Anda di halaman 1dari 14

MATERI PAI KELAS VIII DI SMP

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi PAI SMP/SMA

yang dibina oleh Ulva Badi’ Rohmawati, M. Pd. I

Oleh

Kelompok 11 Kelas VD

Rosphitawati 201955010104845

Tiara Titania Cahaya 201955010104883

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SUNAN GIRI BOJONEGORO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan perkenan-Nya, karena berkat limpahan
rahmat, taufik, hidayah, serta inayahnya, kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah
Materi PAI SMP/SMA dengan judul Materi PAI Kelas VIII di SMP. Sholawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan
kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat pada umat manusia.

Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulva Badi
Rohmawati, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Materi PAI SMP/SMA yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini, kedua orangtua yang tak
pernah lelah mendukung kelancaran tugas kami, serta teman-teman yang selalu memberikan
motivasi demi lancarnya penyusunan makalah ini.

Begitulah adanya, makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan
hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca demi perbaikan dan
peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang.

Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami
penyusun dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah yang senada di waktu yang
akan datang.

Bojonegoro, 21 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 4
C. Tujuan ........................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Hukum Bacaan Mad dan Waqaf ................................................................................ 5
1. Pengertian Bacaan Mad ....................................................................................... 5
2. Macam-macam Bacaan Mad ............................................................................... 5
3. Pengertian Bacaan Waqaf .................................................................................... 7
4. Macam-macam Bacaan Waqaf ............................................................................ 7
B. Iman Kepada Rasul Allah ........................................................................................... 7
1. Beriman kepada Rasul Allah ............................................................................... 7
2. Sifat-sifat Rasul Allah ........................................................................................... 9
C. Adap Makan dan Minum ............................................................................................ 9
1. Adab sebelum makan dan minum ..................................................................... 10
2. Adab ketika sedang makan dan minum ........................................................... 10
3. Adab sesudah makan dan minum ..................................................................... 10
4. Contoh adab makan dan minum yang baik ..................................................... 10
BAB III.................................................................................................................................... 12
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 12
A. Simpulan ..................................................................................................................... 12
B. Saran ........................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu program dalam pendidikan yang


mana dalam hal ini Pendidikan Agama Islam memegang peranan penting dalam
pembentukan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik anak (pengetahuan, sikap,
maupun mental)
Dalam upaya mensukseskan upaya pembentukan ketiga aspek itulah,
disusunnya makalah ini untuk membantu memahami sebahagian dari materi
Pendidikan Agama Islam yang harus diketahui, dipahami dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hukum bacaan Mad dan Waqaf ?


2. Apa yang dimaksud dengan Iman kepada Rasul?
3. Bagaimana adab ketika makan dan minum?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hukum bacaan Mad dan Waqaf .


2. Untuk mengetahui penjelasan Iman kepada Rasul.
3. Untuk mengetahui bagaimana adab ketika makan dan minum.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hukum Bacaan Mad dan Waqaf

1. Pengertian Bacaan Mad


Mad secara bahasa artinya panjang. Dalam ilmu tajwid, mad diartikan dengan
membaca ayat-ayat Al-Quran dengan panjang tertentu sesuai jenis dan letak
madnya. Mad secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu mad tabi’I dan
mad far’i. Mad tabi’i disebut juga mad asli, yaitu mad yang terjadi jika ada alif
setelah fathah, wau mati setelah dhommah dan ya mati setelah kasrah. Pengertian
mad far’i atau mad cabang, yaitu mad yang berasal dari mad asli, tetapi telah
mengalami perubahan karena sebab-sebab tertentu.

