Anda di halaman 1dari 24

Pendahuluan

Mahasiswa secara umum adalah seseorang yang belajar di perguruan

tinggi, di dalam struktur pendidikan di Indonesia mahasiswa memegang

status pendidikan tertinggi diantara yang lain. Menyandang gelar mahasiswa

merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Dikarenakan mahasiswa

memiliki ekspektasi dan tanggung jawab yang cukup besar. sebagaimana

tanggung jawabnya yang besar, mahasiswa memiliki berbagai fungsi yaitu sebagai

agent of change, guardian of value, moral of force, social value. Fungsi dari

mahasiswa tersebut dapat dijalankan sesuai bidang atau jurusan yang mahasiswa

tekuni.

Mahasiswa kedokteran yang merupakan mahasiswa bergerak pada bidang

kedokteran dan merupakan bakal calon dokter umum masa depan mengemban

tugas yang cukup berat serta ekspektasi yang tinggi bagi masyarakat. Secara

umum peran mehasiswa kedokteran sama dengan mahasiswa secara umumnya,

tetapi mahasiswa kedokteran merupakan dokter masa depan yang tuntutan

profesionalitasnya sangatlah tinggi. Dikarenakan dokter bekerja dengan nyawa

pasien. Oleh karena itu pada mahasiswa kedokteran harus sudah sadar dan

menyiapkan diri sedini mungkin.

Profesi kedokteran memiliki berbagai tantangan yang akan dihadapi,

seperti di Indonesia profesi kedokteran dianggap sebagai profesi yang disegani

oleh masyarakat dan memiliki asumsi bahwa dokter adalah seorang yang serba

tahu dan bijak. Dimana hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa kedokteran yang
walaupun belum menjadi dokter, tetapi dianggap sudah seperti dokter. Banyak

pula tantangan dokter kedepannya seperti yang sedang ramai dibicarakan yaitu

kasus malpraktek dan lainnya.

Untuk menghadapi berbagai tantangan profesi kedokteran yang akan

dihadapi oleh mahasiswa kedokteran, mahasiswa kedokteran perlu

mempersiapkan diri sedini mungkin. Salah satunya yaitu untuk mempersiapkan

pengetahuan yang luas. Dimana pengetahuan yang luas merupakan dasar untuk

menjadi dokter yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu saya ingin

membahas lebih lanjut tentang pentingnya mahasiswa kedokteran memiliki

pengetahuan yang luas.

Isi
Mahasiswa dan mahasiswa kedokteran

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Mahasiswa adalah

seseorang yang belajar di perguruan tinggi, di dalam struktur pendidikan di

Indonesia mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi diantara yang

lain. Menurut Knopfemacher Mahasiswa adalah seseorang calon sarjana

yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang didik dan

diharapkan untuk menjadi calon-calon yang intelektual. Secara umum

mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang menempuh atau

menjalani pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi seperti sekolah

tinggi, akademi, dan yang paling umum ialah universitas.

Mahasiswa memiliki berbagai fungsi yaitu Guardian of Value

Mahasiswa sebagai penjaga nilai-nilai masyarakat yang kebenarannya

mutlak: kejujuran, keadilan, gotong royong, integritas, empati dan lainnya.

Mahasiswa dituntut mampu berpikir secara ilmiah tentang nilai-nilai yang

mereka jaga. Dan bukan hanya itu saja, mahasiswa juga sebagai pembawa,

penyampai, serta penyebar nilai-nilai itu sendiri.Agent of Change

Mahasiswa juga sebagai pengerak yang mengajak seluruh masyarakat untuk

bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, dengan

melalui berbagai ilmu, gagasan, serta pengetahuan yang mereka miliki.

Moral Force Mahasiswa dengan tingkat pendidikannya yang paling

tinggi ‘diwajibkan’ untuk memiliki moral yang baik pula. Tingkat intelektual

seorang mahasiswa akan disejajarkan dengan tingkat moralitasnya. Ini yang


menyebabkan mengapa mahasiswa menjadi keuatan dari moral bangsa yang

diharapkan dapat menjadi contoh dan pengerak perbaikan moral pada

masyarakat. Social Control Mahasiswa melalui kemampuan intelektual,

kepekaan sisoal serta sikap kritisnya, diharapkan mahasiswa mampu menjadi

pengontrol sebuah kehidupan sosial pada masyarakat dengan cara

memberikan saran, kritik serta solusi untuk permasalahan sosial masyarakat

ataupun bangsa.

