Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang
Koperasi merupakan kekuatan ekonomi yang mendorong tumbuhnya perekonomian
nasional. Menurut Undang-Undang Nomer 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, “Koperasi
adalah badan usaha yang beranggota orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dalam tata perekonominan nasional di Indonesia, koperasi di harapkan dapat menepatkan
tempat dan posisi yang penting. Koperasi di Indonesia memiliki dasar konstitusi yang kuat
yaitu UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “Perekonomian di susun sebgai usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”
Sebagai badan usaha, koperasi aadalah sebuah perusahaan yang mampu berdiri sendiri
menjalankan kegiatan usahanya untuk memperoleh laba. Hanya saja perkoperasian Indonesia
tidak mengenal istilah “LABA”, karena tujuan kegiatan koperasi tidak berorientasi pada laba
melainkan berorientasi pada manfaat. Laba dalam koperasi dikenal dengan istilah Sisa Hasil
Usaha (SHU). Pada setiap akhir perioder operasinya, koperasi di harapkan dapat
menghasilkan SHU yang layak. Pada dasarnya koperasi di kelola dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraanpara anggotanya dan masyarakat. Sekalipun koperasi tidak
mengutamakan keuntungan, usaha-usaha yang di kelola oleh koperasi harus memperoleh
SHU yang layak, sehingga koperasi dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
meningkatkan kemampuan usaha.
Sering kali koperasi menghadapi beberapa kendala. Pertama, masalah yang muncul dari
segi modal usaha. Pertumbuhan modal dalam koperasi berjalan lambat. Kedua, masalah yang
muncul dari segi volume usaha. Tebatasnya modal yang ada dalam koperasi menyebabkan
sulitnya mengembangkan unit-unit usaha yang di harapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Ketiga, manajemen modal kerja yang kurang baik sehingga akan
berdampak pada pendapatan yang akan di terima koperasi.

I. 2. Perumusan Masalah
a. Aoa itu Struktur Organisasi Koperasi
b. Bagaimana Perhitungan SHU
c. Bagaimana Cara Membuat Badan Hukum Koperasi
1
I. 3. Tujuan
a. Mengetahui Struktur Organisasi Koperasi
d. Mengetahui Perhitungan SHU
b. Mengetahui Cara Membuat Badan Hukum Koperasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Struktur Organisasi Koperasi


Struktur organisasi koperasi secara basic tidak jauh berbeda dengan konsep struktur
manajemen modern. Secar sekilas saya juga telah mempostinya di posting terdahulu
mengenai manajemen koperasi yang dilengkai dengan renstra manajemen koperasi seperti
analisa swot koperasi.
Saya review sedikit tulisan saya tentang perangkat organisasi koperasi. Perangkat
mengandung pengertian sejumlah alat atau perlengkapan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Dalam konsep koperasi pernagkat tersebut minimal terdisri atas 3 hal yaitu;
 Rapat Anggota
 Pengurus
 Pengawas
3 aspek tersebut adalah satu kesatuan dan tidak dapat dan harus berjalan simultan. Bila
digambarkan hubungan kerja antar perangkat adalah sebagai berikut:

Perangkat organisasi koperasi


Rapat Anggota Koperasi atau RA merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh
anggota sebagai pemilik. Wewenag RA diantaranya adalah menetapkan
1. AD/ART
2. Kebijakan Umum Organisasi, Manajemen, dan usaha koperasi
3. Memilih, mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas.

