Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MATERI PAI SMP / SMA


“ Materi PAI Kelas IX SMP “
Dosen pengampu : Ulva Badi’ Rohmawati, M.Pd.I

Disusun oleh kelompok 12 :

1. Umi Nurjanah (201955010104862)

2. Siti Muallifah (201955010104899)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI


BOJONEGORO
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat dan rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Materi PAI SMP / SMA ini, sesuai
dengan waktu yang telah di tentukan.

Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam penggarapan makalah ini, kepada dosen pengampu kami Ibu
Ulva Badi` Rohmawati, M.Pd.I Sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata
kuliah ini.

Kami juga memohon maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang
kami buat ini, karena masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan, lebih-
lebih mengenai referensi. Untuk itu kami kelompok dua belas sangat menunggu
kritik maupun saran dari semua pembaca agar kedepannya kami bisa membuat
makalah yang lebih baik.

Bojonegoro, 16 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Qur`an Surah At-tiin ........................................................................ 2


B. Kewajiban Menuntut Ilmu ............................................................... 5
C. Qona`ah dan Tassamuh .................................................................... 8
D. Sejarah Penyebaran Agama Islam di Nusantara ........................... 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................... 22

Daftar Pustaka ........................................................................................... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan agama islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang sangat
penting untuk di ajarkan diseokalah umum ataupun disekolah islam, karena
untuk mengajarkan islam kepada generasi umat islam maka diperlukan
proses Pendidikan.
Fungsi dari proses Pendidikan adalah untuk mempromosikan atau
memfasilitasi perubahan yang diinginkan dalam perilaku. Maka Pai
bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang seutuhnya. Proses
Pendidikan agama islam itu haruslah memberi pemahaman kepada
pemeluknya tentang ajaran islam yang sebenarnya yaitu ajaran islam yang
sesuai dengan ajaran yang dibawa nabi SAW.
Sebagai sebuah mata pelajaran, Pendidikan agama islam wajib diajarkan
dari Pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Pendidikan agama islam mengajarkan tentang nilai-nilai social, ibadah,
moral dan ketauhidan. Yang mana secara keseluruhan materi PAI
mencangkup : al Quran dan Hadist, keimanan Akhlaq, fiqih dan sejarah
perkembangan islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Surah At-tiin dan Isi kandungan Surahnya ?
2. Bagaimana Kewajiban Dalam menuntut ilmu ?
3. Apa Pengertian Qona`ah dan Tassamuh ?
4. Apa Pengertian Aqiqah dan Qurban ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Surah At-tiin dan Isi kandungan Surahnya
2. Untuk Mengetahui Kewajiban Dalam Menuntut Ilmu
3. Untuk Mengetahui Qona`ah dan Tassamuh
4. Untuk Mengetahui Pengertian Aqiqah dan Qurban

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Quran Surah At-tiin


1. Surah At-tiin
‫س ِن‬َ ْ‫سانَ فِي أَح‬ َ ‫اْلن‬ ِ ْ ‫﴾ لَقَدْ َخلَ ْقنَا‬٣﴿ ‫ين‬ِ ‫﴾ َو َه ٰـذَا ْالبَلَ ِد ْاْل َ ِم‬٢﴿ َ‫ور ِسينِين‬
ِ ‫ط‬ُ ‫﴾ َو‬١﴿ ‫ون‬ ِ ُ ‫الز ْيت‬ ِ ِّ ِ‫َوالت‬
َّ ‫ين َو‬
ٍ ُ‫ت فَلَ ُه ْم أَجْ ٌر َغي ُْر َم ْمن‬
﴾٦﴿ ‫ون‬ ِ ‫صا ِل َحا‬َّ ‫﴾ إِ ََّّل الَّذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬٥﴿ َ‫سافِلِين‬َ ‫﴾ ث ُ َّم َردَدْنَاهُ أ َ ْسفَ َل‬٤﴿ ‫ت َ ْق ِو ٍيم‬
َ‫ْس اللَّـهُ بِأَحْ ك َِم ْال َحا ِك ِمين‬
َ ‫﴾ أَلَي‬٧﴿ ‫ِّين‬
ِ ‫فَ َما يُ َك ِذِّبُكَ بَ ْعد ُ بِال ِد‬

Artinya :

1) Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun.


2) Demi gunung Sinai,
3) Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini.
4) Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya,
5) kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-
rendahnya,
6) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan;
maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya.
7) Maka apa yang menyebabkan (mereka) mendustakanmu (tentang)
hari pembalasan setelah (adanya keteranganketerangan) itu?
8) Bukankah Allah hakim yang paling adil?

2. Makna Surah At-tiin


Setelah mengetahui arti Q.S. at-Tin, Makna yang dapat diambil dari
Q.S. at Tin antara lain:
a. Manusia merupakan makhluk terbaik yang dijadikan oleh
Allah swt., baik jasmaniah maupun rohaniah.
b. Jika manusia tidak beriman dan beramal saleh, maka
manusia menjadi makhluk yang amat rendah.

2
c. Manusia yang beriman dan beramal saleh akan
mendapatpahala yang tiada putus-putusnya yaitu surga.
d. Allah swt. merupakan hakim yang seadil-adilnya.1