Dari pengertian diatas tugas mahasiswa memanglah banyak dan dapat

disesuaikan dengan bidang atau jurusannya. Pada spesifiknya yaitu

mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran memiliki peran dan fungsi

yang sama. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa mahasiswa

kedokteran adalah sesoarang yang kelak akan menjadi dokter dimasa yang

akan datang. Dimana mahasiswa kedokteran harus mempersiapkan diri sedini

mungkin untuk menjadi dokter yang layak. untuk itu mahasiswa memerlukan

pengetahuan yang luas. Pengetahuan yang luas bagi mahasiswa dapat

menjadi suatu bekal yang sangat bermanfaat untuk kedepannya. Pengetahuan

yang luas ini akan membawa mahasiswa kedokteran untuk menjawab

berbagai tantangan yang akan dihadapinya saat menjadi dokter kelak. Karena

tantangan pada bidang kedokteran sangatlah banyak. Oleh karena kita harus

mengetahui tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh seorang dokter

untuk mengetahui betapa pentingnya mahasiswa kedokteran memiliki

pengetahuan yang luas. Hal pertama yang merupakan tantangan bagi seorang

dokter adalah profesionalisme kita sebagai dokter


Secara operasional, definisi “Dokter” adalah seorang tenaga kesehatan

(dokter) yang menjadi tempat kontak pertama pasien dengan dokternya untuk

menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang jenis

penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin, sedini dan sedapat

mungkin, secara menyeluruh, paripurna, bersinambung, dan dalam koordinasi

serta kolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya, dengan menggunakan

prinsip pelayanan yang efektif dan efisien serta menjunjung tinggi tanggung

jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang diselenggarakannya

adalah sebatas kompetensi dasar kedokteran yang diperolehnya selama pendidikan

kedokteran. Dokter memiliki tanggung jawab yang sangat mulia sehingga

memiliki tanggung jawab yang besar.

Seiring perkembangan zaman dan teknologi, hal tersebut berdampak pada bidang

kedokteran, hal ini berimplikasi pada dua hal yaitu sisi kepada penyedia jasa

layanan kedokteran serta, pada sisi pengguna jasa layanan kedokteran.

Pada sisi penyedia jasa layanan kedokteran, harus diartikan sebagai penyedia

sumber daya manusia dokter yang profesional : beretika serta moral tertinggi,

kaya dengan pengetahuan dan keterampilan yang mutakhir serta, mampu

melakukan komunikasi yang berwujud hubungan dokter-pasien yang baik.

Di sisi lain, masyarakat sudah semakin mudah memperoleh akses informasi

termasuk pengetahuan hal-hal terkait kesehatan-kedokteran. Masyarakat semakin

sadar terhadap hak-hak mereka sebagai pasien atau pribadi yang menggunakan

jasa layanan kedokteran.


Kedua hal diatas menjadi tantangan tanpa henti dalam dunia kedokteran baik di

sisi

penyelenggaraan praktik kedokteran, dan juga disisi hulu, pendidikan kedokteran,

karena dari sinilah semua disiapkan.

Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter meliputi tujuh area

kompetensi atau kompetensi utama yaitu:

1. Keterampilan komunikasi efektif.

2. Keterampilan klinik dasar.

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu

perilaku dan epidemiologi dalam praktik kedokteran.

4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada indivivu, keluarga ataupun

masyarakat denga cara yang komprehensif, holistik, bersinambung,

terkoordinasi dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan Primer.

5. Memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola informasi.

6. Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat.

7. Menjunjung tinggi etika, moral dan profesionalisme dalam praktik.


Ketujuh area kompetensi itu sebenarnya adalah “kemampuan dasar”

seorang “dokter” yang menurut WFME (World Federation for Medical Education)

disebut “basic medical doctor”.

Tugas seorang “dokter” adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan pada pasien untuk mendiagnosa penyakit pasien secara

cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

b. Memberikan terapi untuk kesembuhan penyakit pasien.

c. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat

dan sakit.

d. Menangani penyakit akut dan kronik.

e. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

f. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS.

g. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau

dirawat di RS dan memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan.

h. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya.

i. Memberikan nasihat untuk perawatan dan pemeliharaan sebagai pencegahan

sakit.
j. Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, pengobatan pasien sekarang

harus komprehensif, mencakup promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dokter berhak dan juga berkewajiban melakukan tindakan tersebut untuk

kesehatan pasien. Tindakan promotif misalnya memberikan ceramah,

preventif misalnya melakukan vaksinasi, kuratif memberikan obat/ tindakan

operasi, rehabilitatif misalnya rehabilitasi medis.

k. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

l. Mawas diri dan mengembangkan diri/ belajar sepanjang hayat dan melakukan

penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran.

m. Tugas dan hak eksklusif dokter untuk memberikan Surat Keterangan Sakit dan

Surat Keterangan Berbadan Sehat setelah melakukan pemeriksaan pada

pasien.

