Anda di halaman 1dari 7

Surat At –Tin

Surat At-Tiin (surat yang ke 95) terdiri dari 8 ayat, turun setelah surat Al-Buruuj. Surat
At-Tiin termasuk ke dalam kelompok surat Makkiyah karena turun sebelum Nabi
Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah. Nama surat ini diambil dari kata at-tiin yang
terdapat pada ayat pertama yangberarti buah tin.

Kandungan Surah At-Tin


Di ayat pertama Allah persumpah dengan menggunakan nama buah, yaitu buah
tin dan zaitun yang banyak memiliki manfaat atau potensi. Sebagai isarat bahwa
manusia diciptakan memiliki banyak potensi untuk dapat memberi banyak manfaat.
Salah satu potensi besar manusia, yaitu ditunjukkan Allah pada ayat kedua.
Yaitu Allah bersumpah atas nama sebuah tempat, yaitu bukit sinai tempat nabi Musa
menerima wahyu dari Allah. Hal ini bisa ditafsirkan bahwa manusia memiliki potensi
untuk mendapat petunjuk dan menegembangkan petunjuk tersebut. Ayat kedua ini juga
menyampaikan pesan bahwa manusia diciptakan Allah dalam bentuk fisik dan psikis
yang sebaik-baiknya, sehingga apabila manusia bisa mengikuti petunjuk Allah dan
memanfaatkan dengan modal potensi yang manusia miliki, maka manusia akan bisa
bertahan dan bahkan mengatur dunia dan akhiratnya.
Dan jelas dijelaskan dalam ayat ke tiga “Dan demi kota (Mekah) Ini yang aman”.
Maka hal ini menunjukkan bahwa apabila manusia sudah bisa memanfaatkan
potensinya dengan berdasar petunjuk-petunjuk yang Allah turunkan bagi manusia,
maka ia akan seperti kota makkah. Kota yang gersang tetapi kenyataannya kota
mekkah adalah kota yang diberkahi dengan makanan yang berlimpah dan jelas kota
yang aman.
Akal dijadikan oleh Allah dengan tabiat asal yang baik dan mematuhi perintah
Allah. Dalam proses pemenuhan nafsu-nafsunya tersebut, manusia dibekali dengan
akal. Manusia memang berpikir sebagai dasar untuk menemukan cara memenuhi
nafsunya, namun yang paling menonjol dari manusia adalah karena ia memiliki akal
yang bekerja bersama dengan pikiran itu.Akal dalam hal ini berperan dalam
memberikan petunjuk tentang sesuatu, tentang apa yang bernilai atau tidak bagi diri
manusia itu sendiri. Selain itu, dengan akal pun manusia dapat memiliki kreativitas dan
dengannya menjadikan hidup ini dinamis.
Akal menjadikan manusia seolah-olah seperti sebuah komputer yang paling
canggih sedemikian sehingga komputer yang paling canggih pun tidak bisa
mengalahkan manusia.Hal ini kembali disebabkan karena nafsu manusia yang tidak
pernah habis, yang menjadikan manusia terus mengejar sesuatu yang lebih. Dalam hal
inilah nafsu bekerja sama dengan akal untuk menciptakan sesuatu yang memiliki nilai
lebih bagi manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang terus mencari yang lebih
baik, itulah nafsu dasarnya dan akallah yang menjadi perantaranya, sarana untuk
merealisasikannya.
Hati peranannya mengenal dan berperasaan. Ia juga bisa menampung ilmu
pengetahuan tanpa belajar jika jiwanya bersih. Di samping itu ia menjadi raja dalam diri
manusia. Akal peranannya berfikir, mengkaji dan menilai untuk menerima ilmu
pengetahuan. Tabiat hati (roh) memang sudah kenal ALLAH dan mengenal kebaikan.
Sebagaimana Firman Allah: "Tidakkah Aku ini Tuhan kamu (wahai roh)?" Mereka
menjawab: "Bahkan kami menyaksikannya." (Al A`raf 172). Dalam Al-Qur’an banyak
dikatakan bahwa roh itu terbuat dari Nur. Kita bisa mengkaji bahwa nur atau cahaya itu
mempunyai sifat menerangi, cahaya mempunyai sifat merambat lurus, menembus
benda bening, memantulkan cahaya dan sebaginya. Hal ini menunjukkan bahwa ruh
yang ada dalam hati kita mempunyai sifat yang menerangi atau memberi petunjuk.Hati
nurani ini bekerja sama dengan akal ketika merealisasikan nafsu dalam rangka
menjadikan manusia itu lebih baik.
Pada ayat kelima Allah berfirman “Kemudian kami kembalikan dia ke tempat
yang serendah-rendahnya”. Ada tiga penafsiran yang membahas tentang tempat yang
serendah-rendahnya.Salah satu pakar tafsir indonesia Prof. Quraish Shihab
mengatakan: maksud dari tempat yang serendah-rendahnya adalah Keadaan dimana
Ruh Ilahi belum menyatu dengan diri manusia. Seperti diketahui proses manusia
melalui dua tahap utama : penyempurnaan fisik dan peniupan Ruh Ilahi sesuai dengan
firman Allah surah Al- Hijr ayat 29:
Maka apabila Aku Telah menyempurnakan kejadiannya, dan Telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796].
[796] dimaksud dengan sujud di sini bukan menyembah, tetapi sebagai penghormatan.
Ada juga ulama’ tasawuf berpen dapat lain. Bahwa yang dimaksud dari tempat yang
serendah-rendahnya adalah dunia. Ketika manusia keluar dari dunia maka ia telah
dimasukkan ke tempat yang paling rendah. kemudian apakah potensi besar yang ada
pada manusia telah hilang? Tidak, menurut para ulama’ tasawuf saat diturunkan
manusia kedunia maka juga turun hijab yang menutupi potensi besar itu sebab
rendahnya martabat dunia.
Pada ayat ke enam Allah berfirman “Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. Kata
iman bisa juga diartikan pembenaran. Pembenaran atas adanya Allah. Manusia yang
sudah di kembalikan kedunia telah tertutup penyaksiannya terhadap Allah. Maka yang
ia ketahui hanyalah dunia yang rendah ini. Tetapi dengan potensi yang ada pada
manusia, maka manusia mulai membangun dunia (membangun sosial, ekonomi, politik,
sains dan agamanya) hingga kemudian dari tugas dia sebagai kholifah yang
membangun dunia dengan alat nafsu, akal dan hatinya dan berklaborasi dengan
tugasnya sebagai hamba yang dituntut untuk beribadah. Maka manusia akan
menemukan iman atau pembenaran atas adanya Allah dan hari akhir sebagai tujuan
hidupnya.
Demikianlah.Allah telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling
sempurna.Sebagai mahluk yang banyak memiliki potensi, sehingga dengan potensi itu
manusia bisa menjadi kholifah yang memerintah dan membangun alam semesta.
Manusia mencapai tingkat setinggi-tingginya apabila ia bisa mengklaborasikan tiga
elemen potensial dalam dirinya.
Tafsir ayat :
Tafsir Surat at Tin ayat 1