Dalam surat ini, untuk menegaskan bahwa manusia diciptakan


dalam bentuk yang terbaik,Allah SWT., bersumpah dengan
beberapa kata. Pada ayat pertama, Allah bersumpah dengan kata lat-
Tłnl dan 'al-Zaitunî. Selain mengandung makna buah, para ułama
berbeda pendapat tentang makna dua kata tersebut. Sebagian mereka
berpendapat bahwa tat-Tłnt berarti sebuah Masjid yang teletak di
Damaskus (Maroko sekarang), sebagian lagi berpendapat bahwa at-
Tin berarti Masjid Ashab al-Kahfi, dan yang lainnya mengatakan
lat-TinI berarti Mesjid Nabi Nuh a.s. Demikian pula kata al-Zaitun,
para ułama berbeda pendapat tentang maknanya. Sebagian mereka
mengatakan 'al-Zaitunl adalah Bait al-Maqdis (Masjid al-Aqsha) di
Yerusalem. Ayat kedua, Allah juga bersumpah dengan kata
'Thurisina yang mengandung makna bukit Thursina/Sinai, yaitu
tempat berdialognya Nabi Musa a.s. dengan Allah SWT. Dan pada
ayat ketiga, Allah memakai kata al-Balad al-Amin yang artinya kota
Mekah yang aman.
Berangkat dari pendapat-pendapat di atas sebagian ułama
menyimpulkan bahwa pada masing-masing tempat tersebut Allah
mengutus nabi dan rasul yang termasuk golongan Ulul Azmi. at-Tin
dan al-Zaitun adalah Bait al-Maqdis atau Masjid al-Aqsha, tempat
dimana Allah mengutus Nabi Isa a.s., 'Thurisina yaitu bukit Tursina,
tempat dimana Nabi Musa a.s., berdialog dengan Allah, dan al-Balad
al-Aminl yaitu kota Mekah, tempat dimana Nabi Muhammad SAW
diutus. Dan dengan keistimewaan tempat tempat tersebut, Allah
menggunakannya dalam bersumpah.

1
Loso,Samroni,Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas IX, Jakarta:Pusat Kurikulum
dan Pembukuan, Kementrian Pendidikan Nasional, 2011. Hlm2-5

3
Pada Ayat keempat, setelah bersumpah Allah SWT menegaskan
bahwa la telah menciptakan manusia dalam bentuk atau
performance yang terbaik, baik dari aspek rohani maupun aspek
jasmani. Pada aspek rohani, manusia dianugerahkan jiwa dan akal
untuk berfikir tentang tanda-tanda kekuasaanNya.2
Anugerah akal tidak diberikan oleh Allah kepada makhlukNya yang
lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan aspek
jasmani, manusia diberikan susunan anatomi yang paling indah dan
proporsional, mulai dari ujung rambut sampai telapak kaki. Namun
apabila manusia tidak mentaati perintah Allah dan RasulNya, maka
keistimewaan yang telah dianugerahkannya tidak akan membawa
kemuliaan dan kebahagiaan baginya, bahkan akan dikembalikan ke
tempat yang paling rendah, yaitu neraka, sebagaimana dijelaskan
pada ayat kelima.
Selanjutnya pada ayat keenam dijelaskan bahwa untuk dapat selamat
dari api neraka dan tetap bedahan sebagai makhluk Allah yang
paling istimewa, manusia harus beriman dan beramal shaleh
(berbuat kebaikan kepada sesama), dan merekalah orang-orang yang
akan mendapatkan pahala (balasan) yang terus-menerus.
Pada ayat ketujuh, Allah mempertanyakan bahwa apa yang
menyebabkan manusia mendustakan dan tidak beriman terhadap
pembalasan (perbuatan baik dan buruk) di hari akhir? Sementara ia
mengetahuinya setelah Allah memberikan peringatanıringatan
(ajaran agama). Dan pada ayat kedelapan Allah menegaskan bahwa
la adalah seadil-adil Hakim yang memberikan ganjaran (surga atau
neraka) sesuai dengan amal perbuatan manusia itu sendiri.3

2
Drs. Masudi,M.Ag, dkk, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Duta Karya Ilmu, 2007. Hlm 7
3
Ibid.,

4
B. Kewajiban dalam Menuntut Ilmu

Agama Islam mewajibkan umatnya menuntut ilmu. Banyak hadis yang


berisikan kewajiban menuntut ilmu. Hadis tersebut antara lain sebagai
berikut.

‫يرينَ َع ْن أَن َِس‬ ٍ ‫ير ْبنُ ِش ْن ِظ‬


ِ ‫ير َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ِس‬ ُ ‫س َل ْي َمانَ َحدَّثَنَا َك ِث‬
ُ ُ‫ص ْبن‬ ُ ‫ار َحدَّثَنَا َح ْف‬ ٍ ‫َحدَّثَنَا ِهشَا ُم ْبنُ َع َّم‬
‫اض ُع ْال ِع ْل ِم‬ َ ٌ ‫ضة‬
ِ ‫علَى ُك ِِّل ُم ْس ِل ٍم َو َو‬ َ ‫طلَبُ ْال ِع ْل ِم فَ ِري‬ َ ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ب ِْن َمالِكٍ قَا َل‬
َ ‫ير ْال َج ْوه ََر َواللُّؤْ لُ َؤ َوالذَّه‬
‫َب‬ ِ ‫ِع ْندَ َغي ِْر أ َ ْه ِل ِه َك ُمقَ ِلِّ ِد ْال َخن‬
ِ ‫َاز‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata,


telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Sulaiman berkata, telah
menceritakan kepada kami Katsir bin Syinzhir dari Muhammad bin Sirin
dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan orang
yang meletakkan ilmu bukan pada pada ahlinya, seperti seorang yang
mengalungkan mutiara, intan dan emas ke leher babi." (IBNUMAJAH -
220)

ِ ‫س َع ْن ُمؤْ ِم ٍن ُك ْربَةً ِم ْن ُك َر‬


‫ب الدُّ ْنيَا‬ َ َّ‫سلَّ َم َم ْن نَف‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَا َل‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬
َّ ‫ب َي ْو ِم ْال ِق َيا َم ِة َو َم ْن َيس ََّر َعلَى ُم ْع ِس ٍر َيس ََّر‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه ِفي الدُّ ْن َيا َو ْاْل ِخ َر ِة َو َم ْن‬ ِ ‫َّللاُ َع ْنهُ ُك ْر َبةً ِم ْن ُك َر‬
َّ ‫س‬ َ َّ‫نَف‬
َ‫سلَك‬ َ ‫َّللاُ فِي َع ْو ِن ْالعَ ْب ِد َما َكانَ ْالعَ ْبد ُ فِي َع ْو ِن أ َ ِخي ِه َو َم ْن‬
َّ ‫َّللاُ فِي الدُّ ْنيَا َو ْاْل ِخ َرةِ َو‬
َّ ُ‫ست ََره‬
َ ‫ست ََر ُم ْس ِل ًما‬
َ
‫ط ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ ‫َّللاُ لَهُ بِ ِه‬ َ ‫س فِي ِه ِع ْل ًما‬
َّ ‫س َّه َل‬ ُ ‫ط ِريقًا يَ ْلت َِم‬
َ

