Tugas Pemanfaatan Batubara
Tugas Pemanfaatan Batubara
1. B. Kompetensi Dasar
Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya.
1. C. Indikator
A. Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam.
B. Menjelaskan komponen-komponen utama penyusun minyak bumi.
C. Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan teknik pemisahan
fraksi-faraksi minyak bumi.
i. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya.
ii. Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan.
D. Uraian Materi
1. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri
berasal dari minyak bumi, batubara dan gas alam. Ketiga jenis bahan bakar tersebut terbentuk dari peruraian
senyawa-senyawa organik yang berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu.
Proses peruraian berlangsung lambat pada suhu dan tekanan tinggi, dan menghasilkan campuran hidrokarbon
yang kompleks (golongan alifatik, asiklik, dan aromatik). Sebagian campuran berada dalam fase cair dan dikenal
sebagai minyak bumi. Sebagian lagi berada dalam fase gas disebut gas alam.
Crude Oil memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah dari air, maka minyak bumi dan gas alam dapat bergerak ke
atas melalui batuan sedimen yang berpori (gambar 1). Jika tidak menemui hambatan, minyak bumi dapat
mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak
berpori dalam pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petro-
leum dari bahasa Latin petrus artinya batu dan oleum artinya minyak).
Hipotesa yang dikemukakan para ahli tentang terbentuknya minyak bumi diantaranya adalah
3. Aromatik CnH2n -6
Aromatik memiliki cincin 6 (enam). Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil.
Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi. Pada umumnya alkana
merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang mengandung sikloalkana sebagai komponen yang
terbesar, sedangkan aromatik selalu merupakan komponen yang paling sedikit.
Crude oil mengandung sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan Sulfur, senyawaan Nitrogen,
senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil / trace sebagai larutan) dan garam – garam
anorganik.
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi dapat diperoleh dengan melakukan
pengeboran, dan minyak yang diperoleh berupa minyak mentah. Minyak mentah (crude oil) berbentuk cairan
hitam atau berbau kurang sedap. Minyak ini belum dapat dimanfaatkan secara lansung, tetapi harus diolah
terlebih dahulu sehingga dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengolahan minyak bumi ini
melibatkan 2 proses utama yaitu :
1. Proses pemisahan (separation processes)
2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku
dijual berupa beberapa tipe dari destilasi. Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk
memperbaiki kualitas dari produk minyak mentah yang diperoleh. Misalnya pada tahun 1912 permintaan gasolin
melebihi supply dan untuk memenuhi permintaan tersebut maka digunakan proses “pemanasan” dan “tekanan”
yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak diharapkan. Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range
titik didih gasolin, proses ini disebut cracking.
1. Proses Pemisahan (Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana tetapi yang kompleks adalah
interkoneksi dan interaksinya. Proses pemisahan tersebut adalah : Destilasi
Destilasi atau penyulingan merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan titik
didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah mengandung campuran senyawa
hidrokarbon yang memiliki titik diidh bervariasi, dari metana (CH4), yang memiliki titik didih paling rendah sampai
residu yang memiliki titik didih paling tinggi seingga tidak teruapkan pada pemanasan. Cara destilasi dengan
menggunakan beberapa tingkat suhu pendinginan atau penegmbunan disebut destilasi bertingkat. Proses
destilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600 0C. Uap
minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara destilasi.
1. Dalam menara destilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati plat-plat (tray). Setiap plat
memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan
uap lewat.
A. c. Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan
mencapai ketinggian dimana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair
yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
d.Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah
menara destilasi. Sedangan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas
menara.
a. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
1. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses petrokomia
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar rumah tangga, bahan
bakar industri, umpan proses petrokimia
1. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
e. Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300°C
f. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300°C
Kegunaan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
CH3 CH3
Isobutena isobutena
d. Coking
Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi minyak baker dan hidrokarbon intermediet
(produk antara)
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling banyak dikonsumsi untuk bahan baker kendaraan bermotor.
Komponen utama bensin adalah n-heptana (C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas bensin ditentukan oleh
kandungan isooktana yang dikenal dengan bilangan oktan. Bilangan oktan merupakan ukuran dari kemampuan
bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-
heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran
30% n-heptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan :
= (30 / 100 x 0) + (70 / 100 x 100)
= 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk memperoleh
karateristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari
berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam
campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang
diuji.
