Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN LBP ( LOW BACK PAIN)

I. TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Nyeri punggung bawah ( Low Back Pain ) adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral
dan sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai sampai

kaki. (Harsono, 2000:265).Herniasi diskus (!carram) intervertebralis (HNP) merupakan

penyebab utama nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh),

mungkin sebagai dampak trauma atau perubahan degenerative yang berhubungan


dengan proses penuaan.
Nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun radikuler atau keduanya, nyeri ini terasa diantara sudut
rusuk terbawah (torakal XII) dan lipat bokong bawah yaitu didaerah lumbal dan
lumbasakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri kearah tungkai dan kaki. Low
back pain nyeri punggung bawah adalah salah satu nyeri yang paling sering dijumpai
dalam praktek sehari-hari, juga merupakan persoalan mayarakat karena sering

mengakibatkan penderita tidak dapat bekerja dalam kesehariannya.Low back pain

dapat berupa rasa kemeng atau sedikit pegal sampai nyeri sekali, sakit ini dapat timbul
secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa jam sampai

beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan pada tubuh bagian belakang, dari tulang iga

terakhir sampai bagian bawah bokong dan juga dapat menjalar ketungkai sering kali
penderita cemas kalau LBPnya berasal dari penyakit ginjal atau kencing batu anggapan
itu tidaklah selalu benar, jika diperhatikan secara seksama keluhan LBP sangat
bervariasi, kualitas nyeri, intensitas serta penyebarannya sangat bervariasi, berbagai
sikap badan seperti berdiri, duduk atau berbaring sangat berpengaruh terhadap
timbulnya rasa nyeri.
B. Etiologi
 Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis,spondilitis
Stenosisis spinal,osteoartritis.
 Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
 Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
 Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
 Kegemukan.
 Mengangkat beban dengan cara yang salah.
 Keseleo.
 Terlalu lama pada getaran.
 Gaya berjalan.
 Merokok.
 Duduk terlalu lama.
 Kurang latihan (olah raga).
 Depresi /stress.
 Olahraga (golf,tennis,sepak bola)
C. Manifestasi Klinis
 Perubahan dalam gaya berjalan. § Berjalan terasa kaku.
 Tidak bisa memutar punggung.
 Pincang.
 Persyarapan
 Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi
pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah
yang tidak dirangsang.
 Tidak terkontrol Bab dan Bak.
 Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
 Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
 Nyeri otot dalam.
 Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
 Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
 Nyeri pada pertengahan bokong.
 Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
D. Patofisiologi
Usia tua (proses degenerasi) (Penurunan kalsium,kekurangan vitamin D,gangguan fungsi
hormon para tiroid dan kalsitonin,obesitas,kelemahan otot abdominal,masalah struktur)
Diskus intervertebralis mengalami perubahan menjadi fibrokartilago yang tidak
beraturan karena kurangnya kalsium dan pembentukan tulang yang lain sehingga untuk
memenuhinya akan diambil dari bagian terdekat dari tulang. Diskus lumbal ( L4 - L5 dan
L5 s/d SI ) mengalami stress paling berat dan perubahan degenerasi berat. Penonjolan
diskus ( HNP ) / kerusakan sendi faset dan mengganggu suplai darah kejaringan.
Penekanan pada akar syaraf. Nyeri menyebar ke extrimitas bawah.
E. Faktor Resiko
Factor resiko Low back Pain :
· Faktor resiko secara fisiologi.
 Umur ( 20 s/d 50 tahun ).
 Kurangnya latihan fisik.
 Postur yang kurang anatomis.
 Kegemukan.
 Scoliosis parah.
 HNP.
 Spondilitis.
 Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
 Osteoporosis.
 Merokok.
· Faktor resiko dari lingkungan :
 Duduk terlalu lama.
 Terlalu lama pada getaran.
 Keseleo atau terpelintir.
 Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
 Vibrasi yang lama.
· Faktor resiko dari psikososial :
 Ketidak nyamanan kerja.
 Depresi.
 Stress.
F. Evaluasi Diagnosis
Prosedur perlu dilakukan pada pasien yang menderita nyeri punggung bawah :
1) Sinar X vertebra ; mungkin memperlihatkan adanya
fraktur,dislokasi,infeksi,osteoartritis atau scoliosis.
2) Computed tomografhy ( CT ) : berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari
seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan
masalah diskus intervertebralis.
3) Ultrasonography : dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.
4) Magneting resonance imaging ( MRI ) : memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi
patologi tulang belakang.
5) Meilogram dan discogram : untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi
atau protrusi diskus.
6) Venogram efidural : Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan
memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.
7) Elektromiogram (EMG) : digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf
tulang belakang ( Radikulopati ).
G. Penatalaksanaan
Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu
dengan tirah baring. Pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempatkan
tidur dengan matras yang padat dan tidak tebal. Selama 2 - 3 hari ( dapat digunakan
kayu penyangga tempat tidur ). Posisi pasien dibuat sedemikian rupa,sehingga flesi
lumbal lebih besar,yang dapat mengurangi tekanan pada serabut saraf lumbal. Bagian
kepala tempat ditinggikan 30 dan pasien sedikit menekuk lututnya. Posisi tengkurap
dihindari karena akan memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat
untuk penanganan konserpatif aktifitas dan fisioterapi pelvic intermiten beban traksi 7
s/d 13 Kg. Traksi memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.
Fisiotherapi perlu diberikan untuik mengurangi nyeri,spasme otot,terafi bias meliputi
terafi pendinginan,pemanasan sinar infra merah, kompres lembab panas,gelombang
ultra,diatermi,traksi. Gelombang ultra akan menimbulkan panas ini berkontra indikasi
pada pasien penderita kanker atau penderita kelainan perdarahan. Obat-obatan yang
mungkin perlu diberikan untuk menangani nyeri akut,analgetik narkotik digunakan
untuk membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme otot,obat anti
implamasi seperti aspirin dan obat anti inplamasi non steroid ( NSAID ).
II. ASUHAN KEPERAWATAN LBP ( LOW BACK PAIN )
A. Pengkajian
Menurut Effendy (1998). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan
oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-
norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang
terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti yang dijelaskan oleh
Effendy (1998) dan tambahan isi format pengkajian keluarga :
Pengkajian pada Pasien nyeri pungung dibimbing untuk menjelaskan ketidak
nyamanannya (misal lokasi, berat, durasi, sifat, penjalaran dan kelemahan tungkai
yang berhubungan). Penjelasan mengenai bagaimana nyeri timbul dengan
tindakan tertentu atau dengan aktifitas dimana otot yang lemah digunakan secara
berlebihan dan bagaimana pasien mengatasinya. Informasi mengenai pekerjaan
dan aktifitas rekreasi dapat membantu mengidentifikasi area untuk pendidikan
kesehatan.
Selama wawancara ini, perawat dapat melakukan observasi terhadap
postur pasien, kelainan posisi dan cara jalan. Pada pemeriksaan fisik, dikaji
lengkungan tulang belakang, Krista iliakan dan kesimetrisan bahu. Otot paraspinal
dipalpasi dan dicatat adanya spasme dan nyeri tekan. Pasien dikaji adanya
obesitas karena dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.
1. Data umum
 Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi
kleuarga (dilengkapi dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji
data yang berhubungan dengan suku kebiasaan-kebiasaan yang
berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga), agama (dikaji tentang
agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang
kebiasaan dan pendapatan keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data
tentang besarnya penghasilan atau pendapatan keluarga).
 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan saat ini
Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh
keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji
tentang maladaptive dari tengah pertumbuhan dan perkembangan
keluarga yang terpenuhi.
3) Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya dan pengalaman
keluarga terhadap pelayanan kesehatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan, meliputi keluhan,
berapa lama sudah terjadi, apa upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi dan bagaimana hasilnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit
keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit,
upaya kesehatan yang dipertahankan sampai saati ini.
5) Mobilitas keluarga
Bagaimana perpindahan tempat tinggal yang terjadi dalam keluarga.
6) Perkumpulan keluarga dan nteraksi dengan masyarakat meliputi data
keefketifan dalam berinteraksi dengan masyarakat.
7) Sistem pendukung keluarga
Meliputi tentang sumber pendukung eperti orang tua, mertua, saudara, teman
dan lain-lain.
2. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Meliputi data tentang sifat komunikasi dalam keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Meliputi data tentang kemampuan komunikasi keluarga.
3) Struktur peran
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai
kepala keluarga.
4) Nilai dan norma kebudayaan
Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.
3. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota
keluarga yang lain.
2) Fungsi sosialisasi
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi
dengan orang lain.
3) Fungsi peran kesehatan
Menjelaskan kemampuan keluarga mengenai masalah kesehatan dan
mengambil keputusan terhadap masalah kesehatan atau manfaat fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Stresor dan koping keluarga
1) Stresor jangka panjang dan pendek
Kekuatan keluarga memikirkan tentang penyakit yang terjadi pada keluarga.
2) Kemapuan keluarga berespon terhadap masalah
3) Strategi koping yang digunakan
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika
mendapatkan
4. Harapan keluarga
Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang diberikan
oleh perawat
B. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan Kenyamanan : nyeri bd refleks spasme otot
Data :
 Subjektif : Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang nyeri yang di –
diskripsikan
 Objektif : ·
Perilaku yang sangat hati-hati, perlindungan.
Memusatkan diri.
 Mempersempit fokus (perubahan persepsi waktu, gangguan
 Perilaku distraksi (mengerang, menangis, mondar-mandir, mencari orang lagi,
gelisah). ·
Raut wajah kesakitan (mata kuyu, terlihat lelah, meringis)
Perubahan tonus otot (tidak bergairah sampai kaku)
 Respons-respons autonom (diaforesis, perubahan tekanan darah dan nadi),
dilatasi pupil, perubahan frekwensi napas.
 Kriteria hasil :
1. Individu akan :
Memperlihatkan bahwa orang lain membenarkan nyeri itu ada.
Memperlihatkan pengurangan nyeri setelah melakukan tindakan penurunan
rasa nyeri yang memuaskan.
2. Anak-anak akan, berdasarkan usia dan kemampuannya :
a. Mengidentifikasi sumber-sumber nyeri.
b. Mengidentifikasi aktivitas yang akan meningkatkan dan menurunkan
nyeri.
c. Menggambarkan rasa nyaman dari orang-orang lain selama mengalami
nyeri.
 Intervensi
1. Tingkatkan pengetahuan ·
a. Jelaskan sebab-sebab nyeri kepada individu, jika diketahui.
b. Menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung, jika diketahui. ·
c. Jelaskan pemeriksaan diagnostik dan prosedur secara detail dengan
menghubungkan ketidak nyamanan dan sensasi yang akan dirasakan,
dan perkiraan lamanya terjadi nyeri.
2. Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa takut.
3. Hubungkan penerimaan anda tentang respons individu terhadap nyeri. ·
a. Mengenali adanya rasa nyeri. ·