Artinya: “Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi


wasallam telah bersabda: 'Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari
suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu
kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang
yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di
dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah
akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong
hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.
Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalan ke surga baginya.” (MUSLIM: 4867)

5
‫ع ْن‬َ ‫الربِيعِ ب ِْن أَن ٍَس‬
َّ ‫ع ْن‬ َ ِ‫ي‬ َّ ‫ي َع ْن أَبِي َج ْعفَ ٍر‬
ِّ ‫الر ِاز‬ ُّ ‫ي ٍ قَا َل َحدَّثَنَا خَا ِلد ُ ْبنُ يَ ِزيدَ ْالعَت َ ِك‬ ْ َ‫َحدَّثَنَا ن‬
ِّ ‫ص ُر ْبنُ َع ِل‬
َ ‫ب ْال ِع ْل ِم َكانَ فِي‬
َّ ‫سبِي ِل‬
ِ‫َّللا‬ َ ‫سلَّ َم َم ْن خ ََر َج فِي‬
ِ َ‫طل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ قَا َل‬
ُ ‫َحتَّى يَ ْر ِج َع‬

Artinya: “Telah bercerita kepada kami Nahsr bin Ali dia berkata, telah
bercerita kepada kami Khalid bin Yazid Al Ataki dari Abu Ja'far Ar Razi
dari Ar Rabi' bin Anas dari Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa keluar dalam rangka
menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali."
(TIRMIDZI: 2571) 4

Ilmu laksana pelita yang menerangi setiap kegelapan. Manusia tidak akan
mampu melakukan apa pun tanpa memiliki ilmu atau mengetahui apa yang
ia kerjakan. la hanya bisa meraba-raba dan menerka-nerka seperti orang
yang berada dalam gelap gulita. Ilmu adalah penuntun manusia dalam
mengarungi kehidupan ini. Dalam Hadis ini dijelaskan bahwa Islam
memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu. Dan menuntut ilmu disini
mengandung makna yang sangat luas, yaitu mencari ilmu pengetahuan
melalui proses belajar, baik secara mandiri atau otodidak maupun melalui
bimbingan seorang guru. Belajar secara mandiri dapat dilakukan dengan
membaca, mengamati dan mempelajari suatu ilmu tanpa bantuan seorang
guru atau pengajar. Sedangkan belajar di bawah bimbingan guru, yaitu
mempelajari suatu ilmu dengan bantuan orang yang ahli di bidangnya,
seperti yang kita temukan di sekolah, di kampus, dan lembaga-lembaga
pendidikan Iainnya.

Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan, Islam memberikan apresiasi yang


tinggi bagi orang Yang menuntuti lmu. Dalam Hadis di atas, setelah
mewajibkan untuk menuntut ilmu, Rasulullah saw, mengabarkan berita
gembira sebagai sebuah apresiasi atau penghargaan bagi penuntut ilmu
bahwa semua (makhluk) bahkan sampai binatang binatang di lautan akan

4
Op, cit., 12

6
memohonkan ampun terhadap dosa orang-orang yang menuntut ilmu.
Dalam Hadis Iain, Nabi saw menegaskan apresiasinya:

َّ ‫س َّه َل‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫س ِفي ِه ِع ْل ًما‬
ُ ‫ط ِريقًا َي ْلت َِم‬ َ ‫ َم ْن‬:‫سلَّ َم‬
َ َ‫سلَك‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫َع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ قَا َل‬
َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬
.‫ط ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬َ ‫لَهُ بِ ِه‬

Artinya: "Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:


Barang siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga". (H.R. Muslim)

Menuntuti lmu adalah pekerjaan yang sangat mulia di hadapan Allah SWT,
karena dengan menuntut ilmu manusia dapat mengetahui segala hal
termasuk mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah sehingga dengan
begitu manusia dapat selalu dekat dengan Sang Maha Penciptanya. Oleh
sebab itu, Hadis di atas menggambarkan bagaimana Allah sangat apresiatif
kepada orang yang menuntut ilmu, yaitu Allah akan memudahkan jalan
menuju surga baginya. 5

Dalam Al-Qur’an, tidak sedikit ayat yang menjelaskan tentang apresiasi


Allah terhadap orang yang menuntut ilmu. Pada surat al-Mujadalah, ayat
11, Allah berfirman:

ٌ ‫َّللاُ ِب َما تَ ْع َملُونَ َخ ِب‬


‫ير‬ ٍ ‫َّللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجا‬
َّ ‫ت ۚ َو‬ َّ ِ‫يَ ْرفَع‬

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 6

5
Drs. Masudi,M.Ag, dkk, Pendidikan Agama Islam. Hlm 13
6
Ibid, 13-14

7
C. Qona`ah dan Tassamuh
1. Pengertian qanaah

Qanaah menurut bahasa artinya merasa cukup. Sedangkan menurut


istilah artinya merasa cukup atas pemberian dari Allah swt. setelah
berusaha dan berdoa. Jika merasa qanaah kita akan selalu bisa
mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah swt. Orang yang qanaah
akan dikarunai batin yang tentram dan selalu berpikir positif. Bagi
mereka, ukuran kekayaan tidak ditentukan oleh seberapa banyak harta
yang dipunyai. Akan tetapi lebih pada bentuk rasa bersyukur atas
apapun pemberian Allah swt. Kaya harta bukan utama, tapi kaya hati
adalah segalanya.