3
4. RGBPK dan RAPBK
5. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pengawas.
6. Amalgamasi dan pembubaran koperasi
Rapat Anggota dapat berbentuk RAT, RAK dan RALB. RA dianggap sah apabila dihadiri
oleh lebih dari setengah jumlah anggta dan disepakati oleh lebih dari setenganh anggota yang
hadir. detail postingnya bisa anda lihat posting tentang tata cara rapat anggota Koperasi.
Perangkat berikutnya dalam struktur organisasi koperasi adalah Pengurus. Pengurus koperasi
merupakan pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi. Persyaratan calon pengurus
dicantumkan dalam AD/ART. Syarat-syarat Umum untuk pengurus adalah
1. Mempunyai sikap mental yang baik yang dapat dilihat dari prilaku sehari-hari.
2. Mempunyai pengetahuan tentang koperasi
3. cMempunyai waktu untuk mengelola koperasi
Pengurus merupakan pimpinan kolektif yang etrdiri atas beberapa anggota pengurus. Tugas
dan kewajiban pengurus adalah:
1. Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT.
2. Untuk melaksanakan tugas pengurus berkewajiban:
o Mengajukan proker
o Mengajukan laporan keuangandan pertanggungjawaban tugas.
o Menyelenggarakan pembukuan keuanagn dan Inventaris.
o Menyelenggarkan administrasi
o Menyelenggarkan RAT.
o Pada prinsipnya RAT diselenggarakan dan dipimpin oleh pengurus tetapi
pengurus dapat diserahakan kepada anggota pada saat pertanggungjawaban
pengurus.
Pengurus berwenang:
1. Mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi.
2. Melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan anggota dan
kemanfaatan koperasi.
3. Memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sesuai ketentuan
AD/ART.
Tanggung Jawab Pengurus. Adalah atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas
kewajiban, dan wewenangnya.
Dalam Konteks struktur Organisasi koperasi Pertanggungjawaban pengurus di RAT mungkin
tidak diterima karena kelalaian atau kesengajaan yang menyebabkan kerugaian. Apabila itu
4
terjadi pengurus secara kolektif atau perseorangan bertanggungjawab kerugian tersebut
kecualai pengurus dapat membuktikan bahwadia tidak lalai dan telah berupaya untuk
mencegah perbuatan yang merugikan tersebut.
Pengawas sepertihalnya pengurus dipilh oleh RA untuk mengawasi pelaksanaan keputusan
RAT
Pada prisipnya tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapiuntuk menjaga agar
kegiatan yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan RA.. apabila pengawas menemukan
penyimpangan maka itu harus dikonsultasikan kepada pengurus untuk diambil tindakan,
selanjunya hasil pengawasan dilaporkan kepada RA.
Pengawas Tetap. Adalah pengawas yang dipilih pada rapat anggota. Tugas, kewajiban dan
wewenang pengawas secara umum adalah sebagai berikut.
1. untuk melaksanakan tugasnya pengawas berwenang Pengawas bertugas melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.
2. Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawas wajib membuat laporan tentang hasil
kepengawasanya dan merahasiakan hasil laporanya kepada pihak ketiga.
3. Meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan keterangan yang
diperlukan
Tidak semua organisasi harus meniru manajemen organisasi lain, meskipun bergerak pada
level dan wilayah yang sama. Setiap organisasi harus mampu menemukan karakteristiknya
sendiri. Kemampuan mengelola perbedaan yang boleh jadi adalah kelebihan itulah yang
menyebabkan organiasi dapat terus tumbuh dan bersaing dengan kelembagaan sejenis atau
organisasi lain.

2. 2. Perhitungan SHU
a. Sisa Hasil Usaha menurut pasal 45 ayat (1) UU No.25/1992, adalah sebagai berikut :
Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan.
 SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai keputusan
Rapat Anggota.
 Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

5
 Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya
ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
 Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung
besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan
pendapatan koperasi.
 Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka
semakin besar SHU yang akan diterima.

b. Sisa Hasil Usaha menurut pasal 39:


Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi
dengan biaya dapat dipertanggungjawabkan, penyusutan, kewajiban lainnya termasuk
pajak dan zakat yang harus dibayarkan dalam tahun buku yang bersangkutan.Sisa Basil
Usaha yang diperoleh dibagikan untuk:
a. cadangan;
b. anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
c. pendidikan;
d. insentif untuk Pengurus;
e. insentif untuk Manager dan karyawan.
1) Pembagian Sisa Basil Usaha dan pendapatan Koperasi terdiri atas 3 (tiga)
bagian:
a. pendapatan yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota
Koperasi;
b. pendapatan diperoleh dari usaha yang diselenggarakan ,untuk bukan anggota;
dan
c. pendapatan yang diperoleh dari non operasional.
2) Bagian dari hasil Sisa Hasil Usaha Koperasi yang diperoleh dari anggota
dipergunakan sebagai berikut:
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan jasanya, dalam usaha Koperasi untuk
memperoleh pendapatan perusahaan;
c. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya dengan ketentuan tidak
melebihi suku bunga yang - berlaku pada Bank-bank Pemerintah;
d. untuk dana Pengurus dan Pengawas;

