompok orang di suatu daerah
tertentu, dihubungkan dengan
penyebab defisiensi iodium.
Bahan dasar pembentukan
hormon-hormon kelenjar tiroid
adalah iodium yang diperoleh dari
makanan dan minuman yang mengandung iodium. Ion iodium (iodida) darah masuk kedalam kelenjar
tiroid secara transport aktif dengan ATP sebagain sumber energi. selanjutnya sel-sel folikel kelenjar tiroid
akan mensintesis Tiroglobulin (sejenis glikoprotein) dan selanjutnya mengalami iodinisasi sehingga akan
terbentuk iodotironin (DIT) dan mono iodotironin (MIT). Proses ini memerlukan enzim peroksida sebagai
katalisator. Proses akhir adalah berupa reaksi penggabungan. Penggabungan dua molekul DIT akan
membentuk tetra iodotironin tiroxin (T4) dan molekul DIT bergabung dengan MIT menjadi tri iodotironin
(T3) untuk selanjutnya masuk kedalam plasma dan berikatan dengan protein binding iodine. Reaksi
penggabungan ini dirangsang oleh hormon TSH dan dihambat oleh tiourasil, Tiourea, sulfonamid dan
metilkaptoimidazol.
Nidya annisa putri
1102013211

Melihat proses singkat terbentuknya hormon tiroid maka pemasukan iodium yang berkurang,
gangguan berbagai enzim dalam tubuh, hiposekresi TSH, bahan atau zat yang mengandung tiourea,
tiourasil, sulfonamid, dan metilkaptoimidazol, glukosil goitrogenik, gangguan pada kelenjar tiroid sendiri
serta faktor pengikat dalam plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormon tiroid. bila kadar
hormon-hormon tiroid kurang makan akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar tiroid
sehingga aktivitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran (hipertropi). Dengan kompensasi ini kadar
hormon seimbang kembali.
Dampak struma thdp tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi
kedudukan organ-organ disekitarya. Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan
esofagus. Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong trakea, esofagus dan pita suara sehingga
terjadi kesulitan bernapas dan disfagia yang akan berdampak thdp gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi
serta cairan dan elektrolit. penekanan pada pitasuara akan menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat simetris atau tidak, jarang
disertai kesulitan bernapas dan disfagia. tentu dampaknya lebih ke arah estetika atau kecantikan.
perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi rasa aman dan konsep diri klien.

LO 3.6 MANIFESTASI KLINIS

1. Berdebar-debar/meningkatnya denyut nadi


Berdebar-debar dan terasa berat pada bagian jantung akibat kerja perangsangan jantung, sehingga curah
jantung dan tekanan darah sistolik akan meningkat. Bila akhirnya penyakit ini menghebat, bias timbul
fibrilasi atrial dan akhirnya gagal jantung kongestif. Tekanan nadi hampir selalu dijumpai meningkat
(pulsus celer) Pulsus celer biasanya terdapat pada peyakit 3A, 3B dan IN (anemia gravis, arterioveneus
shunt, aorta insufficiency, botali persisten, beri-beri, basedow dan nervositas. Pembuluh darah di perifer
akan mengalami dilatasi. Laju filtrasi glomerulus, aliran plasma ginjal, serta traspor tubulus akan
meningkat di ginjal, sedangkan di hati pemecahan hormone steroid dan obat akan dipercepat.
2. Keringat
Metabolisme energi tubuh akan meningkat sehingga meningkatkan metabolisme panas, proteolisis,
lipolisis, dan penggunaan oksigen oleh tubuh. Metabolisme basal hampir mendekati dua kalinya
menyebabkan pasien tidak tahan terhadap hawa panas lalu akan mudah berkeringat.
3. Konstipasi
Karena pada penderita kurang asupan nutrisi dan cairan, yang mengakibat kurangnya atau tidak adanya
nutrisi dan cairan yang bisa diserap oleh usus. Maka dari itu system eliminasi pada penderita struma
terganggung.
4. Gemetar
Kadang-kadang pasien menggerakkan tangannya tanpa tujuan tertentu, timbul tremor halus pada tangan
5. Gelisah
Peningkatan eksitabilitas neuromuscular akan menimbulkan hiperrefleksia saraf tepi oleh karena
hiperaktifitas dari saraf dan pembuluh darah akibat aktifitas T3 dan T4. Gangguan sirkulasi ceberal juga
terjadi oleh karena hipervaskularisasi ke otak, menyebabkan pasien lebih mudah terangsang. Nervous,
gelisah depresi dan mencemaskan hal-hal yang sepele.
6. Berat badan menurun
Lipolisis (proses pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel lemak tubuh) menyebabkan berat badan
menurun, asam lemak bebas dihasilkan menuju aliran darah dan bersirkulasi ke tubuh. Lipolisis juga
Nidya annisa putri
1102013211