Sabda Rasulullah SAW.:

َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ي‬ َّ ‫ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرةَ يَ ْبلُ ُغ ِب ِه النَّ ِب‬َ ِ‫الرحْ َم ِن ْاْلَع َْرج‬ ِّ ِ ‫س ْفيَانُ َع ْن أ َ ِبي‬
َّ ‫الزنَا ِد َع ْن َع ْب ِد‬ ُ ‫َحدَّثَنَا‬
‫ض َولَ ِك ْن ْال ِغنَى ِغنَى ال َّن ْف ِس‬ ِ ‫ْس ْال ِغنَى َع ْن َكثْ َر ِة ْال َع َر‬
َ ‫سلَّ َم لَي‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬

Artinya:: “Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abu Az Zinad


dari Abdurrahman Al A'raj dari Abu Hurairah dan sanadnya sampai
kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, beliau bersabda: "Kekayaan
itu bukanlah diukur dari banyaknya harta benda akan tetapi pada
hakekatnya kekayaan itu adalah kekayaan hati” (AHMAD - 7015)

Dari hadis di atas secara jelas diketahui bahwa ukuran kebahagiaan


bukanlah ditentukan oleh jumlah kekayaan yang dipunyai oleh seorang
manusia lebih pada kelapangan hati dan rasa syukur atas nikmat yang
diberikan oleh Allah swt.7

Sabda Rasulullah saw.:

‫سلَّ َم فَ َل ْم‬ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سأَلُوا َر‬ َ ‫ار‬ِ ‫ص‬ َ ‫سا ِم ْن ْاْل َ ْن‬ ً ‫ أ َ َّن أُنَا‬: ُ‫ي أ َ ْخ َب َره‬
َّ ‫س ِعي ٍد ْال ُخد ِْر‬ َ ‫أ َ َّن أ َ َبا‬
‫ش ْيءٍ أَ ْنفَقَ ِب َيدَ ْي ِه َما َي ُك ْن ِع ْندِي‬
َ ‫طاهُ َحتَّى نَ ِفدَ َما ِع ْندَهُ فَقَا َل لَ ُه ْم ِحينَ نَ ِفدَ ُك ُّل‬ َ ‫َيسْأ َ ْلهُ أ َ َحد ٌ ِم ْن ُه ْم ِإ ََّّل أ َ ْع‬

7
Ibid, 28-29

8
َّ ‫َّللاُ َو َم ْن يَ ْستَ ْغ ِن يُ ْغنِ ِه‬
ُ‫َّللا‬ َّ ُ‫صبِِّ ْره‬ َ َ ‫َّللاُ َو َم ْن يَت‬
َ ُ‫صب َّْر ي‬ َّ ‫ِم ْن َخي ٍْر ََّل أَد َِّخ ْرهُ َع ْن ُك ْم َوإِنَّهُ َم ْن يَ ْست َ ِع‬
َّ ُ‫ف يُ ِعفَّه‬
َّ ‫س َع ِم ْن ال‬
‫صب ِْر‬ َ ‫طا ًء َخي ًْرا َوأَ ْو‬َ ‫ط ْوا َع‬َ ‫َولَ ْن ت ُ ْع‬

Artinya:: “Bahwa Abu Sa'id Al Khudri telah mengabarkan kepada


mereka bahwa beberapa kaum Anshar meminta (sedekah) kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan tidaklah salah seorang dari
mereka meminta melainkan beliau akan memberinya, hingga habislah
apa yang ada pada beliau. Ketika apa yang ada pada beliau telah habis
(diinfaqkan), beliau bersabda kepada mereka: "Jika kami memiliki
kebaikan, maka kami tidak akan menyimpannya dari kalian semua,
namun barangsiapa merasa cukup maka Allah akan mencukupkan
baginya, barangsiapa berusaha sabar maka Allah akan menjadikannya
sabar dan barangsiapa merasa (berusaha) kaya maka Allah akan
mengayakannya. Dan sungguh, tidaklah kalian diberi sesuatu yang lebik
baik dan lebih lapang dari kesabaran." “(BUKHARI - 5989).8

a. Contoh perilaku Qanaah

Contoh yang pas untuk menggambarkan orang yang memiliki sifat


qanaah adalah pribadi Rasulullah saw. sendiri. Beliau adalah seorang
utusan Allah yang bergelar Rasulullah dan Khatamun nabiyyin,
sekaligus pemimpin pemerintahan dalam urusan duniawi. Namun
demikian, beliau takjarang mengalami kekurangan. 9

Tak jarang beliau siang hari hanya menyantap sebutir atau dua butir
korma, namun beliau tak pemah merasa kekurangan. Takjarang beliau
memperbaiki sendiri alas kaki atau menjahit pakaiannya yang robek,
padahal kalau beliau mau menggunakan pendekatan kekuasaan, beliau
bisa menumpuk berapapun harta yang beliau mau, sebab beliau adalah
pemimpin negara. Namun beliau tidak membutuhkan semua itu. Beliau
merasa sudah cukup dengan apa yang ada di tangan beliau. Sebagian
besar waktu beliau dihabiskan untuk berjuang menegakkan Islam.

8
Drs. Masudi, M.Ag, dkk, Pendidikan Agama Islam. Hlm 32
9
Ibid, 33

9
Keteladanan Rasulullah saw. ini juga diikuti para sahabat,
contohnyaAbu Bakar Ash-Shidiq dan Utsman bin Affan. Mereka berdua
ini adalah para saudagar kaya raya. Namun hati mereka tidak dikuasai
oleh harta benda yang mereka miliki. Mereka dengan ikhlas
menyumbangkan sebagian besar harta yang mereka miliki untuk
perjuangan Islam. Mereka merasa bahagia kalau hartanya itu bermanfaat
untuk menegakkan ajaran Islam.

1) Merasa cukup berapapun rezeki yang didapatkan dari Allah SWT.


2) Senantiasa berpikir positif, berapapun rezeki yang dia dapatkan,
itulah yang terbaik baginya, karena harta yang melimpah belum
tentu mendatangkan kebaikan baginya, sebaliknya, harta yang pas-
pasan kadang justru yang terbaik baginya,
3) Tidak pernah frustasi untuk selalu ikhtiar guna mendapatkan
kehidupan yang lebih baik.
4) Menerima dengan ikhlas semua ujian yang diberikan Allah SWT.
5) Tidak membelanjakan dengan boros uang yang ia miliki. 10

Keagungan pribadi Rasulullah dan para sahabat inilah yang harus kita
teladani agar kita dapat memiliki sifat qanaah, karena dengan memiliki
sifat qanaah, kita akan bahagia di dunia dan di akherat. 11

b. Membiasakan sikap qanaah.