6
e. untuk Kesejahteraan Pengelola Usaha dan Karyawan Koperasi;
f. untuk dana Pendidikan Koperasi;
g. untuk dana Sosial.
3) Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dari usaha yang diselenggarakan untuk Pihak
bukan Anggota dibagi sebagai-berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota;
c. untuk dana Pengurus dan Pengawas;
d. untuk dana pengelola dan karyawan;
e. untuk dana Pendidikan Koperasi;
f. untuk dana Sosial.
4) Bagian dari Pendapatan Koperasi yang diperoleh dari pendapatan non operasional
dipergunakan sebagai berikut :
a. untuk cadangan;
b. untuk anggota menurut perbandingan simpanannya;
c. c.untuk dana Pendidikan Koperasi;
d. untuk dana Sosial
c. Sisa Hasil Usaha menurut pasal 40:
1. Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau
dimasukkan dalam simpanan atau tabungan anggota yang bersangkutan sesuai dengan
Keputusan Rapat Anggota.
d. Sisa Hasil Usaha menurut pasal 41:
1. Cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup -Ikerugian Koperasi
sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
2. Bagian dari cadangan Koperasi dapat dibagikan kepada anggota dalam bentuk
simpanan khusus, apabila jumlah cadangan telah mencapai lebih dari 1/2 (satu per
dua) bagian dari jumlah seluruh simpanan pokok, simpanan wajibdan simpanan
khusus anggota.
3. Rapat anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi 1/2 (satu per
dua) bagian atau 50% (limapuluhpersen) dari jumlah seluruh cadangan untuk
perluasan perusahaan Koperasi.
4. Sekurang-kurangnya 1/2 (satu per dua) bagian atau 50% (limapuluh persen) dari uang
cadangan harus disimpan dalam bentuk giro pada Bank yang ditunjuk oleh Pengurus.

7
5. Anggota Koperasi yang berhenti dari keanggotaan Koperasi-secara sah dapat
memperoleh bagian atas cadangan Koperasiberdasarkan prosentase jumlah simpanan
pokok dan simpananwajib yang dimilikinya pada Koperasi, yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
e. Contoh Perhitungan SHU
1. SHU KOPERASI Koperasi A setelah Pajak adalah Rp. 1000.000,- Jika dibagi
sesuai prosentase Pembagian SHU KOPERASI koperasi seperti contoh yang
disampaiakan sebelumnya maka diperoleh: Cadangan : 40 % = 40% x
Rp.1.000.000,- = Rp. 400.000,-
2. SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 % = 40% x Rp.1.000.000,- = Rp.
400.000,-
Dana pengurus : 5 % = 5% x Rp.1.000.000,- = Rp. 50.000,-
Dana karyawan : 5 % = 5% x Rp.1.000.000,- = Rp. 50.000,-
Dana Pembangunan Daerah kerja / Pendidikan : 5 % = 5% x Rp.1.000.000,- = Rp.
50.000,-
Dana sosial : 5 % = 5% x Rp.1.000.000,- = Rp. 50.000,-
Yang bisa dibagi kepada anggota adalah SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40
% Atau dalam contoh diatas senilai Rp.400.000,- Maka Langkah-langkah pembagian
SHU KOPERASI adalah sebagai berikut:
1) Di RAT ditentukan berapa persentasi SHU KOPERASI yang dibagikan untuk
aktivitas ekonomi (transaksi anggota) dan berapa prosentase untuk SHU
KOPERASI modal usaha (simpanan anggota) prosentase ini tidak dimasukan
kedalam AD/ART karena perbandingan antara keduanya sangat mudah
berubah tergantung posisi keuangan dan dominasi pengaruh atas usaha
koperasi, maka harus diputuskan setiap tahun . Biasanya prosentase SHU
KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi ( Y) adalah 70% dan
prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha adalah 30%. Jika
demikian maka sesuai contoh diatas Y = 70% x Rp.400.000,- = Rp. 280.000,
X= 30% x Rp.400.000,- = Rp. 120.000,-
2) Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total
transaksi seluruh anggota serta total simpanan seluruh anggota. Sebagi contoh
kita akan menghitung SHU KOPERASI Gusbud. Dari data transaksi anggota
diketahui Gusbud bertransaksi sebesar Rp. 10.000,- dengan simpanan Rp.