menyebabkan hiperlipidasidemia dan meningkatnya enzim proteolitik sehingga menyebabkan proteolisis


yang berlebihan dengan peningkatan pembentukan dan ekresi urea.
7. Mata membesar
Gejala mata terdapat pada tirotoksikosis primer, pada tirotoksikosis yang sekunder, gejala mata tidak
selalu ada dan kalaupun ada tidak seberapa jelas. Pada hipertiroidisme imunogenik (morbus Graves)
eksoftalmus dapat ditambahkan terjadi akibat retensi cairan abnormal di belakang bola mata; penonjolan
mata dengan diplopia, aliran air mata yang berlebihan, dan peningkatan fotofobia. Penyebabnya terletak
pada reaksi imun terhadap antigen retrobulbar yang tampaknya sama dengan reseptor TSH. Akibatnya,
terjadi inflamasi retrobulbar dengan pembengkakan bola mata, infiltrasi limfosit, akumulasi asam
mukopolisakarida, dan peningkatan jaringan ikat retrobulbar.
8. Nyeri pada tenggorokan ( Karena area trakea tertekan )
9. Kesulitan bernapas dan menelan ( Karena area trakea tertekan )
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma mendorong trachea
sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan oksigen.
10. Suara serak
Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat penekanan pada pita
suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.

HIPOTIROIDISME

Organ/ Sistem Organ Keluhan/Gejala/Kelainan


Kardiovaskuler Bradikardia
Gangguan kontraktilitas
Penurunan Curah jantung
Kardiomegali ( paling banyak disebabkan oleh efusi perikard)
Respirasi Sesak dengan aktivitas
Gangguan respon ventilasi terhadap hiperkapnia dan hipoksia
Hipoventilasi
Sleep apnea
Efusi Pleura
Gastrointestinal Anoreksia
Penurunan peristaltik usus  konstipasi kronik, impaksi feses dan
ileus
Ginjal Penurunan laju filtrasi ginjal
(air dan elektrolit) Penurunan kemampuan ekskresi kelebihan cairan  intoksikasi
cairan dan hiponatremia
Hematologi Anemia, disebabkan:
 Gangguan sintesis hemoglobin karena defisiensi tiroksin
 Defisiensi besi karena hilangnya besi pada menoragia dan
gangguan absorbsi besi
 Defisiensi asam folat karena gangguan absorbsi asam folat
 Anemia pernisiosa
Neuromuskular Kelemahan otot proksimal
Berkurangnya refleks
Gerakan otot melambat
Kesemutan
Psikiatri Depresi
Gangguan memori
Nidya annisa putri
1102013211

Gangguan kepribadian
Endokrin Gangguan pembentukan estrogen  gangguan ekskresi FSH dan
LH, siklus anovulatoar, infertilitas, menoragia

HIPERTIROIDISME
Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem
organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan
aritmia jantung dapat terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah.
Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga
keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem saraf. Peningkatan
kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf dan otot.
Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi
kalsium dan fosfor merupakan salah satu komplikasi hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi
akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis da ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (rena
calculi), obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal.
Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi akibat demineralisasi tulang
atau tumor tulang, yang muncul berupa sel-sel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang
berlebihan. Pasien dapat mengalami nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan
persendian; nyeri ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekkan badan.
Kehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme merupakan faktor risiko terjadinya fraktur.
Insidens ulkus peptikum dan prankreatis meningkat pada hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan
terjadinya gejala gastroitestinal. (Brunner & Suddath, 2001)

