IPK:
1. Mengidentifikasi hukum bacaaan Q.S At-Tiin ayat 1-8 tentang kejadian manusia.
2. Melafalkan hukum bacaan Q.S At-Tiin ayat 1-8
Mukaddimah
Surah At- Tiin ini diturunkan di Mekah sebanyak 8 ayat, berbicara tentang rahasia penciptaan
manusia sebagai makhluk yang terbaik yang pernah ada di alam semesta. Hal ini langsung
dikatakan Allah dalam ayat ke 4 surat ini. Masih tersisa beberapa poin penting dalam ayat ini
yang perlu dibuka rahasia kecerdasannya. Misalkan tentang buah tiin, zaitun dan bukit thursina
sebagai perangkat balad al amin ( negeri yang aman ) apa maksud dari ayat tersebut .
Setelah kita membaca dan mengartikannya satu persatu dapat ditarik kesimpulan bahwa QS. At-
Tiin ; 1 – 8 mengandung pelajaran sebagai berikut :
1. At-Tiin di simbolkan kepada makanan ( buah yang dapat dimakan ) dan tempat tinggal
Nabi Nuh, Yaitu Damaskus yang banyak pohon Tiin.
2. Zaitun disimbolkan pada minuman ( buah yang dapat dibuat minyak ) dan zaitun ialah
Baitul Maqdis yang banyak tumbuh Zaitun.
3. Bukit Sinai di simbolkan dengan sesuatu yang kokoh atau kuat dan tempat Nabi Musa
a.s. menerima wahyu dari Tuhannya.
4. Kota Mekkah adalah kota yang aman.
5. Manusia diciptakan dalam dalam bentuk yang paling baik.
6. Siapa yang tidak mensyukuri penciptaannya itu maka akan dimasukkan kedalam neraka.
7. Orang yang terhindar dari api neraka adalah orang-orang yang beriman dan beramal
sholeh.
8. Hari pembalasan itu pasti benar adanya.
9. Allah Swt adalah hakim yang paling adil.
Terjemahan: kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; maka bagi
mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Tafsir: Tetapi, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh akan memperoleh pahala
yang tak terputus-putus.
Ayat 7
َفَم ا ُيَك ِّذ ُبَك َبْعُد ِبالِّديِن
Terjemahan: Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah
(adanya keterangan-keterangan) itu?
Tafsir: Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari kebangkitan dan hari
pembalasan, setelah jelas kekuasaan Kami untuk melakukan hal itu?
Ayat 8
َأَلْيَس ُهَّللا ِبَأْح َك ِم اْلَح اِكِم يَن
Terjemahan: Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?
Tafsir: Bukankah Allah yang telah melakukan apa yang telah kami beritakan itu adalah Zat
Yang paling bijaksana, dalam ciptaan dan aturan-Nya?
Demikianlah penjelasan singkat mengenai Asbabun Nuzul, Terjemahan dan Tafsir Surah
At Tin. Sebuah hadits menyebutkan; “Barang siapa membaca surah At Tin hingga akhir surah,
maka hendaknya sesudah itu ia menjawab, ‘Balaa Wa Anaa ‘Alaa Dzaalika Minasy Syaahidiina
(tentu saja kami termasuk orang-orang yang menyaksikan akan hal tersebut).'”
Wallahu a’lam
Terdapat keterangan dalam hadis bahwa ketika kita sampai pada akhir surah at-Tin itu
disunahkan membaca kalimat berikut, baik dalam keadaan shalat ataupun di luar shalat.