2. Macam-macam Bacaan Mad


a. Mad Tabi’i/Mad Asli
Mad tabi’i berarti mad yang terjadi jika ada huruf alif setelah fathah, wau mati
setelah dhommah, dan ya mati setelah kasrah. Panjang bacaan madnya satu
alif atau dua harakat.
Contoh : ‫الر ْو ُح فِ ْي َها‬
ُّ ‫َو‬
b. Mad Wajib Muttasil
Mad wajib muttasil adalah bertemunya mad tabi’i dengan hamzah dalam satu
kata. Panjang bacaan madnya satu atau dua sampai lima harakat.
Contoh : ُ‫تَن ََّز ُل ْال َملَئِ َكة‬
c. Mad Jaiz Munfasil
Mad jaiz munfasil adalah bertemunya mad tabi’I dengan hamzah yang terdapat
pada kata selanjutnya (berbeda kata). Panjang bacaan madnya satu sampai tiga
alif atau dua sampai enam harakat.
Contoh : ُ‫ِإنَّااَ ْنزَ ْلنَه‬
d. Mad Lazim Musaqqal Kilmi
Mad Lazim musaqqal kilmi adalah bertemunya mad dengan huruf bertasydid
dalam satu kata. Mad ini panjangnya tiga alif atau enam harakat.
َّ ‫َو ََلال‬
Contoh : َ‫ضآ ِليْن‬

5
e. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
Mad lazim mukhaffaf kilmi adalah bertemunya mad dengan huruf bersukun
dalam dua kata. Cara membacanya panjang tiga alif atau enam harakat.
Contoh : َ‫ا َ ْلئ َن‬
f. Mad Lazim Harfi Musyabba’
Mad lazim harfi musyabba’ adalah mad dari huruf pada pembuka surah yang
cara membacanya sesuai dengan nama hurufnya. Mad ini panjangnya tiga
huruf atau enam harakat.
Contoh : ‫آل ّم‬
g. Mad ‘Arid Lissukun
Mad ‘arid lissukun adalah mad tabi’i yang bertemu dengan huruf hijaiyah
hidup yang dibaca waqaf. Mad ini panjangnya satu sampai tiga alif atau dua
sampai enam harakat.
Contoh : َ‫ْالعَلَمِ يْن‬
h. Mad ‘Iwad
Mad iwad adalah mad yang terjadi karena berhenti (waqaf) pada kalimat yang
berharakat fathahtain. Panjangnya dua harakat.
Contoh : ‫ض ْب ًحا‬
َ
i. Mad Tamkin
Mad tamkin adalah mad yang terjadi jika ada ‫ي‬
ْ (ya sukun) yang di dahului
oleh huruf ‫ ي‬berharakat kasrah atau ‫( ْو‬wau sukun) didahului oleh ‫ و‬berharakat
dhommah. Panjangnya satu alif atau dua harakat.
Contoh : َ‫النَّ ِب ِيّ ْين‬
j. Mad Silah
Mad silah adalah mad yang terdapat pada kata ganti (damir) hu atau hi yang
selalu dibaca panjang dua harakat.
Contoh : ‫بِ ِه‬
Akan tetapi, damir tersebut tidak boleh dibaca panjang jika didahului atau
bertemu dengan huruf mati.
Contoh : ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫َو‬
k. Mad Lazim Mukhaffaf
Mad lazim mukhaffaf adalah huruf-huruf pada permulaan surah yang dibaca
panjang dua harakat.

6
َ 1
Contoh : َ‫طه‬

3. Pengertian Bacaan Waqaf


Waqaf secara bahasa artinya berhenti. Membaca Al-Quran dengan waqaf,
artinya jika dalam ayat-ayat Al-Quran ada tanda waqaf, cara membacanya harus
berhenti. Selain waqaf, ada juga wasal. Wasal artinya terus dibaca atau
bersambung. Membaca Al-Quran dengan wasal artinya jika ada tanda baca wasal,
cara membacanya diteruskan atau disambung dengan kalimat berikutnya. Tanda
waqaf dan wasal ini sering disebut dengan nama tanda-tanda waqaf.