LO 3.7 DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

1. Palpasi, teraba batas yang jelas, bernodul satu atau lebih, konsistensinya kenyal. Jika di auskultasi
terdengar bunyi seperti pluit.
2. Termografi
Termografi adalah suatu metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat.
Alatnya adalah Dynamic Tele-Thermography. Hasilnya disebut n panas apabila perbedaan panas dengan
sekitarnya > 0,9°C dan dingin apabila <0,9°C. Pada penelitian Alves didapatkan bahwa yang ganas
semua hasilnya panas. Dibandingkan dengan cara pemeriksaan yang lain ternyata termografi ini adalah
paling sensitif dan spesifik.
3. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan serum T4 (troksin) dan T3 (triyodotironin) dalam batas
normal.
Nilai normal :
 T4 serum : 4.9 – 12.0 µg/dL
 Tiroksin bebas : 0.5 – 2.8 µg/dL
 T3 serum : 115 - 190 µg/dL
 TSH serum : 0.5 – 4 µg/dL
 FT1 serum : 6.4 - 10 %
4. Pada pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Dapat menentukan apakah lesi tersebut kistik ataukah padat. Kebanyakan karsinoma adalah padat,
kebanyakan lesi yang kistik atau campuran adalah jinak. Teknik ultasonografi digunakan untuk
menentukan apakah nodul tiroid, baik yang teraba pada palpasi maupun yang tidak, merupakan nodul
tunggal atau multiple padat atau kistik. Pemeriksaan ultasonografi ini terbatas nilainya dalam
Nidya annisa putri
1102013211

menyingkirkan kemungkinan keganasan tapi hanya dapat mendeteksi nodul yang berpenampang lebih
dari setengah centimeter.
Kelainan- kelainan yang dapat didiagnosis secar USG ialah:
4.1 Kista; kurang lebih bulat, seluruhnya hipoekoik sonolusen, dindingnya tipis.
4.2 Adenoma/ nodul padat; iso atau hiperekoik, kadang-kadang disertai hal yaitu suatu lingkaran hipoekoik
disekelilingnya.
4.3 Kemungkinan karsinoma; nodul padat, biasanya tanpa halo.
4.4 Tiroditis; hipoekoik, difus, meliputi seluruh kelenjar.

USG bermanfaat pada pemeriksaan tiroid untuk:


4.1 Dapat menentukan jumlah nodul.
4.2 Dapat membedakan antara lesi tiroid padat dan kistik.
4.3 Dapat mengukur volume dari nodul tiroid.
4.4 Dapat mendeteksi adanya jaringan kanker tiroid residif yang tidak menangkap iodium, yang tidak terlihat
dengan sidik tiroid.
4.5 Pada kehamilan di mana pemeriksaan sidik tiroid tidak dapat dilakukan, pemeriksaan USG sangat
membantu mengetahui adanya pembesaran tiroid.
4.6 Untuk mengetahui lokasi dengan tepat benjolan tiroid yang akan dilakukan biopsi terarah.
4.7 Dapat dipakai sebagai pengamatan lanjut hasil pengobatan.
5. Pemeriksaan sidik tiroid.
Hasil pemeriksaan dengan radioisotope adalah teraan ukuran, bentuk lokasi, dan yang utama ialah fungsi
bagian-bagian tiroid. Pada pemeriksaan ini pasien diberi Na peroral dan setelah 24 jam secara foto grafik
ditentukan konsentrasi yadium radioaktif yang ditangkap oleh tiroid.
Dari hasil sidik tiroid dapat dibedakan 3 bentuk, yaitu :
5.1 Nodul dingin bila penangkapan yodium nihil atau kurang dibandingkan sekitarnya.Hal ini menunjukkan
fungsi yang rendah.
5.2 Nodul panas bila penangkapan yodium lebih banyak dari pada sekitarnya. Keadaan ini memperlihatkan
aktivitas yang berlebih.
5.3 Nodul hangat bila penangkapan yodium sama dengan sekitarnya. Ini berarti fungsi nodul sama dengan
bagian tiroid yang lain.Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan apakah nodul itu ganas atau jinak.
6. Dilakukan foto thorak posterior anterior.
Memperjelas adanya deviasi trakea, atau pembesaran struma retrosternal, untuk evaluasi kondisi jalan
nafas.
7. Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode soft tissu technig.
8. Biopsy dan Sitologi Tiroid
Biopsy ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Biopsy aspirasi jarum
halus tidak nyeri, hampir tidak menyebabkan bahaya penyebaran sel-sel ganas. Kerugian pemeriksaan
dengan cara ini adalah dapat memberikan hasil negative palsu karena lokasi biopsy kurang tepat, teknik
biopsy kurang benar, pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah interpretasi
aleh ahli sitologi.
A. Jarum yang diletakan ke spuid dan ditahan dalam penahan dimasukan ke dalam pembengkakan tiroid
yang akan menjalani biopsy.
B. Pengisap ditarik pada tangkai spuid.
Nidya annisa putri
1102013211