Ada 3 jenis bensin produksi Pertamina, yaitu
Fraksi bensin dari menara destilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk menaikkan bilangan oktan
tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai bercabang melalui
proses reforming. Contohnya mengubah n-oktana menjadi isooktana.
CH3(CH2)3 CH3 → (CH3)2CH CH2 CH3
n-oktana isooktana
1. Menambahkan hidrokarbon alisiklik / aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.
2. Menambahkan zat aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran bensin. Zat
aditif yang biasa digunakan adalah
a.Tetra Ethyl Lead (TEL)
TEL memiliki rumus molekul Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang
mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen.
Minyak bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon sehingga pembakarannya menghasilkan oksida karbon
(CO dan CO2) dan uap air. SElain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga mengandung unsur belerang dan
nitrogen sehingga pembakarannya juga menghasilkan oksida belerang (SO 2 dan SO3) dan oksida nitrogen (NO2).
Senyawa-senyawa oksida tersebut dapat mencemari udara. Oksida Karbon
1. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Gas ini dihasilkan secara alami dari proses pernafasan dan pembakaran sempurna berbagai senyawa
hidrokarbon. Gas CO2 tidak membahayakan kesehatan, tetapipada konsentrasi tinggi, yaitu (10% – 20%), dapat
menyebabkan pingsan karena kekurangan oksigen. CO2 menggantikan posisi oksigen dalam tubuh. Banyaknya
jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri-industri yang menggunakan bahan baker semakin
meningkatkan jumlah CO2, sementara jumlah pepohonan semakin berkurang. Akibatnya terbentuk lapisan CO2 di
atmosfer. Lapisan CO2 ini dapat menahan sinar infra merah yang dipatulkan bumi.Hal ini dapat meningkatkan
suhu bumi. Gejala ini dikenal dengan efek rumah kaca (green house effect)
1. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas CO dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlansung tidak sempurna pada kendaraan bermotor.
CO tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat beracun.Kadar CO yang berlebih di udara dapat
menyebabkan sakit kepala, lelah, sesak nafas, dan pingsan.Gas CO dapat bereaksi dan berikatan dengan
Hemoglobin. Jika di dalam darah terdapat CO dan O2, yang terikat oleh Hb adalah CO melalui ikatan kovalen
koordinasi.
1. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Oksida belerang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, asap industri, dan pembakaran
batubara. Gas SO2 dapat membahayakan kesehatan.Dalam jumlah sedikit, SO2 dapat menyebabkan batuk-batuk
dan sesak napas, sedangkan dalam jumlah besar dapat merusak saluran pernafasan, serta
menyebabkan kematian.Gas SO2 di udara dapat teroksidasi menghasilkan gas SO3.
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
Gas SO3 merupakan oksida asam yang mudah bereaksi dengan air membentuk asam sulfat.
SO3(g) + H2O(g) → H2SO4(aq)
Peristiwa ini dikenal dengan hujan asam. Hujan asam sangat membahayakan lingkungan karena dapat
menyebabkan :
1. Partikulat
Partikel-partikel padat atau cair di udara disebut partikulat. Partikulat padat disebut kabut. Partikulat padat (asap)
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar terutama solar dan batubara, pembakaran sampah, aktivitas gunung
berapi dan kebakaran hutan. Partikel cair (kabut) terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang menguap. Keberadaa
particular padat dan cair ditambah dengan adanya oksida-oksida nitrogen, dan oksida belerang di udara, akan
menimbulkan asap kabut yang dikenal dengan istilah smog.
SHARE THIS:
Twitter
Facebook
Leave a Reply
Statistik
Waktu
photo rating
My Gravatar
Twitter
#selucunyanegeriini #positivethinking#generasimudaplatinum https://t.co/LqjiZidEjf8 months ago
Unduh aplikasi Cashtree Android! Flash Cash hari ini ! 21 AUG 13:?? WIB [Rp
2.885]invite.cashtree.id/dd50b7 1 year ago
Visitors
^gReat^
doctor reviews
Widget Animasi
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Categories
Categories
Blogroll
Discuss
Get Inspired
Get Polling
Get Support
Kimia Pasca UNP
Learn WordPress.com
Theme Showcase
WordPress Planet
WordPress.com News
« Jun
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
October 2017
Archives
Archives
My Hamster^_^
Recent Posts
Hidrolisis Garam
Teknik Tes dan Non Tes
Poliester
Search
Search
Search for:
Widget Animasi
Blog at WordPress.com.
Follow