di SMAN 4 BOJONEGORO
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
NIM : 2017.5501.01.04245
NIRM: 2017.4.055.0101.1.004142
FAKULTAS TARBIYAH
2021
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan akan terus berjalan semenjak manusia
yang bertujuan agar mereka menjadi manusia paripurna sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan dan dilakukan secara sadar oleh pendidik.2 Hal tersebut
pendidikan juga sangat melekat dalam diri manusia, sehingga tidak dapat
1
Benni Setiawan, Agenda Pendidikan Nasional: Analisis Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008), hlm. 11.
2
Kompri, Manajemen Pendidikan : Komponen Elementer Kemajuan Sekolah, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2017), hlm. 15.
3
usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk mencetak generasi unggul yang
memiliki budi pekerti luhur, taat pada agama serta kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta kelak diharapkan dapat berkonstribusi positif bagi agama, nusa dan
bangsa.
yang memiliki ciri khas islami yang memfokuskan pada pemberdayaan umat
berupaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam serta nilai-nilainya agar
nilai PAI dalam kehidupan sehari- hari. Pun, hal tersebut nantinya tidak
hanya menyentuh aspek kognitif peserta didik saja, melainkan juga pada
3
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online),
(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf, diakses 14 November 2020).
4
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam : Fakta Teoritis- Filosofis & Aplikatif- Normatif, (Jakarta:
Amzah. Cet.2 2016), hlm. 25.
5
Mahmudi, “Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi, Isi, Dan
Materi” dalam Jurnal Ta‟dibuna: Pendidikan Agama Islam, no. 1 (Mei 2019): hlm. 92
4
Sekolah Menengah Atas (SMA). Banyak dijumpai peserta didik yang masih
Selain itu, nilai- nilai PAI yang diajarkan kepada peserta didik di
Apalagi di era digital saat ini, usia- usia tingkat SMA mudah sekali
terpengaruh ke dalam hal- hal negatif, baik dari faktor lingkungan internal
maupun eksternal. Hal ini sesuai dengan pemaparan Al- Mighwar dalam buku
Psikologi Remaja, bahwa usia remaja merupakan masa transisi sekitar usia10
hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa ini
tahun 2018, kalangan pelajar ditemukan sebanyak 2,29 juta.8 Kemudian, pada
tahun 2019, kasus meningkat menjadi 2,93 juta. Hal ini menandakan bahwa
6
Susiana, “Problematika Dalam Pembelajaran PAI di SMKN 1 Turen” dalam Jurnal Al-Thariqah :
Jurnal Pendidikan Islam, no. 1 (Juni 2017): hlm. 74
7
Muhammad Al- Mighwar, Psikologi Remaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm.80.
8
Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Penggunaan
Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat, (Online), (https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-
kalangan-remaja-meningkat/, diakses 24 Desember 2020).
5
ada kenaikan 28% dalam kurun satu tahun.9 Kedua, kasus pergaulan seks
sekitar 9,3% atau setara dengan 3,7 juta remaja mengaku pernah melakukan
peningkatan yakni 50% remaja laki- laki dan 30% perempuan pun mengaku
minuman keras (miras). Pada November 2020, terdapat 223 remaja yang
indikator bahwa pengamalan PAI pada peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari cenderung masih rendah. Kendati demikian, hal tersebut tidak berlaku
untuk semua peserta didik, karena faktor internal (keluarga) yang yang baik
tentu akan menunjang tumbuh kembang peserta didik menjadi lebih baik.
9
Badan Narkotika Nasional (BNN) Mengatakan Penggunaan Narkoba di Generasi Muda Naik
Hingga 28 persen, (Online), (https://news.detik.com/berita/d-4600731/bnn-penyalahgunaan-
narkoba-di-generasi-muda-naik-28-persen, diakses 21 Desember 2020)
10
Rasid Ansari, “Media Komik Sebagai Alternatif Media Promosi Kesehatan Seksualitas Remaja”
dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan, no.1 (Maret 2020): hlm. 11.
11
https://nasional.tempo.co/read/1405505/ruu-larangan-minuman-beralkohol-polri-catat-ada-223-
kasus-karena-mirashttps://nasional.tempo.co/read/1405505/ruu-larangan-minuman-beralkohol-
polri-catat-ada-223-kasus-karena-miras
6
sekolah. Selain itu, kehadiran guru memiliki peran yang strategis sebagai role
menyenangkan.13
beralih ke daring (online) dari rumah. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran
Anna Muawanah juga mengeluarkan Surat Edaran Nomor 338/ 999/ 412201/
12
Masmuallim, “Paradigma Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berwawasan Integratif”
dalam Jurnal Insania: Jurnal Pendidikan Agama Islam, no. 2 (Mei- Agustus 2013): hlm. 189-190.
