Anda di halaman 1dari 3

Fadia Dwi Ananda IX.

Surat at-Tiin

Surat at-Tiin ( ) adalah surah ke-95 dalam Al-Quran. Surah ini terdiri dari 8 ayat,
termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Buruuj. Nama at-Tiin
diambil dari kata at-Tiin yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah Tin.

Sebab - sebab turunnya Surah at-Tiin


Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Aufi yang bersumber pada Ibnu Abbas, surah at-Tin
turun berkaitan dengan pertanyaan para sahabat tentang balasan amal orang yang sudah
pikun. Melalui surah at-Tin, Allah Swt. menegaskan bahwa amal orang yang beriman dan
beramal saleh akan senantiasa mengalir pahalanya meskipun orang tersebut mengalami
pikun.

Pokok isi
Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang
yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh; Allah adalah Hakim Yang Maha
Adil.

Isi surah
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
dan demi bukit Sinai,
dan demi kota (Mekah) ini yang aman,
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka),

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan
sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?
Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Kandungan Surah at-Tiin


Surat at-Tiin (surat yang ke 95) terdiri dari 8 ayat, turun setelah surat al-Buruuj. Surat at-Tiin
termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyah karena turun sebelum Nabi Muhammad SAW
hijrah ke kota Madinah. Nama surat ini diambil dari kata at-tiin yang terdapat pada ayat
pertama yang berarti buah tin.

Isi kandungan QS. at-Tiin


Buah tin dan zaitun merupakan kinayah (ungkapan) tentang Damaskus (tempat diutusnya
Nabi Nuh as) dan Baitul Maqdis (tempat diutusnya Nabi Isa as). Bukit Sinai yaitu sebuah
gunung (bukit) tempat Allah berbicara langsung kepada Nabi Musa as. Yang dimaksud

