Anda di halaman 1dari 38

Unit 1

A. Membaca dan Mngertikan QS. At-Tiin


‫ـــــــــــــــــــــــيم‬
ِ ‫الرح َْٰم ِن ه‬
ِ‫الرح‬ ِ ‫ْــــــــــــــــــــم ه‬
‫َّللا ه‬ ِ ‫بِس‬

ِ ُ ‫الز ْيت‬
‫ون‬ ِ ِّ ِ‫والت‬
‫ين و ه‬
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun,
‫ور سِينِين‬
ِ ‫ط‬ُ ‫و‬

Dan demi gunung sinai.

ِ ِ‫و َٰهذا ْالبل ِد ْاْلم‬


‫ين‬
Dan negeri (Makkah) yang aman ini.

ِ ْ ‫لقدْ خل ْقنا‬
‫اْلنسان فِي أحْس ِن ت ْق ِويم‬
Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
‫ث ُ هم رددْناهُ أسْفل سافِلِين‬
Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.
‫ت فل ُه ْم أ ْج ٌر غي ُْر م ْمنُون‬ ‫إِ ِّ هَّل الهذِين آمنُوا وعمِ لُوا ال ه‬
ِ ‫صالِحا‬
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengajarkan kebaikan; maka mereka akan
mendapatkan pahala yang tidak ada purus-putusnya.

ِ ‫فما يُك ِذِّبُك ب ْعدُ بِال ِد‬


‫ِّين‬
Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang) hari pembalasan setelah
(adanya keterangan-keterangan) itu?
‫َّللاُ ِبأحْك ِم ْالحاكِمِ ين‬
‫أليْس ه‬
Bukankah Allah hakim yang paling adil?
B. Sebab-sebab Turun dan Kandungan QS. At-Tin
1. Sebab Turunnya QS. At-Tiin
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Al-Aufi yang bersumber pada Ibnu Abbas
(keponakan Nabi), Surah at-Tin turun berkaitan dengan pertanyaan para sahabat tentang
balasan amal orang yang tua renta atau pikun. Melalui Surah at-Tin, Allah Swt. menegaskan
bahwa amal-amal orang yang beriman dan beramal saleh akan senantiasa mengalir pahalanya
secara terus menerus meskipun orang tersebut mengalami masa pikun jika sebelum pikun
mereka beriman dan beramal saleh.
2. Kandungan QS. At-Tiin
a. Ayat 1, 2, 3: Allah Swt. bersumpah atas nama at-Tin. az-Zaitun, dan at-Türisinin. Menurut
sebagian ahli tafsir "Tin" ialah tempat tinggal Nabi Nuh a.s., yaitu Kota Damaskus
(sekarang ibu kota negara Syiria) yang banyak tumbuh pohon Tin. "Zaitun" adalah Baitul
Maqdis, tempat suci kedua umat Islam yang berlokasi di Yerusalem (Palestina) yang
ditumbuhi pohon Zaitun. Adapun "Türisinin" artinya "Bukit Sinai" tempat Nabi Musa a.s.
menerima wahyu secara langsung dari Allah Swt. Selain tempat tersebut, pada ayat ketiga
Allah bersumpah atas nama Kota Makkah, yaitu daerah yang penuh berkah dan di
dalamnya terdapat Baitullah (Rumah Allah). Pada tempat-tempat tersebut pernah terjadi
kezaliman yang disimbolkan oleh manusia manusia sombong, seperti Firaun, Karun,
Namrud, Abu Lahab, dan Abu Jahal. Melalui tempat-tempat tersebut. Allah memunculkan
atau meneguhkan manusia manusia penegak kebenaran sekaligus menghancurkan
kezaliman. Di tempat tersebut lahir Nabi Nuh a.s., Nabi Musa a.s.. Nabi Isa a.s., Nabi
Ibrahim a.s., dan Nabi Muhammad saw.
b. Ayat 4: Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain. Bukan hanya bentuk fisik, melainkan juga sempurna
dalam segala potensinya, tidak hanya diberi akal untuk berpikir, tetapi juga diberi potensi
nafsu, hingga manusia mampu berkreasi (mencipta sesuatu) untuk kebutuhan hidupnya.
Bagi Allah, manusia sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya
untuk beribadah kepada Allah.
c. Ayat 5 dan 6: Allah menerangkan banyak manusia yang menyimpang dan tidak
menggunakan potensinya untuk beribadah, akan ditempatkan di dalam neraka.
Sebagianlagi adalah orang-orang yang beriman dan beramal saleh yang senantiasa
mendapat pahala yang tidak terputus, sampai dia meninggal dan menjadi ahli surga.
d. Ayat 7 dan 8: Orang-orang yang tidak beriman atau tidak mau beramal saleh adalah orang-
orang yang mendustakan Allah dan akan mendapat balasan kelak di akhirat. Padahal
mereka sesungguhnya mengetahui akan mati dan menghadapi pengadilan Allah, Hakim
Yang Maha adil.

UNIT 2
1. Bacaan Haids Pertama
ُ‫ارية وع ِْلم يُ ْنتف ُع بِ ِه وولد صالِح يدْعُو له‬
ِ ‫اْل ْنسا ُن ا ْنقطع عملُهُ إِ هَّل مِ ْن ثَلثة مِ ْن صدقة ج‬
ِ ْ ‫إِذا مات‬
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu):
sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh." (HR Muslim)
Hadis ini menerangkan bahwa jika seseorang telah meninggal dunia yang akan dapat
menolongnya di akhirat hanya ada tiga perkara (ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan
anak sholeh yang selalu mendoakannya).
2. Bacaan Haids Kedua

ِ ‫ م ْن تعلهم ع ِْل ًما مِ هما يُبْتغى بِ ِه و ْجهُ هللاِ ع هزوج هل َّل يتعله ُمهُ اَِّله ِلي‬: ‫س ْو ُل هللاِ صلهى هللاُ عل ْي ِه وسلهم‬
‫ُصيْببِ ِه عرضا ً مِ ن الدُّ ْنيا ل ْم‬ ُ ‫قال ر‬
.) ‫( رواهُ أب ُْو د ُاود ِبإِسْناد صحِ يْح‬. ‫ ِريْحها‬: ‫ ي ْعنِي‬،ِ‫ي ِجدِع ْرف ْالجنه ِة ي ْوم ْالقِيامة‬
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang mempelajari
ilmu pengetahuan yang semestinya bertujuan untuk mencari ridho Allah ‘Azza wa Jalla.
Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk mendapatkan kedudukan atau
kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga kelak pada hari kiamat.”
(HR. Abu Daud).
Hadis ini menjelaskan bahwa menuntut ilmu tujuannya karena Allah SWT semata. Jika
tidak, maka apa yang didapatkannya akan menjadi sia-sia dan orang tersebut akan berdosa.
Maka diharuskandiniatkan mencari ridha Allah SWT dalam menuntut ilmu.
3. Bacaan Hadis Ketiga
‫َّللاُ لهُ بِ ِه ط ِريقًا ِإلى ْالجنه ِة‬
‫س فِي ِه ع ِْل ًما س ههل ه‬
ُ ِ‫وم ْن سلك ط ِريقًا ي ْلتم‬
"Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).
Hadis ini menjelaskan bahwa salah satu jalan menuju surga adalah menuntut ilmu. Jika
kita menunut ilmu karena Allah SWT, maka Allah akan memberi jaaln kemudahan kepada kita.
Berupa pemahaman terhadap ilmu yang dipelajari atau kemudahan dalam mempelajari suatu
ilmu yang bermanfaat.
4. Bacaan Hadis Keempat

ِ ‫ب ْالع ِْل ِم ف ُهو فِى سبِي ِل ه‬


‫َّللا حتهى ي ْر ِجع‬ ِ ‫م ْن خرج فِى طل‬
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa keluar dalam rangka
menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali."
Hadis ini menjelaskan bahwa orang yang keluar dari rumahnya untuk menunut ilmu
dengan penuh keikhlasan dan keridaan, maka pahalanya akan terus mengalir sampai ia Kembali
ke rumahnya, karena ini merupakan bentuk jihad dijalan Allah SWT.
5. Bacaan Hadis Kelima
‫م ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه خي ًْرا يُف ِقِّ ْههُ فِي ال ِدِّي ِْن‬
Dari Muawiyah r.a., ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa dikehendaki
oleh Allah menjadi baik, maka Dia memberikan kefahaman (ilmu) masalah agama." (H.R.
Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menjelaskan bahwa jika kita ingin mendapatkan kebaikan serta ridha Allah
SWT, maka belajarlah ilmu agama dengan niat mencari ridha Allah dan mengamalknannya
dalam kehidupan sehari-hari. Maka Allah akan menambah keilmuan kita lebih dalam dari yang
diberikan kepada orang lain.
6. Bacaan Hadis Keenam
:‫َّللاُ عل ْي ِه وسلهم‬
‫َّللا صلهى ه‬
ِ ‫ قال رسول ه‬،‫َّللا عنه قال‬
‫عن عبد هللا بن عمرو بن عاص رضي ه‬
‫ﻖ عا ِل ٌم اتهﺨذ الناﺱ رﺅسا ً ُج هه ًاَّل‬ ِ ‫ﺾ الع ِْلم ِبقب‬
ِ ‫ْﺾ العُلماﺀِ حتهى إذا ل ْم يُ ْب‬ ُ ‫ﺾ الع ِْلم ا ْنتِزاعا ً ي ْنت ِز‬
ُ ‫عهُ من العِبا ِد ولك ِْن ي ْق ِب‬ ُ ‫ِإ هن هللا َّل ي ْق ِب‬
ُّ ُّ ْ
‫سﺌِلوا فأ ْفت ْوا بِغي ِْر عِلم فﻀلوا وأضلوا‬ ُ ‫ف‬،
"Diriwayatkan dari Abdullah bin 'Amr bin Al-Ash ra: Aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda, Allah tidak akan mengambil kembali ilmu (agama) dengan
mengambilnya dari (dalam hati) manusia, tetapi mengambilnya kembali dengan kematian
para ulama sampai tidak tersisa, lalu orang-orang akan mengambil orang-orang bodoh
sebagai pemimpinnya yang bila orang-orang itu bertanya kepada mereka, mereka akan
memberikan jawaban-jawaban yang tidak didasarkan pada ilmu. Maka mereka akan berada
dalam kesesatan dan menyesatkan orang-orang (H.R. Bukhari dan Muslim, 8/60).
Hadis ini menjelaskan bahwa akan ada suatu masa Ketika ilmu akan hilang dengan
wafatnya para ulama yang memahami ilmu. Setelah itu orang awam akan bertanya kepada para
pemimpin atau ulama yang tdak berilmu. Akibatnya fatwa yang diberikan akan menyesatkan
sehingga kebodohan akan semakin merajalela.
Summary
1. Menuntut ilmu bagi setiap umat Islam hukumnya wajib. Dengan demikian, orang yang lalai
atau malas mencari ilmu akan berdosa.
2. Memberi kemudahan, baik memberi biaya atau menyediakan sarana orang yang mencari
ilmu, akan dibalas Allah dengan balasan surga.
3. Ilmu akan hilang dengan wafatnya ulama. Oleh karena itu, jagalah ilmu dengan
memuliakan para ulama.
4. Siksaan yang paling pedih pada hari kiamat adalah orang alim yang tidak mengamalkan
ilmunya, sehingga ilmunya tidak bermanfaat baik untuk dirinya ataupun bagi orang lain.

UNIT 3
A. Pengertian iman kepada hari akhir
Keberadaan hari akhir harus benar-benar diyakini oleh setiap muslim. Beriman kepada
hari akhir artinya meyakini bahwa adanya kehidupan abadi setelah kematian di dunia. Bukti
beriman kepada hari akhir adalah banyak beramal saleh diantaranya, belajar dengan tekun,
bekerja dengan giat, dan senantiasa berbuat baik terhadap sesama dengan niat karena Allah
SWT. Hal ini sesuai dalam surah al-baqarah [2] ayat 281:
ْ ‫ت وهُ ْم َّل ي‬
ࣖ ‫ُظل ُم ْون‬ ْ ‫َّللا ۗث ُ هم تُوفهى ُك ُّل ن ْفس هما كسب‬
ِ ‫واتهقُ ْوا ي ْو ًما ت ُ ْرجعُ ْون فِ ْي ِه اِلى ه‬
“Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan
mereka tidak dizalimi (dirugikan)”.
Semua orang akan kembali ke akhirat Allah dengan membawa amalnya. Orang yang
banyak beramal baik akan menempati kedudukan mulia di sisi-nya, dan begitu pun sebaliknya
orang yang banyak berbuat dosa akan terhina di hadapan-nya sesuai firman allah dalam surah
al-imran [3] ayat 85 berikut:
َٰ ْ ‫اَّلسَْل ِم ِد ْينًا فل ْن يُّ ْقبل مِ ْنهُ وهُو فِى‬
‫اَّلخِ رةِ مِ ن ْال َٰﺨس ِِريْن‬ ِ ْ ‫وم ْن يهبْت ِغ غيْر‬
“Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat
dia termasuk orang yang rugi.”
Nama-nama hari akhir/kiamat, diantaranya sebagai berikut:
1. Yaumul qiyamah atau yaumul ba’tsi artinya hari kebangkitan.
2. Yaumut taghabun artinya hari terbukanya aib.
3. Yaumul akhir artinya hari akhir bagi hidup seluruh umat manusia.
4. Yaumul fasli artinya keputusan bagi manusia.
5. Yaumul hisab artinya perhitungan semua amal yang telah diperbuat manusia didunia.
6. Yaumul jam’i artinya hari pengumpulan.
B. Dalil Naqli tentang Hari Akhir
1. QS. Az-Zumar [39] ayat 68
‫ظ ُر ْون‬ ‫ض ا هَِّل م ْن ش ۤاء ه‬
ُ ‫َّللاُ ۗ ث ُ هم نُفِخ ِف ْي ِه ا ُ ْخ َٰرى فاِذا هُ ْم قِيا ٌم هي ْن‬ ِ ‫ت وم ْن فِى ْاَّل ْر‬
ِ ‫ص ْو ِر فصعِﻖ م ْن فِى السهمَٰ َٰو‬
ُّ ‫ونُفِخ فِى ال‬
“Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi
kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka
seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).”
2. Q.S. Taha [20] ayat 124
‫ش ُر ٗه ي ْوم ْال ِق َٰيم ِة اعْمَٰ ى‬
ُ ‫ي فا هِن لهٗ م ِعيْشةً ض ْن ًكا هون ْح‬
ْ ‫وم ْن اعْرض ع ْن ِذ ْك ِر‬
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani
kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan
buta.”
3. Q.S. Al-Hijr [15] ayat 92-93
‫فوربِِّك لنسْـَٔلنه ُه ْم اجْم ِعيْن |ع هما كانُ ْوا ي ْعملُ ْون‬
“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, | tentang apa yang
telah mereka kerjakan dahulu.”
4. Q.S. Al-Anbiya [21] ayat 47
‫س شيْـًٔ ۗا وا ِْن كان مِ ثْقال حبهة ِ ِّم ْن خ ْردل اتيْنا بِه ۗا وك َٰفى بِنا حَٰ ِسبِيْن‬ ْ ُ ‫ونﻀ ُع ْالمو ِازيْن ْال ِقسْط لِي ْو ِم ْالق َِٰيم ِة فَل ت‬
ٌ ‫ظل ُم ن ْف‬
“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak
seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami
mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan”
5. Q.S. Al-insan [76] ayat 20
‫واِذا رايْت ث هم رايْت ن ِع ْي ًما هو ُم ْل ًكا ك ِبي ًْرا‬
“Dan apabila engkau melihat (keadaan) di sana (surga), niscaya engkau akan melihat
berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.”
6. Q.S. Al-waqiah [56] ayat 51-54
ُ ُ‫ث ُ هم اِنه ُك ْم ايُّها الﻀ ۤها لُّ ْون ْال ُمك ِذِّب ُْون | ََّٰل ِكلُ ْون مِ ْن شجر ِ ِّم ْن زقُّ ْوم | فمالِـُٔ ْون مِ ْنها ْالب‬
‫ط ْون | ف َٰش ِرب ُْون عل ْي ِه مِ ن ْالحمِ ي ِْم‬

“Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! |


pasti akan memakan pohon zaqqum, | maka akan penuh perutmu dengannya | Setelah itu kamu
akan meminum air yang sangat panas.”