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai nyeri. ·
c. Memperlihatkan bahwa anda sedang mengkaji nyeri karena anda ingin
mengerti lebih baik (bukan untuk menentukan apakah nyeri tersebut
benar-benar ada).
4. Kaji keluarga untuk mengetahui adanya kesalahan konsep tentang nyeri atau
penanganannya.
5. Bicarakan alasan-alasan mengapa individu dapat mengalami peningkatan
atau penurunan nyeri (mis; keletihan meningkatkan nyeri, distraksi
menurunkan nyeri) :
a. Berikan dorongan anggota keluarga untuk saling menceritakan rasa
prihatinnya secara pribadi. ·
b. Kaji apakah keluarga menyangsikan nyeri dan bicarakan pengaruhnya
pada individu yang mengalami nyeri. ·
c. Anjurkan keluarga untuk tetap memberikan perhatian walaupun nyeri
tidak diperlihatkan.
6. Berikan kesempatan kepada individu untuk istirahat selama siang dan waktu
tidur yang tidak terganggu pada malam hari.
7. Bicarakan dengan individu dan keluarga penggunaan terapi distraksi,
bersamaan dengan metode lain untuk menurunkan nyeri.
8. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut, bernapas dengan teratur.
9. Ajarkan penurunan nyeri non invasive
Relaksasi :
a. Relaksasi Intruksikan teknik-teknik untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan intensitas nyeri.
b. Tingkatkan relaksasi pijat punggung, masase, atau mandi air hangat.
Ajarkan teknik relaksasi khusus (mis; bernapas perlahan, teratur, dan
napas dalam-kepalkan tinju-menguap) Stimulasi kutan
Stimulasi Kutan :
a. Bicarakan dengan individu berbagai metoda stimulasi kulit dan efek-
efeknya pada nyeri.
b. Bicarakan setiap metoda berikut ini dan tindakan kewaspadaannya:
Botol air panas Bantalan pemanas listrik Mandi rendam air hangat
Kantung panas lembab Hangatnya sinar matahari Selimut dari plastik
diatas area yang sakit untuk menahan panas tubuh (mis;lutut, siku)
c. Bicarakan setiap metoda berikut dan tindakan kewaspadaannya:
Handuk dingin (diperas) Rendaman air dingin Kantung es Kantung jeli
dingin Masase es
d. Jelaskan manfaat terapeutik dari preparat mentol dan masase/pijat
punggung.
10. Berikan individu pengurang rasa sakit yang optimal dengan analgesik.
11. Setelah pemberian pengurang rasa sakit, kembali 30 menit kemudian untuk
mengkaji efektifitasnya.
12. Berikan informasi yang akurat untuk meluruskan kesalahan konsep pada
keluarga (mis; ketagihan, ragu-ragu tentang nyeri).
13. Berikan individu kesempatan untuk membicarakan ketakutan, marah, dan
rasa frustrasinya di tempat tersendiri, pahami kesukaran situasi.
14. Berikan dorongan individu untuk membicarakan pengalaman nyerinya.
2). Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakaktifan sekunder terhadap
nyeri .
Data yang harus ada:
Perubahan respons terhadap aktivita :
Pernapasan :
a. Dispnoe
b. Takipnoe
c. Sesak napas
Nadi :
a. Lemah
b. Frekwensi menurun
c. Frekwensi meningkat Tekanan darah:
d. Gagal meningkat dengan aktivitas
e. Diastolik meningkat 15 mmHg
Data yang mungkin ada :
Pucat atau sianosis Kekacauan mental Kelemahan Keletihan Vertigo
 Kriteria hasil Individu akan :
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktifitas
2. Memperlihatkan kamajuan (ketingkat yang lebih tinggi dari mobilitas yang
mungkin)
3. Memperlihatkan penurunan tanda-tanda hipoksia terhadap aktifitas (nadi,
tekanan darah, pernapasan)
4. Melaporkan reduksi gejala-gejala intoleransi aktivitas
 Intervensi :
1. Kaji respon individu terhadap aktivitas Ukur nadi, tekanan darah,
pernapasan saat istirahat Ukur tanda vital segera dan 3 menit setelah
istirahat.
Hentikan aktivitas klien bila :
Keluhan nyeri dada, dispnoe, vertigo, kekacauan mental Frekwensi nadi
menurun Tekanan sistolik menurun Tekanan diastolik meningkat 15 mmHg
Frekwensi pernapasan menurun
2. Kurangi intensitas, frekwensi, lamanya aktivitas bila
a. Frekwensi nadi lebih dari 3 menit untuk kembali frekwensi awal (atau 6
denyut lebih cepat dari frekwensi awal).
b. Frekwensi pernapasan meningkat berlebihan setelah aktivitas.
c. Terdapat tanda-tanda hipoksia.