‫ْأ‬
ِ ‫ْن َأ ْو َج َبلَي‬
‫ْن ِبال َّش ِام ينبتان المأكولين‬ ِ ‫الز ْي ُتون} َأيْ ْال َم ُكولَي‬
َّ ‫{ َوال ِّتين َو‬
keduanya adalah nama buah, atau dapat juga keduanya )Demi Tin dan Zaitun( .001
.diartikan nama dua buah gunung yang menumbuhkan kedua buah tersebut

Tafsir Surat at Tin ayat 2


‫ار ْالم ُْثم َِرة‬ ‫َأْل‬ ‫ِين ْال ُم َب َ َأ‬
َ ‫{ َو ُطور سِ ينِينَ } ْال َج َبل الَّذِي َكلَّ َم هَّللا َت َعالَى َعلَ ْي ِه مُو َسى َو َمعْ َنى سِ ين‬
ِ ‫ارك ْو ْال َح َسن ِبا ْش َج‬
002. (Dan demi bukit Sinai) nama sebuah bukit tempat sewaktu Allah swt. berfirman
kepada Nabi Musa. Arti lafal Siiniina ialah yang diberkahi atau yang baik karena
memiliki banyak pohon yang menghasilkan buah.

Tafsir Surat at Tin ayat 3


‫َأِل‬
ِ ‫{ َوه ََذا ا ْل َبلَد اَأْلمِين} َم َّكة م‬
‫ْن ال َّناس فِي َها جاهلية وإسالما‬
003. (Dan demi kota ini yang aman) yaitu kota Mekah, dinamakan kota aman karena
orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa aman, baik pada zaman jahiliah maupun
di zaman Islam.

Tafsir Surat at Tin ayat 4


َ ‫سان} ْال ِج ْنس {فِي َأ ْح‬
‫سن َت ْق ِويم} تعديل لصورته‬ َ ‫{لَ َقدْ َخلَ ْق َنا اِإْل ْن‬
004. (Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia
(dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya
amatlah baik.