8
5000,- sedangakan total transaksi seluruh anggota adalah Rp.10.000.000,
dengan total simpanan anggota adalah Rp.2.000.000,-
Maka
SHU KOPERASIAE Gusbud = Rp. 10.000,-/ Rp.10.000.000,-( Rp. 280.000,-)
= Rp. 280,-
SHU KOPERASIMU Gusbud = Rp. 5000,- / Rp.2.000.000,- (Rp. 120.000,-)
= Rp.300,-
Contoh diatas diasumsikan bahwa 100% transaksi yang masuk ke koperasi
adalah transaksi dengan anggota, padahal dalam kenyataanya pasti ada
transaksi dengan non anggota.Nah sekarang bagaimana jika ternyata ada
transaksi J dengan non anggota? Yups kita akan bahas pada kesempatan lain.

f. Rumus Pembagian SHU


 Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU
kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki
seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha
anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan
keadilan”.
 Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut:
Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%,
dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
 Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini
tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota. SHU per
anggota
 SHUA = JUA + JMA
Di mana : SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota
SHU per anggota dengan model matematika
 SHU Pa = Va x JUA + S a x JMA VUK TMS
Dimana SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota

9
VA : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
g. Prinsip Pembagian SHU
 SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
 SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota
sendiri.
 Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
 SHU anggota dibayar secara tunai

h. Pembagian SHU Perangota


Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009 (Rp000)
Penjualan /Penerimaan Jasa Rp 850.000
Pendapatan lain Rp 150.000
Rp 1.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp (200.000)
Pendapatan Operasional Rp 800.000
Beban Operasional Rp (300.000)
Beban Administrasi dan Umum Rp (35.000)
SHU Sebelum Pajak Rp 465.000
Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp (46.500)
SHU setelah Pajak Rp 418.500
i. Sumber SHU
SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500
Sumber SHU:
- Transaksi Anggota Rp 400.000
- Transaksi Non Anggota Rp 18.500
c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:
1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500
2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500
3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000
4. dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000