Terminologi “dokter” memberikan sejumlah predikat, tanggung jawab,

dan peran-peran eksistensial lainnya. Tanpa melupakan sisi dominan proses

pembelajaran dan pengembangan intelektual, seorang dokter juga pada prinsipnya

diamanahkan untuk menjalankan tugas-tugas antropososial dan merealisasikan

tanggung jawab individual kekhalifaan, mewujudkan “kebenaran” dan keadilan,

yang tentunya tidak akan terlepas pada konteks dan realitas dimana dia berada.

Dengan tetap mengindahkan tanggung jawab dispilin keilmuan, maka entitas


dokter haruslah mampu mempertemukan konsepsi dunia kedokterannya dengan

realitas masyarakat hari ini.

Realitas masyarakat hari ini yang merupakan masyarakat intelektual dan

berteknologi, dimana setiap orang sudah dapat mengakses apa saja hanya melalui

smartphone. Dengan hal tersebut masyarakat dapat mengakses berbagai hal, oleh

karena itu dokter harus sangatlah memiliki pengetahuan yang luas dan kompetensi

yang baik. Karena masyarakat sudah bisa tahu berbagai penyakit dengan obatnya

hanya dengan mencari di smartphone mereka. Bahkan ketika dokter memberikan

pelayanan yang buruk, masyarakat bisa menuntut dokter atas kerjanya yang

kurang baik. Atau dikarenakan masyarakat yang kurang paham terhadap apa yang

disampaikan dokter, maka dokter tersebut dituduh melakukan malpraktek.

Dalam kasus malpraktek, terdapat berbagai jenis malpraktek yang harus

dipahami dokter, diantaranya yaitu Malpraktek Etik,Yang dimaksud dengan

malpraktek etik adalah dokter melakukan tindakan yang bertentangan dengan

etika kedokteran. Sedangkan etika kedokteran yang dituangkan da dalam

KODEKI merupakan seperangkat standar etis, prinsip, aturan atau norma yang

berlaku untuk dokter. Ngesti Lestari berpendapat bahwa malpraktek etik ini

merupakan dampak negative dari kemajuan teknologi kedokteran. Kemajuan

teknologi kedokteran yang sebenarnya bertujuan untuk memberikan kemudahan

dan kenyamanan bagi pasien, dan membantu dokter untuk mempermudah

menentukan diagnosa dengan lebih cepat, lebbih tepat dan lebih akurat sehingga
rehabilitasi pasien bisa lebih cepat, ternyata memberikan efek samping yang tidak

diinginkan.

Efek samping ataupun dampak negative dari kemajuan teknologi

kedokteran tersebut antara lain ,Kontak atau komunikasi antara dokter dengan

pasien semakin berkurang, Etika kedokteran terkontaminasi dengan kepentingan

bisnis. Harga pelayanan medis semakin tinggi, dsb. Contoh konkrit

penyalahgunaan kemajuan teknologi kedokteran yang merupakan malpraktek etik

ini antara lain.Dibidang diagnostic, Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan

terhadap pasien kadangkala tidak diperlukan bilamana dokter mau memeriksa

secara lebih teliti. Namun karena laboratorium memberikan janji untuk

memberikan “hadiah” kepada dokter yang mengirimkan pasiennya, maka dokter

kadang-kadang bisa tergoda juga mendapatkan hadiah tersebut. Dibidang terapi,

Berbagai perusahaan yang menawarkan antibiotika kepada dokter dengan janji

kemudahan yang akan diperoleh dokter bila mau menggunakan obat tersebut,

kadang-kadang juga bisa mempengaruhi pertimbangan dokter dalam memberikan

terapi kepada pasien. Orientasi terapi berdasarkan janji-janji pabrik obat yang

sesungguhnya tidak sesuai dengan indikasi yang diperlukan pasien juga

merupakan malpraktek etik.

Malpraktek Yuridik,Soedjatmiko membedakan malpraktek yuridik ini

menjadi :Malpraktek Perdata (Civil Malpractice).Terjadi apabila terdapat hal-hal

yang menyebabkan tidak dipenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) didalam

transaksi terapeutik oleh dokter atau tenaga kesehatan lain, atau terjadinya
perbuatan melanggar hukum (onrechmatige daad) sehingga menimbulkan

kerugian pada pasien. Adapun isi dari tidak dipenuhinya perjanjian tersebut dapat

berupa,Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan.

Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat

melaksanakannya.Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan

tetapi tidak sempurna dalam pelaksanaan dan hasilnya. Melakukan apa yang

menurut kesepakatannya tidak seharusnya dilakukan. Sedangkan untuk perbuatan

atau tindakan yang melanggar hukum haruslah memenuhi beberapa syarat seperti

 Harus ada perbuatan (baik berbuat naupun tidak berbuat)

 Perbuatan tersebut melanggar hukum (baik tertulis maupuntidak tertulis)

 Ada kerugian

 Ada hubungan sebab akibat (hukum kausal) antara perbuatan yang

melanggar hukum dengan kerugian yang diderita.

 Adanya kesalahan (schuld)

Malpraktek Pidana (Criminal Malpractice) Terjadi apabila pasien

meninggal dunia atau mengalami cacat akibat dokter atau tenaga kesehatan

lainnya kurang hati-hati atua kurang cermat dalam melakukan upaya

penyembuhan terhadap pasien yang meninggal dunia atau cacat tersebut.

Malpraktek pidana karena kesengajaan (intensional) Misalnya pada kasus-

kasus melakukan aborsi tanpa indikasi medis, euthanasia, membocorkan

rahasia kedokteran, tidak melakukan pertolongan pada kasus gawat padahal


diketahui bahwa tidak ada orang lain yang bisa menolong, serta memberikan

surat keterangan dokter yang tidak benar.

Malpraktek pidana karena kecerobohan (recklessness) Misalnya

melakukan tindakan yang tidak lege artis atau tidak sesuai dengan standar

profesi serta melakukan tindakn tanpa disertai persetujuan tindakan

medis.Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence) Misalnya terjadi

cacat atau kematian pada pasien sebagai akibat tindakan dokter yang kurang

hati-hati atau alpa dengan tertinggalnya alat operasi yang didalam rongga

tubuh pasien. Malpraktek Administratif (Administrative Malpractice)Terjadi

apabila dokter atau tenaga kesehatan lain melakukan pelanggaran terhadap

hukum Administrasi Negara yang berlaku, misalnya menjalankan praktek

dokter tanpa lisensi atau izinnya, manjalankan praktek dengan izin yang

sudah kadaluarsa dan menjalankan praktek tanpa membuat catatan medik.

Berbagai malpraktek yang disebutkan diatas sudah banyak contoh kongkrit

yang terjadi di Indonesia. Malpraktek tersebut dapat terjadi karen kelalaian pasien

ataupun dokter. Oleh karena itu mahasiswa kedokteran harus memiliki

pengetahuan yang luas, terlebih pada profesionalisme dokter. Profesionalisme

dokter sendiri mencakup hal hal yang luas. komptensi atau pengetahuan dasar

yang harus dimiliki dokter sudah tertulis pada SKDI. Dimana terdapat banyak hal

yang harus dikuasai. Tidak hanya SKDI, kita juga harus memiliki soft skil yang

harus dimiliki oleh dokter, yaitu 7 star doctor.

7 Stars Doctor adalah tujuh keahlian atau bisa dibilang kecakapan yang

harus dimiliki oleh seorang dokter. Mahasiswa kedokteran yang kelak akan
menjadi dokter harus bisa mengimplementasikan tujuh bintang yang ada itu. 7

STARS DOCTOR itu anatara lain adalah Care Provider ( Penyedia Pelayanan

Kesehatan dan Perawatan ), Decision Maker ( Pengambil Keputusan ),

Communicator ( Komunikasi yang Baik ), Community Leader ( Pemimpin

Masyarakat ), Manager ( Pengelola Manajemen ), Researcher (peneliti), dan Iman

dan Taqwa. Itulah yang dinamakan sebagai “7 Stars Doctor”. Dimana kita

sebagai calon dokter dituntut untuk profesional dalam pekerjaan dan tulus dalam

melakukan pekerjaan, khususnya dokter yang dituntut untuk selalu fight dalam

berbagai keadaan demi profesi yang mulia. Seven Star Doctor sebenarnya

merupakan bagian yang telah ditetapkan oleh WHO, yang dikenal dengan Five

Star Doctor. Karena dirasa kurang, ada dua poin penting yang kemudian

ditambahkan hingga terlahirlah Seven Star Doctor. Dua poin penting tersebut

ialah ‘researcher’ serta ‘iman dan takwa’.