4. Macam-macam Bacaan Waqaf


a. Waqaf Lazim, tandanya ‫ م‬di atas kalimat atau ayat. Kita harus berhenti pada
kata atau kalimat yang terdapat tanda itu di atasnya.2
b. Waqaf Jaiz, tandanya ‫ ج‬di atas ayat atau kalimat. Kita boleh berhenti pada kata
yang terdapat tanda itu atau boleh diteruskan.
c. Waqaf Mustahab, tandanya ‫ قلى‬di atas kalimat. Kita sebaiknya berhenti pada
kalimat bertanda tersebut, tetapi boleh juga diteruskan dengan kalimat
berikutnya.
d. Waqaf Mustahab Wasluh, tandanya ‫ صلى‬di atas kalimat. Kita sebaiknya
meneruskan membaca kalimat berikutnya jika menemukan tanda ini.
e. Waqaf Mu’annaqah, tandanya diatas kalimat. Kita boleh berhenti pada salah
satu kata yang terdapat tanda tersebut di atasnya, bisa yang pertama atau yang
kedua.
f. Tanda waqaf ‫ َل‬di atas kalimat atau ayat. Kita tidak boleh berhenti pada kata
yang terdapat tanda itu. Jika tanda itu terletak pada akhir ayat, kita boleh
berhenti membaca.3

B. Iman Kepada Rasul Allah


1. Beriman kepada Rasul Allah
Iman secara bahasa berarti percaya. Iman menurut istilah berarti mempercayai
dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan.

1
Karwadi, et al. eds. Pendidikan Agama Islam Untuk SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Kemetrian Pendidikan
Nasional, 2011), hal. 114-116.
2
Abdullah Asy’ari, Pelajaran Tajwid Qaidah: Bagaimana Seharusnya Membaca Al-Qur’an, (Surabaya:
Apollo), hal. 43.
3
Karwadi, et al. eds. Pendidikan Agama Islam, hal. 118-119.

7
Iman kepada Rasul Allah berarti mempercayai dengan sepenuh hati bahwa Allah
swt telah mengutus rasul untuk menyampaikan syariat. Keimanan tersebut
diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari.

Iman kepada Rasul ialah percaya bahwa Allah telah memilih diantara manusia,
beberapa orang yang bertindak sebagai utusan Allah. Mereka bertugas
menyampaikan kepada umat manusia segala wahyu yang diterima dari Allah
melalui malaikat Jibril, dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus, serta
membimbing mereka dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.

Dalam surat an-Nisa ayat 164 yang artinya “Dan Kami telah mengutus Rasul-
rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan
rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu”. Menunjukkan
dengan jelas bahwa hanya memperkenalkan sebagian saja dari para Nabi dan
Rasulnya, dan yang telah diterangkan dalam al-Quran hanya 25 Nabi dan Rasul
saja. Mereka inilah yang wajib kita ketahui satu persatu dan wajib pula kita
mempercayai kenabian dan kerasulannya.

Nama-nama Nabi :

a. Nabi Adam a.s. n. Nabi Syu’aib a.s.


b. Nabi Idris a.s. o. Nabi Musa a.s.
c. Nabi Nuh a.s. p. Nabi Harun a.s.
d. Nabi Hud a.s. q. Nabi Daud a.s.
e. Nabi Saleh a.s. r. Nabi Sulaiman a.s.
f. Nabi Ibrahim a.s s. Nabi Ilyas a.s.
g. Nabi Luth a.s. t. Nabi Ilyasa a.s.
h. Nabi Ismail a.s. u. Nabi Yunus a.s.
i. Nabi Ishaq a.s. v. Nabi Zakaria a.s.
j. Nabi Ya’qub a.s. w. Nabi Yahya a.s.
k. Nabi Yusuf a.s. x. Nabi Isa a.s.
l. Nabi Ayub a.s. y. Nabi Muhammad SAW.
m. Nabi Zulkifli a.s.
Diantara nabi dan Rasul Allah swt ada yang diberi gelar ulul azmi. Gelar
tersebut dikaruniakan kepada mereka karena ketabahan dan kesabaran yang luar

8
biasa dalam melaksanakan dakwah. Mereka tetap berdakwah dan menyampaikan
syariat Allah swt meskipun penderitaan mereka terima. Lima nabi dan Rasul yang
mendapar gelar ulul azmi adalah :

a. Nabi Nuh a.s. d. Nabi Isa a.s.


b. Nabi Ibrahim a.s. e. Nabi Muhammad saw.
c. Nabi Musa a.s.