10
5. dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
6. dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000
Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:
jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000
Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000
d. jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:
jumlah Anggota : 142 orang
total simpanan anggota : Rp 345.420.000
total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.
Contoh: SHU yang dierima per anggota:
SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62
SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.
Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:
Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.
Contoh Lain:
Rumus pembagiaan SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut:
SHUA = JUA + JMA
Keterangan
SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai
berikut.
SHUPA = VA x JUA + SA x JMA
VUK TMS
SHUPA : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Usaha
VA : Volume Usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)
SA : jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)
Contoh :
Jumlah anggota, simpanan, dan volume usaha koperasi
11
Jumlah anggota : 5 anggota
Total Simpanan anggota : Rp20.000
Total Transaksi Usaha : Rp28.500
Anggota 1 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 8000
Anggota 2 Jumlah Simpanan 6000 Total Transaksi Usaha 7000
Anggota 3 Jumlah Simpanan 2000 Total Transaksi Usaha 6500
Anggota 4 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 0
Anggota 5 Jumlah Simpanan 4000 Total Transaksi Usaha 7000
Dengan menggunakan rumus perhitungan SHU di atas diperoleh SHU per anggota
berdasarkan kontribusi terhadap modal dan transaksi usaha. Seperti diketahui rumus
SHU per anggota adalah:
VA x JUA + SA x JMA
VUK TMS
SHU Usaha Anggota = Va / VUK
SHU Usaha Anggota 1 = 8000/28500 = 0.28
SHU Usaha Anggota 2 = 7000/28500 = 0.24
SHU Usaha Anggota 3 = 6500/28500 = 0.23
SHU Usaha Anggota 4 = 0/28500 = 0
SHU Usaha Anggota 5 = 7000/28500 = 0.24
Jumlah JUA = 0.99
SHU Modal Anggota = Sa / TMS
SHU Modal Anggota 1 = 4000/20000 = 0.2
SHU Modal Anggota 2 = 6000/20000 = 0.3
SHU Modal Anggota 3 = 2000/20000 = 0.1
SHU Modal Anggota 4 = 4000/20000 = 0.2
SHU Modal Anggota 5 = 4000/20000 = 0.2
Jumlah JMA= 1
SHUPA = JUA + JMA
SHUPA 1 = 0.28 + 0.2 = 0.48
SHUPA 2 = 0.24 + 0.3 = 0.54
SHUPA 3 = 0.23 + 0.1 = 0.33
SHUPA 4 = 0.2 + 0 = 0.2
SHUPA 5 = 0.2 + 0.24 = 0.44 Jumlah SHUPA = 1.99
SHU KOPERASI Koperasi A setelah Pajak adalah Rp. 5.000.000,- Jika dibagi sesuai
12
prosentase Pembagian SHU KOPERASI koperasi seperti contoh yang disampaiakan
sebelumnya maka diperoleh:
Cadangan : 40 % = 40% x Rp.5.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 % = 40% x Rp.5.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Dana pengurus : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana karyawan : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Dana Pembangunan Daerah kerja / Pendidikan : 5 %= 5% x Rp.5.000.000,- = Rp.
250.000,-
Dana sosial : 5 % = 5% x Rp.5.000.000,- = Rp. 250.000,-
Yang bisa dibagi kepada anggota adalah SHU KOPERASI Dibagi pada anggota : 40 %
Atau dalam contoh diatas senilai Rp.2.000.000,-
Maka Langkah-langkah pembagian SHU KOPERASI adalah sebagai berikut:
1. Di RAT ditentukan berapa persentasi SHU KOPERASI yang dibagikan untuk aktivitas
ekonomi (transaksi anggota) dan berapa prosentase untuk SHU KOPERASI modal usaha
(simpanan anggota) prosentase ini tidak dimasukan kedalam AD/ART karena
perbandingan antara keduanya sangat mudah berubah tergantung posisi keuangan dan
dominasi pengaruh atas usaha koperasi, maka harus diputuskan setiap tahun . Biasanya
prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Aktivitas Ekonomi ( Y) adalah 70% dan
prosentase SHU KOPERASI yang dibagi atas Modal Usaha adalah 30%. Jika demikian
maka sesuai contoh diatas
Y=70%xRp.2.000.000,- = Rp. 1.400.000,-
X=30%xRp.2.000.000,- = Rp. 600.000,-
2. Hitung Total transaksi tiap anggota, total simpanan tiap anggota dan total transaksi
seluruh anggota serta total simpanan seluruh anggota. Sebagi contoh kita akan
menghitung SHU KOPERASI Gusbud. Dari data transaksi anggota diketahui Gusbud
bertransaksi sebesar Rp. 100.000,- dengan simpanan Rp. 50.000,- sedangkan total
transaksi seluruh anggota adalah Rp.20.000.000,- dengan total simpanan anggota adalah
Rp.3.000.000,-
Maka
SHU KOPERASIAE Gusbud = Rp. 100.000,-/ Rp.20.000.000,- *( Rp. 1.400.000,-)
= Rp. 7000,-
SHU KOPERASIMU Gusbud = Rp. 50.000,- / Rp.3.000.000,