Bagi seorang dokter, syarat pertama adalah ia harus peduli (care

provider), sehingga setiap hal yang dilakukan dan keputusan yang diambil benar-

benar bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Pasien yang

sudah sakit, apalagi sakit parah, tentu merasa khawatir dan mentalnya sedang

ambruk. Jika ia ditangani oleh dokter yang tak acuh, maka bisa dipastikan sang

pasien tidak akan sembuh. Seseorang yang sakit itu harus mendapat perawatan

yang layak agar proses penyembuhannya berjalan optimal sehingga pasien bisa

terbebas atau sembuh total dari sakitnya. Pelaksana pelayanan kedokteran harus

terpadu, berkesinambungan. Penanganan yang meliputi pengobatan, pencegahan,


perawatan dan rehabilitasi semuanya dilakukan secara menyeluruh, berkelanjutan

dan terintegrasi. Dalam proses recovery pasien, peran seorang dokter sangat vital

sehingga seorang dokter harus benar-benar peduli. Care provider, artinya dalam

mengobati dokter juga perlu memenuhi kebutuhan mental dan sosial dari pasien.

Karena sakit bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mental dan psikologi. Maka,

dokter sebagai care provider juga perlu menjangkau aspek mental dan psikologoi

tersebut.

Selain peduli, seorang dokter yang baik haruslah bisamengambil

keputusan (decision maker) dengan cepat. Tak hanya itu, keputusan yang ia

ambil haruslah tepat dan terbaik bagi pasien, bukan bagi dirinya. Terlebih jika

sang dokter dihadapkan dengan situasi yang genting, dimana waktu satu detik pun

sangat berharga. Tentu akan fatal akibatnya apabila seorang dokter tidak bisa

membuat keputusan dengan cepat dan tepat.Seorang dokter dituntut untuk bisa

berpikir dan bertindak cepat serta tepat karena dokter bertanggung jawab terhadap

nyawa seseorang terlebih di situasi gawat darurat. Waktu sedetikpun sangat

berharga bagi dokter karena keadaan pasien tiap detik, menitnya bisa berubah.

Dokter sebagai decision maker adalah penentu pada setiap tindakan kedokteran,

dengan memperhatikan semua kondisi yang ikut mempengaruhinya seperti

teknologi yang sedang berkembang dan juga biaya yang harus dikeluarkan oleh

pasiennya. Seorang dokter harus mampu mengambil keputusan terbaik untuk

pasiennya, baik dalam mendiagnosis dan seterusnya. Dalam memutuskan

pengobatan untuk pasien, misalnya, walaupun keputusan berada di pasien, namun


terkadang pasien mengembalikannya ke dokter, untuk memutuskan. Pada kondisi

seperti ini, dokter perlu memutuskan pengobatan yang tepat untuk pasien. Yang

tepat untuk penyakitnya, juga tepat untuk kondisi mental dan sosialnya, serta

dapat mempertanggungjawabkannya.

Faktor ketiga yang menandakan seorang dokter berkualitas adalah

mampu berkomunikasi (communicator) dengan baik. Hal ini sangat penting

mengingat seorang dokter tak hanya bekerja sendirian. Di banyak kesempatan, ia

harus bekerja sama dengan dokter lain, para staff laboratorium, atau bahkan

dengan masyarakat setempat. Maka dari itu, kemampuan berkomunikasi sangat

diperlukan oleh seorang dokter. Untuk dapat menemukan penyakit dan

menyembuhkan pasien, seorang dokter juga memerlukan komunikasi. Mungkin

terlihat sepele, tapi dampaknya akan luar biasa besar. Misalnya, seorang dokter

memberi resep ke pasien, tapi dokter tersebut tidak memberi tahu pasien cara

pemakaian obatnya, harus diminum berapa kali sehari, karena pasien tidak tahu,

dia overdosis dan malah meninggal karena salah cara pemakaian

obatnya. Hubungan dokter dan pasien telah disadari merupakan bagian penting

dalam aspek mutu pelayanan kesehatan. Komunikasi dokter dan pasien telah

terbukti membawa pengaruh pada kepatuhan pengobatan, meningkatkan kepuasan

pasien dan akhirnya akan membawa manfaat bagi keluaran pengobatan. pengaruh

latihan keahlian berkomunikasi terhadap proses dan outcome perawatan yang

berkaitan dengan distress emosi pasien, adalah semakin baik keahlian dokter

dalam berkomunikasi berhubungan dengan penurunan distress emosional pasien.