C. Peristiwa hari kiamat (yaumul qiyamah)


Proses kejadian kiamat ada dua tingkatan, yaitu kiamat sughra dan kiamat kubra.
Kiamat sughra ialah kiamat kecil, adapun yang dimaksud kiamat kubra ialah hancurnya alam
semesta beserta isinya. Yaumul qiyamah (hari kiamat) merupakan akhir dari seluruh kehidupan
didunia beserta isinya.
Hari kiamat termasuk hal yang bersifat ghaib. Oleh karena itu, terjadinya kiamat tidak
diketahui sebelumnya oleh siapapun karena datangnya secara tiba tiba. Sesuai dengan firman
Allah SWT pada surah Al-a’raf [7] ayat 187:

‫ض َّل تأْتِ ْي ُك ْم ا هَِّل‬


ۗ ِ ‫ت و ْاَّل ْر‬ ْ ‫يسْـَٔلُ ْونك ع ِن السهاع ِة ايهان ُم ْرسَٰ ىه ۗا قُ ْل اِنهما ع ِْل ُمها ِع ْند ر ِبِّ ْي َّل يُج ِلِّيْها لِو ْقتِها ٓ ا هَِّل ه َُۘو ثقُل‬
ِ ‫ت فِى السهمَٰ َٰو‬
‫اﺱ َّل ي ْعل ُم ْون‬ ِ ‫َّللا و َٰلك هِن ا ْكثر النه‬ِ ‫ي ع ْنه ۗا قُ ْل اِنهما ع ِْل ُمها ِع ْند ه‬
ٌّ ‫ب ْغتةً ۗيسْـَٔلُ ْونك كانهك ح ِف‬
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?”
Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada
(seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat
(huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali
secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya.
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada
Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui””

Hari kiamat diawali dengan tiupan sangkakala (terompet) oleh malaikat israfil sebanyak
2 kali. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Az-zumar [39] ayat 68:

‫ظ ُر ْون‬ ‫ض ا هَِّل م ْن ش ۤاء ه‬


ُ ‫َّللاُ ۗ ث ُ هم نُفِخ فِ ْي ِه ا ُ ْخ َٰرى فاِذا هُ ْم قِيا ٌم يه ْن‬ ِ ‫ت وم ْن فِى ْاَّل ْر‬
ِ ‫ص ْو ِر فصعِﻖ م ْن فِى السهمَٰ َٰو‬
ُّ ‫ونُفِخ فِى ال‬

“Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi
kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka
seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).”

Tanda-tanda datangnya hari kiamat sebagai berikut:


1. Sebagian besar manusia menyembah berhala
2. Manusia tidak mengenal atau menyebut nama Allah
3. Banyak terjadi pembunuhan
4. Fitnah terjadi dimana-mana
5. Matahari terbit dari sebelah barat
6. Waktu terasa dekat
7. Perbuatan mesum dilakukan terang-terangan
8. Banyak terjadi peperangan antara umat islam dan kaum yahudi

D. Nama-nama Hari Akhir


Dari segi waktu, orang yang telah meninggal akan menjalani beberapa masa, antara lain
yaumul ba’tsi, yaumul mahsyar, dan yaumul mizan. Berikut nama-nama alam dan waktu yang
akan dilewati seseorang yang telah meninggal dunia.
1. Alam Barzakh
Alam barzakh adalah alam pertama dimasuki seseorang yang terlah meninggal
dunia sebelum hari kiamat. Alam barzakh sering pula disebut alam kubur dan termasuk
alam gaib, yaitu kondisi yang tidak dapat diketahui oleh indra manusia. Adapun yang
mengetahuinya adalah Allah. Semua orang yang telah meninggal dunia tidak akan kembalii ke
dunia. Bahkan jika yang mendapat siksa kubur dari malaikat dan meminta dikembalikan
kedunia untuk bertaubat, niscaya tidak akan bisa. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-
Mu’minun [23] ayat 99-100:
‫َل اِنهها كلِمةٌ هُو ق ۤا ِٕىلُه ۗا ومِ ْن هور ۤا ِٕى ِه ْم ب ْرز ٌخ‬ ْ ِ ِّ‫حتٓهى اِذا ج ۤاء احدهُ ُم ْالم ْوتُ قال رب‬
ۗ ‫ار ِجعُ ْو ِن | لع ِلِّ ْٓي اعْم ُل صا ِل ًحا فِيْما تر ْكتُ ك ه‬
‫ا َِٰلى ي ْو ِم يُبْعث ُ ْون‬
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian
kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), |
agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya
itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada
hari mereka dibangkitkan.”
Siksa kubur diperuntukan bagi orang-orang yang kafir, munafik, dan orang yang
banyak berbuat maksiat. Secara hakiki hanya Allah dan rasul-nya yang mengetahui jenis siksa
kubur.
2. Yaumul Ba’tsi
Yaumul ba’tsi artinya hari kebangkitan, yaitu dibangkitkannya manusia dari
alam kubur setelah hari kiamat. Setelah bangkit semua makhluk yang sudah mati digiring
menuju alam Mahsyar. Sesuai dengan firman Allah dalam surah yasin [36] ayat 51:
‫ث ا َِٰلى ربِِّ ِه ْم ي ْن ِسلُ ْون‬
ِ ‫ص ْو ِر فاِذا هُ ْم ِ ِّمن ْاَّل ْجدا‬
ُّ ‫ونُفِخ فِى ال‬
“Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam
keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya.”
Di padang Mahsyar, Allah meminta pertanggung jawaban semua perbuatan yang
dilakukan manusia di dunia. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Mujadillah [58] ayat
6:
ࣖ ٌ‫َّللاُ ع َٰلى ُك ِِّل ش ْيء ش ِه ْيد‬
‫س ْو ۗهُ و ه‬ ‫َّللاُ جمِ ْي ًعا فيُن ِبِّﺌ ُ ُه ْم ِبما عمِ لُ ْو ۗا ا ْحصَٰ ىهُ ه‬
ُ ‫َّللاُ ون‬ ‫ي ْوم يبْعث ُ ُه ُم ه‬
“Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu),
meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.”
3. Yaumul Mahsyar
Setelah bangkit dari alam barzakh (alam kubur), manusia dikumpulkan di sebuah
lahan luas yang di sebut Padang Mahsyar. Padang mahsyar adalah tempat
dikumpulkannya manusia dari mulai umat Nabi Adam sampai dengan umat Nabi
Muhammad SAW. Orang yang banyak berbuat baik akan menerima kitab amal dari sebelah
kanannya. Adapun orang yang banyak berbuat dosa, kitabnya akan datang dari sebelah kiri
atau belakang punggungnya. Sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Insyiqaq [84] ayat 7-
12:
| ‫فا هما م ْن ا ُ ْوتِي ِك َٰتبهٗ بِيمِ ْينِه | فس ْوف يُحاسبُ حِ سابًا يه ِسي ًْرا | هوي ْنقلِبُ ا َِٰلٓى ا ْهلِه مس ُْر ْو ًر ۗا | وا هما م ْن ا ُ ْوتِي ِك َٰتبهٗ ور ۤاء ظ ْه ِره‬
‫ص َٰلى س ِعي ًْر ۗا‬
ْ ‫فس ْوف يدْع ُْوا ثُب ُْو ًرا | هوي‬
“Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, 8. maka dia
akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, 9. dan dia akan kembali kepada keluarganya
(yang sama-sama beriman) dengan gembira. 10. Dan adapun orang yang catatannya
diberikan dari sebelah belakang, 11. maka dia akan berteriak, “Celakalah aku!” 12. Dan dia
akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
4. Yaumul Hisab
Setelah manusia dikumpulkan di alam mahsyar, manusia diperiksa dan
diperhintungkan setiap amal perbuatannya satu persatu, itulah yang disebut dengan
yaumul hisab. Adapun amal perbuatan manusia yang pertama kali dihisab adalah shalat.
Apabila manusia selama hidupnya tidak pernah shalat, mereka akan ditempatkan di neraka
saqar, dan bagi mereka yang melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka wail. Sesuai dengan
hadist berikut:
Dari huraits bin qablishah berkata: “Sesuatu yang pertama dihisab bagi seorang hamba
pada hari kiamat adalah shalat (rawahu tirmizi).
Pada hari perhitunga tersebut, semua amal manusia akan diperhintungkan secara teliti
dan adil. Meskipun amalnya seberat zarah, akan tetap dihisab.
5. Yaumul Mizan
Mizan merupakan timbangan amal yang dapat mengukur dan menimbang amal
perbuatan manusia baik itu yang kecil maupun yang besar, yang berat maupun yang
ringan, bahkan niat manusia pun dapat timbangannya. Sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surah Al-Anbiya [21] ayat 47:
‫س شيْـًٔ ۗا وا ِْن كان مِ ثْقال حبهة ِ ِّم ْن خ ْردل اتيْنا ِبه ۗا وك َٰفى ِبنا حَٰ ِس ِبيْن‬ ْ ُ ‫ونﻀ ُع ْالمو ِازيْن ْال ِقسْط لِي ْو ِم ْالق َِٰيم ِة فَل ت‬
ٌ ‫ظل ُم ن ْف‬
“Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak
seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami
mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.”
Dan ada juga dalam surah Al-Qariah [101] ayat 6-9
ْ ‫اضي ۗة | وا هما م ْن خفه‬
ۗ ٌ‫ت مو ِاز ْينُهٗ | فا ُ ُّمهٗ ها ِوية‬ ْ ‫فا هما م ْن ثقُل‬
ِ ‫ت مو ِازينُهٗ | ف ُهو ِف ْي ِعيْشة هر‬
“Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, 7. maka dia berada dalam
kehidupan yang memuaskan (senang). 8. Dan adapun orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, 9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.”
6. Surga dan Neraka
Setelah ditimbang setiap amal perbuatannya, manusia diberi balasan yang setimpal
sesuai dengan apa yang telah diperbuat didunia. Kemudian, mereka meniti jembatan (shirat)
yang merupakan jembatan menuju surga yang terbentang di antara Neraka Jahanam. Bagi
orang yang beramal saleh, ia akan mudah melewatinya untuk menuju ke surga. Adapun bagi
orang kafir dan banyak melakukan kesalahan ia akan terpeleset dan jatuh kedalam neraka
jahanam
a. Surga
Surga adalah sebuah tempat dialam akhirat yang penuh kenikmatan dan akan dihuni
oleh orang-orang yang beriman dan beramal saleh selama hidupnya di dunia. Artinya orang
yang masuk surga adalah orang yang takwa pada Allah dan Rasulnya. Sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surah Al-Ankabut [29] ayat 58:
‫ي مِ ْن تحْ تِها ْاَّل ْنهَٰ ُر َٰخ ِل ِديْن فِيْه ۗا نِ ْعم اجْ ُر ْالعَٰمِ ِليْن‬ ُ ‫ت لنُب ِّ ِوئنه ُه ْم ِ ِّمن ْالجنه ِة‬
ْ ‫غرفًا ت ْج ِر‬ ‫واله ِذيْن َٰامنُ ْوا وعمِ لُوا ال ه‬
ِ َٰ‫ص ِلح‬
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, sungguh, mereka akan
Kami tempatkan pada tempat-tempat yang tinggi (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang berbuat
kebajikan,”
Dari keterangan Al-qur’an dijelaskan bahwa surga merupakan tempat yang sangat
indah, sangat nyaman, sangat menarik serta sangat nikmat berada di dalamnya. Tidak ada
bandingan kenikmatan di surga dengan kehidupan di dunia.
b. Neraka
Neraka merupakan tempat tinggal (tempat disiksanya) orang-orang yang selama hiup di dunia
telah ingkar (kafir) kepada Allah atau orang yang berbuat dosa. Orang-orang musyrik dan
orang-orang kafir akan bersama iblis (setan) hidup kekal di neraka. Adapun orang-orang
munafik, kafir, dan musyrik tidak akan diampuni dosa mereka dan kekal di neraka. Sesuai
dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 39:
َٰۤ ُ ٓ َٰ
ࣖ ‫ار هُ ْم فِيْها َٰخ ِلد ُْون‬
ِ ‫صحَٰ بُ ال هن‬
ْ ‫ول ِٕىك ا‬ ‫واله ِذيْن كف ُر ْوا وكذهب ُْوا بِا َٰيتِنا ا‬
“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya.”
Dari keterangan Al-Qur’an, Neraka terdiri atas beberapa macam, diantaranya Neraka
Jahanam, Saqar, Sa’ir, Jahim, Hawiyah, dan Wail. Jenis-jenis neraka tersebut diperuntukkan
bagi orang-orang yang kafir atau orang orang yang melanggar perintah Allah SWT. Misalnya,
neraka jahanam yang merupakan dasar neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang kafir dan
munafik. Sesuai dengan firman Allah dalam surah An-Nisa [4] ayat 140:
‫َّللا يُ ْكف ُر بِها ويُسْت ْهزا ُ بِها فَل ت ْقعُد ُْوا مع ُه ْم حتهى ي ُﺨ ْوض ُْوا فِ ْي ح ِديْث غي ِْر ٓه اِنه ُك ْم‬
ِ‫ت ه‬ ِ ‫ب ا ْن اِذا سمِ ْعت ُ ْم َٰا َٰي‬
ِ ‫وقدْ ن هزل عل ْي ُك ْم فِى ْال ِك َٰت‬
‫َّللا جامِ ُع ْال ُم َٰن ِف ِقيْن وال َٰكف ِِريْن فِ ْي جهنهم جمِ ْيعًا‬
ْ ‫اِذًا ِ ِّمثْلُ ُه ْم ۗ ا هِن ه‬
“Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al-
Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan
(oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu
serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan
orang-orang kafir di neraka Jahanam,”
Selain neraka jahanam Allah menyediakan Neraka Saqar, sebagaimana firman-nya
dalam surah al-muddassir [74] ayat 26-30:
‫ص ِل ْي ِه سقر | وما ٓ اد َْٰرىك ما سق ۗ ُر | َّل ت ُ ْب ِق ْي وَّل تذ ُر | ل هواحةٌ ِلِّ ْلبش ِر | عليْها تِسْعة عش ۗر‬
ْ ُ ‫سا‬
“Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, 27. dan tahukah kamu
apa (neraka) Saqar itu? 28. Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, 29. yang
menghanguskan kulit manusia. 30. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).”
E. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Hikmah beriman kepada hari akhir adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
2) Meningkatkan Semangat Belajar atau Bekerja.
3) Menghindari Perbuatan Yang tidak Bermanfaat (sia-sia).
4) Mempererat persaudaraan.
5) Menghindari perbuatan dosa.
6) Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.
UNIT 4
A. Qana’ah
1. Penngertian Qana’ah
Sifat qanaah adalah sifat seseorang yang memandang cukup dengan yang ada, tidak iri,
dengki, atau hasud pada kelebihan orang lain. Sifat qanaah menyebabkan seseorang terhindar
dari keinginan berlebihan dan di luar kemampuannya. Setelah berikhtiar dan menyadari rezeki
sebagai ketetapan Allah, seseorang akan merasa puas dengan apa yang didapatkannya. Hal ini
sesuai sabda Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Muslim berikut.
)‫ قد افلح من أسلم ورزق كفافاو قنعه هللا بما آتاه (رواه مسلم‬:‫ قال‬:‫ م‬.‫عن عبد هللا بن عمر وبن العاص أن رسول هللا ص‬
'An abdillahibni amri-bnil-aş anna rasulalahi şallallahu 'allaihi wa sallama qala:
qad aflaha man aslama wa ruziqa kafāfān wa qanaahullahu bimā atäh(u).
Dari Abdullah bin Amru bin Ash bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh amat
beruntunglah seorang yang memeluk Islam dan diberi rizki yang cukup serta qanaah terhadap
apa yang diberikan Allah." (rawuhu Muslim /1746)
2. Fungsi Qana’ah dalam Kehidupan.
Berikut ini adalah fungsi qanaah dalam kehidupan sehari hari.
a) Meningkatkan iman dan takwa terhadap Allah dan hari akhir
b) Mendapat rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
c) Menjauhkan diri dari keserakahan.
d) Memupuk jiwa sabar dan tawakal.
e) Memperkecil risiko yang dihadapi.