13
Ni Nyoman Parwati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Depok: PT. Raja Grafindo
Persada, 2018), hlm. 108
14
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Terbitkan Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari
Rumah, (Online), (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia)
(kemdikbud.go.id), diakses 4 Desember 2020).
7
Agam Islam. Adanya pandemi, pendidik dan peserta didik dituntut untuk
PAI. Hal tersebut dibuktikan adanya kendala- kendala yang timbul akibat
smartphone, tidak ada sinyal (blank spot)16, tugas lebih menumpuk, banyak
pembelajaran secara aktif dan menarik. Selain itu, menurut Syafitri yang
15
Imam Nurcahyo, Pemkab Bojonegoro Perpanjang Masa Belajar di Rumah Hingga Batas Waktu
Yang Belum Ditentukan, (Online), (https://beritabojonegoro.com/read/20102-pemkab-bojonegoro-
perpanjang-masa-belajar-di-rumah-hingga-batas-waktu-yang-belum-ditentukan.html), diakses 04
November 2020).
16
Andy Satria, Pembelajaran Daring Banyak Kendala, Guru dan Siswa Banyak Tak Siap,
(Online), (link di wa)
17
Kompas Corner, Hambatan dan Solusi Saat Belajar Daring Dari Rumah, (Online), (link di wa)
18
Muhammad Ilham Saefulmilah, “Hambatan- Hambatan Pada Pelaksanaan Pembelajaran
Daring Di SMA Riyadhul Jannah Jalancagak Subang” dalam Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial,
no.3 (November 2020): hlm.399.
8
dapat tercapai.
layanan web gratis yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang
tugas tanpa harus bertatap muka.22 Melalui Google Classroom, pendidik juga
19
M. S. Sumantri, Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat Pendidikan Dasar, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), hlm. 7
20
Mujamil Qomar, Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). (Jakarta: Erlangga,
2018), hlm.29.
21
Nana Saodih Sukamdinata, Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosda karya, 2006), hlm. 191.
22
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Definisi Google Classroom, (Online), (https://id.wikipedia.org/
diakses 06 November 2020.
9
berbagai tugas yang dapat dikerjakan oleh peserta didik dengan tenggang
secara berkala yang harus dilakukan oleh pendidik. Selain itu, perlu adanya
pembelajaran.
SMAN 4 BOJONEGORO.”
B. Fokus Penelitian
23
Siti Qomariah, Nursobah, dkk, “Implementasi Pemanfaatan Google Classroom untuk
pembelajaran di Era Revolusi 4.0, (dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hasil Pengabdian
Kepada Masyarakat 2019. Pontianak. 29 Juli 2019), hlm. 227
10
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Covid-19.
2. Manfaat praktis
a) Bagi sekolah
b) Bagi pendidik
11
Covid-19.
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pemicu semangat belajar peserta didik
Pandemi Covid-19.
d) Bagi perpustakaan
akan mendatang.
e) Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi khazanah pengetahuan terkait bidang kajian
F. Sistematika Penulisan
yang digunakan, lokasi penelitian, rencana waktu penelitian, data dan sumber
data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data tentang pembelajaran
4 Bojonegoro.
G. Keaslian Penelitian
Penelitian
dalam memperoleh
ilmu pengetahuan
(transfer of
knowledge).
pengerjaaan dan
pengumpulkan
tugas.
Purwokerto Di SMK
2019/2020. Purwokerto
Tahun
15
Ajaran
2019/2020.
muka langsung
untuk menjelaskan
materi pelajaran.
Classroom Berbasis
Dalam Google
16
Meningkatkan Classroom
Motivasi Dalam
Kasus di
SMA
Semesta
BBS
Semarang
mengikuti tanya
dalam
pembelajaran
digital.
n. beberapa
18
mahasiswa tidak
memiliki android
diskusi online
sedang
berlangsung.
Bandung. terhambatnya
proses evaluasi.
20
Posisi Penelitian
Covid-19 di Classroom
SMAN 4 Di Tengah
Bojonegoro. Pandemi
Covid-19
H. Definisi Istilah
1. Pembelajaran
Diharapkan, nilai- nilai tersebut diamalkan oleh peserta didik serta menjadi
24
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 6
21
pendidik.25
3. Media Pembelajaran
serta menyalurkan pesan guna menunjang proses belajar yang efisien dan
yang terencana.26
4. Google Classroom
5. Pandemi Covid-19
Wuhan, Cina pada Desember 2019. Pandemi ini disebabkan oleh sindrom
global.28
25
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 88
26
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Referensi, 2013),
hlm. 8
27
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Definisi Google Classroom, (Online), (https://id.wikipedia.org/
diakses 12 November 2020).