Memang tidak mudah untuk memiliki sifat qanaah. Namun jika kita
memiliki kemauan untuk membiasakan diri, maka kitapun akan mampu
menjadikan sifat ini menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita sehari-hari
. Biasakanlah jika kamu mendapatkan kenikmatan, kamu
mensyukurinya. Kalau suatu ketika kamu menginginkan sesuatu, yang
kamu dapatkan tidak sesuai yang kamu inginkan, terimalah dengan
lapang dada dan penuh keikhlasan serta rasa syukur yang mendalam.

10
Ibid, 33
11
Loso,Samroni, Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas IX. Hlm 30

10
Lebih rincinya membiasakan sikap qanaah dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :

2. Tasamuh
a. Pengertian Tasamuh

Tasamuh menurut artinya adalah tenggang rasa. Sedangkan menurut


istilah artinya adalah saling menghormati dan meng-hargai antara
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Manusia tidak bisa
hidup sendiri. Dalam segala bentuknya, manusia selalu
membutuhkan keberadaan manusia lain untuk memenuhi keperluan
hidupnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, baik atau tidaknya kualitas hidup kita


sangat ditentukan oleh diri kita sendiri. Apabila kita selalu
berperilaku terpuji, maka akan terpancar kualitas yang baik dari diri
kita. Demikian juga sebaliknya, apabila kita hanya berbuat
kejahatan, maka kita pun akan dikenal sebagai orang yang tidak
baik.

Ketika bergaul dengan orang lain, dapat timbul permasalahan


dalam segala bentuknya. Sifat orang yang berbeda-beda dapat
menimbulkan benturan-benturan kepentingan. Akibatnya, bisa
mengganggu hubungan kita dengan orang lain.

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman yang lebih besar,


sifat tasamuh atau tenggang rasa sangat diperlukan. Apabila kita
mempunyai sifat tenggang rasa, maka kita tidak akan
mengedepankan emosi dalam menyelesaikan persoalan. Orang
dengan sifat tasamuh akan mempunyai hati yang lembut dan penuh
pengertian. Rasulullah saw. bersabda:

‫سو َل‬ ِ ‫َحدَّثَنِي يَحْ يَى ْبنُ يَحْ يَى قَا َل قَ َرأْتُ َعلَى َمالِكٍ َع ْن اب ِْن ِش َها‬
ُ ‫ب َع ْن أَن َِس ب ِْن َمالِكٍ أ َ َّن َر‬
َ ‫سلَّ َم قَا َل ََّل تَبَا َغضُوا َو ََّل ت َ َحا‬
َّ َ‫سد ُوا َو ََّل تَدَابَ ُروا َو ُكونُوا ِعبَاد‬
ً‫َّللاِ إِ ْخ َوان‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ
َ ِ‫َّللا‬

11
Artinya: "Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Yahya berkata;
'Aku membaca Hadits Malik dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah
saling memarahi, saling mendengki, saling membelakangi, tetapi
jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (MUSLIM - 4641)

Dalam hadis tersebut Rasulullah saw. menyerukan tentang


pentingnya hidup berdampingan secara rukun layaknya saudara.
Dengan bersikap tasamuh maka kita akan mempunyai teman dan
saudara yang banyak. Karena orang dengan jiwa tasamuh akan
senantiasa memancarkan pesona teduh dan jauh dari kesan-kesan
jahat.

b. Arti Pentingnya Tasamuh.

Sikap tasammuh atau toloransi akan bordampak positif bagi


hubungan antar beragama. Sisi positifnya antara Iain:

1) Akan terhindar dari rasa saling curiga mencurigai


2) Akan terhindar konflik antar umat beragama.
3) Akan memperkuat jalinan sosial.
4) Akan terbina perdamaian dan ketenteraman
5) Membiasakan diri Bersikap Tasamuh

Mengingat pentingnya sikap toleransi ini, kita harus membiasakan


diri dengan sikap ini. Toleransi itu ada dua hal, pertama yaitu toleran
dengan sesama muslim yang berbeda pendapat. Bentuk toleransi
disini, kita membiasakan diri menghargai pendapat orang Iain yang
berbeda dengan pendapat kita. Kita tidak perlu perang urat syaraf
dengan orang yang memiliki pendapat yang kita anggap salah. Kita
berdo'a kepada Allah saja mudah mudahan yang salah segera
mendapat hidayah. Dengan cara seperti ini, akan dapat dihindari
permusuhan dan pertikaian. 12

12
Drs. Masudi, M.Ag, dkk, Pendidikan Agama Islam, hlm 36

12
Toleransi yang kedua dengan pemeluk agama Iain. Bentuk toleransi
yang perlu kita biasakan ialah kita tidak menghalang-halangi orang
Iain yang ingin melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan
keyakinannya. 13

c. Fungsi Tasamuh

Segala sesuatu yang bersumber dari ajaran agama mengandung


kebaikan atau hikmah maupun fungsi. Sabda Rasulullah saw.

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah bersabda: Siapa yang


membantu menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di
dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dia dari
kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa yang memberikan
kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan, Allah akan
memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat.” (H.R.
Muslim/4867)

Hadis di atas menerangkan bahwa apabila kita ingin meng-


hilangkan kesulitan yang dihadapi, hendaknya kita melakukan
sesuatu yang bisa menghilangkan kesulitan orang lain terlebih
dahulu. Apabila ingin memudahkan semua urusan kita, maka kita
harus memudahkan urusan yang dihadapi orang lain terlebih
dahulu.14

D. Proses Penyebaran Islam di Nusantara


Berikut merupakan beberapa pihak berjasa dalam menyebarkan agama
islam di Indonesia.
1. Ulama

Di Pulau Jawa dikenal adanya Wali Sembilan (Wali Songo)


yang merupakan tokoh-tokoh ulama penyebar agama Islam.