2. Sifat-sifat Rasul Allah


Menurut ajaran Islam, bahwa para Nabi itu sesuai dengan kedudukan yang
tinggi di sisi Allah dan fungsinya yang sangat luhur dan amat berat, yakni :
memimpin dan membimbing umatnya; maka mereka pasti mempunyai kepribadian
yang lengkap/sempurna dan akhlak yang tinggi, agar mereka bisa menjadi suri
teladan bagi umatnya.

Karena itu, semua Nabi dan Rasul bersifat maksum (terjaga/terhindar dari
perbuatan dosa) dan karena sifat “maksum”nya inilah, maka setiap Nabi dan Rasul
pasti mempunyai 4 sifat yaitu :

a. Siddiq, artinya benar dan jujur dalam semua ucapan, dan perbuatan/tingkah
lakunya.
b. Amanah, artinya terpercaya dan terpelihara dari segala macam dosa, cacat dan
tingkah laku yang dapat merendahkan derajatnya sebagai manusia teladan dan
pilihan Allah.
c. Tablig, artinya menyampaikan segala wahyu/amanat Allah yang diterimanya
dengan segera, sekalipun wahyu itu mungkin bersifat teguran/koreksi terhadap
tingkah laku/kebijaksanaannya yang tidak berkenan bagi Allah.
d. Fathanah, artinya cerdas, pandai dan bijaksana.4

C. Adap Makan dan Minum


Islam menganjurkan umatnya untuk makan yang halal dan bergizi. Halal berarti
tidak ada larangan oleh syar’i untuk menikmatinya, baik secara sifat benda yang

4
Masjfuk Zuhdi, Studi Islam Jilid I : Akidah, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), cet. I, hal. 63-76.

9
dimakan atau cara mendapatkannya. Selain memilih makanan yang baik, ketika kita
makan juga dianjurkan dengan beradab yang baik.

1. Adab sebelum makan dan minum


Sebelum hidangan makanan yang tersedia kita santap, pastikan bahwa makanan
tersebut halal. Jika sudah, kita cermati apakah makanan baik untuk kesehatan
tubuh. Meskipun makanan tersebut halal, tetapi jika berbahaya bagi kesehatan,
sebaiknya kita jauhi.

Jika makanan tersebut sudah terjamin kehalalannya dan baik bagi kesehatan,
berarti kita boleh menyantapnya. Oleh karena itu, beberapa adab sebelum makan
penting untuk diperhatikan :

a. Mencuci kedua tangan


b. Berniat kepada Allah dan berdoa terlebih dahulu
c. Merasa cukup dengan makanan yang tersedia
d. Mengambil makanan secukupnya
e. Mengundang orang lain untuk turut makan

2. Adab ketika sedang makan dan minum


a. Tidak berlebihan
b. Bersegera makan jika sangat lapar
c. Tidak duduk bersandar
d. Dibolehkan mengangkat piring makan

3. Adab sesudah makan dan minum


a. Menghentikan makan sebelum kenyang
b. Membasuh kedua tangan dengan air bersih
c. Membersihkan sela-sela makanan di gigi
d. Mengucapkan syukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan
e. Mendoakan pemberinya
f. Selesai makan hendaknya membaca doa.

4. Contoh adab makan dan minum yang baik


a. Adab makan bersama keluarga
1) Dianjurkan memberi kesempatan kepada orang tua atau saudara yang
lebih tua untuk mengambil hidangan terlebih dahulu.

10
2) Tidak mencela makanan yang dihidangkan.
3) Tidak serakah, cukup mengambil makanan yang dengan ukuran yang
pantas.
4) Makan sebaiknya dilakukan di tempat yang pantas, seperti ruang makan.
5) Jika ada tamu dan mengetahui bahwa kita sedang makan, kita bisa
mempersilahkan tamu tersebut untuk turut serta makan.
6) Setelah selesai makan, usahakan agar meja tempat hidangan tetap bersih
dan rapi.
b. Adab makan di sekolah
1) Makan tidak pada jam pelajaran
2) Makan kita lakukan di luar kelas, misalnya kantin.
3) Selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
4) Dilakukan sambil duduk.
5) Adab makan ketika bersama orang lain
6) Ketika bertamu hendaknya tidak tepat pada jam makan tuan rumah. Kita
dilarang dengan sengaja bertamu pada waktu tuan rumah biasa makan.
7) Sebagai tuan rumah, kita dilarang memaksakan diri menghidangkan
makanan yang kita tidak mampu menghidangkannya. Jika kita
memaksakan diri, selain akan memberatkan diri kita, juga akan membuat
tamu merasa segan untuk bertamu kembali.
8) Tamu boleh memilih makanan yang ia suka atau tidak mencicipi
hidangannya karena ada larangan untuk memakannya.
9) Menjaga diri dari hal-hal yang dapat mengganggu orang lain dalam
menikmati makanannya.