3. Meningkatkan aktivitas secara bertahap Untuk klien yang pernah tirah
baring lama, mulai melakukan rentang gerak sedikitnya 2 kali sehari.
a.. Rencanakan waktu istirahat sesuai dengan jadwal sehari-hari klien.
b. Berikan kepercayaan kepada klien bahwa mereka dapat meningkatkan
status mobilitasnya.
c. Beri penghargaan pada kemajuan yang dicapai.
4. Ajarkan klien metoda penghematan energi untuk aktivitas.
a. Luangkan waktu untuk istirahat.
b. Lebih baik duduk daripada berdiri saat melakukan aktivitas, kecuali hal
ini memungkinkan.
c. Saat melakukan suatu aktivitas, istirahat setiap 3 menit selama 5 menit
untuk membiarkan jantung pulih.
d. Hentikan aktivitas jika keletihan atau terlihat tanda-tanda hipoksia.
5. Instruksikan klien untuk konsulasi kepada dokter atau ahli terapi fisik untuk
program latihan jangka panjang.
6. Rujuk kepada perawat komunitas untuk tindak lanjut jika diperlukan
3) Risiko kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan efek-efek iritan mekanika
atau tekanan sekunder terhadap tirah baring
Data mayor :
Gangguan kornea, integumen, atau jaringan membran mukosa atau invasi
struktur tubuh (insisi, ulkus dermal, ulkus kornea, lesi oral)
Data minor :
Lesi Edema Eritema Kekeringan membran mukosa Leukoplakia Lidah kotor
 Kriteria hasil Individu akan :
a. Mengidentifikasi penyebab kerusakan jaringan mekanik.
b. Berpartisipasi dalam perencanaan untuk meningkatkan penyembuhan luka.
Memperlihatkan kemajuan penyembuhan luka jaringan.
c. mengidentifikasi rasional untuk pencegahan dan pengobatan.
d. berpartisipasi dalam rencana pengobatan yang dianjurkan untuk meningkatkan
penyembuhan luka.
e. Memperlihatkan kemajuan penyembuhan luka ulkus dermis
 Intervensi :
1. Anjurkan mobilitas pada tingkat yang paling tinggi untuk menghindari periode
tekanan yang lama. Untuk kerusakan neuromuskular Ajarkan klien/orang
terdekat tindakan yang tepat untuk mencegah tekanan, robekan, gesekan,
maserasi.
2. Ajarkan untuk mengenali tanda-tanda awal kerusakan jaringan Ubah posisi
sedikitnya setiap 2 jam. Dengan sering tingkatkan perputaran tubuh dengan
pengangkatan minor dalam berat badan.
3. Jaga kulit tetap bersih dan kering.
4. Hindari pengelupasan epidermis saat melepas plester.
5. Gunakan alat yang menyebarkan tekanan jika diperlukan Batasi posisi kepala
pada klien berisiko tinggi sampai kurang dari 30º.
6. Hindari penggunaan tempat tidur yang bagian lututnya dapat terlipat.
7. Gunakan metoda untuk menampung inkontinensia usus atau kandung kemih.
8. Ajarkan aplikasi yang tepat dari kantong stoma.
9. Gunakan teknik kantong stoma untuk menahan drainase dari fistula/ulkus.
Anjurkan sabun ringan yang tidak merubah pH kulit.
10. Ajarkan menggunakan sarung tangan/baju pelindung apabila menggunakan
produk kimia dalam lingkungan pekerjaan.
4) Kerusakan integritas jaringan kulit
Definisi Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
kerusakan jaringan epidermis dan dermis. Faktor yang berhubungan (Lihat kerusakan
integritas jaringan)
Data mayor :
Gangguan jaringan kulit epidermis dan dermis
Data minor :
Pencukuran kulit Eritema Lesi Pruritus
 Kriteria hasil Individu akan :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab untuk ulkus karena tekanan.
b. Mengidentifikasi rasional untuk pencegahan dan pengobatan.
c. berpartisipasi dalam rencana pengobatan yang dianjurkan untuk
meningkatkan penyembuhan luka.
d. Memperlihatkan kemajuan penyembuhan luka ulkus dermis.
 Intervensi :
1. Identifikasi tahap perkembangan ulkus dekubitus
a. Tahap I : Eritema yang tidak memutih dari kulit yang utuh.
b. Tahap II : Ulserasi pada epidermis dan/atau dermis.
c. Tahap III : Ulserasi meliputi lemak sub kutan
d. Tahap IV : Ulserasi menembus otot rangka atau struktur penunjang.
2. Cuci area yang kemerahan dengan lembut menggunakan sabun ringan, bilaslah
seluruh area dengan bersih untuk menghilangkan sabun dan keringkan.
3. Masase dengan lembut kulit sehat disekitar area yang sakit untuk merangsang
sirkulasi; jangan masase area jika tampak kemerahan.