B. Tasamuh
1. Pengertian Tasamuh
Tasamuh artinya menghargai dan membiarkan orang lain berbeda pendapat atau
pendirian walaupun bertentangan dengan keyakinan sendiri. Sikap tasamuh didasarkan bahwa
Allah menciptakan makhluknya khususnya manusia secara beragam. Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah dalam Surah al-Hujurat [49] ayat 13 berikut ini.
:‫ياأيها الناﺱ إنا خلقنكم من ذكر وانثى وجعلنكم شعوبا وقبائل تعارفوا إن أكرمكم عند هللا اتقكم إن هللا عليم خبير (الحجرات‬
)۱۳
Ya ayyuhan-nasu inna khalaqnākum min zakariw wa unsa wa jaalnākum
syuubaw wa qaba'ila litaarafu, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alimun
khabir(un).13
"Wahai manusia. Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kama di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.(Q.S. al-
Hujurat/49:13)
2. Fungsi Tasamuh dalam Kehidupan
Fungsi tasamuh dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
a) Mendapatkan rahmat (kasih sayang) Allah SWT.
b) Meneladani sikap yang dilakukan Rasulullah SAW.
c) Memperkuat hubungan kekerabatan.
d) Menghilangkan perselisihan dan permusuhan.
C. Membiasakan Perilaku Qana’ah dan Tasamuh dalam Kehidupan.
Adapun contoh sikap qanaah yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
giat bekerja dan berusaha, tidak mudah kecewa, tidak mudah putus asa, selalu bersyukur atas
apa yang menjadi hasil usahanya, tidak pernah merasa iri atas keberhasilan yang diperoleh
orang lain, dan hidupnya sederhana selalu menyesuaikan diri dengan keadaan. Adapun contoh
sikap tasamuh adalah saling membantu dalam bidang kemasyarakatan. lapang dada dalam
setiap menerima perbedaan, dan selalu menjaga ketenangan serta ketentraman di masyarakat.

UNIT 5
A. Menyembelih Hewan
Binatang yang halal dimakan, seperti binatang ternak akan menjadi haram apabila
disembelih tidak sesuai dengan aturan yang telah disyariatkan agama. Namun ada binatang
yang halal dimakan walaupun tidak disembelih terlebih dahulu, yaitu ikan dan belalang. Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw. sebagai berikut.
)‫ (رواه ابن ماجه‬.‫عن عبد هللا بن عمر أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال حلت لنا ميتتان السمك والجراد‬
An 'Abdillah ibni 'umara anna rasulallahi şallallahu 'alaihi wa sallama qala
uhillat lana maitatanis-sammaku wal-jarādu.
Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Telah dihalalkan bagi kita dua jenis bangkai bangkai ikan dan belalang." (rawāhu Ibnu
Majah /3209) Menyembelih ialah melenyapkan ruh binatang untuk dimakan, dilakukan dengan
sesuatu yang tajam selain dari tulang dan kuku. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyembelihan hewan sebagai berikut:\
Menyembelih ialah melenyapkan ruh binatang untuk dimakan, dilakukan dengan
sesuatu yang tajam selain dari tulang dan kuku. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyembelihan hewan sebagai berikut:
1. Rukun Menyembelih
a. Penyembelih hendaklah muslim atau ahli kitab (berpegang dengan kitab Allah selain
dari Al-Qur'an) dan melakukannya dengan sengaja. Firman Allah Swt. dalam Surah al-
Maidah [5] ayat 5 berikut.
...‫وطعام الذين أوتوا الكتب حل لكم وطعامكم حل لهم‬
wa taamul-lažina útul-kitaba hillul lakum, wa taämukum hillul lahum.5
"Makanan (sembelihan) Ahli Kitab itu halal bagimu, da makananmu halal bagi
mereka." (Q.S. al-Maidah/ 5:5)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa sembelihan ahli kitab yang beriman kepada
Allah SWT halal dimakan.
b. Binatang yang disembelih adalah binatang yang halal. Cara menyembelihnya adalah
sebagai berikut.
1) Membaca basmalah.
2) Binatang yang dapat disembelih di lehernya hendaklah disembelih di lehernya,
dipotong urat tempat lewatnya makanan dan urat tempat keluar nafasnya hingga
putus.
3) Binatang yang tidak dapat disembelih dilehernya karena liar atau jatuh ke dalam
lubang sehingga tidak dapat disembelih di lehernya. Menyembelihnya dapat
dilakukan di mana saja dari badannya, asal dia bisa mati karena luka itu.
c. Alat (perkakas) menyembelih, yaitu semua barang tajam, dapat melukai, besi, bambu,
atau lain-lainnya kecuali gigi dan kuku, begitu juga segala macam tulang. Rasulullah
saw. bersabda:
)‫ (رواه البﺨاری و مسلم‬.‫عن رافع بن خديج ما آنهر الدم وذكر اسم هللا عليه فكلواما لم يكن ستا أو ظفرا‬
'An rafi 'ibni khadijin mã anharaddama wa żukirasmullâhi 'alaihi fa kulü
malam yakun-sinnan au-zufran.
Dari Rafi' bin Khadij. "Alat apapun yang dapat mengalirkan darah dan yang
disembelih dengan menyebut nama Allah. makanlah olehmu, kecuali karena gigi dan
kuku.TH.R. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Sunah Menyembelih
Sunat-sunat dalam menyembelih di antaranya adalah sebaga berikut.
a. Memotong dua urat yang ada di kanan kiri leher agar lekas mati.
b. Binatang yang panjang lehernya, sunat disembelih dipangkal lehernya, maksudnya
supaya lekas matinya.
c. Binatang yang disembelih itu hendaklah digulingkan ke sebelah rusuknya yang kiri,
supaya mudah bagi orang yang menyembelih.
d. Dihadapkan ke kiblat (kabah).
e. Membaca basmalah dan salawat atas Nabi Muhammad saw.
Adapun menyembelih hewan yang masih berada dalam perut induknya cukup dengan
menyembelih induknya Berarti kalau induknya disembelih maka anaknya itu hala dimakan.
B. Akikah dan Kurban
1. Akikah
Lahirnya seorang anak merupakan karunia yang diberikan oleh Allah yang patut
disyukuri. Bentuk ungkapan syukur karena lahirnya seorang anak juga dilakukan melalui
penyembelihan hewan (kambing) yang dagingnya diberikan kepada orang lain sebagai
sedekah. Penyembelihan hewan pada hari ketujuh kelahiran anak sebagai ungkapan syukur
kepada Allah disebut akikah.
Hukum akikah adalah sunat muakkad bagi orangtua atau orang yang berkewajiban
menanggung belanja anak tersebut. Untuk bayi laki-laki, menyembelih dua ekor kambing
(domba) dan untuk bayi perempuan seekor kambing. Hal tersebut sesuai dengan hadis
Rasulullah saw. yang artinya: "Barangsiapa di antara kamu ingin beribadah untuk anaknya,
hendaklah ia sembelihkan dua ekor kambing yang sama umurnya untuk seorang bayi laki-laki,
untuk bayi perempuan seekor." (H.R. Ahmad, Abu Dawud, Nasai)
Adapun waktu penyembelihan hewan akikah adalah hari ketujuh dari kelahiran
bersamaan dengan mencukur rambut dan memberi nama bagi anak tersebut. Keterangan ini
sesuai sabda Rasulullah saw. berikut ini.
‫ الغَلم مرتهن بعقيقته تذبح عنه في اليوم السابع‬:‫ م‬.‫ قال رسول هللا ص‬: ‫عن إسمعيل بن مسلم عن الحسن عن سمرة قال‬
)‫ويحلﻖ رأسه ويسمى (رواه أحمد والترمذي‬
'An 'Isma'ila bni muslimin 'anil-hasani an samurah qala: qala räsûlullahi
şallallahualaihi wasalama: Al-gulâmu murtahannun bi'aqiqatihi tuz bahu 'anhu fil-
yaumis-sa bi' wa yuhallaqu ra'suhu wa yusammā.
Dari Ismail putra Muslim, dari Hasan, dari Samurah ia berkata: telah bersabda
Rasululah saw "Anak yang lahir itu menjadi tanggungan (tergadai) sampai disembelihkan
akikahnya yang disembelih pada hari ke tujuh dari hari lahirnya dan dicukur rambutnya serta
diberi nama." (rawähu Ahmad dan Tirmizi)
Adapun yang termasuk syarat-syarat dan ketentuan pembagian daging hewan akikah
adalah sebagai berikut.
a. Hewan akikah harus berupa kambing atau biri-biri.
b. Hewan yang disembelih harus sehat, tidak cacat, dan usianya sudah memenuhi syarat sah
untuk akikah.
c. Daging hewan akikah sebagian dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan oleh orang yang
berakikah. Sedangkan sebagian yang lain dapat disedekahkan kepada fakir miskin.

2. Kurban
Kurban menurut bahasa berasal dari kata garraba yaqrabu qurbanan yang berarti
mendekat atau dekat. Menurut istilah, kurban adalah menyembelih binatang ternak dengan
maksud semata-mata mendekatkan diri kepada Allah Swt. Waktu penyembelihan hewan
kurban yang utama adalah pada hari raya Idul Adha setelah terbitnya matahari. Selain waktu
tersebut, kurban dapat dilakukan pada hari tasyrik (yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah).
Keterangan tentang waktu penyembelihan hewan kurban tersebut berdasarkan hadis berikut
ini.
)‫أيام التحر يوم اْلضحى وثَلثة أيام بعـده (رواه مسلم‬
Ayyamun-na.hri yaumuladha wa salasatu ayyamin badah.
"Hari-hari menyembelih itu ialah hari raya kurban dan tiga har sesudahnya." (rawāhu
Muslim)
Hukum menyembelih hewan kurban adalah sunat muakkad. Hal ini didasarkan pada
firman Allah dalam Surah al-Kausar [108] ayat 2-3 berikut.
)۳-۲ :‫فصل لربك والحرج إن شائقك هو اَّلبتري (الكوثر‬
Faşalli lirabbika wanhar.2 Inna syani'aka huwalábtar(u).3
"Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlak (sebagai ibadah dan
mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh orang-orang yang membencimu dialah yang
terputus (dari rahmat Allah)" (QS. al-Kausar/ 108:2-3)
Selain keterangan ayat tersebut, Rasulullah saw. bersabda dalam hadis berikut ini.
)‫أمرت بالتﺨر وهو سنة لكم (رواه الترمذي‬
Umirtu bin-nahri wa huwa sunnatun lakum.
"Aku disuruh (diwajibkan) menyembelih kurban dan itu sunat hukumnya bagi kamu."
(rawāhu Tirmizi)
Adapun yang termasuk syarat-syarat dan ketentuan pembagian daging kurban adalah
sebagai berikut.
a. Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara
halal dan tanpa berutang.
b. Kurban harus binatang ternak, seperti-unta, sapi, kambing, atau biri-biri.
c. Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang,
tidak sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.
d. Hewan kurban telah cukup umur, yaitu unta berumur 1 tahun atau lebih, sapi atau
kerbau berumur 2 tahun, domba berumur 1 tahun, dan kambing berumur 2 tahun.
e. Orang yang melakukan kurban hendaklah yang merdeka, baligh, dan berakal.
f. Hewan kurban disembelih pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada Hari Raya
Idul Adha atau pada hari tasyrik.
g. Daging hewan kurban sebagian dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan oleh orang
yang berkurban. Sedangkan sebagian yang lain dapat disedekahkan kepada fakir
miskin.

3. Praktik Menyembelih Hewan Akikah dan Kurban


Kamu dapat belajar mempraktikkan penyembelihan hewan kurban. Adapun cara
menyembelih hewan kurban adalah sebagai berikut.
a. Niat memotong hewan akikah/kurban karena Allah Swt.
b. Menyiapkan pisau atau golok (atau alat lain yang dipakai memotong) yang benar-
benar tajam.
c. Mengikat dengan kuat dan menghadapkan hewan akikah/kurban ke arah kiblat.
d. Membaca basmalah.
e. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw, dan keluarganya.
f. Membaca takbir.
g. Memotonghewan akikah/kurban sampai memutuskan urat lehernya agar dapat
mempercepat proses kematiannya. h. Membaca doa agar akikah/kurban diterima
Allah. Berikut adalah contoh doa ketika berakikah atau berkurban.
"Ya Allah, ini perbuatan dari perintah-Mu, aku kerjakan karena-Mu, terimalah oleh-
Mu amalku ini untuk anakku yang bernama...
Doa yang selalu dibaca Rasulullah saw. saat penyembelihan kurban, adalah sebagai
berikut.
)‫اللهم تقبل من محمد وال محمد ومن أمة محمد (رواه أحمد ومسلم‬
Allahumma taqabbal min muhammadin wa ali muhammadin wa min ummati
muhammadin.
Rasulullah saw. tatkala berkurban telah mengucapkan, "Ya Allah terimalah kurban
Muhammad, keluarga, dan umatnya." (rawāhu Ahmad dan Muslim)
4. Fungsi Akikah dan Kurban dalam Kehidupan
Berikut ini beberapa fungsi pelaksanaan akikah dan kurban.
a. Mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. Hal tersebut disebabkan dengan akikah
dan kurban berarti seseorang telah melaksanakan perintah Allah.
b. Menghidupkan (melaksanakan) sunat Rasulullah saw. Sebagaimana sabda Rasulullah
dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah berikut.
)‫من وجد سعة فلم يﻀح فَل تقربن مصَلنا (رواه احمد وابنمجة‬
Man wajada saatan falam yuḍaḥhi fala taqrabanna muşallină.
"Barangsiapa memiliki kemampuan tetapi tidak berkurban, janganlah ia mendekati
tempat salatku." (rawāhu Ahmad dan Ibnu Majah)
c. Menumbuhkan sikap kepedulian sosial. Daging hewan akikah/kurban dapat dirasakan
oleh fakir miskin atau orang lain yang membutuhkannya.
d. Meningkatkan kesadaran dan jiwa berkorban di jalan Allah.

UNIT 6
a) Haji
I. Pengertian dan Hukum Haji
Setiap bulan Zulhijah, jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul di
Tanah Haram (suci) yaitu Makkah dan sekitarnya yang memiliki satu tujuan, yaitu beribadah
haji sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang yang mampu.
Kewajiban melaksanakan ibadah haji adalah satu kali selama hidup. Adapun yang
melakukannya beberapa kali dihitung amalan sunat. Hal ini sesuai keterangan Surah al-
Baqarah [2] ayat 197 berikut.
)۱٩٧ :‫ (البقرة‬...‫الحج أشهر معلومت‬
Al-hajju asyhurum ma'lumat(un).197
"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi” Q.S. al-Baqarah/2:197)
Haji menurut bahasa berasal dari kata hajja yang artinya menyengaja atau berziarah
(mengunjung sesuatu). Adapun secara istilah hukum Islam, haji adalah sengaja mengunjungi
Baitullah (Kabah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat dan waktu
yang ditentukan.
Hukum melaksanakan ibadah haji adalah fardu ain yang artinya wajib bagi setiap
muslim yang mampu Mampu melakukan ibadah haji adalah mampu secara fisik dan memiliki
dana untuk ongkos perjalanan haji. Allah berfirman dalam surat Ali 'Imran [3] ayat 97 berikut
ini.
)٩٧: ‫ (ال عمران‬... ‫البيت من استطاع إليه سبيَل‬
wa lillāhi 'alan-nási hijjul-baiti manistata'a ilaihi sabila(n),97
"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji
ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana." (Q.S. Ali
'imran/3:97)
Keterangan lain yang dapat dijadikan landasan hukum wajibnya ibadah haji adalah
sabda Rasulullah saw. dalam hadis berikut.
‫ بني اْلسَلم على خمسة على أن يوجد هللا وإقام الصَلة وإيتاء الزكاة وصيام‬:‫عن ابن عمر عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
)‫رمﻀان والحج (رواه مسلم‬
'An ibni umara 'anin-nabiyyi şallallahu 'alaihi wa sallama qala:Buniya al-islamu
'ala khamsatin 'ala ayyuwahhidallāha wa iqāmiş-şalāti wa ita'iz-zakati wa șiyāmi
ramaḍāna wal-hajj.
Dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Islam
dibangun di atas lima dasar: Yaitu agar Allah diesakan, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadlan, dan haji." (rawāhu Muslim /19)
II. Syarat, Rukun, Wajib dan Shunnah Haji
a. Syarat-syarat Haji
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan
menunaikan ibadah haji dan umrah adalah sebagai berikut:
1) Islam;
2) berakal;
3) baligh;
4) mampu (tidak wajib haji atas orang yang tidak mampu, baik dari segi biaya,
kesehatan, keamanan, atau bagi perempuan yang tidak bisa disertai muhrimnya.
b. Rukun-Rukun Haji
Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut.
1) Ihram, yaitu memulai haji dengan menggunakan pakaian khusus di tempat
ihram. Seseorang ketika berihram harus berniat haji atau umrah karena Allah.
Selain itu, calon jamaah haji harus berpakaian ihram (kain yang tidak dijahit).
Pakaian pria terdiri atas dua potong berwarna putih dan tidak boleh memakai
celana dalam. Adapun bagi perempuan, juga berwarna putih yang menutupi
seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.
2) Wukuf (hadir) di Padang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai dari
tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) pada 9 Zulhijah sampai terbit fajar
tanggal 10 Zulhijah. Mereka yang sedang mengerjakan haji wajib berada di
Padang Arafah waktu tersebut.
3) Tawaf (berkeliling Kabah). Tawaf ialah berjalan mengelilingi Kabah sebanyak
tujuh kali. Orang yang hendak mengerjakan tawaf harus memahami beberapa
rukun dan syarat tawaf, yaitu: niat, suci dari hadas dan najis, menutup aurat,
bertawaf di dalam Masjidil Haram, dilakukan sebanyak tujuh putaran, dan
ketujuh putaran dilakukan beriringan tanpa diselingi kegiatan lain (waktu jeda).
Hal ini sesuai firman-Nya dalam Surah al-Hajj [22] ayat 29 yang artinya:
۲٩:‫ وليطوفوا بالبيت العتيﻖ (الحج‬...
wal yaṭṭawwafu bil-baitil-atiq(i).29
"Dan hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu
(Baitullah)." (Q.S. al-Ḥajj/ 22:29)

Orang yang melakukan tawaf boleh berbicara dengan syarat


membicarakan hal-hal yang baik (tidak jorok, porno, atau gibah).