28
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Covid-19, (Online),
(https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_COVID-19 diakses 12 November 2020.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan
berakhlak mulia serta mampu terampil baik bagi diri sendiri, masyarakat
serta negara.29
agar mereka menjadi manusia paripurna sesuai dengan tujuan yang telah
oleh pendidik kepada peserta didik agar menjadi manusia paripurna yang
sesuai dengan nilai- nilai kebudayaan. Selain itu, diharapkan peserta didik
29
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hlm.
30
Kompri, Manajemen Pendidikan : Komponen Elementer Kemajuan Sekolah, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2017), hlm. 15.
31
Hamdani, Dasar- Dasar Kependidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm.
23
didik.32
peserta didik agar menjadi manusia paripurna yang cerdas serta memiliki
kepribadian yang baik. Selain itu, potensi peserta didik juga dapat
32
Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hlm.
4
33
Kandiri, “Pendidikan Islam Ideal” dalam Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, no. 2 (April 2020),
hlm.159.
34
Nanang Purwanto, Pengantar Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 19.
24
sepanjang hayat.
diamalkan oleh peserta didik serta menjadi pandangan hidup yang dapat
kepada Allah.36
35
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 88.
36
Abuddin Nata, Tafsir Ayat- Ayat Pendidikan , (Jakarta :RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 74.
37
Rusdiana, “Integrasi Pendidikan Agama Islam Dengan Sains dan Teknologi” dalam Jurnal Istek:
Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Teknologi, no. 2 (Agustus 2014), hlm. 127.
25
yang dilakukan oleh pendidik guna mencetak insan yang bertakwa kepada
lebih baik setelah melewati fase aktivitas belajar.39 Sedangkan, sesuai UU.
merupakan hubungan dua arah yang terjadi antara pendidik dan peserta
38
Abdul Majid, dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), hlm. 130.
39
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm. 44.
40
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Online), (https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/20tahun2003uu.htm diakses 21
November 2020).
26
Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA adalah salah satu bentuk
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau bentuk
lain yang sederajat atau lanjutan dari hasik belajar yang diakui sama/
Selain itu, usia peserta didik yang dapat masuk ke dalam jenjang
Menengah Kejuruan atau Bentuk Lain Yang Sederajat. Pada bagian dua
41
Saifuddin Zuhri dan Mutmainah, “Pengaruh Kompetensi Sosial Guru dan Pola Asuh Orang Tua
terhadap Iklim Belajar di Kelas IX SMP Muhammadiyah Serpong, Tangerang Selatan,
Banten”dalam Jurnal El-Moona: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, no.2 (Februari 2019), hlm. 160.
27
baru kelas 10 (sepuluh) SMA/ SMK atau bentuk lain yang sederajat
Hadist, Aqidah, Akhlak, Fikih serta Kebudayaan Islam. Hal tersebut sesuai
Tahun 2006.42
indah. Di dalam Asmaul Husna terdapat sifat- sifat Allah Swt., yang wajib
kita imani serta menjadikannya petunjuk oleh orang- orang yang beriman,
42
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah
Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Depdikbud RI, 2006), hlm.2.
43
Endi Suhendi Zen dan Nelty Khairiyah, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, (Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2014).
28
Indikator Pembelajaran:
Akhir.
perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku
adil.
menggunakan IT.
Q.S. Ali Imran/3:9, Q.S. al-An‟am/6:115, dan Q.S. al-Hadid/57:3 ayat Al-
menutup aurat sebagai wujud kasih sayang Allah Swt., kepada hamba-
suami, saudara laki-laki, anak laki saudara laki- laki, anak lelaki saudara
mendapat keberuntungan.
Indikator Pembelajaran:
IT.
IT.
menggunakan IT.
dan muslimah.
dengan kenyataan. Orang yang berkata jujur akan mendapat petunjuk serta
jalan menuju surga Allah Swt. Sebaliknya, orang yang berdusta akan
Sifat jujur merupakan sifat para Nabi dan Rasul Allah Swt.,
sedangkan sifat dusta berarti ciri- ciri bagi orang munafik. Orang yang
secara lahir batin, baik di dunia maupun di akhirat. Dan berdusta akan
orang lain dari seseorang yang akan melukai orang tersebut. Biasanya
mereka akan bilang kalau orang yang dicari tidak ada. Kemudian, berdusta
kembali.
Indikator Pembelajaran:
merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup serta sumber hukum
masalah yang tidak ada nashnya. Kesimpulan ijtihad diperoleh dari prinsip
serta aturan yang ada dalam Al-Qur‟an serta sunnah Nabi Muhammad
Saw.
rasional, kritis, logis dalam beragama. Hal tersebut berarti seseorang selalu
bertanya terkait landasan serta dalil dari setiap amalan keagamaan yang
dilakukan.
