Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TERAPI SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI MEMORI

JANGKA PANJANG PADA MAHASISWA DI KELAS 7A PROGRAM STUDI

ILMU KEPERAWATAN S1 FA-KULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

KADIRI TAHUN 2017.

Ari ristianti 1, Kun Ika Nur Rahayu 2, Arif Nurna Etika 3


1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri.
Jl. Selomangleng no 1, Kediri Jawa Timur kode pos 6416
2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri
Abstak
Memori jangka panjang merupakan komponen terpenting dalam proses kognitif, hal ini karena memori jangka
panjang berperan dalam proses penyimpanan informasi. Memori jangka panjang dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin, usia,
sarapan, dan status pekerjaan. Faktor diatas mampu menyebabkan penurunan jumlah sel otak pada hippokampus. Senam
otak adalah jenis olahraga fisik yang dapat mempengaruhi fungsi memori jangka panjang dengan cara peningkatan kadar
BDNF, dopamin, serotonin, peningkatan aliran darah ke hippocampus sehingga dapat meningkatkan proses neurogenesis di
hippocampus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi senam otak terhadap memori
jangka panjang pada mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri tahun 2017. Penelitian ini menggunakan quasy eksperimental design dengan jenis pretest-posttest control group
design. Populasi responden sebanyak 40 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan
jumlah sempel adalah 13 orang untuk kelompok perlakuan dan 13 orang untuk kelompok control. Analisis data penelitian
menggunakan Uji T Tidak Berpasangan dan Uji T Berpasangan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa nilai mean
sesudah diberikan senam otak pada kelompok perlakuan adalah 55,31 dan nilai mean sesudah pada kelompok control adalah
42,00. Hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan p value 0,001 yang berarti p value 0,00 < α 0,05 sehingga H1 diterima dan
H0 ditolak. Jadi terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap skor memori jangka panjang pada kelompok
perlakuan dan kelompok control dengan pemberian senam otak. Bedasarkan hasil penelitian ini diharapkan bagi lahan
menggunakan senam otak sebagai salah satu cara untuk meningkatkan memori jangka panjang.