Tawaf yang merupakan rukun haji (haji tidak sah apabila tidak
melakukannya) disebut tawaf ifadah. Adapun tawaf yang berikut. tidak
termasuk rukun haji adalah sebagai
a) Tawaf Qudum, yaitu tawaf yang dilakukan jamaah haji atau umrah ketika
baru sampai di Masjidil Haram.
b) Tawaf Wada, yaitu tawaf yang dilakukan jamaah haji atau umrah ketika
akan pulang dan menyelesaikan seluruh amalan haji atau umrah.
c) Tawaf tahallul, yaitu tawaf untuk menghalalkan larangan haji ketika
ihram.
d) Tawaf nazar, yaitu tawaf dalam rangka menunaikan nazar.
e) Tawaf sunat, dapat dilakukan pada setiap kesempatan yang
memungkinkan (sewaktu-waktu) ketika memasuki masjidil haram.
Adapun bacaan ketika melakukan tawaf adalah sebagai berikut.
‫سبحان هللا والحمد هلل وَّل إله إَّل هللا وهللا أكبر وَّل حول وَّل قوة اَّل باهلل‬
Subhanallahi wal-hamdu lillahi wala ilaha illallahu wallahu akbaru
wala haula wala-quwwata illa billahi.
“Maha suci Allah, segala puji hanya bagi Allah, tiada Tuhan kecuali
Allah, Allah Mahabesar, dan tiada kekuatan kecuali hanya (dari) Allah”.

4) Sa'i (berlari-lari kecil dari bukit Şafa dan Marwah). Seseorang yang akan
melakukan saj harus mengetahui syarat dan rukun sai, yaitu memulai sa'i dari
Bukit Şafa dan disudahi di Bukit Marwah. Ibadah sa'i dilakukan tujuh kali
berturut-turut tanpa jeda waktu dan dilakukan sesudah melakukan tawaf
Sebelum melakukan sa'i diawali dengan meneguhkan (membacakan) niat
karena Allah. Di bukit Şafa sambil menghadap kiblat disunatkan membaca:
‫ له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير َّل إله إَّل هللا وحده صدق‬،‫أكبر هللا أكبر هللا اكبر َّل إله إَّل هللا وحده َّل شريك له‬
‫وعده ونصر عبده واعر جنده وهزم اْلحزاب وحده‬
Alahu akbar Allahu akbar Allahu akbar lä-illāha illallahu
wahdahula syarikalah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘ala kulli
syain qadir. La-ilaha illallahu wahdahu şadaqa wadahuwa nas ara
‘abdahû wa aazza-jundahu wahazamal aḥzāba wahdah.
"Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar Tiada Tuhan
selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya kerajaan
dan segala puji serta Dia Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada
Tuhan selain Allah Yang Maha Esa. Dia sudah menyempurnakan janji-Nya dan
Dia memberikan pertolongan kepada hamba-hamba-Nya dan Dia telah
menghancurkan musuh-musuh-Nya."
5) Mencukur rambut paling sedikit tiga helai (tahalul).
6) Seluruh rangkaian rukun haji dikerjakan dengan tertib (berurutan).
c. Wajib-Wajib Haji
Rukun haji dapat diartikan sebagai amalan ibadah tertentu yang harus
dilakukan, dan tidak sah hajinya jika amalan tersebut tidak dilakukan. Selain itu,
rukun haji tidak dapat digantikan dengan membayar dam (denda). Contoh rukun
haji sebagaimana yang telah dijelaskan di antaranya, ihram, tawaf, dan sa'i.
Wajib haji adalah praktik ibadah tertentu yang wajib dilakukan dalam berhaji.
Namun, jika tidak dilakukan dapat diganti dengan membayar dam, yaitu dengan
menyembelih binatang ternak atau berpuasa. Adapun yang termasuk wajib haji
adalah sebagai berikut.
1) Ihram dari miqat (tempat ditentukan dan masa tertentu).
Miqat artinya waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk melakukan
kegiatan selama mengerjakan ibadah haji. Miqat waktu (miqat zamani) untuk
melaksanakan ibadah haji telah ditentukan, yaitu bulan Syawal, Zulqaidah, dan
Zulhijah. Adapun miqat tempat (miqat makani) ditentukan berikut ini.
a. Zulhulaifah, yang disebut Bir Ali (sumur Imam Ali) di Madinah, untuk
jamaah yang berangkat dari Madinah.
b. Juhfah, untuk jamaah yang berangkat dari arah Syam (Syria), Mesir, dan
Maroko.
c. Qornul Manazil, untuk jamaah dari arah Nejed.
d. Yalamlam, untuk jamaah dari arah Yaman.
e. Zatu Irqin, untuk jamaah dari Irak.
f. Makkah, untuk jamaah dari Makkah.
2) Bermalam (mabit) di Muzdalifah.
3) Melontar jumrah ‘aqabah.
Melontar jumrah 'aqabah menggunakan batu kerikil sebanyak 7 (tujuh) butir
sambil membaca doa berikut ini.
‫اكبر اللهم اجعله حجا مبرورا وسعيا مشكورا وذنبا مغفورا‬
Allahu akbar allahummaj'alhu hajjan mabruran wa sa'yan mas kuran wa
zanban magfuran.
“Allah Mahabesar, ya Allah, Tuhanku, jadikanlah ibadah hajiku ini haji yang
mabrur dan sa'i yang diterima serta dosa yang diampuni.”
4) Melontar tiga jumrah (jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah Aqabah).
Pelaksanaan tiga jumrah ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah. Cara
pelemparan harus berurutan, mulai dari jumrah ula, wusta, dan 'aqabah. Masing-
masing jumrah dilempar tujuh kali.
5) Mabit (bermalam) di Mina. Mabit dilaksanakan pada hari tasyrik (tanggal 11, 12,
dan 13 Zulhijah)
6) Tawaf wada' (tawaf sewaktu akan meninggalkan Makkah).
7) Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan (muharramat).

Adapun yang termasuk hal-hal yang diharamkan dalam berhaji antara lain
adalah:
1. Memakai pakaian yang dijahit dan tutup kepala bagi laki-laki.
2. Menutup wajah dan telapak tangan bagi perempuan,
3. Menggunakan wewangian baik pada badan maupun pakaian.
4. Mencukur rambut ataupun bulu-bulu yang lainnya.
5. Memotong kuku.
6. Menikah, menikahkan, atau menjadi wali.
7. Bersetubuh.
8. Berburu dan membunuh binatang yang liar dan halal.
9. Menebang pohon atau memotong rerumputan.
d. Shunnah-shunnah Haji
1. Membaca talbiyah selama ihram sampai melontar jumrah.
‫لبهيْك الله ُه هم لبهيْك لبهيْك َّل ش ِريك لك لبهيْك ِإ هن ْالح ْمد والنِِّ ْعمة لك و ْال ُم ْلك َّل ش ِريك لك‬
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah. Aku datang memenuhi
panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku
datang memenuhi panggilan-mu. Sesungguhnya segala puji nikmat dan segenap
kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
2. Berdoa sesudah membaca talbiyah dengan doa berikut ini.
ِ ‫ ربهنا َٰاتِنا فِى الدُّ ْنيا حسنةً وفِى اْ ََّٰلخِ رةِ حسنةً وقِنا عذاب النه‬.‫ار‬
‫ار‬ ِ ‫الله ُه هم إِنها نسْألُك ِرضاك و ْالجنهة و نعُ ْوذُبِك مِ ْن سﺨطِ ك والنه‬
“Ya Allah sungguh kami memohon ridha dan surga-Mu. Kami berlindung
kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu. Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungilah kami dari siksa neraka.”
3. Melaksanakan tawaf qudum.
4. Memakai kain berwarna putih.
5. Membaca zikir sewaktu tawaf.
6. Shalat dua rakaat sesudah tawaf.
7. Masuk ke dalam Kabah.
8. Ziarah ke makam Rasulullah saw.
III. Cara untuk Melaksanakan Haji
1) Haji ifrad, yaitu dengan melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu (secara tersendiri),
kemudian melakukan ibadah umrah, secara tersendiri pula (sesudahnya).
2) Haji tamattu, yaitu dengan melaksanakan umrah terlebih dahulu secara tersendiri,
kemudian mengerjakan haji secara tersendiri.
3) Haji qiran, yaitu dengan mengerjakan haji sekaligus (bersama-sama) dengan ibadah
umrah. Cara dengan meniatkan dalam ihram untuk haji dan umrah.
IV. Dam (Denda)
1) Denda bagi yang melanggar larangan terkecuali berhubungan seksual. Caranya dengan
memilih di antara tiga macam; berpuasa tiga hari berturut-turut, bersedekah satu sha'
makanan kepada fakir miskin, atau menyembelih satu ekor kambing atau biri-biri.
2) Denda bagi yang melakukan pelanggaran dengan bercampur (hubungan seksual),
mereka wajib membayar kifarat dengan menyembelih seekor unta atau sapi, atau tujuh
ekor kambing, atau bersedekah kepada fakir miskin senilai binatang tesebut. Jika tidak
mampu bisa digantikan dengan berpuasa dengan satu hari puasa menggantikan
seperempat gantang makanan.
3) Bagi yang mengerjakan haji dengan cara tamattu atau qiran, hendaknya menyembelih
satu ekor kambing atau diganti dengan berpuasa selama sepuluh hari. Tiga hari saat
ihram dan tujuh hari saat kembali ke negerinya.
b) Umrah
I. Pengetian dan Hukum Umrah
Umrah dari segi bahasa artinya ziarah atau berkunjung Adapun menurut istilah
fiqih Islam, umrah adalah menziarahi Kabah dengan niat untuk beribadah kepada
Allah dengan syarat tertentu. Perbedaan antara haji dan umrah hanyalah wukuf.
Dalam ibadah umrah, tidak ada wukuf yang dilaksanakan di Padang Arafah.
Sebagian ulama menyatakan umrah hukumnya sunat muakkad. QS. Al-Baqarah/2
Ayat 196:
ِ ‫واتِ ُّموا ْالح هج و ْالعُ ْمرة ِ ه‬
ۗ ‫ّلِل‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.”
Persamaan ibadah haji dengan umrah, yaitu:
a. ibadah Makkah; yang khusus dilaksanakan di tanah suci
b. dalam hal syarat dan wajibnya;
c. harus melaksanakan tawaf, sa'i, dan tahallul:
d. dalam peraturan dan hal-hal yang dilarangnya.
II. Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah
a. Syarat Umrah
Syarat ibadah umrah adalah sama dengan ibadah haji, yaitu sebagai
berikut.
1) Islam.
2) Berakal.
3) Baligh.
4) Mampu (pulang dan perginya).
b. Rukun Umrah
Adapun yang termasuk rukun ibadah umrah adalah sebagai berikut.
1) Ihram serta berniat.
2) Tawaf (berkeliling) Kabah.
3) Sa'i di antara Bukit Shafa dan Marwah.
4) Tahallul (mencukur rambut) sekurang-kurangnya memotong 3 helai.
5) Tertib (berurutan) pelaksanaan rukun-rukun tersebut.
c. Wajib Umrah
Wajib umrah adalah sebagai berikut.
1) Ihram dari miqat.
2) Menjauhkan diri dari larangan umrah sebagaimana larangan ibadah haji.
d. Tata Cara Mengerjakan Umrah
1) Melaksanakan ihram dengan niat umrah dari miqat yang terlah ditentukan.
2) Setelah memulai ihram, mulailah meninggalkan hal-hal yang dilarang pada
ibadah haji
3) Masuk Masjidil Haram untuk melaksanakan tawaf sebanyak 7 putaran dan
dimulai dari sudut Hajar Aswad.
4) Sa’I antara Bukit Safa dan Marwah, sebanyak 7 balikan dengan berakhir di
Bukit Marwah.
5) Tahallul paling sedikit 3 helai.
e. Miqat Umrah
Miqat ibadah umrah sama halnya dengan miqat ibadah haji. Hal tersebut
berarti tempat ihram haji yang telah lalu itu juga merupakan tempat ihram
umrah. Kecuali bagi yang bermaksud umrah dari Makkah, hendaklah ia keluar
dari Makkah, dengan memulai ihram dari daerah di luar Makkah.
c) Fungsi Haji dan Umrah dalam Kehidupan
1. Memperteguh iman dan takwa kepada Allah SWT.
2. Mendapatkan keutamaan yang tinggi di dunia dan akhirat.
3. Meningkatkan persatuan, persaudaraan, dan solidaritas umat Islam.
4. Meningkatkan wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang keislaman.
5. Menjauhkan seseorang dari kemaksiatam atau perbuatan dosa.