13
Ibid,
14
Loso, Samroni, Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas IX, hlm 33

13
Wali Songo adalah ahli agama yang dekat kepada Allah swt.,
mempunyai tenaga gaib, tenaga batin, dan menguasai ilmu yang tinggi.
Kesembilan wali tersebut mempunyai gelar Sunan, yaitu Sunan Gresik,
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan
Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunungjati.
Pemberian gelar itu didasarkan pada tempat mereka dimakamkan,
seperti Gunung Jati di Cirebon, Drajat di dekat Tuban, Giri di Gresik,
dan sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan lebih jauh tentang sejarah
kiprah para anggota Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam di
Indonesia.
a. Sunan Gresik
Sunan Gresik nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim atau
lebih dikenal dengan sebutan Maulana Magribi. Para ahli sejarah
menduga bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari Maroko. Tanggal
lahirnya belum banyak diketahui orang. Hanya tahun wafat dan
pemakamannya yang dapat diketahui yaitu wafat pada tanggal 8 April
1419 dan dimakamkan di Pekuburan Gapura Wetan, Gresik. Selama
hidupnya, beliau dikenal sebagai orang yang sangat ahli di bidang
agama Islam. Ia sangat pandai dalam menarik simpati masyarakat Jawa
yang ketika itu pada umumnya masih memeluk agama Hindu dan
Budha. Dengan cara yang dilakukannya itu, dakwah-dakwahnya banyak
diminati orang.
b. Sunan Ampel
Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Ia adalah putra
Maulana Malik Ibrahim dari istrinya yang bernama Dewi Candrawulan.
Beliau dikenal sebagai penerus ayahnya yang gigih dalam menyiarkan
agama Islam di Ampel Denta, Surabaya. Berbeda dengan ayahnya,
Raden Rahmat menggunakan pondok pesantren sebagai sarana
penyebaran agama Islam. Ia mendirikan pondok pesantren yang pertama
di Ampel Denta, Surabaya. Di pesantren inilah ia banyak mendidik para
pemuda Islam untuk disebarkan ke seluruh pelosok pulau Jawa.

14
Di antara murid-muridnya yang kemudian tampil sebagai tokoh
agama Islam antara lain Raden Paku yang kemudian terkenal dengan
nama Sunan Giri, Raden Patah yang menjadi raja di kerajaan Islam
Demak, Raden Makdum Ibrahim (putra Sunan Ampel sendiri) yang
dikenal sebagai Sunan Bonang, Syarifuddin yang dikenal sebagai Sunan
Drajat, dan banyak lagi. Menurut Babad Diponegoro, Sunan Ampel
sangat berpengaruh di kalangan Istana Majapahit. Ia dikenal sebagai
pelopor kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, yaitu Demak. Dialah
yang mengangkat Raden Patah sebagai Sultan Demak pertama. Sunan
Ampel juga dikenal sebagai pendiri Masjid Agung Demak, yang
dibangun tahun 1479. Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 dan
dimakamkan di Surabaya.
c. Sunan Bonang
Sunan Bonang nama aslinya adalah Makdum Ibrahim, atau
Raden Ibrahim Makdum adalah gelar untuk seorang ulama besar, yang
berarti orang yang dihormati. Ia putera Sunan Ampel, dari
perkawinannya dengan Dewi Candrawati. Dari perkawinannya dengan
Dewi Hiroh, ia memperoleh seorang puteri bernama Dewi Rukhil, yang
kemudian diperistri oleh Sunan Kudus Setelah belajar agama Islam di
Pasai, Aceh Sunan Bonang kembali ke Tuban, Jawa Timur untuk
mendirikan pondok pesantren. Santri-santri yang belajar kepadanya
datang dari berbagai pelosok Nusantara.
Dalam menyebarkan agama Islam ia selalu menyesuaikan dengan
corak kebudayaan Jawa. Ia menggunakan pertunjukan wayang sebagai
media dakwahnya. Lagu gamelan wayang berisikan pesan-pesan ajaran
agama Islam. Setiap bait lagu diselingi Syahadatain (ucapan dua kalimat
sahadat).
Kegiatan dakwah Sunan Bonang dipusatkan di daerah Tuban.
Pesantrenya dijadikan basis tempat mendidik para santrinya. Sunan
Bonang memberikan pendidikan agama Islam secara khusus dan
mendalam kepada Raden Patah, putra raja Majapahit Prabu Brawijaya
V, yang kemudian menjadi sultan Demak. Catatan pendidikannya kini

15
disebut Suluk Sunan Bonang, atau Primbon Sunan Bonang, yang sampai
sekarang masih tersimpan di Uni-versitas Laiden, Negeri Belanda.
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban,
Surabaya.
d. Sunan Giri
Sunan Giri nama aslinya adalah Raden Paku, atau Prabu Satmata,
dan sering disebut juga Sultan Abdul Fakih. Beliau adalah putera
Maulana Ishak yang ditugasi Sunan Ampel untuk menyebarkan agama
Islam di daerah Blambangan. Ia juga bersaudara dengan Sunan Gunung
Jati dan Raden Patah, karena istri mereka bersaudara. Ia belajar agama
Islam di pesantren Sunan Ampel dan berteman baik dengan Sunan
Bonang.
Sunan Giri dikenal sebagai pejuang Islam yang gigih. Ia
menggunakan pesantren dan cara dakwah untuk menyebarkan agama
Islam. Para santrinya ditugasi untuk berdakwah ke berbagai daerah di
Pulau Jawa, Pulau Madura, Bawean, dan Tidore. Sunan Giri wafat pada
tahun 1600-an dan dimakamkan di bukit Giri, Gresik.
e. Sunan Drajat
Sunan Drajat nama aslinya Raden Kasim atau Syarifuddin, dan
disebut juga Sunan Sedayu. Menurut silsiah, Sunan Drajat adalah putera
Sunan Ampel dari istri kedua bernama Dewi Candrawati. Ia mempunyai
saudara seayah dan seibu, yaitu Siti Syareat, Siti Mutmainah, Siti Sofiah
(istri Sunan Malaka), dan Sunan Bonang. Ia juga mempunyai dua
saudara seayah lain ibu, yaitu Dewi Murtasiyah (istri Sunan Giri). Istri
Sunan Drajat, Dewi Sifiyah, adalah puteri dari Sunan Gunung Jati.
Dalam menyiarkan agama Islam, ia menggunakan media dakwah
dan mendirikan pesantren. Ia dikenal sebagai orang yang baik hati dan
suka memberikan pertolongan kepada masyarakat, seperti menyantuni
anak yatim dan fakir miskin. Sunan Drajat wafat pada pertengahan abad
ke-16 dan dimakamkan di Sedayu, Gresik.