dengan negeri yang aman adalah Kota Mekkah. Allah bersumpah dengan tiga tempat
tersebut sebagai isyarat perintah untuk mengetahui dan mempercayai turunnya wahyu Allah
kepada para Ulul Azmi dari kalangan Rasul.
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling baik diantara makhluk lainnya, baik secara
jasmaniah maupun rohaniah. Ia dapat berdiri tegak, berbicara, berilmu, mengatur lagi bijak.
Hal itu disebabkan manusia dibekali dengan akal pikiran dan hati yang dapat berfungsi
dengan baik. Sehingga memungkinkan bagi manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi
ini. Manusia akan berubah menjadi makhluk yang hina dan rendah derajatnya di hadapan
Allah apabila ia tidak bersyukur, selalu bermaksiat, dan tidak mentaati perintah Allah SWT.
Tempat kembalinya adalah neraka yang menyengsarakan.
Manusia yang akan selamat dari kehinaan adalah orang yang beriman dengan sungguhsungguh dan membuktikannya dengan ibadah dan amal shaleh. Mereka akan
mendapatkanpahala yang tidak ada putus-putusnya, yaitu balasan surga dengan segala
kenikmatannya dan kekal di dalamnya.
Melalui Rasulullah sebagai pembawa risalah dan uswatun hasanah, kita menjadi tahu
tentang ajaran Islam. Kita tidak boleh mendustakan ajaran yang dibawa oleh beliau, karena
mendustakan ajarannya berarti sama saja mendustakan Allah dan balasannya adalah
neraka. Allah adalah hakim yang paling adil, manusia akan mendapatkan balasan sesuai
dengan apa yang telah diusahakannya salama hidup di dunia. Jika baik amalnya maka akan
dibalas dengan kebaikan pula yaitu surga dan ridho-Nya, dan jika buruk amalnya maka akan
mendapat balasan yang buruk pula yaitu neraka dan murka-Nya
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Sebenarnya telah berulang kali dikatakan dalam Al-Quran. Hal ini menunjukkan bahwa
memang Allah menyatakan kebenaran dan keberadaan manusia sebagai mahluk yang
mempunyai bentuk yang sebaik-baiknya. Namun kiranya tidak tepat menurut sekalian para
ahli tafsir memahami ungkapan sebaik-baik bentuk. Hanya terbatas pada pengertian fisik
semata. Padahal Allah mengecam orang-orang yang fisiknya baik tetapi jiwa dan akalnya
kosong. Ayat in dikemukakan dalam konteks penggambaran anugerah. Dan tentunya
anugerah itu mengacu pada kesempurnaan bentuk dan isinya.
Makna
Dalam surat at-Tin, Allah terlalu amat sangat jelas sekali ketika ingin benar-benar
mengatakan dan menetapkan bahwa manusia itu adalah makhluk ciptaan-Nya yang
sempurna. Bila kita perhatikan ayat pertama, kedua dan ketiga, 3 ayat tersebut diawali
dengan sumpah semua.
- Sumpah tentang buah Tin dan Zaitun Bukit Tursina dan Negeri Makah
Sebagian mufasir mengartikan buah Tin dan Zaitun secara dhohir seperti termaktub dalam
alquran. Buah Tin dan Zaitun adalah buah yang banyak mempunyai manfaat bagi kesehatan
tubuh, bahkan ada satu riwayat dari Abu Darda yang menyatakan bahwa Rasulullah pernah
bersabda bahwa, kalau seandainya ada buah yang turun dari langit maka itulah dia buah
Tindan buah Zaitun sebagaimana yang kita ketahui selain dia juga mengandung banyak
manfaat kesehatan, buah tersebut adalah buah yang diberkahi oleh Alloh. Bahkan ada juga
yang meriwayatkan ketika Adam dan Hawa diturunkan dari langit dan dalam keadaan tanpa
busana mereka berdua mengambil dedaunan Zaitun untuk dijadikan penutup aurat.
Yang tersebut diatas adalah yang memaknai buah Tin dan Zaitun sebagai dhohirul ayah.
Tapi ada juga yang memaknai Tin dan Zaitun disini sebagai kalimat istiarah yang
menunjukan tempat. Tin yang dimaksud disini ada yang berpendapat tempat dimana pohon
buah Tin banyak tumbuh yaitu di Damaskus, sedangkan Zaitun yang dimaksud disini adalah
Baitul Muqaddas atau daerah Palestina. Pendapat yang mengatakan hal tersebut dikuatkan
dengan ayat-ayat selanjutnya yang menerangkan tentang tempat-tempat dimana tiga
agama samawi diturunkan oleh Alloh sebelum diselewengkan oleh kaumnya sendiri.
- Baitul Muqaddas adalah tempat dimana Nabi Isa As diutus oleh Alloh untuk kaum
Nashrani
- Bukit Tursina adalah tempat dimana Nabi Musa As diutus oleh Alloh untku kaum
Yahudi

Sedangkan Makah adalah tempat dimana Sayyidina Muhammad menerima wahyu


ilahi untuk kita semua.
Setelah tiga sumpah [qasm] tersebut Alloh memulai ayat keempat dengan jawaban sumpah
[jawab al-qasm], itulah bentuk lain dari penekanan bahwa manusia adalah ciptaan-Nya yang
paling sempurna.
Sedangkan untuk ayat-selanjutnya adalah keterangan rinci bahwa setelah sedemikian rupa
Allah menganugrahkan penciptaannya kepada kita tinggal bagaimana kita menyikapi
karunia tersebut. Allah juga menjelaskan tentang adanya kebaikan dan keburukan. Ternyata
filosofi baik dan buruk bukan hanya ajaran agama samawi, agama buatan manusia
sekalipun juga mengakui disana ada kebaikan dan keburukan; Zoroaster dengan Tuhan
Yazdan dan Ahraman, Majusi dengan Tuhan Cahaya dan kegelapan dan lain sebagainya.
Setelah kita mengetahui sedemikian rupa hakikat manusia dalam penciptaan yang
sempurna maka, sikap tepat bagaimanakah yang seharusnya manusia tersebut
pertanggungjawabkan? Sungguh tidak ada dosa paling hina di dunia ini kecuali berkhianat
kepada Yang Maha mencipta. Rasul juga mengajari kita ketika hendak berkaca untuk
membaca doa yang artinya; Ya Allah sebagaimana engkau menyempurnakan penciptaan
jasadiyah kami maka sempurnakan pula lah ruhaniyah kami.

Anda mungkin juga menyukai