Segala aturan maupun hukum yang bersumber dari Allah Swt., dan
membawa manfaat yang luar biasa bagi orang- orang yang mau
mengamalkannya.
Indikator Pembelajaran:
c. Memahami Q.S. al-Isra‟/17:9 dan Q.S. an- Nisa/4:59, 105 tentang Al-
menggunakan IT.
hukum Islam.
Al- Alaq ayat 1-5 pada tanggal 17 Ramadan. Sejak saat itu, beliau
Muddassir ayat 1-7. Sejak saat itu pula beliau diangkat menjadi Rasul.
Kemudian, wahyu itu tak kunjung datang lagi. Nabi Muhammad Saw.,
(hanya mengajak orang- orang terdekat saja). Adapun orang pertama yang
menerima Nabi dengan hati lapang adalah Khadijah, Ali bin Abi Thalib,
35
sepupu Nabi, dan Zaid bin Haritsah. Selain itu, lelaki pertama yang
memeluk Islam yakni Abu Bakar bin Quhafah, Usman bin „Affan, Abdur
Rahman bin „Auf, Talhah bin „Ubaidillah, Sa‟ad bin Abi Waqqas, Zubair
Allah menurunkan Q.S Asy- Syu‟ara/26: 214- 216 dan Surah Al-
meninggalkan tempat.
berdakwah, Abu Jahal kembali dengan mengacaukan suasana. Dan Ali bin
menyeru semua orang. Pada saat itu, Abu Jahal berteriak, “Celakalah
mulia.
Indikator Pembelajaran:
IT.
37
Saw., di Makkah.
dari sifat- sifat tercela serta merugikan diri sendiri. Dengan demikian,
persaudaraan.
Indikator Pembelajaran :
(ukhuwwah).
e. Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan
makharijul huruf.
dan lancar.
39
(ukhuwwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/ 49: 10 dan 12, serta
hadis terkait.
meyakini dengan sepenuh hati, bahwa malaikat diciptakan dari cahaya dan
diberi tugas oleh Allah Swt., Adapun ciri orang yang beriman kepada
jumlah malaikat tidak terbatas. Di antara dalil iman kepada Malaikat yakni
terdapat pada QS. Al-Baqarah/2: 285, QS. An-Nisa/4: 136 serta hadis-
kepada Allah Swt., mendorong manusia agar lebih hati- hati dalam
beramal serta menghindari diri dari sifat tercela, serta selalu yakin bahwa
Indikator Pembelajaran:
e. Meneliti secara lebih mendalam isi Q.S. Al-Baqarah/2:285 dan Q.S. an-
menggunakan IT.
“BAB 8 Sayang, Patuh, dan Hormat Kepada Orang Tua dan Guru”
Nya, yakni meyakini bahwa ada kekuatan yang bisa mendatangkan sesuatu
kepada kedua orang tua. Karena keridaan orang tua merupakan keridaan
Allah Swt., pun sebaliknya, murka orang tua adalah murkanya Allah Swt.,
Jika berbakti kepada kedua orang tua, Allah Swt., menjanjikan pahala
yang besar. Dan Allah Swt., pula yang menjanjikan siksa yang amat pedih
hingga berbicara kasar. Selain itu, bentuk bakti kepada kedua orang tua
yaitu dengan mendo‟akan, baik yang masih hidup atau yang sudah
meninggal dunia. Perintah yang lain yaitu juga dengan berbuat baik
kepada sahabat, fakir miskin, anak yatim, tetangga dan sesama manusia.
42
Indikator Pembelajaran:
b. Mampu menjelaskan isi hadis- hadis yang terkait dengan hormat dan patuh
amanah. Adapun sah atau tidaknya wakaf tersebut ditentukan oleh syarat
dan rukunnya.
Indikator Pembelajaran:
IT.
Madinah”
Aus dan Khazraj. Selain itu, juga mempersatukan kaum Muhajirin dan
orang yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Sedangkan pasukan Nabi
yakni perang antara pasukan Nabi dengan pasukan Bani Hawazin. Nabi
sebanyak 3.000 orang. Perang ini terjadi di Mu‟tah dan merupakan perang
terakhir Nabi yang melawan Raja Gasan. Raja ini telah membunuh utusan
Indikator Pembelajaran:
Saw., di Madinah.
45
Pengetahuan”
Ayat ini menjadi pedoman manusia agar senantiasa sadar akan kewajiban
e) Jihad ada dua: jihad yang bersenjata dan jihad memperdalam ilmu
Indikator Pembelajaran:
membela agama sesuai perintah Q.S. at-Taubah/9: 122 Adan Hadis terkait.