11
BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan

Mad secara bahasa artinya panjang. Dalam ilmu tajwid, mad diartikan dengan
membaca ayat-ayat Al-Quran dengan panjang tertentu sesuai jenis dan letak madnya.
Mad secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu mad tabi’I dan mad far’i.
Macam-macam Mad yaitu: Mad Tabi’i/Mad Asli, Mad Wajib Muttasil, Mad
Jaiz Munfasil, Mad Lazim Musaqqal Kilmi, Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi, Mad Lazim
Harfi Musyabba’, Mad ‘Arid Lissukun, Mad ‘Iwad, Mad Tamkin, Mad Silah, Mad
Lazim Mukhaffaf.
Waqaf secara bahasa artinya berhenti. Membaca Al-Quran dengan waqaf,
artinya jika dalam ayat-ayat Al-Quran ada tanda waqaf, cara membacanya harus
berhenti.
Macam-macam tanda waqaf ialah: Waqaf Lazim, Waqaf Jaiz, Waqaf Mustahab, Waqaf
Mustahab Wasluh, Waqaf Mu’annaqah, Tanda waqaf ‫َل‬.
Iman kepada Rasul ialah percaya bahwa Allah telah memilih diantara manusia,
beberapa orang yang bertindak sebagai utusan Allah. Mereka bertugas menyampaikan
kepada umat manusia segala wahyu yang diterima dari Allah melalui malaikat Jibril,
dan menunjukkan mereka ke jalan yang lurus, serta membimbing mereka dalam
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Nama-nama Nabi: Nabi Adam a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Nuh a.s. (Ulul Azmi),
Nabi Hud a.s., Nabi Saleh a.s., Nabi Ibrahim a.s. (Ulul Azmi), Nabi Luth a.s., Nabi
Ismail a.s., Nabi Ishaq a.s., Nabi Ya’qub a.s., Nabi Yusuf a.s., Nabi Ayub a.s., Nabi
Zulkifli a.s., Nabi Syu’aib a.s., Nabi Musa a.s. (Ulul Azmi), Nabi Harun a.s., Nabi Daud
a.s., Nabi Sulaiman a.s., Nabi Ilyas a.s., Nabi Ilyasa a.s., Nabi Yunus a.s., Nabi Zakaria
a.s., Nabi Yahya a.s., Nabi Isa a.s. (Ulul Azmi), Nabi Muhammad SAW. (Ulul Azmi).
Yang mana 25 Nabi dan Rasul ini pasti mempunyai 4 sifat yaitu: Siddiq, Amanah,
Tablig, Fathanah.
Dalam Islam selain memilih makanan yang baik, ketika kita makan juga
dianjurkan dengan beradab yang baik, ada adab sebelum makan dan minum, ada adab
ketika sedang makan dan minum, dan ada pula adab sesudah makan dan minum.

12
B. Saran

Alhamdulilah, tugas yang di amanahkan dosen kepada kami telah selesai. Dari
penulisan makalah ini, Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap kepada
pembaca untuk lebih banyak lagi membaca di buku lain atau referensi lain agar
memperoleh pengetahuan yang luas mengenai Materi PAI Kelas VIII di SMP

13
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Abdullah. Pelajaran Tajwid Qaidah: Bagaimana Seharusnya Membaca Al-


Qur’an, Surabaya: Apollo.

Karwadi, et al. eds. 2011. Pendidikan Agama Islam Untuk SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta:
Kemetrian Pendidikan Nasional.

Zuhdi, Masjfuk. 1988. Studi Islam Jilid I: Akidah, Jakarta: Rajawali Pers.

14

Anda mungkin juga menyukai