Faktor keempat yang harus dimiliki oleh seorang dokter yang

berkualitas adalah pemimpin masyarakat (community leader). Seumur hidupnya,

seorang dokter tidak mungkin bekerja sendiri. Seorang dokter akan lebih banyak

bekerja dalam tim dibandingkan bekerja sendiri, misalnya waktu mengoperasi

pasien, saat proses diagnosis penyakit, seorang dokter akan memerlukan dokter

lain, staf laboratorium, bahkan kerjasama dari pasien sendiri untuk bisa dimintai

keterangan agar penyakitnya bisa ditemukan. Karena itu kemampuan bekerja

sama dan sifat kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh dokter. Sebagai

“community leader” dokter membantu mengambil keputusan dalan ikhwal

kemasyarakatan, yang paling utama adalah kesehatan dan kedokteran keluarga,

sebagai pemantau, penelaah ikhwal kesehatan dan kedokteran keluarga. Pengaruh

atau influenceyang diberikan seorang dokter di masyarakat secara tidak langsung

menjadikan seorang dokter community leader di wilayahnya. Secara umum,

seorang dokter akan terjun langsung dalam menyelesaikan masalah kesehatan.

Keterlibatan langsung seorang dokter di masyarakat ini memunculkan sosok

pemimpin di masyarakat.

Kemampuan kelima yaitu kemampuan mengorganisasikan

danmengelola (management) juga mutlak harus dikuasai. Hal ini sangat penting

mengingat seorang dokter harus bisa mengatur dan mengkondisikan keadaan

sehingga terbentuklah suatu sistem yang efektif. Hal tersebut sering dianggap

sepele, tapi bila tidak ditangani dengan baik malah akan menyulitkan pekerjaan
dokter. seorang dokter harus mampu mengatur. Mengatur apa? Mengatur keadaan

agar terbentuk sistem yang efektif dan tidak ruwet.Misalnya, mengatur

administrasi pasien, penebusan obat, dll. Kelihatannya sepele, tapi bila tidak

dilakukan akan menyulitkan pekerjaan si dokter. Dalam menyelesaikan masalah

kesehatan, seorang dokter memerlukan keahlian dalam mengatur segala

sesuatunya. Tidak jarang pula dokter bekerja sebagai tim. Dalam sebuah tim,

dokter-dokter tersebut perlu menentukan dan membagi perannya masing-masing,

agar kinerja dari tim tersebut efektif. Sosok mengatur tersebut menjadikan dokter

membutuhkan kemampuan manajerial. Seorang dokter juga harus berkemampuan

untuk berkolaborasi dalam kemitraan pada penanganan kesehatan dan kedokteran

keluarga.

Faktor keenam yang wajib dimiliki dokter adalah peneliti

(researcher). Dunia yang berkembang setiap waktu serta dinamis adalah

tantangan yang harus dihadapi oleh seorang dokter sebagai tenaga kesehatan.

Suka atau tidak suka, fakta menunjukan bahwa dari masa ke masa semakin

banyak muncul virus dan penyakit baru. Dengan demikian, dokter dituntut untuk

terus mengembangkan diri dan tidak stagnan. Tentu bisa dibayangkan apabila

tidak ada yang namanya penelitian. Bahkan penyakit flu pun akan menjadi

penyakit yang serius dan mematikan. Ilmu kedokteran itu selalu berkembang

dan up to date karena yang namanya virus, bakteri, parasit penyebab penyakit itu

berkembang terus. Contohnya, dulu, antibiotik itu dianggap obat dewa saat

Alexander Flaming pertama kali menemukan antibiotik penisilin. Antibiotik


dianggap bisa menyembuhkan banyak penyakit, terutama penyakit infeksi virus,

bakteri. Tapi, sekarang, antibiotik banyak yang resisten. Virus, bakteri, parasit

sudah mampu melawan antibiotik sehingga diperlukan penemuan obat baru lagi

yang lebih mujarab dari penisilin. Kalau tidak dilakukan penelitian dan tidak ada

dokter yang meneliti, mana mungkin ada obat baru.

Semua kemampuan diatas tak cukup apabila tidak disertai denganiman

dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai seorang dokter, tak jarang

mucul sifat “mampu meramal”, sehingga terkadang tanpa berpikir panjang

menentukan sisa hidup manusia. Hal ini tentu harus dihindari mengingat seorang

dokter hanyalah alat dari yang mahakuasa untuk membantu orang-orang yang

kesulitan. Sebagai seorang dokter muslim, kita memerlukan modal utama dalam

setiap aktivitas kita, yakni ‘iman dan taqwa’. Karakter ini tak boleh lepas dan

wajib menjadi target utama bagi kita, sebagai mahasiswa muslim. Dengan iman

yang kuat, serta atas dasar takwa kita kepada Allah, segala hal yang nantinya akan

kita lalui akan menjadi berkah dan bernilai lebih mulia. Selain itu dengan iman

dan taqwa kita bisa terhindar dari sifat sombong, mencari keuntungan semata dari

pasien, rakus harta dan kehormatan dan yang lainnya. Sepanjang hidupnya, dokter

akan menjadi seorang pembelajar sejati –life long learner-, sehingga akan lebih

baik jika segala sesuatu dilandaskan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada

Penciptanya. Itulah gambaran tentang 7 stars doctor jika dihubungkan dengan

kehidupan seorang dokter. Maka bagi seorang dokter, 7 stars doctor adalah sebuah

tujuan sekaligus harapan seorang dokter untuk mencapai itu semua.