Tafsir Surat at Tin ayat 5


َ ‫{ ُث َّم َردَدْ َنا ُه} فِي َبعْ ض َأ ْف َراده {َأ ْس َفل‬
‫سافِلِينَ } ِك َنا َية َعنْ ْال َه َرم َوالضَّعْ ف َف َي ْنقُص َع َمل ْالمُْؤ مِن عن زمن الشباب ويكون له أجره‬
‫بقوله تعالى‬
005. (Kemudian Kami kembalikan dia) maksudnya sebagian di antara mereka (ke
tempat yang serendah-rendahnya) ungkapan ini merupakan kata kiasan bagi masa
tua, karena jika usia telah lanjut kekuatan pun sudah mulai melemah dan pikun.
Dengan demikian ia akan berkurang dalam beramal, berbeda dengan sewaktu masih
muda; sekalipun demikian dalam hal mendapat pahala ia akan mendapat imbalan yang
sama sebagaimana sewaktu ia beramal di kala masih muda, hal ini diungkapkan dalam
firman selanjutnya, yaitu:

Tafsir Surat at Tin ayat 6


ُ ‫صال َِحات َفلَ ُه ْم َأ ْجر َغ ْير َم ْم ُنون} َم ْق‬
ْ‫طوع َوفِي ْال َحدِيث ِإ َذا َبلَ َغ ْالمُْؤ مِن مِنْ ْال ِك َبر َما يُعْ ِجزهُ َعن‬ َّ ‫{ِإاَّل } لَكِنْ {الَّذِينَ آ َم ُنوا َو َع ِملُوا ال‬
َ ‫ْال َع َمل ُكت‬
َ ‫ِب َل ُه َما َك‬
‫ان َيعْ َمل‬
melainkan (orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; )Kecuali( .006
maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya) atau pahala yang tak pernah
terputus. Di dalam sebuah hadis telah disebutkan, bahwa apabila orang mukmin
mencapai usia tua hingga ia tidak mampu lagi untuk mengerjakan amal kebaikan, maka
dituliskan baginya pahala amal kebaikan yang biasa ia kerjakan di masa mudanya
.dahulu

Tafsir Surat at Tin ayat 7


‫د َرة َعلَى‬ƒْ ƒُ‫دَّا ّل َعلَى ْالق‬ƒ‫ر ال‬ƒƒ‫ورة ُث َّم َردّه ِإلَى َأرْ َذل ْال ُع ُم‬
َ ƒ‫ص‬ ُ ‫ن‬ƒ‫{ َف َما ُي َك ِّذبك} َأ ّي َها ْال َكافِر { َب ْعد} َبعْ د َما ُذك َِر مِنْ َخ ْلق اِإْل ْن َسان فِي َأحْ َس‬
‫ك َواَل جاعل له‬ َ ِ‫ث َو ْال ِح َساب َأيْ َما َيجْ َعلك ُم َك ِّذبًا ِب َذل‬
ِ ْ‫ين} ِب ْال َج َزا ِء ْال َمسْ بُوق ِب ْال َبع‬
ِ ‫ْال َبعْ ث { ِبال ِّد‬
007. (Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan) hai orang kafir
(sesudah itu) yakni sesudah hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu mengenai
penciptaan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian dijadikan-Nya tua
dan pikun, yang hal ini menunjukkan kepada kekuasaan-Nya untuk membangkitkan
makhluk hidup kembali (hari pembalasan) yang terlebih dahulu diawali dengan hari
kebangkitan lalu perhitungan amal perbuatan. Maksudnya apakah gerangan yang
mendorongmu mendustakan hal tersebut?Tentu saja tidak ada yang mendorongnya
untuk mendustakan hal tersebut selain dirinya sendiri.
Tafsir Surat at Tin ayat 8
‫ك َوفِي ْال َحدِيث َمنْ َق َرَأ َوال ِّتين ِإلَى آخِر َها َف ْل َيقُ ْل َبلَى َوَأ َنا‬
َ ِ‫ين َو ُح ْكمه ِب ْال َج َزا ِء مِنْ َذل‬ َ ‫س هَّللا بَِأ ْح َكم ا ْل َحا ِكمِينَ } ه َُو َأ ْق‬
َ ِ‫ضى ْال َقاض‬ َ ‫{َألَ ْي‬
‫على ذلك من الشاهدين‬
008. (Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?) artinya Dia adalah hakim yang
paling adil di antara hakim-hakim yang adil lainnya, dan keputusan-Nya berdasarkan
sifat tersebut. Di dalam sebuah hadis disebutkan, "Barang siapa membaca surah At-Tiin
hingga akhir surah, maka hendaknya sesudah itu ia menjawab, 'Balaa Wa Anaa 'Alaa
Dzaalika Minasy Syaahidiina/tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan
akan hal tersebut.
TUGAS AGAMA
“ Kandungan Surat At – Tin 1-8 ”

Nama : Salma Rafifah Khalda


Kelas : IX B

Tahun Ajaran 2016-2017

Anda mungkin juga menyukai