/17:32. Zina merupakan perbuatan yang keji dan buruk. Pengertian zina
berarti antara laki- laki dan perempuan (tidak/ belum sah) dalam ikatan
1) Zina Muhsan merupakan pezina yang sudah balig, sudah pernah menikah
tahun.
3) Perbuatan zina harus didukung dengan bukti yang kuat dan benar. Jangan
Adapun dampak negatif dari zina yaitu, Allah akan melaknat orang pezina,
dikucilkan oleh masyarakat, anak dari hasil zina tidak bisa dinasabkan
kepada bapaknya, anak dari hasil zina tidak berhak mendapat warisan.
bebas dan tidak terkontrol oleh orang tua. Mencari lingkungan yang sehat,
Indikator Pembelajaran:
pengamalan Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur /24: 2, serta Hadis
terkait.
44
Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humaniora, 2008),
hlm. 42.
45
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 147.
49
tercapai.
SMA:
melatih peserta didik untuk berfikir kritis dan logis, mendorong motivasi
b. Metode Proyek
46
Lisa‟diyah Ma‟rifataini, Implementasi Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
SMA 11 Bandung dalam Jurnal Edukasi: Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, no. 1,
2018, hlm. 113.
47
(Direktorat Pendidikan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
RI, 2015, Modul Metode Pembelajaran, Bimbingan Teknis Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti berbasis ISRA, hal.73)
48
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet. III, (Jakarta:
Reneka Cipta, 2010), hlm. 233.
50
c. Metode Eksperimen
pelajari.49
f. Metode Demonstrasi
49
Sulaiman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kajian Teori dan Aplikasi
Pembelajaran PAI, (Banda Aceh: Yayasan Pena, 2017), hlm. 171.
50
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet. III, (Jakarta:
Reneka Cipta, 2010), hlm. 235.
51
Sulaiman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kajian Teori dan Aplikasi
Pembelajaran PAI, (Banda Aceh: Yayasan Pena, 2017), hlm. 178.
51
baik secara langsung atau menggunakan media yang sesuai dengan materi
pembelajaran.52
meningkatkan pemahaman.53
tepat sasaran.
52
Handartiningsih, Peningkatan Kompetensi Siswa Dalam Menyiapkan Dan Menyajikan Minuman
Nonalkohol Melalui Metode Demonstrasi dalam Jurnal Pendidikan Vokasi, no. 3, (November
2014), hlm. 335.
53
Sulaiman, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kajian Teori dan Aplikasi
Pembelajaran PAI, (Banda Aceh: Yayasan Pena, 2017), hlm. 185.
54
Sapuadi, Strategi Pembelajaran, (Medan: Harapan Cerdas, 2019), hlm. 1.
55
Sapuadi, Strategi Pembelajaran, (Medan: Harapan Cerdas, 2019), hlm. 4.
52
Strategi ini meliputi, Cooperative script, Think Pair and Share, Grup
Investigation.
1) Cooperative Script
disimpulkan bersama.57
3) Grup Investigation
kelompok, mulai dari penentuan topik, pengumpulan dan analisis data dan
56
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011), hlm. 12.
57
Aswan, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Yogyakarta: Aswaja Pressiondo, 2016),
hlm. 79.
53
efisien.60
58
Aswan, Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, (Yogyakarta: Aswaja Pressiondo, 2016),
hlm. 80
59
Sapuadi, Strategi Pembelajaran, (Medan: Harapan Cerdas, 2019), hlm. 6.
60
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Adityia Media, 2008), hlm. 4.
61
Wiwi Hilwiah, Pengertian Manajemen Pembelajaran, (Online),
(https://www.academia.edu/10500962/Manajemenpembelajaran diakses 27 Oktober 2019).
54
ditentukan sebelumnya.
1. Perencanaan
Kegiatan yang tidak diawali dengan perencanaan yang baik, maka sangat
yang diinginkan.62
62
M. Sobry Sutikno, Pengelolaan Pendidikan : Tinjauan Umum dan Konsep Islami, (Bandung:
Prospect, 2009), hlm. 47.
63
Depdiknas, Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran SMA, (Jakarta:
Depdiknas, 2008), hlm. 3.
55
kondisi.67
64
Khoironsyah, “Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMA Negeri 4 Pagar
Alam” dalam Jurnal An- Nizom: Jurnal Penelitian Manajemen Pendidikan Islam, no.1 (April
2017), hlm. 89.
65
Ahmad Munir Saifulloh dan Mohammad Darwis, “Manajemen Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Di Masa Pandemi Covid-19” dalam Jurnal
Bidayatuna : Jurnal Manajemen Pembelajaran, no. 02 (Oktober 2020), hlm. 302.
66
Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan pendidikan Islam, (Bandung:
Rafika Aditama, 2008), hlm.13.
67
Intan Siska dan Fifi Nofia, “Manajemen Pembelajaran Berbasis Greenschool Meningkatkan
Religiusitas Santri Pondok Nun Tanjung Karang Kudus” dalam Jurnal Quality: Jurnal Manajemen
Pembelajaran, no. 1 (2020), hlm. 118
56
2. Pengorganisasian
menghubungkan antara satu orang dengan orang lain sesuai dengan tugas
pendidikan yang sama pula.70 Dalam hal ini, tugas pendidik saling
keterkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, pendidik termasuk unsur
68
69
Ahmad Munir Saifulloh dan Mohammad Darwis, “Manajemen Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar Di Masa Pandemi Covid-19” dalam Jurnal
Bidayatuna: Jurnal Manajemen Pembelajaran, no. 02 (Oktober 2020), hlm. 302.
70
Hikmat, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm. 102.
57
tanggungjawab.71
3. Pelaksanaan
71
Manda, “Fungsi Pengorganisasian dan Evaluasi Peserta Didik” dalam Jurnal Kelola: Journal of
Islamic Education Management”, no.1 (Oktober 2016), hlm. 89- 10.
72
Fathor Rachman, “Manajemen Organisasi dan Pengorganisasian Dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Hadist” dalam Jurnal Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman, no.2 (Desember 2015), hlm. 294.
73
Hazal Fitri, “Manajemen Pelaksanaan Pembelajaran ICT di SD Negeri 46 Kota Banda Aceh”,
dalam Jurnal Manajemen Pendidikan, no.2 (Juli- Desember 2016), hlm. 185.
58
4. Evaluasi
pengambilan keputusan.76
74
Permendiknas Nomor 41 tahun 2007.
75
Syafaruddin dan Nasution, Profesionalitas Guru, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hlm. 73.
76
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet Ke-12, hlm. 3.
59
77
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Kaukaba, 2010), hlm. 317.
78
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Kaukaba, 2010), hlm. 317.
79
Ali Miftakhu Rosyad, “Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran”, dalam Jurnal Didaktika: Jurnal Kependidikan, no.02 (Desember 2019),
hlm. 16.
80
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), hlm. 197.
81
Hamalik, O, Evaluasi Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.
60
dibagi menjadi dua, yakni evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses
pembelajaran.85
82
Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran. Dalam
Jurnal Didaktika: Jurnal Kependidikan, no.02 (Desember 2019), hlm. 168.
83
Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 65.
84
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
85
Dimyati dan Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 190.
86
Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.
61
kognitif.87 Ketiga, evaluasi aspek afektif, yakni yang menjadi tolok ukur
evaluasi yang sesuai agar menghasilkan data yang diperoleh bisa akurat
kualitas pembelajaran.
perangsang siswa agar lebih semangat dalam belajar. Dalam hal ini, media
87
Ali Miftakhu Rosyad, “Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran”, Dalam Jurnal Didaktika: Jurnal Kependidikan, no.02 (Desember 2019),
hlm. 172.
88
Ali Miftakhu Rosyad, “Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan
Evaluasi Pembelajaran”, Dalam Jurnal Didaktika: Jurnal Kependidikan, no.02 (Desember 2019),
hlm. 172.
89
Omar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), hlm. 210.
62
pesan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Salah satu media yang dapat
kemajuan teknologi.91
90
Sutia, dkk, “Student‟s Response to Project Learning with Online Guidance Through Google
Classroom on Biology Projects”, dalam Journal of Physics: Conference Series, no 1-5. (2019)
diakses https://iopscience.iop.org/article/
91
Maharani dan Kartini, K. S, “Penggunaan Google Classroom Sebagai Pengembangan Kelas
Virtual Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah Topik Kinematika Pada Mahasiswa Jurusan
Sistem Komputer” dalam Jurnal Pendipa: Journal of Science Education, no.3 (2019), hlm. 167–
173.
92
Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Definisi Google Classroom, (Online), (https://id.wikipedia.org/
diakses 24 November 2020).
93
Siti Qomariah, Nursobah, dkk, “Implementasi Pemanfaatan Google Classroom untuk
pembelajaran di Era Revolusi 4.0, (dipresentasikan dalam Seminar Nasional Hasil Pengabdian
63
media yang efektif dan tepat. Oleh karena itu, pengelolaan pembelajaran
akan menjadi lebih mudah dan efisien.95 Selain itu, pemanfaatan media
Excel, bahkan Pdf yang telah dibagikan oleh pendidik, Sehingga dapat
Selain itu, pendidik dapat memanfaatkan fitur- fitur di dalam Google For
secara daring merupakan inovasi baru yang telah diterapkan hampir semua
karena adanya Covid-19 populasi peserta didik mencapai lebih dari 91% di
dunia.101
98
Diemas Bagas dan Rina Harimurti, “Pengaruh Penerapan Tools Google Classroom Pada Model
Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa.” Dalam Jurnal ITEdu, no.