16
f. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga nama aslinya adalah Raden Mas Syahid dan sering
dijuluki Syekh Malaya Nama Kalijaga konon berasal dari bahasa
ArabSunan Kalijaga nama aslinya adalah RadenMas Syahid dan sering
dijuluki Syekh Malaya Nama Kalijaga konon berasal dari bahasa Arab,
Qadizaka, yang artinya pelaksana dan pembersih. Qadizaka yang karena
lidah dan ejaan kemudianmenjadi Kalijaga, berarti pelaksana yang
menegakkan kebersihan atau kesucian. Ayahnya bernama Raden Sahur
Tumenggung Walatikta yang menjadi Bupati Tuban, sedang ibunya
bernama Dewi Nawang Rum. Berbeda dengan wali-wali lainnya, Sunan
Kalijaga berdakwah dengan cara berkeliling dari satu daerah ke
daerahlainnya. Berkat kepandaiannya dalam berdakwah yang selalu
logis dan masuk akal, banyak kaum bangsawan, pengusaha, kaum
intelektual lainnya bersimpati kepadanya. Bahkan, Raden Patah sebagai
Sultan Demak sangat menghargai pendapat dan nasihat-nasihatnya. Ia
kemudian diangkat sebagai juru dakwah kerajaan Demak.
Dalam berdakwah ia mengarang cerita wayang purwa dan wayang
kulit yang bernafaskan Islam. Jasa Sunan Kalijaga terhadap kesenian
tidak hanya pada seni wayang, tetapi juga pada seni suara, ukir, seni
pahat, seni busana, dan kesusastraan. Sunan Kalijaga wafat pada
pertengahan abad ke-15 dan dimakamkan di Kadilangu, Demak.
g. Sunan Kudus
Sunan Kudus nama aslinya Ja’far Sadiq, tetapi ketika kecil ia
dipanggil Raden Untung. Ia sering juga dipanggil Raden Amir Haji,
karena ketika berangkat haji bertindak sebagai kepala rombongan
(amir). Ayahnya bernama Raden Usman Haji yang menyebarkan agama
Islam di Jipang, Panolan, Blora, Jawa Tengah.
Sunan Kudus dikenal sebagai sunan yang paling banyak ilmu
agamanya. Diantara Walisongo, hanya dia yang mendapat julukan wali
al’ilmi, artinya orang yang luas ilmunya. Karena kepandaiannya itulah
maka banyak santri-santri yang berasal dari berbagai daerah di

17
Nusantara. Selain sebagai juru dakwah, Sunan Kudus juga sebagai
panglima Angkatan Perang Kerajaan Islam Demak yang tangguh.
Menurut cerita, Sunan Kudus pernah berlayar ke Baitul Makdis di
Palestina dan berjasa memberantas penyakit yang menelan banyak
korban jiwa di sana. Sekembalinya ke pulau Jawa ia men-dirikan sebuah
masjid di Loran pada tahun 1549. Mesjid itu diberi nama Masjid al-Aqsa
atau al-Manar, artinya masjid menara Kudus. Daerah sekitarnya pun
diganti nama menjadi Kudus. Nama ini diambil dari sebuah nama kota
di Palestina, yaitu al Quds.
Dalam melaksanakan kegiatan dakwah, ia melakukan dengan
pendekatan budaya. Hal itu terbukti dengan diciptakannya berbagai
cerita yang bernafaskan keagamaan, seperti Gending Maskumambang
dan Mijil. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550 dan dimakamkan di
daerah Kudus, Jawa Tengah.
h. Sunan Muria
Sunan Muria nama aslinya adalah Raden Umar Said atau Raden
Said, sedangkan nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Namun, ia lebih
dikenal dengan sebutan Sunan Muria, karena pusat kegiatan dakwahnya
dan makamnya terletak di Gunung Muria, 18 km sebelah utara kota
Kudus sekarang.
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga. Ia sangat berjasa dalam
penyebaran agama Islam di desa-desa terpencil di daerah gunung Muria.
Ia tekun mendidik rakyat agar menjalankan ajaran Islam. Dalam rangka
dakwahnya ia menciptakan tembang Sinom dan Kinanti yang
beranfaskan Islam. Sunan Muria wafat pada abad ke-16 dan
dimakamkan di bukit Muria, Jepara.
i. Sunan Gunung jati
Sunan Gunungjati yang nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah
adalah cucu raja Pajajaran, Prabu Siliwangi. Perkawinan Prabu
Siliwangi dengan Nyai Subang Larang melahir-kan dua putera dan satu
puteri, yaitu Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang dan Raja
Senggara.

18
Setelah ibunya wafat, Raden Walangsungsang meninggalkan
keraton untuk belajar agama Islam kepada Syekh Datu Kahfi (Syekh
Nurul Jati) di Gunung Ngamperan Jati. Demikian pula adik
perempuannya, Nyai Lara Santang menyusul belajar agama Islam di
sana.
Setelah tiga tahun belajar agama Islam, keduanya diperintahkan
gurunya untuk melaksanakan ibadah haji ke Mekah. Di Mekah Nyai
Lara Santang mendapat jodoh yaitu Maulana Sul-tan Mahmud (Syarif
Abdullah), seorang bangsawan Arab dari Bani Hasyim.
Raden Walangsungsang setelah menunaikan ibadah haji kembali
ke Jawa dan menjadi juru labuhan di Pasambangan (Cirebon).
Sementara itu, Nyai Lara Santang melahirkan Syarif Hidayatullah pada
tahun 1448 M. Setelah dewasa Syarif Hidayatullah memilih berdakwah
di pulau Jawa daripada di negeri Arab. Ia kemudian menemui Raden
Walangsungsang yang sudah bergelar Cakrabuwana. Setelah pamannya
wafat, ia menggantikan pamannya menyebarkan agama Islam di
Cirebon dan berhasil menjadikan Cirebon sebagai kesultanan yang
bebas dari kerajaan Pajajaran.
Dari Cirebon inilah ia kemudian menyiarkan agama Islam ke
daerah-daerah di Jawa Barat yang belum memeluk agama Islam, seperti
Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten. Di
Banten itulah ia berhasil menjadikan Banten sebagai kerajaan Islam
pada tahun 1525.
Ketika kembali ke Cirebon ia menyerahkan Kesultanan Banten
kepada anaknya, Sultan Maulana Hasanuddin yang kemudian
menurunkan raja-raja Banten. Di tangan raja-raja Banten inilah
Kerajaan Pajajaran dikalahkan dan rakyatnya di Islamkan. Bahkan
Syarif Hidayatullah melakukan penyerangan ke Sunda Kelapa.
Penyerangan itu dipimpin oleh Fatahillah, seorang Panglima Angkatan
Perang Kerajaan Demak. Fatahillah kemudian menjadi menantu Syarif
Hidayatullah. Syarif Hidayatullah wafat pada tahun 1570 dan