4. Lindungi permukaan kulit yang sehat dengan satu atau kombinasi berikut.
a. Oleskan lapisan tipis cairan coplymer skin sealant.
b. Tutup area dengan balutan film permeable lembab.
5. Tingkatkan masukan protein dan karbohidrat untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen positif; timbang individu setiap hari dan tentukan kadar
albumin serum setiap minggu untuk memantau status.
6. Pikirkan rencana penatalaksanaan luka tekan dengan menggunakan prinsip-
prinsip penyembuhan luka :
a. Kaji status luka tekan (warna, bau, jumlah drainase dari luka dan sekeliling
kulit)
b. Bersihkan jaringan nekrotik (kolaborasi dengan dokter)
c. Bilas dasar ulkus dengan cairan salin steril.
d. Lindungi tepi luka yang sedang granulasi dari trauma.
e. Tutup luka tekan dengan balutan steril sehingga dapat mempertahankan
lingkungan di atas dasar ulkus tetap lembab (mis; balitan film, balutan kassa
lembab).
f. Hindari agen-agen yang dapat mengeringkan (lampu pemanas, cream
magnesium).
g. Pantau tanda-tanda klinis dari infeksi luka.
7. Konsulkan dengan perawat spesialis atau dokter untuk pengobatan luka tekan
tahap IV.
8. Rujuk ke agensi keperawatan komunitas jika diperlukan tambahan bantuan di
rumah.
5). Risiko kerusakan jaringan kulit
* Kriteria hasil Individu akan :
1. Mengekspresikan hasrat untuk ikut serta dalam pencegahan luka tekan.
2. Menggambarkan etiologi dan tindakan-tindakan pencegahan.
3. Memperlihatkan integritas kulit bebas dari luka tekan.
 Intervensi :
1. Pertahankan kecukupan masukan cairan untuk hidrasi yang adekuat ( + 2500
ml/hari, kecuali ada kontraindikasi). Periksa membran mukosa dalam mulut
terhadap kelembaban dan periksa berat jenis urine.
2. Tetapkan jadwal untuk pengosongan kandung kemih (mulai dengan setiap 2 jam).
Jika individu mengalami kekacauan mental, tetapka bagaimana pola kontinens dan
lakukan intervensi sebelum terjadi inkontinens. Jelaskan masalah kepada individu
dan pastikan kerjasama untuk perencanaan.
Apabila terjadi inkontinens,
1. cuci perineum dengan cabun cair yang tidak merubah pH kulit dan oleskan
pelindung untuk daerah perineal (pembersih).
2. Berikan dorongan latihan rentang gerak dan mobilitas gerak badan, bila mungkin.
3. Ubah posisi atau instruksikan individu untuk berbalik atau mengangkat badan
setiap 30 menit sampai 2 jam, tergantung pada faktor penyebab lain dan
kemampuan kulit untuk pulih dari tekanan.
4. frekwensi dari jadwal mengubah posisi tubuh harus ditingkatkan jika ada area
yang memerah yang tampak tidak hilang dalam 1 jam.
5. Pertahankan tempat tidur sedatar mungkin untuk mengurangi kekuatan gesekan;
batasi posisi fowler’s hanya 30 menit pada suatu waktu.
6. Gunakan jumlah staf yang cukup untuk mengangkat pasien di tempat tidur atau
kursi daripada menarik atau mendorong permukaan kulit.
7. Instruksikan individu untuk mengangkat dirinya dengan menggunakan lengan
kursi setiap 10 menit jika mungkin atau bantu individu bangkit dari kursi setiap 10-
20 menit, tergantung pada faktor-faktor risiko yang ada.
8. Amati adanya eritema dan kepucatan, dan lakukan palpasi untuk mengetahui
adanya kehangatan dan jaringan seperti spon pada setiap perubahan posisi.
9. Jangan gosok area kemerahan atau menggosok diatas tonjolan tulang.
10. Tingkatkan masukan karbohidrat dan protein untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen positif; timbang individu setiap hari dan tentukan kadar
albumin serum setiap minggu untuk memantau status.
11. Instruksikan individu dan keluarga tentang teknik-teknik spesifik yang digunakan
dirumah untuk mencegah ulkus akibat tekanan
C. Kesimpulan
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang · Penyebab dari LBP
adalah karena perubahan postur tubuh, mengangkat beban yang terlalu berat, obesitas,
dll. · Tanda dari LBP adalah berjalan terasa kaku dan pincang,BAB dan BAK tidak
terkontrol serta adanya nyeri yang hebat di daerah punggung dan sekitarnya. · Asuhan
keperawatan pada klien yang mengalami LBP merupakan bentuk asuhan kompleks yang
melibatkan aspek biologis, spiritual dan sosial dalam proporsi yang cukup besar ke
seluruh aspek tersebut perlu benar-benar diperhatikan sebaik-baiknya.
LAPORAN PENDAHULUAN

DISUSUN OLEH :

ELVA VERONIKA
NPM.1626099NS

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai