Kontribusi Sumber Daya Batu Bara
Kontribusi Sumber Daya Batu Bara
PENDAHULUAN
1Dahlan Ibrahim, “Prospek Sumber Daya Batu Bara di Bagian Kutai Timur Bagian Barat
Kalimantan Timur” diakses dari http://www.dim.esdm.go.id/kolokium/Makalah
%20Umum/3.%20PROSPEK_BB_KUTAI% 20_ABSTRACt_.pdf
Batu bara ditambang dengan dua metode tambang permukaan atau terbuka
dan tambang bawah tanah atau dalam. Pemilihan metode penambangan sangat
ditentukan oleh unsur geologi endapan batu bara. Batu bara yang langsung diambil
dari bawah tanah, disebut batu bara tertambang run-of-mine (ROM), seringkali
memiliki kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan
berbentuk pecahan dengan berbagai ukuran. Namun demikian pengguna batu bara
membutuhkan batu bara dengan mutu yang konsisten. Pengolahan batu bara – juga
disebut pencucian batu bara (“coal benification” atau “coal washing”) mengarah pada
penanganan batu bara tertambang (ROM Coal) untuk menjamin mutu yang konsisten
dan kesesuaian dengan kebutuhan pengguna akhir tertentu. Pengolahan tersebut
tergantung pada kandungan batu bara dan tujuan penggunaannya. Batu bara tersebut
mungkin hanya memerlukan pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses
pengolahan yang kompleks untuk mengurangi kandungan campuran. Untuk
menghilangkan kandungan campuran, batu bara terambang mentah dipecahkan dan
kemudian dipisahkan ke dalam pecahan dalam berbagai ukuran. Pecahan-pecahan
yang lebih besar biasanya diolah dengan menggunakan metode pemisahan media
padatan. Dalam proses demikian, batu bara dipisahkan dari kandungan campuran
lainnya dengan diapungkan dalam suatu tangki berisi cairan dengan gravitasi tertentu,
biasanya suatu bahan berbentuk mangnetit tanah halus. Setelah batu bara menjadi
ringan, batu bara tersebut akan mengapung dan dapat dipisahkan, sementara batuan
dan kandungan campuran lainnya yang lebih berat akan tenggelam dan dibuang
sebagai limbah.
Kegiatan tambang bawah tanah
Gambar 3.D.6
Pertumbuhan Produksi, Ekspor, dan Penjualan Batubara
Berdasarkan data tahun 2009, disamping Sumatera, porsi cadangan
batubara di Kalimantan juga merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia.
Hampir 50 persen dari cadangan batubara nasional terdapat di Kalimantan.
Gambar 3.D.7 Sumberdaya Batubara
Gambar 3.D.8
Penambangan Batubara di Areal Pedalaman Kalimantan
2) Konektivitas (infrastruktur)
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan infrastruktur dalam menunjang
pengembangan kegiatan ekonomi utama batubara, diidentifikasi hal-hal yang
perlu dibenahi, yaitu:
a. Pengembangan jaringan rel kereta api khusus batubara untuk
menghubungkan antara lokasi pertambangan di pedalaman dengan pelabuhan
dan atau pemanfaatan angkutan sungai agar kegiatan eksploitasi batubara di
wilayah pedalaman menjadi layak secara ekonomis;
b. Peningkatan dan penambahan kapasitas pelabuhan, baik pelabuhan sungai
maupun pelabuhan laut sebagai akibat dari kenaikan produksi tambang
batubara di wilayah pedalaman Kalimantan yang diproyeksikan akan terus
meningkat, dan secara khusus diperlukan pengembangan pelabuhan di sungai
Barito dan Mahakam yang terhubung dengan jaringan rel kereta api;
c. Pemberian insentif pajak bagi pelaku usaha pertambangan batubara yang
melakukan pembangunan infrastruktur;
d. Peningkatan dan penambahan kapasitas pembangkit listrik untuk keperluan
penambangan batubara.
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-
unsur utamanya terdiri dari karbon,hidrogen dan oksigen. Sektor pertambangan
batubara di Kalimantan diidentifikasi sebagai salah satu kegiatan ekonomi utama
yang dapat menopang perekonomian Koridor Ekonomi Indonesia khususnya di
Kalimantan.
Di tahun 2010 jumlah produksi batubara mencapai 325 juta ton dengan
jumlah ekspor 265 juta ton dan penggunaan domestik sebesar 60 juta ton. Terkait
dengan upaya peningkatan nilai tambah bahan mineral sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara,
maka investasi yang dapat memberikan nilai tambah bagi produk batubara perlu
dikembangkan, antara lain investasi untuk konversi batubara seperti
gasifikasi batubara yang dapat menghasilkan Bahan Bakar Gas (BBG) dan
investasi untuk batubara cair. Selain mendapatkan keuntungan dari perbedaan
harga, multiplier effect yang diciptakan juga akan sangat besar, antara lain dari
peningkatan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan, dan juga dari
penghematan substitusi impor. Rencana investasi industri batubara Kalimantan
dalam periode 2011 – 2015 akan fokus pada lokus Bontang, Kutai Timur,
Balikpapan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
Saran
Dari hasil pembahasan di atas di harapkan kepada pihak pemerintah bisa
membuat kebijakan tentang Sumber daya batu bara agar bisa menjadi penopang
ekonomi diindonesia. Kepada masyarakat diharapkan bisa memahami apa manfaat
dari batubara. Kepada pembaca diharapakan mampu untuk memajukan
sumberdaya batubara demi memajukan ekonomi di Indonesia. Dengan begitu
sumberdaya batubara di Kalimantan mampu meberikan kontribusi yang signifikan
terhadap ekonomi Indonesia kedepannya.
http://ariwibowosaputra-industri21.blogspot.com/2013/05/opini-pemanfaatan-sda-
batu-bara-di.html
http://www.mesinpemecahbatusurabaya.com/persebaran-tambang-batu-bara-di-
kalimantan-timur.html
http://unagyajeng.blogspot.com/2012/06/adawiyah-102170054-2b-batu-bara-
di.html
http://andifardhian.wordpress.com/2009/10/06/pengelolahan-sumber-daya-alam-
batubara-di-kalimantan-selatan/
http://www.mesinpemecahbatusurabaya.com/persebaran-tambang-batu-bara-di-
kalimantan-timur.html
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/files/Batubara%20Indonesia.pdf