Kata kunci: senam otak dan memori jangka panjang

PENDAHULUAN
Memori adalah proses mentransformasikan informasi mulai dari sensory registers, penyimpanan
jangka pendek (short term memory), sampai penyimpanan jangka panjang (long term memory).
Memori juga berperan dalam proses kognitif dan juga fungsi inteligensi (Mar'at, 2008). Dalam
perguruan tinggi mahasiswa akan dihadapkan dengan proses belajar, yang nantinya akan berperan
dalam pengembangan diri mahasiswa. Bagi beberapa mahasiswa proses belajar dianggap sebagai
stressor yang bisa menimbulkan stress pada mahasiswa. Dimana kondisi stress ini justru akan merusak
sel-sel otak pada bagian hipokampus yang nantinya akan berakibat juga pada fungsi memori jangka
panjang (Morgan & Trevaniemi, 2009).
Berdasarkan data sekunder yang didapatkan pada tanggal 8 November 2016 dari bagian evaluasi nilai
indeks prestasi, data berisi tentang nilai indeks prestasi semester 6 dari 40 orang mahasiswa di kelas 7A
Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2016. Nilai
indeks prestasi digunakan untuk mengetahui fungsi kognitif mahasiswa. Data sekunder yang
didapatkan mengenai nilai indeks prestasi semester enam menjelaskan bahwa terdapat 18 (45%)
mahasiswa yang mendapatkan nilai indeks prestasi <3, 00, ada 13 (32, 5%) mahasiswa yang
mendapatkan nilai indeks prestasi antara 3, 00 sampai 3, 25, dan ada 9 (22, 5%) mahasiswa yang
mendapatkan nilai indeks prestasi >3, 25. Dari data di atas menunjukkan adanya masalah pada fungsi
kognitif. Masalah pada fungsi kognitif bisa disebabkan oleh item-item dalam fungsi kognitif, salah
satunya adalah memori.
Berdasarkan pengkajian awal yang dilakukan oleh peneliti mulai tanggal 8 November hingga tanggal
10 November 2016, kepada 10 mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2016 melalui pembagian angket PRMQ (Prospektif
Retrospektif Memory Questioner) didapatkan hasil bahwa terdapat 8 mahasiswa yang men-dapatkan
skor PRMQ lebih dari 40. Terdapat 2 mahasiswa yang mendapatkan skor PRMQ kurang dari 40. Skor
nilai PRMQ yang lebih dari 50 menandakan adanya kesulitan dalam mengingat tempat dan kegiatan
yang telah direncanakan. Hal tersebut merupakan salah satu tanda adanya gangguan pada memori
jangka panjang. Kerusakan memori jangka panjang pada mahasiswa disebabkan dari faktor stress,
faktor usia, trauma pada hippokampus, nutrisi, pendidikan/keahlian, genetik, epileps, dan pengolahan
informasi (Thompson & Madigan, 2007). Kondisi stress akan merusak sel-sel otak pada bagian
hipokampus yang nantinya akan berakibat juga pada fungsi memori jangka panjang (Morgan &
Trevaniemi, 2009). Faktor usia juga mempengaruhi fungsi memori karena pada masa dewasa awal, sel-
sel otak akan berangsur-angsur berkurang (Mar'at, 2008).
Memori jangka panjang memiliki urgensi yang besar dalam kehidupan manusia. Sebab memori kita
berisi atas pelajaran yang kita pelajari pada masa lampau, informasi-informasi, dan pengalaman-
pengalaman terdahulu kita yang me-mungkinkan kita untuk bisa mengatasi masalah-masalah baru yang
akan menghadang kita pada masa yang akan datang. Selain itu, memori juga membantu kita untuk
melanjutkan progresivitas dalam memperoleh informasi-informasi baru, serta berperan penting dalam
pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan (Setiawan, 2016). Sehingga gangguan pada fungsi memori
jangka panjang akan menyebabkan gangguan interaksi dengan lingkungan, gangguan dalam mem-
persepsikan suatu hal atau kejadian, gangguan dalam mengingat sesuatu, gangguan dalam
pembentukan pengetahuan, serta gangguan pada fungsi kognitif (Morgan & Trevaniemi, 2009).
Karena memori jangka panjang berperan penting dalam kehidupan manusia terutama dalam fungsi
kognitif, maka perlu dilakukan upaya untuk mengopti-malkan fungsi memori jangka panjang. Salah
satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi memori jangka panjang yaitu dengan
mengguna-kan latihan fisik. Seseorang yang melakukan aktifitas fisik secara teratur memiliki neuron
baru dua kali lipat pada hipokampus dari pada yang tidak melakukan aktifitas fisik (Rustiana, 2011).
Senam otak adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk memu-dahkan kegiatan belajar dan
penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari (Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Gerakan-gerakan ringan
dengan permainan melalui olah tangan dan kaki dapat memberikan rangsangan atau stimulus pada otak.
Gerakan yang menghasilkan stimulus itulah yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif
(kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi, belajar, memori, olah tangan dan kaki dapat
memberikan rangsangan atau stimulus pada otak) (Purwanto, Widyaswat, & Nuryati, 2009).
Dari latar belakang di atas diketahui bahwa memori jangka panjang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan fungsi kognitif. Sedangkan senam otak memiliki manfaat terhadap peningkatan fungsi
memori, sehingga peneliti terta-rik untuk meneliti “Pengaruh Senam Otak terhadap Memori Jangka
Panjang pada Mahasiswa di Kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri tahun 2017”.
METODE

Desain penelitian ini adalah quasy eksperimental dengan rancangan penelitian pretest-posttest control
group design untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang pada
mahasisiwa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa semester 7 di kelas 7A program
studi ilmu keperawatan S1 fakultas ilmu kesehatan universitas kadiri sebanyak 30 mahasiswa. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian mahasiswa semester 7 di kelas 7A program studi
ilmu keperawatan S1 fakultas ilmu kesehatan universitas kadiri. Besar sampel yang masuk dalam
kreteria inklusi adalah 26 orang. Cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument PRMQ. Analisa data
menggunakan univariat dan bivariate. Uji statistik dalam penelitian ini adalah uji T Berpasangan dan
uji t tidak berpasangan. Untuk mencari ada tidaknya pengaruh senam otak terhadap memori jangka
panjang Jangka Panjang pada Mahasiswa di Kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri Tahun 2017 menggunakan uji statistik uji T Berpasangan. Untuk
mencari ada tidaknya perbedaab pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang Jangka Panjang
pada kelompok perlakuan dan kelompok control Mahasiswa di Kelas 7A Program Studi Ilmu
Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri Tahun 2017 menggunakan uji statistik uji
T tidak Berpasangan.kemudian dianalisis menggunakan bantuan perangkat lunak komputer (software)
SPSS.
HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden
Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan, tidak melakukan sarapan dalam memenuhi
nutrisinya, memiliki rentang usia antara 21 sampai 22 tahun, dan tidak bekerja di jelaskan secara rinci
pada tabel berikut:
Tabel 1. Karakteristik responden
Kelompok perlakuan Kelompok control
Kategori Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Laki-laki 4 30, 8 5 38, 5
Perempuan 9 69, 2 8 61, 5
Jumlah 13 100 13 100

SARAPAN
PRE TEST
Sarapan 6 46, 2 6 46, 2
Tidak sarapan 7 53, 8 7 53, 8
Jumlah 13 100 13 100