01 (2017), hlm. 62.
99
Mahatma Chryshna, Kebijakan Pendidikan Formal Anak Pada Masa Pandemi Covid-19,
(Online), (https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/kebijakan-pendidikan-formal-anak-
pada-masa-pandemi-covid-19 diakses 04 Desember 2020).
100
Sri Gusty, dkk, Belajar Mandiri: Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi Covid-19, (Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2020), hlm. 13.
101
Panduan Pembelajaran Jarak Jauh Bagi GURU selama Sekolah Tutup dan Pandemi Covid-19
dengan semangat Merdeka Belajar, (Online), (http://pusdatin.kemdikbud.go.id/, diakses 4
Desember 2020).
65
Pengeluaran Rp.50.000,- hanya untuk tiga sampai empat hari.105 Selain itu,
tidak semua peserta didik memiliki smartphone, tidak ada sinyal (blank
102
Tim lingkar Madiun, Pembelajaran di Masa Pandemi, Mendikbud: Utamakan Kesehatan dan
Keselamatan Peserta Didik, (Online) (https://lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-
66717718/pembelajaran-di-masa-pandemi-mendikbud-utamakan-kesehatan-dan-keselamatan-
peserta-didik,, diakses 4 Desember 2020).
103
https://dispendik.surabaya.go.id/wp-content/uploads/2020/05/SE-Sesjen-Nomor- 15-Tahun-
2020.pdf diakses 31 Oktober 2020).
104
Imam Nurcahyo, Pemkab Bojonegoro Perpanjang Masa Belajar di Rumah Hingga Batas
Waktu Yang Belum Ditentukan, (Online), (https://beritabojonegoro.com/read/20102-pemkab-
bojonegoro-perpanjang-masa-belajar-di-rumah-hingga-batas-waktu-yang-belum-ditentukan.html
diakses 04 November 2020).
105
Republika, Pembelajaran Daring Dianggap Lebih Boros, (Online),
(https://www.republika.id/posts/9811/belajar-daring-dianggap-lebih-boros, diakses 24 Desember
2020).
66
belajar107
bantuan kuota internet, baik kepada pendidik maupun peserta didik.108 Hal
daring.109
106
Radar Surabaya, Pembelajaran Daring Banyak Kendala, Guru dan Siswa Banyak Tak Siap,
(Online), (https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2020/10/06/217611/pembelajaran-daring-
banyak-kendala-guru-dan-siswa-banyak-tak-siap, diakses 24 Desember 2020).
107
Kompas Corner, Hambatan dan Solusi Saat Belajar Daring Dari Rumah, (Online),
(https://muda.kompas.id/baca/2020/04/10/hambatan-dan-solusi-saat-belajar-daring-dari-rumah/,
diakses 24 Desember 2020).
108
Rizlia Khairun Nisa, Capaian dan Harapan Pendidikan Di Tengah Pandemi Covid-19,
(Online), (https://www.merdeka.com/peristiwa/capaian-dan-harapan-pendidikan-di-tengah-
pandemi-covid-19.html diakses 04 Desember 2020).
109
Liputan6, Pemerintah Berikan Kuota Gratis Untuk Pelajar dan Guru, (Online),
(https://www.liputan6.com/bisnis/read/4366161/pemerintah-berikan-kuota-gratis-untuk-pelajar-
dan-guru, diakses 24 Desember 2020).
110
Ayunindya Annistri, Inilah Perubahan Dunia Pendidikan Di Tengah Pandemi Covid-19,
(Online), (https://www.cekaja.com/info/inilah-perubahan-dunia-pendidikan-di-tengah-pandemi-
covid-19, diakses 4 Desember 2020).
111
Ketut Sudarsana, dkk, Covid-19 Perspektif Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020),
hlm. 4
67
seperti, Ruang Guru, Edmodo, Webex, Zoom, Google Classroom dan lain-
lain.112
112
Dyah Ariani, dkk, “Pelatihan Pemanfaatan Google Classroom Untuk Mendukung Kegiatan
Pembelajaran Daring Saat Pandemi Covid-19 di SMPIT Insan Rabbani” dalam Jurnal Abdidas,
no.5 (Oktober 2020): hlm.374.
68
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
bersifat deskripsi dalam bentuk kata-kata serta bahasa yang bertujuan guna
memahami fenomena yang terjadi pada subjek penelitian, baik itu dari segi
ini memiliki konteks khusus yang alamiah serta menggunakan metode yang
alamiah pula.113
peneliti yang kompleks, pemaknaan pada partisipan, desain baru dan dinamis,
penelitian yang dilakukan pada kondisi objek yang alamiah. Metode ini
113
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
hlm. 6.
114
John W. Creswell, Penelitian Kualitatif& Desain Riset : Memilih Antara Lima Pendekatan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 60-63.
69
SMAN 4 Bojonegoro.”
B. Lokasi Penelitian
Peserta didik kelas X. Waktu penelitian ini dilakukan selama bulan Januari
hingga…..
C. Kehadiran Peneliti
penting. Hal tersebut karena peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
menjadi instrumen pengumpul data utama. Selain itu, hanya manusia saja
dapat memahami fakta- fakta yang ada di lapangan.117 Oleh karena itu,
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata- kata dan tindakan,
115
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Alfabet, 2016),
hlm. 9
116
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017),
hlm. 9.
117
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 9.
70
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lain.118 Penelitian
1. Data primer
Arikunto, mendefinisikan data primer sebagai data yang diperoleh dari pihak
sumber data melalui wawancara, jejak dan lain- lain yang dilakukan oleh
merupakan data yang digali langsung oleh pengumpul data langsung dari
objeknya. Adapun yang termasuk data primer yaitu, wawancara dan observasi
(pengamatan).
2. Data sekunder
buku lain, Sugiyono juga mendefinisikan data sekunder sebagai sumber data
118
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 157.
119
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Alfabet, 2016),
hlm. 225.
120
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta, hlm 172
121
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Alfabet, 2016),
hlm. 225.
122
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 141.
71
Selain itu, Ulber Silalahi mengartikan data sekunder sebagai data yang
dikumpulkan dari sumber data kedua atau sumber lain yang ada sebelum
dilakukan penelitian.123
1. Wawancara
dilakukan oleh dua pihak, yaitu orang yang mewawancarai (interviewer) yang
123
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), hlm. 289.
124
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 159.
125
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 224.
126
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 186.
127
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
72
semi terstruktur, yang memiliki ciri- ciri pertanyaan bersifat terbuka, namun
tetap ada batasan- batasan tema dan alur pembicaraan, waktu yang digunakan
pendukung dan penghambat pembelajaran PAI, serta solusi atau upaya dari
2. Observasi
objek sasaran yang disertai dengan catatan- catatan.129 Menurut Guba dan
Hlm. 157.
128
Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2010), hlm. 123.
129
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hlm.104.
73
3. Dokumentasi
merupakan langkah yang harus ditempuh peneliti guna memperoleh data serta
informasi yang berasal dari sumber buku, arsip, dokumen, tulisan angka serta
130
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 174.
131
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 217.
132
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015) hlm. 329.
74
Menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Lexy J. Moelong, teknik
data yang penting, kemudian menetapkan hasil analisis yang dapat dibagikan
data dilakukan sejak awal penelitian dan berikutnya dapat dilakukan selama
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
berupa bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan semacamnya. 136 Selain
133
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 248.
134
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 246.
135
Miles, Mattew B dan Amichael Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang
Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohisi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2007).
136
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 341.
75
itu, menurut Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono, memaparkan
3. Penarikan kesimpulan
data yang tersedia. Kedua, menarik kesimpulan akhir. Hal ini dilakukan
(obyektivitas).139
137
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 341.
138
Zainal Arifin, Pengertian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 173.
139
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 294.
76
a. Perpanjangan Keikutsertaan
agar data berada pada titik kejenuhan, sehingga akan mampu membatasi
pengaruh sesaat.
b. Ketekunan Pengamatan
c. Triangulasi
1) Triangulasi sumber
2) Triangulasi waktu
waktu pagi hari saat jam mengajar. Diharapkan, informan dapat memberikan
data yang akurat dan penuh semangat. Peneliti akan berulang kali dalam
observasi atau teknik lain pada waktu dan situasi yang berbeda.142
3) Triangulasi teknik
objek yang sama, namun menggunakan teknik yang berbeda. Dalam hal ini
memiliki pengetahuan serta wawasan yang sama dengan bidang yang diteliti,
141
Sugiyono. 2008 hlm 127
142
Sugiyono. 2008 hlm 127
78
f. Pengecekan Anggota
dalam proses pengumpulan data. Anggota tersebut mengecek hasil data yang
telah diorganisasikan oleh peneliti. Dalam hal ini, anggota atau responden
seluruh proses penelitian agar tidak terjadi kekeliruan dalam hal penyajian
data penelitian.
143
Prastowo Andi, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar- ruzz Media, 2012), hlm. 274.
144
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: PT Alfabeta, 2015),
hlm. 376.
79
145
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 324.
146
Prastowo Andi, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Prespektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar- ruzz Media, 2012), hlm. 275.
147
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017)
Hlm. 326.