Dari paparan 7 star doctor diatas, menunjukkan bahwa dokter memang

membutuhkan pengetahuan yang luas. karena bukan hanya pengetahuan medis

saja yang harus dikuasai, tetapi juga pengetahuan tentang kepemimpinan,

komnukasi, management, pengabdian, agama dan lain-lain. Selain daripada ilmu

maupun softskill yang menunjukkan pentingnya mahasiswa untuk memiliki

pengetahuan yang luas, tantangan dari kemajuan ekonomi global juga sangat

mempengaruhi. Salah satu tantangan yang akan dihadapai oleh indonesia yaitu

MEA.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi masyarakat

ASEAN dimana adanya perdagangan bebas di antara anggota-anggota Negara ASEAN yang telah

di sepakati bersama Negara-negara ASEAN, dan untuk menggubah ASEAN menjadi kawasan

yang stabil, makmur dan sangat kompetitif. Kesepakatan ini diikuti oleh 10 -negara ASEAN yang

terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai Darussalam, Kamboja,

Vietnam, Laos dan Myanmar.

Masyarakat Ekonomi Asean akan mengintegrasikan ekonomi regional Asia Tenggara

dengan dilakukannya pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, pada kawasan terpadu

Asean dengan luas sekitar 4,47 juta km persegi yang didiami oleh lebih dari 600 juta jiwa dari 10

negara anggota ini akan menjadi kawasan yang sangat kompetitif. Negara-negara yang tergabung

dalam komunitas baik dari kalangan masyarakat awam sampai kalangan petinggi-petinggi negara

dituntut untuk siap menghadapi kesepakatan ini, maka diperlukan soft skill sumber daya manusia

yang memadai.

Inisiatif Pembentukan Integrasi ASEAN ini diawali pada bulan desember 1997 saat

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur, para pemimpin ASEAN memutuskan

untuk mentransformasikan ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan berdaya saing

tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata serta kesenjangan sosial ekonomi dan

kemiskinan yang semakin berkurang.

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Bali Oktober 2003, Para Pemimpin

ASEAN mendeklarasikan bahwa MEA merupakan tujuan integrasi ekonomi regional


(Bali Concord II) pada tahun 2020. Selain MEA, Komunitas Keamanan ASEAN dan Komunitas

Sosial Budaya ASEAN merupakan dua pilar integral lain dari komunitas ASEAN yang akan

dibentuk. Ketiga pilar tersebut diharapkan dapat bekerja secara erat dalam pembentukan

Komunitas ASEAN pada tahun 2020.

Selanjutnya, pada Agustus 2006 saat pertemuan ke-38 Menteri Ekonomi ASEAN, di Kuala

Lumpur, Malaysia sepakat untuk menyusun “suatu cetak biru” yang terpadu untuk mempercepat

pembentukan MEA dengan mengindentifikasi berbagai karakteristik dan elemen MEA pada tahun

2015 sesuai Bali Concord II, dengan sasaran dan kerangka waktu yang jelas dalam

mengimplementasikan berbagai langkah serta fleksibilitas yang telah disepakati sebelumnya guna

mengkomodir kepentingan seluruh negara anggota ASEAN.

Pada 13 Januari 2007 saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-12, para

pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas

ASEAN pada tahun 2015 sejalan dengan Visi ASEAN 2020 dan BALI CONCORD II, dan

menandatangani Cebu Declaration on Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community

by 2015.

Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Masyarakat Ekonomi

ASEAN menjadi tahun 2015 dan mentranformasikan kawasan ASEAN menjadi suatu kawasan

dimana terdapat aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran modal

yang lebih bebas. Sebagai landasan legal dan konstitusional bagi negara anggota ASEAN maka
disusunlah ASEAN Charter (Piagam ASEAN). Selanjutnya, Indonesia telah meratifikasi piagam

tersebut dengan menerbitkan UU no. 38 tahun 2008 sebagai payung berbagai perjanjian kerjasama

di tingkat ASEAN.