Unit 7 – Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara


A. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Berkembangnya Islam di Indonesia berjalan dengan pesat. Dibawa oleh para pedagang
Arab, Persia, dan India. Masuknya melalui Teluk Persia dan Syria, terus ke Peureulak dan
Samudra Pasai di Aceh bagian utara. Selanjutnya ke daerah-daerah lain di Sumatra.
Menurut pendapat para ahli sejarah, Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-1 Hijriah
atau abad ke-7 Masehi tetapi ada juga yang berpendapat abad ke-13 Masehi. Namun
demikian, perbedaan pendapat tersebut tidak perlu diperdebatkan panjang lebar. Adapun
yang terpenting saat ini, agama Islam telah dianut oleh mayoritas penduduk Indonesia.
Selain itu, ajaran agama Islam telah menjadi bagian integral bangsa, sekaligus menjadi ciri
khas bangsa Indonesia.
Merah Agama Islam masuk ke Indonesia melalui perdagangan yang dilakukan oleh
para pedagang Islam. Selain itu dalam prosesnya, penyebaran Islam masuk ke dalam
budaya setempat. Hal ini menyebabkan secara perlahan agama Islam mengakar kuat di
masyarakat dan mampu menggeser ajaran agama yang dianut sebelumnya. Agama Islam
dipeluk oleh mayoritas bangsa Indonesia secara sukarela tanpa ada paksaan dari para
pedagang atau para penyebar Islam.
1. Proses Dakwah Islam melalui Perdagangan
Masuknya agama Islam sejalan dengan berkembang dan ramainya perdagangan
antara Jazirah Arab, Teluk Persia, India, Selat Malaka, dan Kepulauan Indonesia pada
abad ke-7-15 Masehi. Para pedagang muslim internasional tampaknya selalu
didampingi oleh para guru pengembara. Dengan dukungan para penguasa, para
pedagang dan guru-guru pengembara muslim tersebut berperan sebagai pelaku
ekonomi dan juru dakwah yang memperkenalkan Islam ke masyarakat lokal.
Para pedagang yang berasal dari berbagai negeri yang jauh dari Indonesia,
misalnya dari Arab, Persia, Irak, Gujarat, dan Benggal (anak benua India), Sri Lanka,
dan negeri lainnya karena faktor musim yang menentukan waktu pelayaran, terpaksa
tinggal di bandar-bandar yang mereka datangi. Mereka diberi tempat oleh penguasa
setempat sehingga, membentuk suatu komunitas yang sering disebut dengan
perkampungan "Pakojan", yaitu kampung yang khusus untuk para pedagang muslim.
Di beberapa kota lama toponim "Pakojan" masih bisa disaksikan dibekas kota Banten,
Semarang, Jakarta, dan beberapa kota lama lainnya. Di samping melakukan
perdagangan, pedagang muslim yang datang ke Indonesia juga menyampaikan ajaran
Islam kepada penduduk setempat.
2. Penyebaran Islam melalui Perkawinan dan Hubungan Sosial
Penyebaran Islam merupakan suatu proses yang berhubungan dengan tempat,
waktu, dan orang yang melakukannya. Dari komunitas pedagang muslim yang datang
ke Indonesia, proses penyebaran Islam dapat terjadi karena di antara mereka ada yang
melakukan perkawinan dengan masyarakat biasa maupun bangsawan yang terlebih
dahulu diislamkan. Beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses perkawinan
antara para pendatang muslim dan wanita setempat, antara lain adalah bahwa Islam
tidak membedakan status sosial, apakah orang kaya atau miskin, apakah orang biasa
atau golongan bangsawan. Dari pandangan rakyat pribumi, lebih-lebih bagi mereka
yang beragama Hindu dan mengenal perbedaan status sosial atas dasar pembagian
kasta, hal ini lebih mendorong mereka untuk memeluk agama Islam yang tidak
mengenal kasta. Selain penyebaran Islam melalui perkawinan, ada juga melalui para
pemimpin kerajaan. Setelah raja yang berkuasa masuk Islam maka penyebaran
selanjutnya menjadi lebih cepat, antara lain karena perintah raja yang telah masuk Islam
itu.
3. Penyebaran Islam oleh Para Wali
Di Pulau Jawa, yang terkenal sebagai penyebar Islam ialah para Wali, terutama
sembilan Wali yang disebut Wali Song Di antara wali-wali itu terdapat sembilan orang
yang memili pengaruh luas bukan hanya di kalangan golongan bawah tapi juga pada
golongan elit. Berikut nama-nama para Wali Songo yang berjasa menyebarkan dakwah
Islam, yaitu sebagai berikut.
i. Sunan Gresik, Maulana Malik Ibrahim berasal dari negeri Arab, yang wafat
pada 1419 M dan dimakamkan di Gresik.
ii. Sunan Ampel yang waktu kecilnya bernama RadenRahmat, berasal dari Campa
di daerah Aceh. Sunan Giri atau Raden Paku, murid Sunan Ampel,
iii. Sunan Giri atau Raden Paku, murid Sunan Ampel, menyebarkan Islam melalui
dunia seni.
iv. Sunan Bonang pada mulanya bernama Makhdum Ibrahim. Beliau adalah putra
Sunan Ampel, menyebarkan Islam di Tuban dan menggunakan kultur pra-Islam
dalam penyebaran ajaran Islam.
v. Sunan Drajat. putra ketiga dari Sunan Ampel, nama kecilnya Syarifuddin.
Beliau melakukan penyebaran Islam dengan cara pendekatan sosial.
vi. Sunan Kudus, sewaktu kecil bernama Untung dan setelah menjadi mubalig
bernama Syekh Ja'far Shadiq Beliau adalah putra raden Usman. Beliau
menyebarkan Islam di Kudus menggunakan pendekatan seni dalam
menyebarkan Islam.
vii. Sunan Muria nama kecilnya Raden Prawoto. Beliau putra sunan Kali Jaga.
Beliau banyak menyebarkan Islam di daerah pedalaman Kudus.
viii. Sunan Kalijaga pada waktu kecilnya bernama Raden Mashaid. Beliau
menyebarkan Islam dengan memanfaatkan sarana wayang yang digemari
masyarakat.
ix. Sunan Gunung Jati sering juga disebut Faletehan. Nama Arabnya bernama
Syarif Hidayatullah. Beliau menyebarkan Islam di Jawa Barat, terutama
Cirebon dan Banten.
Selain itu, ada beberapa tokoh penyebar Islam berdasarkan cerita rakyat atau
babad digolongkan pula kepada wali, misalnya Syekh Bentong dan Sunan Bayat. Di
antara Wali Songo itu yang mempunyai kedudukan sebagai raja adalah Sunan Gunung
Jati atau disebut pula Syarif Hidayatullah. Karena jabatannya merangkap sebagai wali
maka dalam Babad Cirebon Beliau disebut «Pandita-Ratu». Sunan yang dianggap
tertua ialah Sunan Ampel, yang bertempat tinggal di Ampel Denta. Sunan Giri
menyebarkan Islam bukan hanya di daerah pesisir utara Jawa Timur atau sekitar Gresik
saja, tetapi juga ke daerah Madura dan Lombok. Bahkan, Sunan Giri mempunyai
pengaruh yang besar dalam penyebaran agama Islam di daerah Maluku. Menurut
Hikayat Hitu, orang dari Maluku yang telah belajar agama Islam dari Sunan Giri.
Sekembalinya ke daerahnya, ia melakukan penyebaran ajaran agama Islam yang
mereka peroleh dari Sunan Giri.
Oleh karena itu, proses penyebaran agama Islam di Asia Tenggara terutama
Indonesia khususnya tidak menyebabkan timbulnya kejutan budaya. Itulah sebabnya,
pada masa awal proses penyebaran agama Islam di Indonesia masih terdapat tradisi
budaya masa sebelum kedatangan Islam. Hasil penyebaran Islam tahap awal ini
dimantapkan dengan pembaruan yang dilakukan oleh dai pada masa berikutnya.
B. Sumber-sumber Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia.
1. Sumber dari Para Pedagang Arab
Masuknya agama Islam kali pertama ke Indonesia tidak diketahui dengan pasti.
Berita-berita dari bangsa asing menunjukkan bahwa bangsa Arab dan Persia telah
mengenal kerajaan maritim Sriwijaya pada abad ke-9 Masehi. Abad tersebut
merupakan abad permulaan orang-orang Islam menguasai jalur dagang laut ke arah
timur.
Dari Sribuza, para pedagang Arab memperoleh kayu gaharu, kayu cendana,
kapur barus, gading, timah, kayu hitam, kayu sapan, dan rempah-rempah, seperti
cengkih, lada, pala, dan merica. Dengan demikian, para pedagang Sriwijaya abad ke-9-
13 masehi bukan hanya berdagang dengan para pedagang Cina dan India, melainkan
juga dengan pedagang Arab dan Persia yang telah memeluk agama Islam. Dengan
demikian, sangat mungkin bahwa banyak para pedagang asing yang menetap untuk
sementara di Sriwijaya menunggu musim yang tepat untuk berlayar kembali. Di antara
pedagang-pedagang Arab dan Persia, mereka telah memeluk agama Islam. Sangat
mungkin bahwa melalui kontak bisnis di antara mereka terjadi pula kontak budaya dan
agama.
2. Sumber dari Marco Polo
Pada abad ke-13 Masehi, penyebaran agama Islam semakin mantap dan meluas.
Marco Polo menyatakan bahwa telah ada kerajaan Islam di Tumasik dan Samudra Pasai
setelah ia melakukan perjalanan pulang dari Cina menuju Persia dan singgah di Perlak
pada 1292 Kedua kerajaan tersebut menguasai perdagangan di Selat Malaka dan masih
mengakui kedaulatan Majapahit. Kedua kerajaan itu juga memiliki pelabuhan
pelabuhan dagang penting untuk mengekspor lada ke Gujarat dan Benggala serta
menampung barang-barang dari pelabuhan-pelabuhan di Jawa, seperti Gresik, Tuban,
dan Banten. Para pedagang tersebut tidak terlalu peduli dengan siapa mereka berdagang
dan siapa yang menguasai kerajaan-kerajaan tersebut.
Di antara pelabuhan penting lain di jalur dagang internasional terdapat pula kerajaan
Islam besar, yaitu Kerajaan Malaka.
3. Sumber dari Tome Pires
Menurut Tome Pires pengembara asal Portugis, pelabuhan Malaka ramai
dikunjungi para pedagang dari Barat, seperti Kairo, Makkah, Aden, Abesenia, Kiliwa,
Malindi, Ormus, Persia, Turki, Armenia, Gujarat, Goa, Malabar, Keling, Orisa, Sailan,
Benggali, Arakan, Pegu, dan Kedah. Sambil menunggu proses pengangkatan barang ke
kapal dan pembongkaran barang dari kapal serta menunggu musim yang baik untuk
berlayar, para pedagang tersebut menetap untuk beberapa lama di kota Malaka. Para
pedagang Nusantara yang terbuka terhadap pengaruh asing banyak belajar dari para
pedagang lain mengenai kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan agama Islam. Dari
mereka, Islam menyebar ke seluruh penduduk terutama di daerah pesisir.
4. Sumber dari Batu Nisan.
Pada Abad ke-11 di pesisir utara Jawa Timur, yaitu di Leran dan Gresik.
Ditemukan sebuah nisan bertuliskan jenis huruf Arab Kufi yang mirip dengan yang ada
pada nisan kubur di Phanrang, Campa. Hal ini didasarkan pada jenis huruf Kufi
bercorak Timur Tengah, yaitu dengan tanda hiasan bentuk kail atau lengkung pada
bagian ujung yang tegak. Gaya huruf Kufi semacam itu mulai berkembang di Persia
pada akhir abad ke-10.
Selanjutnya, pada abad ke-14 dan ke-15 di pesisir utara Jawa Timur sudah ada
komunitas muslim. Hal ini ditandai dengan adanya makam tokoh agama di Gresik, yang
oleh masyarakat setempat dianggap seorang wali, yaitu Maulana Malik Ibrahim yang
wafat pada 822 H atau 1419 M. Baik jenis bahan makamnya , maupun bentuk huruf,
serta bentuk bangunan secara keseluruhan menunjukkan persamaan dengan makam di
Samudra Pasai, seperti makam Nahrisyah dari tahun 1428 M. Bahkan, kedua makam
tersebut memiliki persamaan dengan makam Umar bin al-Kazaruni dari tahun 1333 M
di Cambay (Gujarat).
5. Sumber dari Sejarawan Chima
Berita dari Ma-Huan yang mengikuti Laksamana Cheng Ho dalam berita
ekspedisinya, yang diterbitkan dalam buku Ying-yai-Sheng-lan (1433), memberikan
bukti tentang keberadaan komunitas muslim di daerah pesisir Pulau Jawa, terutama
Jawa Timur. Dikemukakan bahwa sebagian penduduk Tuban dan Gresik adalah muslim
yang berasal dari setiap kerajaan asing dari barat yang telah merantau ke daerah ini
sebagai pedagang. Mereka juga mengenakan pakaian dan makan makanan yang bersih.
Golongan lainnya adalah Orang Tang yang berasal dari Kuangtung dan tempat
lain di wilayah Cina Selatan, yang kini hidup di negeri ini. Kebanyakan dari mereka
memeluk agama Islam, salat, dan berpuasa; makanan mereka juga bersih. Selain
mengabarkan adanya golongan tersebut. Ma-Huan juga memberikan informasi tentang
penduduk pribumi yang belum menjadi Islam.
C. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia (Jawa, Sumatra, dan Sulaewsi)
1. Samudra Pasai
Sultan Malik al-Saleh adalah tokoh historis pendiri kerajaan Islam pertama,
yaitu Samudra Pasai yang terletak di Lhokseumawe, Aceh Utara. Awal berdirinya
kerajaan ini diketahui dari batu nisan makam raja Malik al-Saleh yang meninggal pada
696 H atau 1297 M. Diperkirakan bahwa dia merupakan raja pertama kerajaan ini.
Sejak itu, Marah Silu beralih nama menjadi Malik al-Saleh, Samudra Pasai selanjutnya
menjadi Samudra dar al-Islam, sebuah sebutan untuk menekankan bahwa kerajaan
tersebut berada dalam ranah Islam.
Masyarakat Samudra Pasai ialah masyarakat pedagang yang beragama Islam,
terutama yang tinggal di pesisir timur Sumatra. Dengan demikian, kerajaan ini mampu
memanfaatkan ramainya perdagangan internasional dilakukan oleh para pedagang
asing.
Demikianlah, selain di bidang ekonomi-perdagangan, Kerajaan Samudra Pasai
juga berkembang sebagai pusat perkembangan Islam di Nusantara. Catatan perjalanan
Ibnu Batutah pada pertengahan abad ke-14 menggambarkan besarnya perhatian
penguasa Kerajaan Samudra Pasai terhadap Islam.
2. Malaka
Seperti halnya di Kerajaan Samudra Pasai, Paramesywara , pendiri dan sultan
pertama Kerajaan Malaka, masuk Islam tidak lama setelah ia berkuasa, dan kemudian
berganti nama menjadi Muhammad Iskandar Syah. Konversi keislaman Parameswara
digambarkan dalam Sejarah Melayu, teks klasik Melayu tentang Kerajaan Malaka,
melalui proses mimpi bertemu Nabi Muhammad saw. yang membimbingnya menyebut
dua kalimat syahadat. Namun, upacara Parameswara masuk Islam dipimpin oleh Sayid
Abdul Aziz, seorang guru pengembara asal Jeddah.
Kerajaan ini mengalami keruntuhan setelah direbut oleh bangsa Portugis di
bawah pimpinan Alfonso d' Albu, queque pada 1511. Raja-raja Malaka sangat menaruh
perhatian pada kegiatan perdagangan. Penyebabnya, keadaan tanah di Malaka tidak
subur sehingga tidak cocok untuk kegiatan pertanian. Jadi, para raja Malaka memilih
kegiatan perdagangan sebagai kegiatan ekonomi yang paling penting. Pelabuhan
Malaka juga menjadi pelabuhan tempat kegiatan perdagangan bagi para pedagang dari
kerajaan kerajaan Indonesia lainnya. Pada masa kejayaannya, para pedagang Indonesia
banyak yang berlabuh di pelabuhan ini dan mengadakan transaksi dagang dengan
pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Benggala, Cina, dan negara lainnya. Dengan
demikian, para pedagang Indonesia mampu memanfaatkan pelabuhan tersebut untuk
kegiatan ekonomi mereka. Untuk mempertahankan posisi strategis dan pengaruh
politiknya atas kerajaan-kerajaan di sekitarnya, Malaka mengadakan hubungan dengan
negara-negara tetangganya.
3. Aceh
Aceh ialah sebuah kawasan di ujung utara Sumatra, sekarang ini merupakan
satu daerah yang dikenal dengan nama «Daerah Istimewa Aceh». Kerajaan Aceh
mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16 dan 17. Selama masa kekuasaannya ,
wilayah kekuasaan Aceh tidak terbatas hanya di lembah Sungai Aceh, yang kemudian
dikenal dengan Aceh Besar, tetapi sudah menjangkau beberapa wilayah lain di
sekitarnya. Pada 1520, ia menaklukkan Daya di ujung barat, dan selanjutnya Pidie dan
Pasai di belahan timur masing masing pada 1521 dan 1524.
Penguasaan atas daerah-daerah itu menjadi sangat strategis bagi perkembangan
kerajaan. Di bidang ekonomi perdagangan, daerah-daerah tersebut menjadi pemasok
kebutuhan para pedagang internasional yang banyak berkunjung ke kerajaan.
Penguasaan wilayah tersebut secara politik juga sangat signifikan bagi upaya
konsolidasi kekuatan politik oleh para penguasa Kerajaan Aceh.
4. Demak
Sejalan dengan pertumbuhan kerajaan-kerajaan di atas, di Jawa berdiri Kerajaan
Demak pada awal abad ke-16 sebagai kerajaan Islam pertama. Seperti halnya di
Sumatra, berdirinya Kerajaan Demak merupakan babak penting dalam proses
islamisasi di Jawa, setelah sebelumnya lebih terkonsentrasi di pusat-pusat perdagangan
di pantai utara Jawa, seperti Tuban, Gresik, dan Giri. Mengingat tidak tersedianya data
data sejarah yang memadai, terdapat kesulitan di kalangan ahli sejarah untuk
menentukan tahun berdirinya Kerajaan Demak. Dalam perkembangannya. Demak
memperlihatkan peran yang besar dalam proses islamisasi masyarakat Jawa. Tidak
lama telah kukuh berdiri sebagai satu kerajaan, para penguasa Demak segera
melakukan penaklukan beberapa wilayah di Jawa sejalan dengan pengislaman
masyarakat lokal. Kemunculan Demak sebagai kerajaan Islam terkemuka di Jawa
segera disusul dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam lain, khususnya Banten dan
Cirebon. Penguasa Kerajaan Demak berperan penting dalam proses awal berdirinya dua
kerajaan Islam tersebut. Syarif Hidayatullah atau lebih dikenal sebagai Sunan Gunung
Jati merupakan orang yang berjasa terhadap berdirinya Kerajaan Banten , dan
selanjutnya Cirebon . la adalah seorang pembesar Kerajaan Demak yang sengaja diutus
untuk membuka pemukiman baru di Jawa Barat, yang kemudian menjadi basis
pembentukan dua kerajaan Islam itu.
5. Cirebon
Kedatangan Islam di Cirebon diperkuat oleh Cerita Purwaka Caruban Nagari,
suatu naskah yang disusun oleh Pangeran Arya Cerbon . Kemudian, pada abad ke-15
M, Cirebon didatangi oleh Syek Datuk Kahfi yang membuat padepokan di Batuampar,
Gunung Jati. Pada abad ke-16, daerah Cirebon berkembang menjadi pelabuhan yang
ramai dan menjadi salah satu pusat perdagangan di pantai Jawa Barat bagian utara.
Setelah jumlah pedagang semakin banyak dan proses islamisasi berkembang terus,
Sunan Gunung Jati segera membentuk pemerintahan kerajaan Islam Cirebon. Secara
ekonomi, Pelabuhan Banten dijadikan sebagai pelabuhan bagi perkembangan ekonomi
Demak di wilayah Cirebon, sebelum pelabuhan ini berdiri sendiri sebagai kerajaan.
Pada 1524, Sunan Gunung Jati menikahi saudara perempuan Raja Demak, Trenggono.
6. Banten
Kedatangan Islam di Pesisir utara Jawa Barat bagian barat, yaitu Banten,
terutama dihubungkan dengan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, salah
seorang dari wali songo. Sebelum Sunan Gunung Jati tinggal di Banten dan Cirebon,
sudah terdapat pemeluk Islam di pesisir utara Jawa Barat, terutama di kota-kota
pelabuhan, seperti Banten, Sunda Kalapa, dan Cirebon. Maulana Hasanuddin memiliki
hubungan keluarga dengan Raja Demak melalui perkawinan. Namun, perkawinan
Maulana Hasanuddin dengan putri Sultan Trenggono berpengaruh pada perkembangan
politik di Banten selanjutnya. Dari perkawinan tersebut, Maulana Hasanuddin
memperoleh dua orang anak, Maulana Yusuf dan Pangeran Jepara.
7. Mataram
Kyai Ageng Pamanahan merupakan pendiri kerajaan Mataram. Setelah
meninggal tahun 1575, Pamanahan digantikan oleh anaknya bernama Sutawijaya yang
lebih dikenal dengan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Pada masa pemerintahan
Sutawijaya inilah Mataram dapat memperluas wilayahnya hingga menjadi kerajaan
Islam terbesar di Jawa, yang meliputi wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon, dan
sebagian Priangan.
Sultan Agung Raja Mataram yang paling berjasa dalam membangun corak
kerajaan yang berorientasi budaya Jawa. Dengan demikian, penghancuran pusat
kekuasaan Islam pesisir di pantai utara Jawa oleh penguasa Mataram berikutnya.
Amangkurat I, lebih merupakan panggilan budaya Jawa yang menghendaki tegaknya
satu pusat kekuasaan.
Memang, kebijakan politik Kerajaan Mataram melahirkan konflik tajam serta sekaligus
mengakhiri dominasi Islam pesisir yang mewakili budaya Islam kota dan
bersifat kosmopolit dan kemudian membawa tampilnya secara dominan bentuk
keislaman Jawa yang kerap dilihat sebagai «Islam sinkretik». Namun, tegaknya
kekuasaan Mataram membawa Islam semakin terlibat lebih intensif dalam perumusan
identitas serta pembentukan budaya masyarakat Jawa. Islam menjadi demikian penting
dalam sistem kekuasaan di kerajaan.
8. Makassar
Di Indonesia bagian Timur terdapat sebuah Kerajaan Islam yang memiliki peran
yang sangat besar bagi penyebaran Islam, yaitu Kerajaan Makassar. Pada abad ke-16,
terdapat Kerajaan Luwu dan Goa yang berdiri abad sebelumnya, Wajo, Soppeng, Tallo,
dan Bone. Menurut sejarah Goa pada masa pemerintahan Raja Tunipalangga, datanglah
seorang nakhoda Bonang yang memimpin pedagang melayu yang berasal dari Pahang,
Pattani, Johor, Campa, dan Minangkabau. Islam sudah masuk ke Sulawesi Selatan pada
pertengahan abad ke-16. Pada masa pemerintahan Tunijallo yang belum memeluk
agama Islam, tida mustahil terdapat penduduk memeluk agama Islam mengingat pada
masa itu terdapat pemukiman para pedagang muslim yang mungkin dapat memberikan
pengaruh kepada penduduk sekitarnya.
Menurut cerita tradisi Bugis Makassar, orang Luwu adalah yang pertama
memeluk agama Islam di daerah Sulawesi Selatan. Setelah itu, raja Goa sendiri yang
bernama I Managarangi Daeng Manrabbia masuk Islam dan mendapat gelar Sultan
Alauddin. Menurut cerita rakyat setempat, raja Goa dan Tallo mendatangkan tiga orang
ulama dari daerah Minangkabau untuk menjalankan dakwah Islam di kerajaannya.
Mereka adalah Katib Tunggal atau Dato ri Bandang, Katib Sulung atau Dato ri
Patimang, dan Katib Bungsu atau Dato ri Tiro.