C. Dengan mempertahankan pengisapan, jarum digerakkan maju mundur pada pembengkakan dalam
berbagai arah.
D. Pengisap dilepaskan dari spuid.
E. Jarum dan spuid lalu ditarik dari pembengkakan tiroid.
Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan biopsy aspirasi jarum halus ( fine needle aspioration
biopsy, FNA ). Cara pemeriksaan ini cukup akurat untuk mendiagnosis karsinoma tiroid, tiroiditis, atau
limfoma. Biopsy aspirasi tidak mempunyai batasan dalam hal ukuran tumor, asalkan lesi ini dapat
dipalpasi. Saat dilakukan penusukan tidak perlu dilakukan anastesi lokal.
A. Jarum diambil dari spuid.
B. Udara ditarik ke dalam spuid.
C. Jarum dan spuid disambung lagi.
D. Penghisap spuid didorong lembut ke bawah, yang mengeluarkan sel ke atas gelas objek mikroskop

LO 3.8 TATALAKSANA

Struma Difus Toksik (Grave's Disease)


Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan
cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
1.1 Obat antitiroid
Indikasi :
1. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan
struma ringan sampai sedang dan tirotoksikosis.
2. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada
pasien yang mendapat yodium aktif.
3. Persiapan tiroidektomi
4. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia.
5. Pasien dengan krisis tiroid.
Obat antitiroid yang sering digunakan :

Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)

Karbimazol 30-60 5-20

Metimazol 30-60 5-20

Propiltourasil 300-600 5-200


1.2 Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah penberian dioperasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
Nidya annisa putri
1102013211

Iodium radioaktif diberikan melalui mulut, dalam bentuk cairan 1-2 ml, tidak berasa dan berbau, dan
dengan cepat diserap melalui saluran cerna. Iodium radioaktif ini akan masuk ke kelenjar tiroid melalui
aliran darah dan merusak kelenjar tiroid. Walaupun radioaktivitas ini menetap selama beberapa waktu
dalam kelenjar tiroid, iodium radioaktif ini akan dikeluarkan melalui bagian tubuh dalam beberapa hari.
Efek pada kelenjar tiroid akan terjadi dalam 1-3 bulan dan efek maksimal terjadi antara 3-6 bulan.
Pada sebagian kasus pengobatan iodium radioaktif cukup satu kali saja, akan tetapi pada keadaan dengan
kelenjar gondok yang besar, diperlukan dosis iodium radioaktif yang kedua untuk mengablasi/mematikan
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang diablasi lama kelamaan produksi hormon tiroid akan berkurang
bahkan tidak ada sama sekali dan dalam jangka panjang dapat terjadi hipotiroid (kebalikan dari
hipertiroid).
Oleh karena itu setelah mendapat pengobatan iodium radioaktif secara berkala setiap 6-12 bulan
diperiksa fungsi tiroid dan bila terjadi hipotiroid, harus diberikan pengganti/substitusi hormon tiroid yang
diberikan seumur hidup (karena kelenjar tiroid sudah tidak berfungsi lagi) dengan dosis sesuai kebutuhan.
Pasien cukup minum tablet hormon tiroid secara teratur seperti halnya minum vitamin.

Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme.
Indikasi :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid.
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif
d. Adenoma toksik atau struma multinodular toksik
e. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

TIROIDEKTOMI
Tiroidektomi adalah sebuah operasi yang melibatkan operasi pemindahan semua atau sebagian dari
kelenjar tiroid. Klasifikasi dari tiroidektomi adalah total tiroidektomi dan nyaris total tiroidektomi.
Indikasi dilakukan tiroidektomi adalah gondok, kanker tiroid, hipertiroidisme, gejala obstruksi, kosmetik.
A. Tiroidektomi parsial atau total dapat dilaksanakan sebagai terapi primer terhadap karsinoma tiroid,
hipertiroidisme, dan hiperparatiroidisme
• Tiroidektomi total : kelenjar tiroid diangkata seluruhnya
• Tiroidektomi parsial : mengangkat sebagian kelenjar tiroid

2. Struma Nodular Toksik


Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi gejala tetapi biasanya kurang
efektif dari pada penderita penyakit Graves. Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena
pengambilan yang rendah dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul
yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk
struma multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah
dianjurkan (Sadler et al, 1999)
3. Struma Non Toksis
Terapi dengan pengobatan antitiroid atau beta bloker dapt mengurangi gejala tetapi biasanya kurang
efektif dari pada penderita penyakit Graves. Radioterapi tidak efektif seperti penyakit Graves karena
Nidya annisa putri
1102013211

pengambilan yang rendah dan karena penderita ini membutuhkan dosis radiasi yang besar. Untuk nodul
yang soliter, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah terapi pilihan karena kanker jarang terjadi. Untuk
struma multinodular toksik, lobektomi pada satu sisi dan subtotal lobektomi pada sisi yang lain adalah
dianjurkan (Sadler et al, 1999)
Indikasi operasi pada struma nodosa non toksika ialah:
3.1 Keganasan
3.2 Penekanan
3.3 Kosmetik
Tindakan operasi yang dikerjakan tergantung jumlah lobus tiroid yang terkena. Bila hanya satu sisi saja
dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan kedua lobus terkena dilakukan subtotal tiroidektomi. Bila
terdapat pembesaran kelenjar getah bening leher maka dikerjakan juga deseksi kelenjar leher fungsional
atau deseksi kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya ekstensi dan luasnya ekstensi di
luar kelenjar getah bening.
Radioterapi diberikan pada keganasan tiroid yang :
a. Inoperabel
b. Kontraindikasi operasi
c. Ada residu tumor setelah operasi
d. Metastase yang non resektabel
Hormonal terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen juga sebagai supresif untuk
mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca bedah karsinoma tiroid diferensiasi baik
(TSH dependence). Terapai supresif ini juga ditujukan terhadap metastase jauh yang tidak resektabel dan
terapi adjuvan pada karsinoma tiroid diferensiasi baik yang inoperabel.
Preparat : Thyrax tablet
Dosis : 3x75 Ug/hari per-oral

THYRAX
INDIKASI
· Hipotiroidisme karena berbagai macam sebab.
· Menekan kadar TSH (hormon perangsang tiroid) pada keadaan goiter, nodulus, & setelah pengobatan
kanker tiroid dengan radiologi dan atau pembedahan
· Menekan efek goitrogenik dari obat-obat lain, untuk diagnosis, & pada penekanan tes.

PERHATIAN
Hipertiroidisme, penyakit jantung dan pembuluh darah dan atau miksoedema berat dan yang lama terjadi.
Interaksi obat : antikoagulan oral, antidiabetik, Digitalis, Kolestiramin, Fenitoin.

EFEK SAMPING
Takhikardia, kegugupan, gemetar, sakit kepala, kemerahan pada leher & wajah, berkeringat, kehilangan
berat badan. KEMASAN Tablet 100 mcg x 100 biji.

LO 3.9 PENCEGAHAN
Pencegahan primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari diri dari berbagai faktor
resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya struma adalah :
Nidya annisa putri
1102013211