Dengan terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diharapkan dapat

meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan Asean, membentuk kawasan ekonomi antar

negara Asean yang kuat serta memacu daya saing ekonomi kawasan Asean, terutama kawasan

negara di Asean yang tergabung ke dalam MEA melalui terjadinya arus bebas (free flow) misalnya

dalam hal: barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal.

Indonesia, meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam

melimpah ruah dengan luas dan populasi terbesar di antara negara-negara lainnya di Asean,

Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun

2015. Pemerintah dituntut untuk segera mempersiapkan langkah dan strategi menghadapi
ancaman hempasan gelombang tsunami ekonomi “Masyarakat Ekonomi Asean” dengan menyusun

dan menata kembali kebijakan-kebijakan nasional yang diarahkan agar dapat lebih mendorong dan

meningkatkan daya saing (competitiveness) sumber daya manusia dan industri di Indonesia.

Taraf daya saing nasional ini perlu segera ditingkatkan mengingat bahwa berdasarkan Indeks

Daya Saing Global 2010, tingkat daya saing Indonesia hanya berada pada posisi 75 atau jauh

tertinggal dibanding Vietnam (posisi 53) yang baru merdeka dan baru bergabung ke dalam ASEAN.

Pemerintah juga harus semakin menggencarkan kegiatan sosialisasi Masyarakat Ekonomi Asean

2015 kepada seluruh masyarakat, termasuk jajaran birokrasi di daerah dengan maksud agar tidak

terjadinya tumpang-tindih (overlapping) antara kebijakan nasional dengan kebijakan daerah yang

selalu mendasarkan pengambilan keputusan berbasis otonomi daerah. Misalnya :


1. Meningkatkan kemampuan dan skill dapat di tingkatkan melalui pendidikan formal maupun
informal agar sumber daya manusia yang dimiliki indonesi dapat bersaing dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean
2. Memiliki keahlian dan pemikiran yang bersifat global. Keahlian di sini berupa kemampuan
untuk berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa asing misal nya bisa berbahasa inggris,
atau bisa berbahasa asing lain nya yang temasuk dalam bahasa internasional.
3. Memahami nilai kearifan lokal. Hal ini bertujuan untuk memfilter budaya-budaya negara lain
yang pasti masuk dan mempengaruhi budaya lokal. Pemahaman mengenai kearifan lokal
sangat penting dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia, sehingga budaya asing tidak akan
mengalahkan dan menggantikan budaya lokal yang sudah sejak dulu ada dan dimiliki bangsa
Indonesia.
4. Pelatihan keterampilan dan kompetensi kerja. Kegiatan ini akan sangat membantu tenaga
kerja Indonesia untuk meningkatkan kompetensi dirinya sehingga ia akan siap bersaing
dengan tenaga kerja dari negara lain yang sudah terampil dan terlatih.
Bidang kesehatan dan profesi kedokteran

Pentingnya mahasiswa memiliki pengetahuan yang luas

Kenapa mahasiswa harus punya pengetahuan yang lengkap

Tantangan dokter masa depan

 Mea persaingan dokter

Definisi mea

Latar belakang

Mea terhadap indonesia

Mea terhadap dokter

Pengaruh mea terhadap mahasiswa kedokteran

Hal2 yang perlu disiapkan ( pengetahuan yang luas dan 2

why)

 Profesionalisme- malpraktik, dlp, dll 7 star doctor

Definisi

Dokter profesional, sumpah dokter

Point2 profesional ( skdi dan 7 star dokter )

Komunikasi + contoh kasus

Leadership

Lalalala

Skdi

Mahasiswa mempersapkan semuanya


 Asumsi masyarakat, dokter serba tahu, mahasiswa udah

dipanggil dokter

Cerita asumsi masyarakat

 Tuntutan hukum

Sebutin uud uu lalalala

Apa aja hukuman dokter lalala

Kesimpulan

https://somelus.wordpress.com/2008/11/26/pengertian-dokter-dan-tugas-dokter/

http://www.gurupendidikan.com/pengertian-mahasiswa-menurut-para-ahli-

beserta-peran-dan-fungsinya/

http://pamuncar.blogspot.co.id/2012/06/definisi-peran-dan-fungsi-mahasiswa.html

http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol10135/kesalahan-diagnosis-dokter-

tergolong-malpraktek-atau-kelalaian-medikkah

http://zahrotulaisy.blogspot.co.id/2014/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-

x.html
https://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/malpraktek-dan-

pertanggungjawaban-hukumnya/

Anda mungkin juga menyukai