Unit 8 – Surah Al-Insyirah


A. Bacaan Surah Al-Insyirah
‫الرحِ ي ِْم‬
‫الرحْمَٰ ِن ه‬
‫َّللا ه‬
ِ ‫ِبس ِْم ه‬

‫ال ْم ن ْشرحْ لك صدْرك‬


1. Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
‫ووض ْعنا ع ْنك ِو ْزرك‬
2. dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu,
ْٓ ‫اله ِذ‬
‫ي ا ْنقﺾ ظ ْهرك‬
3. yang memberatkan punggungmu,
‫ورف ْعنا لك ِذ ْكر ۗك‬
4. dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.
‫فا هِن مع ْالعُس ِْر يُس ًْرا‬
5. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,
‫ا هِن مع ْالعُس ِْر يُس ًْر ۗا‬
6. sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
ْ‫فاِذا فر ْغت فا ْنصب‬
7. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain),
ْ ‫وا َِٰلى ربِِّك ف‬
ࣖ ْ‫ارغب‬
8. dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
B. Perilaku Menurut QS. Al-Inyirah
Ayat pertama menjelaskan bahwa Allah Swt. telah membukakan hati Nabi
Muhammad SAW untuk menerima cahaya ilahi sehingga beliau memiliki kearifan dan
kelapangan hati untuk menghadapi berbagai kesulitan serta memahami hakikat
kehidupan.
Ayat kedua dan ketiga mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah
merasakan beban yang sangat berat dalam kehidupannya. Allah SWT mengutus
malaikat Jibril untuk memberikan wahyu kepadanya. Dengan wahyu dari Allah-lah
Nabi saw. mendapatkan pencerahan tentang menanggulangi umat manusia yang diliputi
kezaliman dan kebejatan moral.
Ayat keempat menjelaskan bahwa nama Nabi Muhammad saw. ditinggikan dan
diharumkan namanya oleh Allah Swt. dan menjadi manusia pilihan-Nya.
Ayat kelima dan keenam mengajarkan bahwa setiap menghadapi berbagai
kesulitan, kamu harus yakin bahwa akan ada penyelesaiannya atau jalan keluarnya.
Ayat ketujuh menjelaskan bahwa agar kamu bergerak, kerja keras tanpa lelah,
berpikir tanpa henti Jatah usia kamu makin menipis, jangan biarkan waktu yang kamu
miliki lewat dengan sia-sia, lewat tanpa karya, tanpa aktifitas.
Ayat kedelapan menjelaskan bahwa kamu harus selalu berharap kepada Allah
Swt. Usaha sungguh-sungguh harus dibarengi dengan doa dan berharap kepada Allah
Swt.

Unit 9 – Hadis tentang Kebersihan


)‫ثقافة من اَّليمان (رواه الطبراني والحكم‬
An-nazafatu minal'-Imani.
"Kebersihan adalah sebagian dari keimanan." (H.R. at-Tabrani dan al-Hakim)
Hadis pertama menerangkan bahwa orang yang beriman akan selalu menjaga
kebersihan, dan sebaliknya orang yang tidak menjaga kebersihan menunjukkan
keimanan yang kurang sempurna.

)‫ان هللا تعالى طيب يحب الطيب نظيف يحب النظافة كريم ب الكرم جواد يحب الجواد فنظفوا أفنيتكم (رواه الترمذی‬
Innallaha taală ţayyibun yuhibul-tayyiba nazifun yuhibbun nazafata
karimun yuhibbul-karama jawwadun yuhibbul-jawwada fanazzifu afniyatakum.
"Sesungguhnya Allah itu Mahabaik dan mencintai kebaikan. Mahabersih dan
mencintai kebersihan, Mahamulia dan mencintai kemuliaan, Maha Pemurah dan
mencintai kemurahan maka bersihkanlah halaman rumahmu." (rawāhu Tirmizi)
Hadis kedua menjelaskan bahwa Allah Mahabersih dan mencintai kebersihan.
Agama Islam mengajarkan dan menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan. Orang-
orang yang menjaga kebersihan akan mendapat pahala surga. Selain itu, mereka akan
didekati oleh para malaikat sehingga akan terjaga dari perbuatan buruk.

‫ َّلتقبل صَلة من أحدث حتى يتوضأ‬.‫ م‬.‫عن أبي هريرة يقول قال رسول هللا ص‬
'An Abi hurairah yaqulu qala rasullulahi şallallāhualaihi wa sallama la
tuqbalu şalátu man ahdasa hatta yatawadda'
Dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah saw bersabda: Tidak akan diterima
salat seseorang yang berhadas hingga dia berwudlu (rawāhu Al-Bukhari)
Hadis ketiga menjelaskan bahwa Allah tidak akan menerima atau memberi
pahala salat seseorang yang dilakukan dalam keadaan tidak bersih atau suci. Oleh
karena itu, orang-orang yang malalaikan kebersihan akan sia-sia.

)‫الغسل والطيب والشواليوم الجمعة (رواه احمد‬: ‫حﻖ على كل مسلم‬.‫ م‬.‫عن رجل من اْلنصار عن النبي ص‬
'An rajulin minal-anşări 'anin-nabiyyi şallallahu'alaihi wa sallama
Haqqun' ala kulli muslimin: al-guslu wat-tibu wa-siwaku yaumal jumuiati.
Dari seorang laki-laki dari sahabat anshar dari nabi Muhammad saw "Suatu
keharusan atas tiap orang Muslim mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi
pada hari Jumat." (rawāhu Ahmad)
Hadis keempat menjelaskan bahwa seorang muslim pada hari Jumat diharuskan
mandi, menggosok gigi. menggunting kuku, dan memakai wangi-wangian. Hal itu
menunjukkan bahwa hari Jumat memiliki keutamaan dan ibadah pada hari tersebut
memiliki balasan yang tinggi.

Unit 10 – Iman kepada Qada dan Qadar


A. Pengertian Iman kepada Qada dan Qadar.
1. Pengertian Qada
Qada secara bahasa artinya menetapkan ukuran. Adapun secara istilah
qada adalah ketetapan Allah kepada setiap makhluk-Nya yang sifatnya azali.
Misalnya, Allah telah menetapkan bahwa gajah itu bentuknya besar dan
berbelalai, semut adalah binatang kecil yang sangat menyenangi gula. Allah
telah menetapkan usia dan nasib yang akan dialami gajah dan semut tersebut.
Selain itu manusia diberi potensi akal dan nafsu. Dengan bekal akal dan nafsu
manusia memiliki tugas menjadi khalifah Allah di muka bumi sebagai tugas
pengabdian kepada-Nya. Sebelum manusia diciptakan atau dilahirkan, Allah
telah menentukan bentuk (misalnya cantik tidaknya), menentukan rezeki, jodoh.
nasib, dan apa yang akan menimpanya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah
dalam QS. At-Tin/95 Ayat 4:
ِ ْ ‫لقدْ خل ْقنا‬
‫اَّل ْنسان فِ ْٓي احْس ِن ت ْق ِويْم‬
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya,”
2. Pengertian Qadar
Qadar dari segi bahasa berasal dari kata qadara yang artinya
memutuskan suatu perkara (hal). Adapun secara istilah qadar adalah keputusan
Allah yang terjadi pada diri seseorang berdasarkan ketetapan dan usaha serta
doa yang dilakukan orang tersebut. Seseorang yang telah ditetapkan bodoh oleh
Allah, dengan kehendak Allah pula dapat berubah menjadi pintar jika ia
berusaha belajar dengan giat dan berdoa dengan khusyuk. Seseorang dapat
berubah apabila ia mau berusaha dengan giat dan memohon dengan khusyuk
serta Allah mengabulkan usaha dan doanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Q. ar-Radu/13 Ayat 11:
‫َّللا َّل يُغيِِّ ُر ما بِق ْوم حتهى يُغيِِّ ُر ْوا ما بِا ْنفُ ِس ِه ۗ ْم‬
‫ا هِن ه‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum
sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Beriman kepada qada dan qadar Allah adalah meyakini bahwa Allah
telah menetapkan segala sesuatu bagi seseorang, tetapi Allah berkuasa
mengubah ketetapan-Nya apabila orang tersebut berusaha dengan sungguh-
sungguh dan berdoa dengan khusyuk.
B. Ciri-ciri Orang yang Beriman kepada Qada dan Qadar
1. Selalu optimis dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
2. Tidak sombong ketika memperoleh kerbehasilan atau kebahagiaan.
3. Selalu mensyukuri karunia Allah atas nikmat yang telah diterimanya.
4. Selalu sabar dan tawakal terhadap berbagai keadaan yang menimpa dirinya.
5. Senantiasa berdoa memohon petunjuk dan pertolongan-Nya.
6. Hidupnya merasa tenang dan tentram.
7. Senantiasa berpikir maju dan dinamis dalam mempersiapkan kehidupan.
8. Iman dan takwanya kepada Allah SWT semakin kuat.
C. Dalil Naqli tentang Qada dan Qadar Allah
QS. Yunus/10 ayat 107:
‫ُصيْبُ بِه م ْن يهش ۤا ُء مِ ْن عِبادِه ۗوهُو الغفُ ْو ُر ه‬
‫الرحِ ْي ُم‬ ْ ْ ‫َّللاُ بِﻀ ُِّر فَل كاشِف لهٗ ٓا هَِّل هُو وا ِْن ي ُِّردْك بِﺨيْر فَل ر ۤاده لِف‬
ِ ‫ﻀل ِۗه ي‬ ‫وا ِْن يه ْمسسْك ه‬
“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang
dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan
kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha
Pengampun, Maha Penyayang.”
QS. Fatir/35 ayat 2:
‫ِك فَل ُم ْرسِل لهٗ مِ ْۢ ْن ب ْعد ِۗه وهُو ْالع ِزي ُْز ْالح ِك ْي ُم‬ ْ ‫اﺱ مِ ْن هرحْمة فَل ُم ْمسِك لها وما يُ ْمس‬ ِ ‫َّللاُ لِلنه‬
‫ح ه‬ ِ ‫ما ي ْفت‬
“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka
tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada
yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.”
QS. Ali-Imran/3 ayat 47:
ُ‫َّللاُ ي ْﺨلُ ُﻖ ما يش ۤا ُء ۗاِذا قﻀَٰ ٓ ى ا ْم ًرا ف ِانهما يقُ ْو ُل لهٗ ك ْن فيك ْون‬
ُ ُ ‫ت ربِّ ِ انهى ي ُك ْو ُن ِل ْي ولدٌ هول ْم ي ْمس ْسنِ ْي بش ٌر ۗ قال ك َٰذلِكِ ه‬ ْ ‫قال‬
“Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan
mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?”
Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki.
Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya,
“Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.”
QS. Al-Furqan/25 ayat 2:
‫ض ول ْم يتهﺨِ ذْ ولدًا هول ْم ي ُك ْن لههٗ ش ِريْكٌ فِى ْال ُم ْلكِ وخلﻖ ُك هل ش ْيء فقدهر ٗه ت ْق ِدي ًْرا‬ ِ ‫ت و ْاَّل ْر‬ِ ‫ي لهٗ ُم ْلكُ السهمَٰ َٰو‬ ْ ‫ۨاله ِذ‬
“Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada
sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu
menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.”