a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam yodium
b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut
c. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak dianjurkan
memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan
d. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi. Cara ini memberikan keuntungan yang
lebih dibandingkan dengan garam karena dapat terjangkau daerah luas dan terpencil. Iodisasi dilakukan
dengan yodida diberikan dalam saluran air dalam pipa, yodida yang diberikan dalam air yang mengalir,
dan penambahan yodida dalam sediaan air minum.
e. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat dan endemik
sedang. Sasaran pemberiannya adalah semua pria berusia 0-20 tahun dan wanita 0-35 tahun, termasuk
wanita hamil dan menyusui yang tinggal di daerah endemis berat dan endemis sedang. Dosis
pemberiannya bervariasi sesuai umur dan kelamin.
f. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 40%) diberikan 3 tahun sekali dengan dosis
untuk dewasa dan anak-anak di atas 6 tahun 1 cc dan untuk anak kurang dari 6 tahun 0,2-0,8 cc.
Pencegahan sekunder adalah upaya mendeteksi secara dini suatu penyakit, mengupayakan orang yang
telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit yang dilakukan melalui beberapa cara
pemeriksaan
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengembalikan fungsi mental, fisik dan sosial penderita setelah
proses penyakitnya dihentikan. Upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Setelah pengobatan diperlukan kontrol teratur/berkala untuk memastikan dan mendeteksi adanya
kekambuhan atau penyebaran.
b. Menekan munculnya komplikasi dan kecacatan
c. Melakukan rehabilitasi dengan membuat penderita lebih percaya diri, fisik segar dan bugar serta
keluarga dan masyarakat dapat menerima kehadirannya melalui melakukan fisioterapi yaitu dengan
rehabilitasi fisik, psikoterapi yaitu dengan rehabilitasi kejiwaan, sosial terapi yaitu dengan rehabilitasi
sosial dan rehabilitasi aesthesis yaitu yang berhubungan dengan kecantikan.
LO 3.10 KOMPLIKASI

1. Suara menjadi serak/parau


Struma dapat mengarah kedalam sehingga mendorong pita suara, sehingga terdapat penekanan pada pita
suara yang menyebabkan suara menjadi serak atau parau.
2. Perubahan bentuk leher
Jika terjadi pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat simetris atau tidak.
3. Disfagia
Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma mendorong
eshopagus sehingga terjadi disfagia yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan nutrisi, cairan, dan
elektrolit.
4. Sulit bernapas
Nidya annisa putri
1102013211

Dibagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trachea dan eshopagus, jika struma mendorong trachea
sehingga terjadi kesulitan bernapas yang akan berdampak pada gangguan pemenuhan oksigen.
5. Penyakit jantung hipertiroid
Gangguan pada jantung terjadi akibat dari perangsangan berlebihan pada jantung oleh hormon tiroid dan
menyebabkan kontratilitas jantung meningkat dan terjadi takikardi sampai dengan fibrilasi atrium jika
menghebat. Pada pasien yang berumur di atas 50 tahun, akan lebih cenderung mendapat komplikasi payah
jantung.
6. Oftalmopati Graves
Oftalmopati Graves seperti eksoftalmus, penonjolan mata dengan diplopia, aliran air mata yang
berlebihan, dan peningkatan fotofobia dapat mengganggu kualitas hidup pasien sehinggakan aktivitas
rutin pasien terganggu.
7. Dermopati Graves
Dermopati tiroid terdiri dari penebalan kulit terutama kulit di bagian atas tibia bagian bawah (miksedema
pretibia), yang disebabkan penumpukan glikosaminoglikans. Kulit sangat menebal dan tidak dapat
dicubit.

LO 3.11 PROGNOSIS
LI 4. MM KECEMASAN MENURUT PANDANGAN ISLAM
Gelisah merupakan salah satu penyakit hati yang harus cepat diobati, seperti halnya penyakit lain maka
apabila penyakit hati ini tidak cepat kita atasi maka akan timbul penyakit-penyakit yang lain yang jauh
leebih berbahaya. Banyak hal negatif yang merupakan dampak dari gelisah tersebut apabila orang tersebut
tidak mengambil tindakan yang tepat dan tidak dibekali iman yang kuat. Misalnya menjadi malas, sedih
yang berlarut-larut, minum-minuman keras dan narkoba dengan dalih menghilangkan kegundahan dalam
hati.