13
Rp. 7000,-
SHU KOPERASIMU Gusbud = Rp. 50.000,- / Rp.3.000.000,- *(Rp. 600.000,-)
= Rp.10.000,-

2. 3. Cara Membuat Badan Hukum Koperasi


Syarat Mengurus Izin Pendirian KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP)
a. Dokumen yang diurus :
1. Cek Nama Koperasi
2. Surat Keterangan Penyuluhan Pendirian Koperasi
3. Akta Notaris Pendirian Koperasi
4. Rekomendasi dari Dinas Koperasi
5. NPWP Badan/Koperasi
6. Domisili Koperasi dari Kelurahan
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
8. Tanda Daftar Perusahaan/ Koperasi (TDP)
b. Syarat Dokumen yang diperlukan :
1. Fotokopi KTP Anggota Pendiri Minimal 20 Orang (Provinsi), 35 orang (Nasional)
2. Fotokopi KTP dan NPWP Pribadi Pengurus Koperasi (Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Pengawas)
3. Surat Bukti Setor dari Bank (tersedianya modal)
4. Untuk Koperasi Unit Simpan Pinjam minimal modal tersedia pada saat pendirian Rp
50.000.000,00 dan semua pengurus harus membuat Surat berkelakuan baik dan
daftar riwayat hidup
5. Untuk Koperasi Simpan Pinjam – Modal Koperasi tersedia Rp 150.000.000,00 dan
semua pengurus harus membuat Surat Keterangan Berkelakukan Baik dan Daftar
Riwayat Hidup
6. Rencana Kegiatan Usaha Koperasi minimal 3 tahun kedepan
7. Fotokopi Berita Acara Rapat Anggota Pembentukan Koperasi dan Kuasa Rapat
Anggota
8. Footokopi Daftar Hadir Anggota Rapat Pendirian Koperasi
9. Fotokopi Susunan Pengurus dan Pengawas Koperasi
10. Salinan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi
11. Fotokopi Surat Pernyataan tidak ada hubungan saudara atau kerabat dengan sesama
Pengurus dan Pengawas
14
12. Fotokopi Sertifikat / Surat Pengalaman Kerja Calon Pengelola
13. Syarat lainnya dika diperlukan

2. 4. Cara Mengurus Izin Pendirian KOPERASI KONSUMEN


Dokumen yang harus diurus :
1. Cek nama koperasi
2. Surat Keterangan Penyuluhan Koperasi
3. Akta Notaris Pendirian koperasi
4. Rekomendasi dari Dinas Koperasi
5. NPWP Badan/Koperasi
6. Domisili Koperasi dari Kelurahan
7. Surat izin Usaha Perdagangan (SIUP)
8. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Syarat Dokumen yang diperlukan :
1. Fotokopi Berita Acara Rapat Anggota Pembentukan Koperasi dan Kuasa Rapat
Anggota
2. Fotokopi Daftar Hadir Rapat Anggota Pembentukan Koperasi
3. Fotokopi Para Anggota Pengurus Koperasi ( Ketua, Sekretaris, Bendahara,
Pengawas)
4. Fotokopi Susunan Pengurus dan Pengawas Koperasi
5. Salinan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi
6. Fotokopi Struktur Organisasi Koperasi
7. Fotokopi Daftar Sarana Kerja Koperasi
8. Fotokopi Daftar Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas Koperasi
9. Fotokopi Surat Pernyataan Penyetoran Modal dan Slip Setor Modal di Bank
10. Fotokopi Surat Pernyataan tidak ada hubungan saudara atau kerabat dengan
sesama Pengurus dan Pengawas
11. Fotokopi Rencana Awal Kegiatan Koperasi
12. Fotokopi daftar penerimaan setoran anggota koperasi
13. syarat lainnya dika diperlukan

15
BAB III
PENUTUP

3. 1. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian atas sisa hasil usaha
berdasarkan prinsip dan rumus pembagian per anggotanya.

3. 2. SARAN
 Perlunya ketelitian dalam pembagian sisa hasil usaha dalam bidang koperasi,karena
salah sedikit dalam pengerjaan akan berakibat fatal pada proses berlangsungnya
kegiatan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

 http://ragita21.blogspot.sg/2011/10/makalah-bab-5-sisa-hasil-usaha.html
 https://rumahmakalalah.blogspot.co.id/2016/09/makalah-shu-koperasi.html
 http://hildadita.blogspot.sg/2016/11/makalah-koperasi-dan-sisa-hasil-usaha.html

17

Anda mungkin juga menyukai