Unit 11 – Takabur (Sombong)


A. Pengertian dan Contoh Perilaku Tadabur
Takabur berasal dari kata berbahasa Arab, yaitu takabbara.. yatakabbaru-takabburan
yang artinya merasa besar atau sombong. Secara istilah dalam ilmu akhlak, takabur artinya
merasa diri lebih baik seraya merendahkan orang lain. Perasaan ini muncul dari kesalahan
menilai diri sendiri, seolah-olah dirinya lebih mulia, lebih terhormat, dan lebih dalam segala
hal dibandingkan orang lain. Sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis Riwayat Muslim.\
)‫عن عبد هللا بن مسعود عن النبي صلى هللا عليه وسلم قال َّليدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر (رواه مسلم‬
'An 'abdillahibni mas'üdin 'anin-nabiyyi sallallahu 'alaihi wa sallama qälä lã
yadkhulul-jannata man kāna fi qalbihi mi'sqalu žarratin min kibrin.
Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari
kesombongan. (H.R. Muslim/131)
Secara umum takabur terbagi dua macam, yaitu takabur zhahiri dan takabur bathini.
Takabur zhahiri artinya takabur yang dapat diindera secara langsung, karena tampak dari
ucapan atau gerakan anggota tubuh. Adapun, takabur bathini adalah jenis takabur yang tidak
tampak secara fisik, tetapi tersembunyi di dalam hati sehingga tidak dapat diindera secara
langsung.
Takabur merupakan sifat yang amat buruk, penyakit hati yang sangat membahayakan
dan merusak persahabatan. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha menghindari sifat
takabur sebagaimana telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam QS. Luqman/31 ayat 18:
‫ض مر ًح ۗا ا هِن ه‬
‫َّللا َّل يُحِ بُّ ُك هل ُم ْﺨتال ف ُﺨ ْور‬ ِ ‫اﺱ وَّل ت ْم ِش فِى ْاَّل ْر‬
ِ ‫وَّل تُصعِّ ِْر خدهك لِلنه‬
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri.”
Adapun contoh-contoh perilaku takabur atau sombong dalam kehidupan sehari-hari
karena adanya hal-hal berikut.
1. Harta
Harta yang ia dapatkan menganggap semuanya adalah hasil jerih payahnya sendiri, ia
lupa bahwa semua hartanya adalah pemberian dari Allah sehingga ia kikir dan merendahkan,
menghina, dan mencela orang-orang yang fakir dan miskin.
2. Kecantikan atau Ketampanan
Ia merasa bahwa dirinya paling cantik atau tampan dibandingkan dengan orang lain. Ia
lupa bahwa yang menciptakan dirinya sehingga memiliki bentuk yang sempurna hanyalah
Allah.
3. Pangkat dan Jabatan
la merasa bahwa dirinyalah yang paling tinggi jabatannya. Ia bersikap zalim dan
bersikap sewenang-wenang kepada orang lain dan menganggap rendah kepada bawahan
bawahannya.
B. Akibat Negatif Sifat Takabur
1. Menjauhkan diri dari kasih sayang Allah.
2. Mendekatkan seseorang kepada perbuatan dosa.
3. Merusak hubungan silaturahmi.
4. Menghambat pengembangan potensi diri.
5. Menghalangi seseorang masuk ke surga. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS.
Az-Zumar/39 ayat 72:
‫قِيْل ادْ ُخلُ ْٓوا ابْواب جهنهم َٰخ ِل ِديْن فِيْها فبِﺌْس مثْوى ْال ُمتكبِِّ ِريْن‬
“Dikatakan (kepada mereka), “Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu,
(kamu) kekal di dalamnya.” Maka (neraka Jahanam) itulah seburuk-buruk tempat
tinggal bagi orang-orang yang menyombongkan diri.”
C. Cara menjauhi Sifat Takabur
1. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT.
2. Menjauhi Perbuatan Sia-sia atau Maksiat.
3. Memperbanyak Ibadah.
4. Memahami Kepribadian Rasulullah SAW.
5. Menyadari kekurangan Diri Sendiri.
6. Menjalin Silaturahmi dengan Sesama.
7. Mempelajari Keagungan Allah.

Unit 12 – Shalat Shunnah


A. Pengertian Shalat Shunnah Berjamaah dan Munfarid
Shalat Shunnah adalah semua shalat yang dilakukan selain shalat wajib (shalat lima
waktu). Shalat shunnah berjamaah adalah shalat shunnah yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih secara bersama-sama. Adapun shalat Shannah munfarid adalah shalat shunnah yang
dilakukan sendiri, tidak ada imam ataupun makmum. Shalat shunnah lebih utama dilakukan
dirumah daripada dimasjid kecuali shalat Tahiyatul Masjid.
B. Macam-Macam Shalat Shunnah\
1. Salat Rawatib
a. Pengertian dan Hukum Shalat Rawatib
Berkomunikasi dengan Allah, tidak hanya melalui salat fardu, tetapi dapat pula
melalui salat Rawatib. Salat Rawatib adalah salat sunat yang menyertai salat fardu (lima
waktu). Salat Rawatib ada ada yang yang dilakukan sebelum salat fardu dan dilakukan
sesudahnya. Hukum salat Rawatib ada yang shunnah muakkad dan ada yang shunnah
ghairu muakkad.
b. Macam-macam Shalat Rawatib
1) Shalat Rawatib Muakkad
a) Dua rakaat sebelum dzuhur
b) Dua rakaat setelah dzuhur
c) Dua rakaat setelah maghrib
d) Dua rakaat sesudah isya
e) Dua rakaat setelah subuh
2) Shalat Rawatib Ghairu Muakkad.
a) Empat rakaat sebelum ashar
b) Dua rakaat sebelum maghrib
c) Dua rakaat sebelum isya
c. Tata Cara Shalat Rawatib
Mengerjakan salat Rawatib sama dengan salat fardu, yaitu dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam. Namun, ada juga bedanya, yaitu yang berkenaan
dengan niat, tidak disunatkan azan, dikerjakan sendiri (lebih baik di rumah), bacaannya
lirih (pelan), ketika melaksanakan salat Rawatib sebaiknya bergeser sedikit dari tempat
melaksanakan salat fardu, dan pelaksanaannya harus memperhatikan waktu salat fardu.
d. Hikmah Shalat Rawatib
Salat Rawatib yang dilaksanakan sebelum dan sesudah salat wajib mempunyai manfaat
memperkuat mental dan menambah kesehatan. Dalam hal kesehatan mental, salat wajib
merupakan pokok yang menjamin terciptanya kesehatan kejiwaan, sedangkan salat
Rawatib merupakan penyempurna yang akan menambah kuatnya mental.
2. Shalat Tahiyatul Masjid.
a. Pengertian dan Hukum Shalat Tahiyatul Masjid.
Salat tahiyatul masjid dapat dilaksanakan kapan saja, setiap masuk ke dalam
masjid untuk beribadah. Salat tahiyatul masjid sangat dianjurkan oleh Rasulullah
saw. untuk dilaksanakan. Shalat tahiyatul masjid hukumnya shunnah.
b. Cara Melaksanakan Shalat Tahiyatul Masjid.
Cara mendirikan salat Tahiyatul Masjid sama dengan salat fardu atau salat sunat
lainnya. Meskipun demikian, ada perbedaan pada beberapa hal, di antaranya:
a) waktunya tidak ditentukan, dilakukan kapan saja setelah masuk masjid;
b) dilaksanakan dengan dua rakaat;
c) tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi dilakukan secara munfarid;
d) niat salat Tahiyatul Masjid dalam hati.
c. Hikmah Shalat Tahiyatul Masjid.
1) Dapat menumbuhkan kesadaran bahwa masjid adalah tempat yang suci untuk
melakukan ibadah salat.
2) Dapat mendekatkan diri kepada Allah. Semakin banyak ibadah yang dilakukan
dengan ikhlas, akan mendekatkan seseorang kepada Allah.
3. Shalat Tarawih
a. Pengertian dan Hukum Shalat Tarawih
Salat Tarawih merupakan ibadah salat sunat yang dilakukan pada malam hari
bulan Ramadhan. Salat Tarawih dapat dikatakan sebagai Qiyamul Lail (salat
malam) bulan Ramadan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah untuk dilakukan
oleh umat Islam. Shalat Tarawih sebagai pengganti shalat Tahajud merupakan
ibadah sunat yang sangat dianjurkan, tetapi tidak sampai diwajibkan.
b. Cara melaksanakan shalat tawarih.
Sebagian umat Islam melakukan salat Tarawih 20 rakaat dan tiga Witir
sebagaimana yang dilakukan Umar bin Khatab ra. Adapun sebagian mengerjakan 8
rakaat berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah yang mengatakan
bahwa Rasulullah saw. melaksanakan salat malam 8 rakaat ditambah 3 Witir.
c. Hikmah Shalat Tarawih
1) mendekatkan diri kepada Allah;
2) meraih keutamaan atau pahala ibadah pada bulan Ramadan:
3) membersihkan diri dari dosa atau perbuatan maksiat;
4) mempererat tali silaturahmi antarsesama umat Islam:
5) menambah ilmu pengetahuan;
6) memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi setiap orang muslim untuk
menambah amal dan ketakwaan kepada Allah.
4. Shalat Witir.
a. Pengertian dan Hukum Shalat Witir.
Salat Witir adalah salat sunat yang jumlah rakaatnya ganjil yang dilakukan
sebagai penutup salat sunat pada malam hari. Jumlah rakaat salat Witir adalah
ganjil, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Rasulullah saw. lebih
menganjurkan (biasa mencontohkan) tiga rakaat. Shakat Witir hukumnya shunnah
muakkad.
b. Cara Melaksanakan shalat witir
Salat Witir dilakukan setelah mengerjakan salat Malam (Tahajud atau Tarawih)
dengan jumlah rakaat satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas. Seseorang yang
berniat bangun untuk salat Tahajud, sebaiknya tidak salat Witir dulu, karena salat
Witir adalah salat penutup.
c. Hikmah Shalat Witir
1) mendekatkan diri kepada Allah Swt.;
2) meningkatkan kebersihan jiwa;
3) menjauhkan diri dari perbuatan maksiat;
4) meningkatkan kecerdasan pikiran;
5) meningkatkan kemampuan belajar atau bekerja;
6) meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
5. Shalat Tahajud
a. Pengertian dan Hukum Shalat Tahajud
Salat Tahajud adalah salat sunat yang dikerjakan pada waktu malam hari setelah
tidur. Waktu yang tepat adalah sepertiga malam atau sekitar pukul 03.00-04.00.
Adapun tidur yang dilakukan boleh sebentar atau lama. Oleh karena dilakukan pada
waktu malam setelah tidur, salat Tahajud biasa disebut salat lail atau salat malam.
Shalat Tahajud hukumnya shunnah muakkad.
b. Tata cara shalat tahajud
Pelaksanaan salat Tahajud sebaiknya dilakukan secara munfarid (sendiri-
sendiri), tidak secara berjamaah, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Tata cara salat Tahajud, yaitu sebagai berikut.
1) Niat, yaitu melaksanakan salat sunat Tahajud.
2) Dikerjakan 2 rakaat sebanyak empat kali atau 4 rakaat sebanyak dua kali.
Salat Tahajud yang dikerjakan 4 rakaat dilakukan tanpa tasyahud awal.
3) Gerakan dan bacaan dalam tiap-tiap rakaat persis dengan gerakan dan
bacaan dalam salat fardu lima waktu.
4) Setiap selesai 2 rakaat atau 4 rakaat diakhiri dengan salam.
5) Setelah selesai salat Tahajud dianjurkan membaca istighfar, berzikir, dan
memanjatkan doa.
‫اللهم لك الحمد أنت قيم السموات واْلرض ومن فيهن ولك الحمد أنت نور السموات واْلرض ومن فيهن ولك الحمد أنت ملك‬
‫السموات واْلرض ومن فيهن ولك الحمد أنت الحﻖ ووعدك الحﻖ ولقاﺅك حﻖ وقولك حﻖ والجنة حﻖ والنار حﻖ والنبيون‬
‫حﻖ ومحمد صلى هللا عليه وسلم حﻖ والساعة حﻖ اللهم لك أسلمت وبك امنت وعليك توكلت وإليك أنبت وبك خاصمت وإليك‬
‫حاكمت فاغفرلي ما قدمت وما أخرت وما أسررت وما أعلنت أنت المقدم وأنت المؤخر َّل إله إَّل أنت أوَّل إلة غيرك (رواه‬
)‫البﺨاري‬
c. Hikmah Shalat Tahajud
1) mendekatkan diri kepada Allah Swt dan memperoleh kasih sayang dan ridha-
Nya;
2) memudahkan segala urusan dan pencapaian tujuan hidup:
3) membentuk pribadi yang disiplin, gigih, tekun, dan giat dalam bekerja atau
belajar:
4) menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan penyakit hati;
5) meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan
sesama.
6. Shalat Istikharah
a. Pengertian dan Hukum Shalat Istikharah
Salat Istikharah adalah salat sunat yang dilakukan untuk meminta petunjuk
kepada Allah memberikan pilihan yang baik dari setiap urusan yang dihadapi. Hal
ini disebabkan keterbatasan manusia untuk menentukan pilihan yang benar-benar
tepat dalam setiap urusan hidup. Shalat istikharah hukumnya shunnah muakkad.
b. Tata Cara Shalat Istikharah
1) Berniat salat Istikharah.
2) Salat Istikharah sebanyak dua rakaat ditutup dengan salam.
3) Setelah selesai salat Istikharah dianjurkan membaca istighfar, berzikir, dan
memanjatkan doa. Doa salat istikharah adalah sebagai berikut
‫اللهم إلى استﺨيرك بعلمك واستقدرك بقدرتك وأسألك من فﻀلك العظيم فإنك تقدر وَّل أقدر وتعلم وَّل أعلم وأنت عَلم الغيوب‬
‫اللهم إن كنت تعلم أن هذا اْلمر خير لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمرى فاقدره لي ويسره لي ثم بارك لي فيه وإن كنت تعلم‬
‫أن هذا اْلمرشولي في ديني ومعاشی وعاقبة أمري فاصرفه عني واصرفني عنه وقدرلي الﺨير حيث كان ثم ارضی به‬
Allahumma inní 'astakhiruka bi'ilmika, wastaqdiruka biqudratika, wa
'asaluka min fadlikal 'azimi, fainnaka taqdiru wala aqdiru, wa t'alamu wa la
'alamu, wa 'anta 'allamul ghuyübi, allahumma inkunta talamu anna hazal
amra khairul-fi fi di ni wa maasyi wa aqibati amri faqdurhu li wayassirhu li,
summa bārik li fihi, wainkunta talamu anna hazal amra syarrul-li fi dini wa
maasyi wa aqibati amri fasrifhu'anni washrifni 'anhu waqdur liyal khaira
haisu kāna summa 'ardini bihi
c. Hikmah Shalat Istikharah
1) mendekatkan diri kepada Allah Swt.;
2) memohon petunjuk Allah dalam menyelesaikan segala urusan atau masalah;
3) mengatasi keragu-raguan atas keputusan yang akan diambil;
4) menenangkan jiwa dan memantapkan hati karena meyakini bahwa keputusan
yang diambil dapat adalah pilihan Allah;
5) membentuk pribadi yang optimis dan tidak berputus asa terhadap petunjuk dan
pertolongan Allah Swt.
7. Shalat Dhuha
a. Pengertian dan Hukum Shalat Dhuha
Waktu Duha, yaitu mulai naiknya matahari pukul tujuh sampai kurang lebih
pukul sebelas siang, merupakan saat yang baik untuk melakukan salat sunat dan
berdoa. Salat sunat yang dikerjakan pada waktu Duha ini disebut salat sunat Duha.
Salat sunat Duha dapat dilakukan di rumah, di masjid, di sekolah, atau di
perusahaan.
Hukum salat sunat Duha adalah sunat Muakkad (sangat dianjurkan). Melalui
salat sunat Duha seseorang dapat beribadah dan memohon keberkahan ilmu dan
rezeki dari Nya. Salat Duha dilakukan sedikitnya 2 rakaat dan paling banyak 12
rakaat.
b. Cara Melaksanakan Shalat Dhuha
1. Niat, dapat dilakukan dalam hati dan dapat juga diucapkan dengan suara
lirih.
2. Takbiratul ihram, seperti saat melakukan salat fardu.
3. Membaca doa iftitah.
4. Membaca Surah al-Fatihah dan dilanjutkan dengan bacaan surah lain.
5. Rukuk.
6. Iktidal.
7. Sujud, seperti saat melakukan salat fardu.
8. Setelah sujud kedua, dilanjutkan rakaat kedua.
9. Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, dilakukan tasyahud akhir.
10. Mengucap salam dua kali, dilanjutkan doa. Doa salat duha adalah sebagai
berikut.
‫الليوان الصحاء ضحائل والبهاء بهائك والجمال جمالك والقوة فولت والقدرة قدرتك والعﻀمة عﻀمتك اللهم ان كان رزقي‬
‫في السماء فأنزله وإن كان في اْلرض فأخرجه وإن كان معسرا فيسره وإن كان حرما فطهره وان كان بعيدا فقربه بحﻖ‬
‫ضحايك وبهايك وجمالك وقوتك وقدرتك أبي ماكيت عبادك الصالحين‬