أنه قال من قرأ والتين والزيتون فقال أليس هللا:عن أبي هريرة رضي هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم
بأحكم الحاكمين فليقل بلى وأنا على ذلك من الشاهدين رواه أبو داود والترمذي
Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang
membaca surah wat tini waz zaitun, dan sampai ayat alaisallahu bi ahkamil hakimin, bacalaha
bala wa ana ‘ala dzalika minas syahidin” (HR Abu Daud dan al-Tirmidzi). Wallahualam
Yang dimaksud dengan Tiin oleh sebagian ahli tafsir ialah tempat tinggal Nabi Nuh,
Yaitu Damaskus yang banyak pohon Tiin; dan zaitun ialah Baitul Maqdis yang banyak tumbuh
Zaitun. Namun hal ini belum membimbing pikiran kita untuk mendapatkan penjelasan yang
dapat diterapkan manusia sehari – hari. Bila Tiin dan zaitun sebagai nama kota, tentu sulit bagi
kita untuk mendapatkan petunjuk darinya. Tiin adalah buah yang padat yang bisa dimakan oleh
manusia, berfungsi untuk mengenyangkan perut. Ini adalah fakta bahwa buah tiin adalah buah
padat yang berfungsi sebagai makanan. Sedangkan zaitun lebih dikenal sebagai buah penghasil
minyak, minyak adalah cairan. Cairan adalah minuman yang dibutuhkan oleh manusia. Kalau
begitu zaitun adalah lambang minuman.
Sehingga kita mendapatkan makna dari ayat pertama ini adalah demi Tiin dan buah
zaitun, demi makanan dan minuman. Karena dua hal ini adalah kebutuhan paling utama bagi
manusia untuk dapat hidup dimuka bumi. Maka Allah memberikan penjelasan kepada manusia
tentang dua hal yang paling penting bagi dirinya untuk dapat bertahan hidup dan berperan
sebagai khalifatullah. Tak mungkin kita berperan bila tak hidup. Maka hidup itu adalah syarat
utama untuk bisa berperan.
Ayat kedua dari surat ini berbunyi
2. Dan demi bukit Thursina
Bukit thursina ada di sinai sana, lalu bagaimana hubungannya dengan ayat pertama tadi?.
Tentu saja manusia setelah mendapatkan makanan dan minuman maka ia akan beribadah sebagai
prilaku dirinya yang mengabdi hanya kepada Allah. Thursina adalah bukit, lambang sebuah
kekuatan. Tentu manusia kuat dan tegak bila sudah makan dan minum. Tegaknya diri kita dalam
beribadah kepada Allah adalah lambang thursina. Maka dapat kita ilustrasikan dalam tabel
adalah sebagai berikut.
Dengan demikian ayat 1 -2 surat ini benar –benar menjelaskan masalah yang sangat penting
bagi manusia yaitu apa yang dimakan, apa yang diminum adalah dalam rangka untuk beribadah
kepada Allah. Makanan dan minuman yang kita konsumsi akan menghasilkan tenaga atau energi.
Energi yang kita dapatkan inilah yang akan kita pergunakan untuk berperan dan beribadah dalam
segala segi kehidupan.
Mengapa pada ayat ke-3 ini Allah tiba – tiba menjelaskan suatu negeri yang aman.
Negeri yang aman itu tentu saja adalah suatu negeri yang didalamnya terdapat kedamaian.
Tidak ada pergolakan yang menghacurkan negeri. Maka syarat untuk menjadikan sebuah
negeri yang aman adalah dengan menyediakan Makanan dan minuman bagi masyarakatnya
dan semua masyarakatnya beribadah kepada Allah sebagai rasa syukur atas makanan dan
minuman yang diberikan-Nya.
Negeri yang aman adalah negeri yang cukup makanan dan minumannya dan
semuanya dari pejabat hingga rakyat beribadah kepada Allah SWT. Inilah jaminan Allah
pada manusia bila ingin negerinya menjadi aman dan sentosa.
Berbicara tentang negeri yang aman, didalam ilmu kenegaraan juga dikenal tentang
ilmu Leadership, management dan administrasi. Semua orang yang paham negara pasti
memahami bahwa untuk menciptakan sistem negara yang aman maka didalam negara
tersebut harus berlangsung satu sistem Leadership, Management dan Administrasi yang baik.
Artinya sebuah negara akan aman dan sejahtera bila berlangsung kepemimpinan yang
baik, management yang efektif dan administrasi yang sistematis. Hal ini berlaku secara
global diberbagai negara. Kekacauan juga akan terjadi bila didalam suatu negara tidak
terjadinya interaksi dan interelasi ketiga hal ini dengan baik.
Bila proyeksi sebuah negara di kaitkan dengan diri kita yang juga merupakan gabungan
berbagai sistem seperti layaknya sebuah negeri. Maka hal ini bisa dikaitkan dengan berbagai
kemampuan pada diri kita yang dapat membuat diri kita aman lahir dan bathin, contohnya
adalah kemampuan mendengar dan melihat akan menghasilkan bicara yang benar.