SARAPAN
POST TEST
Sarapan 9 69, 2 5 38, 5
Tidak sarapan 4 31, 8 8 61, 5
Jumlah 13 100 13 100

USIA
20 sampai 22 tahun 10 76,9 11 84, 6
23 sampai 24 tahun 3 23,1 2 15, 4
25 sampai 26 tahun 0 0
Jumlah 13 100 13 100

PEKERJAAN
Bekerja 1 7, 7 3 23, 1
Tidak Bekerja 11 92, 3 10 76, 9
Jumlah 13 100 13 100
.
Data Khusus
Data khusus untuk kelompok perlakuaan dan kontrol
Tabel 2. pengaruh terapi senam otak terhadap fungsi memori jangka panjang pada mahasiswa di
kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fa-kultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun
2017.
Variabel Mean Median Modus Standart deviation N
Memori jangka panjang pre test pada kelompok perlakuan
Memori jangka panjang 38, 77 38, 00 34 6, 47 13
sebelum

Memori jangka panjang pre test pada kelompok kontrol


Memori jangka panjang 39, 23 40, 00 40 8, 45 13
sebelum
Memori jangka panjang post test pada kelompok perlakuan
Memori jangka panjang 55, 31 53, 00 49 9, 57 13
sesudah

Memori jangka panjang post test pada kelompok kontrol


Memori jangka panjang 42, 00 43, 00 31 8, 13 13
sesudah

Memori jangka panjang pre test dan post test pada kelompok perlakuan
Variabel Mean Standart deviation Standart deviation N
Sebelum kelompok yang 38, 77 6, 47 1, 79 13
diberikan senam otak
Sesudah kelompok yang 55, 31 9, 57 2, 65 13
diberikan senam otak
P value = 0, 000 α = 0, 05

Memori jangka panjang pre test dan post test pada kelompok kontrol
Sebelum kelompok 39, 23 8, 45 2, 34 13
perlakuan yang diberikan
senam otak
Sesudah kelompok control 42, 00 8, 13 2, 25 13
yang diberikan senam otak
P value = 0, 195 α = 0, 00

Memori jangka panjang post test pada kelompok perlakuan dan


kelompok kontrol
Sesudah kelompok 55, 31 9, 57 2, 65 13
perlakuan yang diberikan
senam otak
Sesudah kelompok control 42, 00 8, 13 2, 25 13
yang diberikan senam otak
P value = 0, 001 α = 0, 00