Allahumma inna duḥa'a duḥa 'uka wal baha'a bahā 'uka wal jamāla
jamäluka wal quwwata quwwatuka wal qudrata qudratuka wal ismata
'ismatuka allahumma inkāna rizki fis-sama'i faanzilhu wain kana fil 'ardi
faakhrijhu wain kana muassiran fayassirhu wain käna haraman
fatahhirhu wain kana ba'idan faqarribhu bihaqqi dublika wabaha ika
wajamalika waquwwatika waqudratika atini ma ataita 'ibadaqas-
salihin(a).
8. Shalat Gerhana
a. Pengertian Shalat Gerhana
Salat Gerhana adalah salat sunat yang dikerjakan ketika terjadi Gerhana
matahari atau Gerhana bulan. Jumlah rakaat salat Gerhana adalah dua rakaat dengan
empat kali rukuk, empat kali berdiri membaca surah al-Fatiḥ ah, dan empat kali
sujud. Hukum melaksanakan salat Gerhana adalah sunat, boleh berjamaah dan
boleh sendiri (munfarid).
b. Tata Cara Melaksanakan Shalat Gerhana
1) Sekurang-kurangnya dua rakaat sebagaimana salat sunat yang lain.
2) Hendaklah takbir dengan niat salat Gerhana, membaca Surah al-Fatihah, rukuk,
berdiri kembali, dan membaca surah al-Fatihah, kemudian rukuk sekali lagi.
iktidal, lalu sujud dua kali. Ini terhitung satu rakaat. Satu rakaat terdapat dua
kali ruku' dan dua kali sujud. Kemudian hendaklah diteruskan satu rakaat lagi
seperti rakaat pertama. Jadi, salat Gerhana ini dua rakaat dengan empat kali
rukuk, empat kali berdiri membaca Surah al-Fatihah, dan empat kali sujud.
3) Cara yang ketiga adalah seperti yang kedua, hanya berdirinya agak lama
dengan membaca surah yang panjang dan rukuknya lama pula.
9. Shalat Syukrul Wudu
a. Pengertian
Salat syukrul wudhu adalah salat sunat yang dikerjakan pada saat selesai wudhu
sebanyak dua rakaat. Salat syukrul wudhu ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw.
b. Tata Cara Pelaksanaan
1) Waktunya tidak ditentukan, dilakukan kapan saja setelah melakukan wudu.
2) Dilaksanakan dua rakaat.
3) Tidak dilakukan secara berjamaah, tetapi dilakukan secara munfarid.
4) Niat melaksanakan salat syukrul wudu.
10. Shalat Istisqa
a. Pengertian
Salat istisqa adalah salat sunat yang dikerjakan ketika ada keinginan untuk
meminta hujan. Hukum melaksanakan salat sunat istisqa adalah sunat jika ada
keinginan.Adapun selain dengan salat istisqa, cara memohon agar hujan turun dapat
dilakukan dengan cara berikut.
1) Sekurang-kurangnya berdoa saja, baik sendiri-sendiri atupun berjamaah.
Rasulullah pernah meminta hujan hanya dengan berdoa.
2) Berdoa seperti di dalam khutbah Jumat. Ini pernah dilakukan oleh
Rasulullah saw.
3) Agar salat lebih sempurna, hendaklah melaksanakan salat istisqa dua rakaat.
b. Tata Cara Pelaksanaan
1) Pergi beramai-ramai laki-laki, perempuan, tua dan muda, orang dewasa dan
anak anak ke tanah lapang.
2) Niat melaksanakan salat sunat istisqa.
3) Dilaksanakan dua rakaat.
4) Selesai salat dilanjutkan dengan berkhutbah. Khutbah pertama dimulai
dengan membaca "astagfirullah" (meminta ampun kepada Allah) sembilan
kali dalam khutbah pertama dan tujuh kali dalam khutbah kedua. Kemudian
puji-pujian, syahadat, dan salawat, lalu memberi nasihat apa-apa yang
pantas dinasihatkan kepada jemaah saat itu, agar mereka bertaubat.
5) Selesai berkhutbah dilanjutkan dengan membaca doa, sambil mengangkat
kedua tapak tangan menadah ke langit, sebaliknya kalau berdoa untuk
menolak bala, hendaklah punggung tangan yang dihadapkan ke langit.
11. Shalat Idain
a. Pengertian dan Hukum
Dalam agama Islam terdapat dua hari raya (Idain) atau hari besar dalam setiap
tahunnya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Idul Fitri jatuh pada 1 Syawal dan Idul
Adha jatuh pada 10 Zulhijah. Pada kedua hari raya tersebut sangat dianjurkan
mengerjakan salat Idain secara berjamaah, baik di masjid, tanah lapang, atau tempat
lain yang luas.
Kedua salat Idain tersebut dikerjakan dua rakaat. Waktunya sejak terbitnya
matahari sampai masuk waktu Zuhur. Walaupun demikian, sebagian besar kaum
muslimin melaksanakan salat Idul Fitri maupun Idul Adha pada waktu matahari
menampakkan diri pagi hari. Bahkan sebagian sudah berangkat ke lapangan setelah
salat Subuh. Adapun hukum salat Idain adalah sunat muakad.
b. Tata Cara Pelaksanaan
1) Salat Idain dikerjakan sebanyak dua rakaat secara berjamaah. Waktunya,
saat matahari terbit sepenggalan naik (satu tombak).
2) Sebelum salat Idain tidak diperintahkan untuk melakukan salat sunat lain
sebelumnya. Oleh karena itu, setiba di lapangan setiap orang dianjurkan
untuk berzikir membaca takbir, tahmid, dan tahlil.
3) Sebelum melaksanakan salat diharuskan berniat salat dengan ikhlas karena
mengharap rida Allah.
4) Setelah takbiratul ihram, takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan takbir 5
kali pada rakaat kedua.
5) Mengangkat kedua tangan setinggi bahu dan jari-jari sejajar dengan telinga
setiap membaca takbir.
6) 6) Membaca tasbih di sela-sela takbir tersebut. Bacaan tasbihnya adalah
sebagai berikut:
‫سبحان هللا والحمد هلل وَّل إله اَّل هللا وهللا أكبر‬
Subhanallahi wal-hamdu lillähi wa la ilaha illallahu wallahu akbar.
"Mahasuci Allah segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan
Allah Mahabesar."
7) Bagi imam, ketika membaca Surah al-Fatihah dan surah-surah lainnya
dilakukan dengan suara nyaring.
8) Setelah dilaksanakan Idain, disunatkan melaksanakan khutbah Idul Fitri
atau Idul Adha. Adapun yang biasanya berkhutbah adalah imam yang
memimpin salat. Makmum harus mendengarkan khutbah yang disampaikan
khatib.
12. Shalat Jumat
a. Pengertian dan Hukum
Salat sunat Jumat adalah salat sunat dua atau empat rakaat yang dikerjakan
setelah melaksanakan salat Jumat.
b. Tata Cara Pelaksanaan
1) Dilaksanakan setelah melaksana kan salat Jumat.
2) Rasulullah mencontohkan me laksanakan salat sunat Jumat lebih baik di
rumah.
3) Dilaksanakan dua rakaat.
4) Niat melaksanakan salat sunat Jumat.
13. Shalat Mutlaq
Salat Mutlaq adalah salat sunat yang tidak ditentukan waktunya dan tidak ada
sebabnya. Jumlah rakaatnya pun tidak ada batas, berapa saja, dua rakaat atau lebih. Cara
melaksanakannya, seperti salat sunat yang lainnya.

Unit 13 – Sejarah Tradisi Islam Nusantara


A. Sejarah Wayang, Kasidah, dan Hadrah.
1. Sejarah Wayang
Menurut Brandes, wayang aslinya berasal dari Jawa, begitu juga dengan
gamelan, sistem moneter, bentuk-bentuk metrik, batik pengolahan/penempaan baja,
ilmu berlayar, astronomi, cara penanaman padi sawah basah, dan administrasi
pemerintahan. Di samping itu, Brandes menyatakan, masyarakat Hindu mempunyai
bentuk wayang yang berbeda dengan wayang Jawa. Ia berpendapat bahwa wayang
adalah bentuk teater yang sudah tua usianya.
a. Perkembangan
1) Zaman Prasejarah
Mulyono mengikuti teori Hazeu. Kedatangan arwah nenek moyang ini
diwujudkan dalam bentuk bayangan, dan mereka diundang karena diminta
memberikan restu atau pertolongan. Lakon wayang dalam zaman ini
menceritakan kepahlawanan dan petualangan nenek moyang. Pertunjukan
biasanya diadakan pada malam hari di rumah, halaman rumah atau tempat
yang dianggap keramat, dengan menggunakan bahasa Jawa kuno murni.
2) Zaman Mataram
Ceritanya diambil dari cerita Ramayana dan Mahabarata yang sudah
diberi sifat lokal. Cerita wayang bercampur mitos kuno tradisional.
Selanjutnya, cerita-cerita pewayangan mulai ditulis secara teratur.
3) Zaman Jawa Timur
Pertunjukan Wayang Kulit Purwa pada zaman ini sudah mencapai
bentuk yang sempurna sehingga dapat mempengaruhi hati para penontonnya.
Adapun wayang gabungan terdapat di Candi Jago . Nama Semar baru terdapat
pada Kitab Sudamala dan kitab Naworuci . Pertunjukan wayang pada zaman
ini dilakukan di malam hari , di rumah atau tempat yang dianggap keramat.
Pertunjukan dilakukan oleh seorang sakti, kepala keluarga, atau kadang-
kadang oleh raja sendiri.
4) Zaman Kedatangan Islam
Pada zaman ini, wayang berfungsi sebagai alat dakwah, alat pendidikan
dan komunikasi, sumber sastra dan budaya, serta sebagai hiburan. Cerita
diambil dari cerita-cerita Babad, yakni campuran antara epos
Ramayana/Mahabarata versi Indonesia dengan cerita-cerita Arab/Islam.
Pertunjukan wayang dipimpin oleh seorang dalang. Pertunjukan diadakan
pada malam hari selama semalam penuh.
5) Zaman Indonesia Merdeka
Pada zaman Indonesia merdeka, wayang merupakan sebuah pertunjukan
kesenian. Selanjutnya model wayang wayang baru mulai dipertunjukkan,
seperti Wayang Suluh, Pancasila, dan Perjuangan, Wayang Wahyu, Wayang
berbahasa Indonesia, dan lain-lainnya.
b. Media Penyebaran Islam
Di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terdapat Wayang Golek. Wayang
Golek adalah wayang yang terbuat dari kayu dengan pakaian yang khas. Cerita
dalam wayang golek biasanya berisi tentang cerita kepahlawanan Islam dengan
tokoh utama Amir Hamzah.
Misalkan, dalam cerita Mahabharata para dewa punya wewenang yang sangat
absolut, yaitu sebagai penentu nasib dan takdir yang tidak bisa disanggah.
Selanjutnya, para wali membuat objek baru yang posisinya lebih kuat, yaitu lewat
tokoh Semar. Selanjutnya, paraWali Songo mengubah sistem hirarki kedewaan
yang menempatkan para dewa sebagai pelaksana perintah Tuhan saja, bukan
sebagai Tuhan. Kemudian, disusunlah cerita-cerita baru yang bernuansa Islami,
seperti Lakon Dewaruci, Jimat Kalimasada, dan lakon-lakon wahyu.
2. Sejarah Kasidah dan Hadrah
a. Pengertian Kasidah dan Hadrah
Kasidah secara bahasa ialah syair. Kasidah berasal dari kesusastraan Arab,
bersifat pujaan (keagamaan), dan biasanya dinyanyikan (dilagukan). Menurut ahli
ilmu adab atau sastrawan,"kasidah-kasidah" dimulai dengan menerangkan maksud
pokok pembicaraan, seperti menyebut-nyebut kekasih, menerangkan betapa berat
dan susahnya ditinggal kekasih, kemurnian dan pengorbanan dalam cinta. Hadrah
hampir sama dengan kasidah, namun jenis syairnya lebih dikhususkan. Misalnya,
syair-syair pujian yang dilagukan untuk Nabi Muhammad saw. dan jenis
bahasanya kebanyakan berbentuk bahasa Arab.
b. Perkembangan Kasidah dan Hadrah
Setelah Islam datang, syair kasidah diganti menjadi lebih bermakna dan dapat
bermanfaat bagi orang yang mendengarkannya. Adapun ciri-ciri kasidah setelah
Islam berkembang, yaitu syair-syairnya berisi pujian kepada Allah dan para Rasul,
dapat dijadikan sarana dakwah melalui syair syair yang dilagukan, dan isi syair
mengandung ketauhidan. Artinya, setiap syair atau lagu harus dapat meningkatkan
keimanan, ketakwaan, dan akhlak moralitas.
B. Tradisi dan Upacara Adat Kesukuan Nusantara
Bangsa Indonesia sangat kaya dengan ke-anekaragaman tradisi dan adat kesukuan.
Tradisi dan upacara adat merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan. Kebudayaan
adalah warisan sosial yang hanya dapat dimiliki oleh warga masyarakat pendukungnya dengan
jalan mempelajarinya. Kepercayaan seperti itu adalah agama mereka yang pertama. Semua
yang bergerak dianggap hidup dan mempunyai kekuatan gaib atau memiliki roh yang berwatak
buruk atau baik.
Dengan kepercayaan tersebut, mereka beranggapan bahwa di samping semua roh yang
ada, terdapat roh yang paling berkuasa dan lebih kuat dari manusia. Pemilikan alat kebesaran
ini, sebagaimana pemilikan wahyu adalah merupakan tanda keabsahan. Semua benda pusaka
tersebut dipersonifikasikan dan diberi nama yang dihormati, yakni kiyai untuk laki-laki dan
nyai untuk perempuan. Pembuatan kerucut-kerucut nasi dalam upacara keagamaan sebagai
garebeg sudah terbukti ada sejak abad ke-9.
Adapun macam-macam tradisi dan upacara adat yang dipengaruhi oleh ajaran agama
Islam, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Upacara Selametan
Selametan adalah upacara sedekah makanan dan doa bersama yang bertujuan
untuk memohon keselamatan dan ketentraman untuk ahli keluarga yang
menyelenggarakan. Biasanya untuk hajatan keberangkatan naik haji ke tanah suci,
keberangkatan anak yang mau sekolah ke luar daerah. pendirian sebuah rumah baru dan
sebagainya.
2. Upacara Bancakan
Upacara bancakan adalah upacara sedekah makanan karena suatu hajat leluhur,
yaitu yang berkaitan dengan problem dum-duman 'pembagian terhadap kenikmatan,
kekuasaan, dan kekayaan. Maksudnya supaya terhindar dari konflik yang disebabkan
oleh pembagian yang tidak adil. Upacara bancakan sering digunakan dalam acara bagi
waris, sisa hasil usaha, dan keuntungan perusahaan.
3. Upacara Maulud
Upacara maulud pertama kali diadakan oleh Shalehudin al-Ayubi , dengan
tujuan untuk mengobarkan kembali semangat kaum muslimin dalam berjuang membela
Islam. Pelaksanaan upacara maulud diperingati pada tanggal 11 dan 12 Rabiul Awwal.
Mereka melakukan kunjungan ke makam para awali dan ulama-ulama besar ini karena
mereka berpendapat bahwa ulama itu adalah pewaris para nabi.
4. Upacara 1 Syura
Sebagian masyarakat bangsa Indonesia masih banyak yang memperingati 1
Syura. 1 Syura dipandang sebagai hari sakral oleh sebagian masyarakat bangsa
Indonesia. Kebanyakan dari mereka mengharapkan untuk ngalap berkah (menerima
berkah) dari hari besar suci ini. Mereka berpuasa selama 24 jam, tidak tidur semalam
suntuk dan ada pula yang melakukan meditasi dengan khusyuk.

Anda mungkin juga menyukai