Bicara yang benar dan berkualitas tentu dihasilkan dari sumber yang baik, yaitu
pendengaran dan penglihatan yang baik pula. Data dari penglihatan dan pendengaran inilah
yang kemudian diolah mejadi kualitas bicara yang baik. Tak mungkin seseorang berbicara
dengan baik bila tidak memiliki data dari apa yang dilihat dan dengar . Bila dikaitkan dengan
lingkup masyarakat terkecil yaitu keluarga kita, maka konsep ini akan menjelma menjadi
berikut.
Maka semakin jelaslah bagi kita bahwa tafsir Al-Qur’an itu haruslah bersifat universal
dan mencerdaskan serta aplikatif dapat dilakukan oleh setiap manusia. Dari satu ayat yang
sederhana itu saja kita mendapatkan makna yang begitu mendalam.
Pada hakikatnya setiap manusia ingin memiliki diri yang aman. Aman dari kehidupan
dunia dan akhirat, oleh sebab itu Allah memberikan jawabannya melalui surat ini juga yang
dihubungkan dengan Baitullah. Baitullah adalah hadapan dan cerminan kepribadian kita yang
setiap hari kesanalah keperibadian diri ini kita hadapkan. Seperti termaktub dalam surat Al
Baqarah ayat 149.
Artinya :”dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu.
dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Baitullah memiliki tiga simbol yang sangat kuat dan menjadi hadapan manusia untuk
mengidentifikasikan diri kedalam kepribadian Baitullah. Yaitu Hajar Aswad, Maqam
Ibrahim, dan Hijir Ismail. Ketiga hal ini mewakili tiga simbol kebaikan yang harus dimiliki
manusia bila ingin hidup ini aman dan damai. Bila kita ilustrasikan akan terlihat seperti
dibawah ini :
Diri ini akan aman apabila kita mau untuk membaca dan mempelajari Al -Qur’an,
menegakkan shalat dan suka untuk berzakat. Hal ini yang akan mengamankan diri kita dari azab
dunia dan akhirat. Berbahagialah manusia yang gemar membaca dan mengkaji AlQur’an,
menegakkan shalat dan suka berzakat. Inilah diri yang aman yang memiliki tiga hal paling
penting dalam hidup manusia.
Di dalam kitab Ruhul Ma’ani disebutkan yag dimaksud dengan negeri yang aman
adalah negeri Mekkah. Sebagaimana Hadits Marfu’:
ُه َو َم َاَكَن ْا لَبْيَت اِذَّل ى ُه َو ُهًد ى ِلْلَع اَلِم َنْي َو َم ْو ُلْو ُد َر ُس ْو ُل هللا َص ىَّل ِهللا َعَلْي ِه َو َس َمَّل
وَم ْبَع ُثــُه
Artinya: yaitu sebuah tempat tinggal (Baitullah) dia sebagai petunjuk bagi sekalian alam
dan Mekkah adalah tempat lahirnya Rasulullah saw dan di utusnya.
Maka sebaik – baiknya diri manusia adalah yang memiliki tiga kriteria di atas yang
telah dijelaskan dengan gamblang. Inilah diri manusia yang sebaik – baiknya ciptaan dari
Allah SWT, paling tidak bila diilustrasikan akan berbentuk sebagai berikut :
Qs At Perangkat Amal Baitullah Organisasi Perangkat Keluarga
Tiin diri manusia Concept indra
Tiin Indra Shadaqah Al Management Mata Ibu
Qur’an
Zaitun Otak Ilmu Shalat Leadership Telinga Bapak
bermanfaat
Thursina Hati Anak shaleh Zakat Administrasi Mulut Anak
Menurut di dalam kitab Ruhul Ma’ani disebutkan yang di kehendaki dengan ayat diatas
adalah jenis manusia yang mengandung arti orang yang mukmin bukan dikhususkan dengan
orang kafir .
6. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi
mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Yaitu orang–orang yang dengan konsep di atas terus menerus melakukan perbaikan dengan
perbaikan bagi dirinya sehingga dia akan mendapatkan dirinya selalu berkembang dan
berkualitas dari waktu ke waktu .