Hasil analisis menggunakan uji t berpasangan pada kelompok perlakuan didapatkan nilai p value 0,00
yang berarti p value 0,00 < α 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.menunjukkan bahwa ada
pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang pada kelompok perlakuan mahasiswa di kelas
7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017. Hasil
analisis menggunakan uji t berpasangan pada kelompok kontrol didapatkan nilai p value 0,480 > α 0,05
dan sesudah pada kelompok control yang diberikan senam otak didapatkan nilai p value 0,274 > α
0,05 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang pada
kelompok kontrol mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017. Hasil analisis menggunakan uji t tidak berpasangan
didapatkan nilai p value adalah 0, 001 yang berarti bahwa p value 0,001 < α 0,05 sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima. Jadi kesimpulannya didapatkan bahwa ada perbedaan pengaruh senam otak terhadap
memori jangka panjang post test pada kelompok perlakuan dan kelompok control mahasiswa di kelas
7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017.
PEMBAHASAN
Sebagian besar dari responden adalah berjenis kelamin perempuan. Jenis kelamin mampu
mempengaruhi memori jangka panjang. jenis kelamin perempuan memiliki ke cenderungan untuk
mengalami stress dari pada laki-laki (Walgito, 2004). Sebagian besar responden kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol yang melakukan pengukuran tes memori jangka panjang pre test dilakukan
senam otak tidak melakukan sarapan untuk memenuhi nutrisinya. Sarapan sangat penting bagi otak
untuk memenuhi suplai nutrisi ke otak sehingga akan meningkatkan konsentrasi dalam memperoleh
informasi. Namun pada pengukuran tes memori post test sesudah senam otak banyak yang melakukan
sarapan untuk memenuhi nutrisinya (Morgan & Trevaniemi, 2009). Hampir seluruh responden berusia
antara 20 sampai 22 tahun.usia mempengaruhi memori jangka panjang karena pada masa dewasa awal
sel otak mengalami penurunan jumlah sel sehingga pentrasportan informasi juga akan terganggu
(Mar'at, 2008). Hampir seluruh responden tidak bekerja. Bekerja merupakan suatu keahlian yang
dimiliki responden. Bekerja dapat mempengaruhi memori karena keahlian seseorang dalam suatu
bidang sangat berpengaruh terhadap memori jangka panjang. Seseorang yang memiliki latar belakang
pengetahuan yang baik tentang suatu bidang tertentu, maka seseorang tersebut akan lebih cepat dalam
memahami dan menyimpan informasi yang menyangkut bidang tersebut (suharnan, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang pada
mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri tahun 2017. ada perbedaan pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang post test pada
kelompok perlakuan dan kelompok control mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan
S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017.
Secara garis besar terdapat perbedaan pengaruh senam otak pada kelompok perlakuan dan kelompok
control. Pada kelompok perlakuan hampir seluruh (84,6%) dari responden kelompok perlakuan
mengalami peningkatan skor PRMQ. Sedangkan pada kelompok control hanya sebesar (61,5%) yang
mengalami peningkatan skor PRMQ. Peningkatan skor PRMQ pada kelompok perlakuan post test jauh
lebih besar dibandingkan pada kelompok control. Hal tersebut karena kelompok perlakuan
mendapatkan senam otak sedangkan kelompok control tidak mendapatkan senam otak. Senam otak
adalah serangkaian latihan gerak sederhana yang digunakan untuk memudahkan kegiatan belajar dan
penyesuaian terhadap tuntutan sehari-hari (Purwanto, Widyaswat, & Nuryati, 2009). Senam otak
termasuk olaraga fisik berperan juga dalam peningkatan BDNF (Brain Derived Ner-ve Factor). BDNF
merupakan neurotropin yang banyak ditemukan di hippocampus. BDNF berperan dalam menjaga dan
memperbaiki sel-sel otak, pengatur survival, pertumbuhan, pengatur differensiasi neuron selama
perkembangan sampai sistem saraf dewasa, serta faktor yang memperkuat komunikasi antara sel saraf
sehingga mempermudah sel saraf dalam penyaluran informasi ke sel saraf yang lain (Rustiana, 2011).
BDNF dapat menginduksi neurogenesis, plastisitas sinaps, dan memodulasi struktur sinaps sehingga
berperan dalam proses belajar, berfikir, dan regulasi mood. BDNF dapat meningkatkan pertumbuhan
dan proliferasi sel-sel hippokampus yang berperan dalam pembentukan memori dan LTP (Line Print
Terminal) yang diperantarai oleh aktifitas reseptor TrkB (Tropomyosin Receptor Kinase B)
(Zulkarnain, 2014).
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini yaitu (1) Memori jangka panjang pre test pada kelompok perlakuan mahasiswa di
kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017
didapatkan nilai mean adalah 38, 77. (2) Memori jangka panjang pre test pada kelompok control
mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri tahun 2017 didapatkan nilai mean adalah 39, 23. (3) Memori jangka panjang post test pada
kelompok perlakuan kelompok perlakuan mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017 didapatkan nilai mean adalah 55, 31. (4)
Memori jangka panjang post test pada kelompok control mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu
Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017 didapatkan nilai mean adalah
42, 00. (5) Ada pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang pada kelompok perlakuan
mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri tahun 2017. (6) Tidak ada pengaruh terhadap memori jangka panjang pada kelompok control
mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Kadiri tahun 2017. (7) Ada perbedaan pengaruh senam otak terhadap memori jangka panjang post test
pada kelompok perlakuan dan kelompok control mahasiswa di kelas 7A Program Studi Ilmu
Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri tahun 2017. Bedasarkan hasil penelitian
ini diharapkan bagi lahan menggunakan senam otak sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
memori jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Mar'at, S. (2008). Bandung: Rosda.

Morgan, D., & Trevaniemi, M. (2009). brain revolution. jakarta: cerdas pustaka.

Purwanto, S., Widyaswat, R., & Nuryati. (2009). MANFAAT SENAM OTAK (BRAIN GYM) DALAM MENGATASI.
Jurnal Kesehatan, 81-90.
Pusponegoro, H. D. (2007). Peran Serotonin pada Anak dengan Gangguan Autistik. Sari Pediatri, 115-119.

Rustiana, E. R. (2011). Efek Psikologis dari Pendidikan Jasmani ditinjau dari Teori. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia, 102-105.

Setiawan, W. (2016). AL-QUR’AN TENTANG LUPA, TIDUR, MIMPI DAN KEMATIAN. AL MURABBI, 251-270.

Setyoadi, & Kushariyadi. (2011). terapi modalitas keperawatan pada pasien kogeriatrik. jakarta: salemba
medika.

Suharnan. (2005). psikologi kognitif. surabaya: srikandi.

Thompson, R. F., & Madigan, S. A. (2007). memory the key to consciousness. jakarta: transmedia.

Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Waluyo, M. E. (2014). Revolusi Gaya Belajar untuk Fungsi Otak. Jurnal Pendidikan Islam, 209-226.

Zulkarnain. (2014). Peran latihan fisik teratur terhadap fungsi memori dan kognitif wanita pascamenopause.
jurnal kedokteran syiah kuala, 167-174.

Anda mungkin juga menyukai