Allah tidak pernah memberikan suatu ujian kepada manusia melebihi apa yang kemampuannya, itu
merupakan janji Allah dalam Al-Quran :
‫سا إِّ هَل ُو ْسعا اها‬
ً ‫َّللاُ نا ْف‬
‫ِّف ه‬ُ ‫اَل يُكال‬
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al Baqarah: 286)

Maka sebagai seorang muslim kita harus yakin, bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini, bahwa
semua yang terjadi merupakan suratan yang sudah diatur oleh Allah SWT.
Lalu apabila datang penyakit gelisah tersebut apa yang harus kita lakukan ? Ingatlah selalu kepada Allah,
itulah jawabannya. Hal tersebut sebagaimana telah Allah katakan dengan jelas pada Al-Quran yang
artinya :“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du : 28)

Dari ayat tersebut sangat jelas dan itu merupakan janji oleh Allah SWT, dengan mengingat Allah SWT
dan mengingat bahwa semua telah ditakdirkan dan pasti Allah tau apa yang terbaik bagi kita, maka hati
akan menjadi tenteram. Lalu bagaimana cara kita mengingat Allah? apakah hanya seperti kita mengingat
barang, seperti saat kita kehilangan barang lalu diingat-ingat? tentu saja berbeda. Mengingat Allah disini
yang dimaksud adalah dengan cara seperti kita berdzikir kepada Allah SWT, Mengenal dan menghayati
kebesarannya, Shalat dan tentu saja selalu yakin akan pertolongannya. Oke, marilah kita sama-sama
jabarkan satu persatu.
Nidya annisa putri
1102013211

1. Shalat
Ya, shalat merupakan suatu saat dimana manusia melakukan komunikasi secara langsung kepada
Allah SWT. Pada saat itulah saat yang paling tepat untuk kita bermunajat dan curhat kepada sang
Maha Pencipta. Dalam shalat kita harus hanya mengingat Allah, dan didalamnya terdapat kalimat -
kalimat dzikrullah dan ayat-ayat Allah SWT. Kita mengenal berbagai macam shalat sunah antaranya
apabila kita sedang gundah dan bingung maka dirikanlah shalat istikharah dan dirikanlah shalat sunnah
tahajud apabila ingin selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT baik di dunia maupun di
akhirat. Dibawah ini merupakan hadist-hadist rasullulah tentang Shalat sebagai penawar kegundahan.
‫صالَة َ أ َ ِرحْ نَا ِب َها‬
َّ ‫َيا ِبالَ ُل أَق ِِم ال‬
Artinya: "Wahai Bilal, iqamahkanlah shalat, tenangkanla kita dengan (mengerjakan)nya". (HR.
Abu Daud)

‫صالَ ِة‬ َ ُ ‫سا ُء َوالطِ ِّيبُ َو ُج ِع َل قُ َّرة‬


َّ ‫ع ْينِى فِى ال‬ َّ َ‫ِّب إِل‬
َ ِِّ‫ى مِ نَ الدُّ ْنيَا الن‬ َّ ِ‫ع ْن أَن ٍَس رضي هللا عنه أ َ َّن النَّب‬
َ ِ‫ قَا َل « ُحب‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ َ
Artinya:
"Anas radhiyallahu'anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: "Dicintakan
kepadaku dari dunia; wanita dan wewangian dan dijadikan sesuatu yang sejuk di mataku ada di
dalam shalat". (HR. Ahmad)

2. Selalu Bersyukur Terhadap Setiap Karunia-Nya


“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumatkan, Jika kamu bersyukur akan karuniaKu, pasti Aku
tambah untukmu, jika kamu ingkar, sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)

“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi
tentram, rizkinya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari nikmat-
nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”. (QS. An Nahl : 112)

Dari dua ayat diatas Allah telah memberikan janji dan peringatan, pada QS.Ibrahim ayat 7 Allah telah
memberikan janji bahwa barang siapa yang bersyukur terhadap nikmatnya maka Allah akan
menambahkan nikmat yang diberikan, dan pada QS An Nahl ayat 112 Allah memberikan peringatan
bahwa Allah menghilangkan ketentraman suatu negeri yang tidak mensyukuri nikmatnya.
Dari dua ayat tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa kita harus bersyukur terhadap semua
nikmatnya, maka dengan bersyukur nikmat kita bertambah, nikmat bukan hanya berupa materi,
ketentraman merupakan sesuau yang lebih berharga dari pada sebuah materi, karena apabila seseorang
memiliki banyak materi namun dicabut ketenangan oleh-Nya maka apapun yang dikerjakan rasanya
tidak nyaman, bahkan makanpun tidak enak.

