Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAKSI

Vitaly Budimansyah (10050004186) Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Tampilan


Kerja Pada Pelaksana Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Sariningsih Kota Bandung

Rumah Sakit Sariningsih Kota Bandung merupakan salah satu rumah sakit pemerintah
yang melayani pasien khusus dari anggota TNI dan keluarganya maupun masyarakat umum
lainnya. Rumah Sakit Sariningsih termasuk rumah sakit golongan kelas 3. Latar belakang
masalah dalam penelitian ini berdasarkan fenomena yang terjadi adalah adanya pengaduan yang
diterima oleh pihak rumah sakit dari pasien-pasien yang telah melakukan rawat inap mengenai
pelayanan rawat inap yang tidak memuaskan baik fasilitas maupun tentang layanan dari
perawatnya. Keluhan yang mereka sampaikan diantaranya: perawatnya tidak ramah, pemeriksaan
dilakukan secara terburu-buru tanpa memberikan penjelasan kepada pasien maupun keluarga
pasien, kesalahan memberikan obat atau dosis obat, serta terlambat melakukan pemeriksaan rutin.
Selain daripada itu pihak rumah sakit pun mengeluhkan mengenai pelaksana rawat inap yang
sering terlambat masuk kerja bahkan absen. Hal ini berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh pelaksana rawat inap, yang mereka rasakan sebagai beban kerja.
Terdapat dua sumber faktor beban kerja yang terjadi di Rumah Sakit Sariningsih, yaitu yang
berasal dari lingkungan fisik diantaranya pemberlakukan 2 sift bagi perawat, jumlah perawat yang
terbatas, peralatan kerja yang tidak lengkap, kebisingan yang ada saat bekerja, tidak adanya
ruangan khusus perawat. Faktor lainnya ialah lingkungan psikis diantaranya harus melaksanakan
pekerjaan di luar tugas pokok, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tidak
mencukupi, sistem pengawasan tidak efisien dan objektif seperti tidak memberikan sanksi pada
perawat yang melakukan kesalahan, saling terjadi lempar tanggung jawab antar perawat, serta
aspirasi, pendapat, keluhan ataupun saran yang seringkali disampaikan oleh perawat tidak
ditanggapi oleh pihak rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai seberapa erat
hubungan antara beban kerja dengan tampilan kerja pada pelaksana perawat rawat inap Rumah
Sakit Sariningsih Kota Bandung. Kegunaan penelitian ini untuk memberikan informasi,
khususnya dalam Bidang Psikologi Industri dan Organisasi mengenai hubungan antara beban
kerja dengan tampilan kerja. Kegunaan Praktis diharapkan dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi Rumah Sakit Sariningsih, untuk membuat suatu kebijakan atau intervensi bagi
para karyawannya, khususnya mengenai hubungan beban kerja dengan tampilan kerja pelaksana
perawat rawat inap Rumah Sakit Sariningsih Kota Bandung. Variabel pertama dalam penelitan
ini adalah beban kerja, sedangkan variabel ke dua adalah tampilan kerja.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda korelasional, yaitu metoda
penelitian yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana keeratan antara variabel satu dengan
variabel lainnya. Subjek penelitian ini alah pelaksana perawat rawat inap Rumah Sakit Saringsih
kota Bandung adalah sebanyak 26 orang. Alat ukur untuk beban kerja dibuat berdasarkan teori
beban kerja dan alat ukur tampilan kerja berdasarkan Tim Departemen Kesehatan RI (Direktorat
Rumah Sakit Umum dan Pendidikan, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan RI). Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data ordinal. Pengolahan data
menggunakan metode non-parametik yaitu uji korelasi rank spearmen.
Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearmen memiliki korelasi tinggi dengan rs = -0,805.
Hal ini menunjukan bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara beban kerja dengan
tampilan kerja. Artinya semakin berat beban kerja yang dirasa oleh pelaksana rawat inap Rumah
Sakit Sariningsih di Kota Bandung, maka akan semakin buruk tampilan kerjanya. Selain itu
beban kerja faktor lingkungan fisik dan psikis sama-sama memiliki hubungan yang signifikan
dengan tampilan kerja. Hal itu ditunjukan hasil pengujian statistik, diperoleh koefisien korelasi
korelasi rank spearman (rs) beban kerja faktor lingkungan fisik sebesar -0,822 dan beban kerja
faktor lingkungan psikis sebesar -0,804. menurut tabel Guilford (Subino, 1987:115) termasuk
kedalam kriteria derajat korelasi tinggi, ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara beban kerja faktor lingkungan fisik dan psikis dengan tampilan kerja.

Anda mungkin juga menyukai