19
dimakamkan di daerah Gunungjati, Desa Asatana, Cirebon. Itulah
sebabnya, ia dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati sampai sekarang.
2. Peranan Perdagangan
Penyebaran Islam ke daerah Maluku berhubungan dengan
perdagangan antara Malaka, Jawa, dengan Maluku. Islam masuk ke
Maluku sekitar abad ke-13.
Menurut sumber tradisi, penyebaran Islam dilakukan oleh
Maulana Husayn pada masa pemerintahan Marhun di Ternate. Menurut
hikayat Tanah Hitu disebutkan bahwa raja pertama yang memeluk
agama Islam di Maluku adalah Zainal Abidin (1486-1500). Konon
menurut berita Zainal Abidin belajar agama Islam pada Pesantren Giri.
Proses islamisasi di Kalimantan Selatan diketahui dari Hikayat
Banjar. Proses Islamisasinya ditandai oleh terjadinya perpecahan di
kalangan istana, antara Pangeran Tumenggung dengan Raden
Samudera.
Pangeran Tumenggung adalah raja Dipa dan Daha yang bercorak
Hindu. Untuk menaklukkan Pangeran Tumenggung, Raden Samudera
meminta bantuan Kerajaan Demak dengan perjanjian bersedia masuk
Islam. Berkat bantuan dari Demak, Pangeran Tumenggung dapat
dikalahkan. Sejak saat itu, Kerajaan Banjar bercorak Islam. Rajanya,
Raden Samudera bergelar Sul-tan Suryanullah.
Menurut Hikayat Kutai bahwa proses Islamisasi di Kalimantan
Timur berlangsung damai. Disebutkan bahwa penyebar Islam di Kutai
adalah Tuan Ri Bandang Tuan Tunggang Parangan pada masa
pemerintahan raja Mahkota. Raja Mahkota masuk Islam karena merasa
kalah kesaktiannya.
Menurut Hikayat Gowa-Tallo dan Wajo bahwa penyebaran Islam
di Sulawesi berjalan secara damai. Penyebarnya adalah Dato’ri Bandang
dan Dato’ Sulaeman. Kerajaan Islam Gowa kemudian menaklukkan
kerajaan Soppeng, Wajo, dan Bone yang raja-rajanya segera memeluk
agama Islam pada tahun 1611.

20
3. Peranan Pendidikan
Pendidikan juga memegang peranan dalam proses Islamisasi.
Guru-guru agama, dan pondok-pondok pesantren, dan para santrinya
pranata pendidikan Islam. Semakin terkenal kyai (guru agama Islam)
yang mengajarnya, semakin terkenal pula pesantrennya. Pada masa
pertumbuhan Islam dikenal adanya Pesantren Ampel Denta milik Sunan
Ampel (Raden Rakhmat) dan Pesantren Sunan Giri (yang murid-
muridnya datang dari berbagai daerah).
Raja-raja dan kaum bangsawan mendatangkan guru agama Islam
sebagai penasihat agama. Di daerah Banten dikenal Kyai Dukuh
(Pangeran Kanyusatan) sebagai guru agama Maulana Yusuf. Syekh
Maulana Yusuf adalah penasihat agama Sultan
Ageng Tirtayasa. Ki Ageng Sela adalah guru Jaka Tingkir (Sultan
Hadiwijaya) dan Juru Mertani sebagai penasihat Panembahan Senopati.
4. Peranan Perkawinan
Islamisasi melalui perkawinan pengaruhnya lebih besar, jika yang
melakukan perkawinan itu dari keluarga yang berpengaruh (golongan
bangsawan dan penguasa). Misalnya, perkawinan antara Putri Campa
dengan Putra Brawijaya, atau antara Sunan Ampel dengan Nyi Gede
Manila (seperti yang dikisahkan dalam babad Tanah Jawa).
Dalam Babad Cirebon, disebutkan tentang perkawinan antara
Putri Kawungaten dengan Sunan Gunung Jati. Babad Tuban
menyebutkan tentang perkawinan Putri Aria Dikara, yaitu Raden Ayu
Teja dengan Syekh Ngabdurakhman. Perkawinan antara kaum
bangsawan tersebut kemudian melahirkan terbentuknya kerajaan-
kerajaan bercorak Islam di Indonesia.15

15
Ibid, 76-78

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang sudah di paparkan di atas, kiranya itulan
sedikit ulasan dari mater pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP pada semester 1, yang mana materinya tidak terlalu rumit
dengan Bahasa yang sederhana dan pasti sanggup untuk dicerna
oleh siswa.
Makalah ini menjelaskan bebagai materi Pendidikan agama islam
yang dirangkum menjadi satu, makalah ini membahas tentang
beberapa materi sebagai berikut :
1) Qur`an Surah At-tiin
2) Kewajiban Menuntut Ilmu
3) Qona`ah dan Tassamuh
4) Sejarah Penyebaran Agama Islam di Nusantara
B. Saran
Demikianlah makalah yang bisa kami susun. Kami sadar
bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami perlukan
guna memperbaiki makalah-makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan jika ada kesalahan
kami mohon maaf.

22
DAFTAR PUSTAKA

Loso, Samroni, Mulyadi, 2011, Pendidikan Agama Islam untuk SMP Kelas IX,
Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional,.
Masudi, dkk, 2007, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Duta Karya Ilmu

23

Anda mungkin juga menyukai