3. Dzikrullah (Berdzikir terhadap Allah)


Dzikir merupakan ibadah yang paling mudah dilakukan. Dzikir dapat dilakukan kapanpun dimanapun
asalkan dalam keadaan suci dan tempat yang tidak najiz. Dzikir juga merupakan salah satu amalan
yang sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan, dapat dilakukan di dalam hati maupun disuarakan
dengan lisan. Dzikir ini pun tidak diikuti aturan mengenai batas minimal atau maksimal untuk
melakukannya, intinya adalah niat dan keikhlasan kita.
Mengingat Allah swt melalui berdzikir dapat dilakukan dengan cara mengucapkan kalimat-kalimat
thoyyibah (seperti, astagfirullaahal’adhim, subhanallah, alhamdulillah, Laa ilaa ha Illallah, Allahu
Akbar) secara lisan maupun di dalam hati berulang-ulang dan terus-menerus, sebanyak yang kita
mampu.

“… Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah(berdzikir) hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du :
28)
Nidya annisa putri
1102013211

Dzikir, tidak hanya dilakukan dengan lisan. Namun, dzikir yang utama adalah rangkaian amalan yang
melibatkan pikiran, hati, lisan dan perbuatan. Dengan selalu berdzikir Insya Allah akan selalu diberi
kemudahan, penceraahan dan ketenangan dalam hati.

4. Selalu Yakin akan Pertolongan Allah


Hidup manusia tidak akan terlepas dari yang dinamakan dengan masalah, karena masalah terkadang
merupakan ujian dari Allah SWT untuk mengukur seberapa besar ketakwaan dan keimanan kita
terhadap-Nya, namun terkadang masalah yang datang merupakan peringatan Allah terhadap kita agar
kita kembali kepada jalan yang benar.
Yang menjadi masalah sebenarnya adalah bagaimana kita menanggapi dan mengatasi masalah
tersebut. Apabila orang tersebut telah terlalu jauh meninggalkan Imannya maka orang tersebut gelisah,
menganggap bahwa tidak ada lagi yang mampu menolongnya, sudah tidak berharga lagi hidupnya.
Itulah orang yang berputus asa, padahal masih ada yang Maha Segalanya. Islam melarang seseorang
berputus asa karena masalahnya. hal itu telah dijelaskan dalam Al-Quran sebagai berikut :

"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)

Melalui ayat tersebut Allah telah menegaskan larangan putus asa atas segala Rahmat yang telah Allah
berikan kepada kita. Apabila kita mau bertobat niscaya Allah akan mengampuni karena Allah lah yang
maha pengasih lagi maha penyayang. Yakinlah selalu bahwa Allah selalu bersama hamba-hambanya
yang beriman. Pertolongan Allah begitu dekat, maka tidak ada alasan untuk berputus asa. Berdoalah
dan meminta pertolongan kepada-Nya, niscaya Allah akan mendengar dan mengabulkan doa kita.

“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi
(kemenangan)mu, dan agar tentram hatimu karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Al Imran : 126)
“bilakah datangnya pertolongan Allah?”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.
(QS Al Baqarah : 214)

5. Membaca, Mempelajari dan Mengamalkan Al-Qur'an


Sebagai seorang muslim, sudahlam menjadi barang yang harus yaitu membaca, mempelajari dan
mengamalkan Al-Quran. Karena itulah kitab kita umat muslim, yang sudah menjadi keharusan untuk
menjadikannya pedoman hidup. Al-quran merupakan petunjuk kehidupan dan obat.

Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S.
Al-Isra' 17:82)

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…........ QS. Al Baqarah (2) : 2, 185

Dan al-quran berisikan berbagai kalimat yang penuh dengan kebaikan, ayat-ayat Allah yang
diturunkan pada bulan yang penuh barokah yaitu Bulan ramadhan, maka niscaya siapa yang dengan
secara teratur membacanya maka tenanglah hatinya, bahkan yang mendengarkanpun akan ikut merasa
tenang.

“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-
ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya,
Nidya annisa putri
1102013211

kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,
dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az Zumar : 23)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)

Anda mungkin juga menyukai