Disusun oleh :
Kelompok 7
SODIKIN (1801040028)
RIA IRAWATI (1801041034)
KATA PENGANTAR
i
Alhamdulillah, Puji syukur atas kehadirat Allah swt.Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga memberikan kemampuan
dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan kepada
pembaca mengenai perihal Kaidah Bacaan Panjang/Mad dalam Alqur’an. Kepada
berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini,
kami ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sekilas Tentang Judul
Al-Qur’an adalah kumpulan firman Allah Swt. yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad Saw. melalui malaikat Jibril As. Al-Qur’an merupakan kitab
suci umat Islam yang berisi pedoman atau petunjuk hidup dalam menjalani
hidupnya. Sebagai umat Islam, tentunya kita harus membaca, menghayati,
mengamalkan, dan menjaga Al-Qur’an. Al-qur’an merupakan ‘kalam Allah’,
maka dalam membacanya pun tata caranya sendiri. Dalam membaca Al-Qur’an
penting bagi kita untuk mengetahui ilmunya agar tidak terjadi kekeliruan dalam
arti ataupun membacanya yang disebut ilmu tajwid. Seseorang dikatakan benar
dalam membaca Al-qur’an yaitu ketika membacanya sesuai kaidah ilmu tajwid.
Membaca al-qur’an dengan tajwid adalah wajib atau fardhu ‘ain, artinya bagi
setiap seorang mukalaf baik laki-laki maupun perempuan harus menggunakan
tajwid saat membaca al-qur’an.
Ilmu tajwid terbagi dalam empat kelompok besar diantaranya Iqlab, Ikhfa,
Idgham, dan Idhar. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Kaidah
bacaan mad dan berbagai macam pengelompokkannya. Kaidah bacaan mad
merupakan aturan, sumber, dasar yang digunakan secara umum yang mencakup
semua yang partikular bacaan mad atau panjang.
1
menyebabkan seseorang jatuh pada kesalahan: memendekan bacaan yang
seharusnya dibaca panjang atau memanjangkan bacaan yang seharusnya dibaca
pendek.1
1
Acep Lim Abdurohim. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap.( Bandung: CV Penerbit
Dipenogoro, 2016), hlm. 135
2
BAB II
PEMBAHASAN
ف ا ْل َم ِّد
ِّ ف ِّم ْن َح ْر َّ اِّ َطا لَةُال
ٍ ص ْو ِّت ِّب َح ْر
Yang artinya “ memanjangkan suara dengan salah satu huruf dari huruf-huruf
madd (ashli)”.2
Huruf madd seperti yang dimaksud dalam definisi diatas ada tiga yaitu : alif
()ا, wau ()و, ya’ ()ي. Ketiga huruf ini merupakan huruf-huruf dasar bagi
pembicaraan lebih lanjut tentang hukum madd.
Kedua mad ini menjadi tema sentral dalam setiap pembahasan tentang hukum
maddkarena pembagian inilah yang lazim dengan ilmu tajuwid. Nama-nama lain
yang mungkin sering kita dengar dan berkaitan dengan hukum seperti : madd lin,
madd badal, madd lazim, merupakan cabang dari madd far’i.
2
Ibid.
3
Maksudnya, ketentuan bahwa madd ashli harus dibaca panjang dua
harakat tidak mungkin ditambah atau dikurangi oleh orang yang mempunyai
tabiat baik. Jadi orang tersebut akan membaca madd ashli sesuai dengan
ketentuan, yakni dua harakat, tidak lebih, dan tidak kurang.
Madd ashli adalah hukum madd yang dasar atau pokok. Hukum-hukum
madd yang lain, yakni hukum-hukum madd yang merupakan bagian dari
madd far’i, hampir seluruhnya berasal dari mad ashli ini. Hukum-hukum
tersebut muncul karena suatu sebab yang menimpa mad ashli sehingga
berkembang menjadi lima belas hukum madd.
Pandangan diatas selaras dengan deifinisi madd ashli yang dikemukakan
oleh syekh sulaiman al-jamjuri rahimullah. Madd ashli menurut beliau ialah.
ُ ب ِم ْن َه ْم ٍز ا َ ْو
سك ُْو ٍن ٍ َسب
َ ع َل ُ َّص ِلي ُه َو الَّ ِذ ْي ْلَيَت َ َو ق
َ ُف لَه ْ َف
ْ َااْل
Madd ashli adalah hukum madd yang tidak kenai sebab, seperti hamzah atau
sukun.
Huruf Madd
Ashli Harakat Huruf Sebelumnya Contoh Dibaca
4
ْو Dlammah ت ُْو Tu (tuu)
ُ ب ِّم ْن َه ْم ٍز ا َ ْو
سك ُْو ٍن ٍ َسب ْ َعلَى ْاِل
َ ِّص ِّلي ِّ ب َّ ا ْل َم ُّد
َ الز اٮ ُد
Yang artinya : “ madd yang merupakan hukum tambahan dari madd ashli
(sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun “.
Dari keterangan diatas jelaslah bahwa madd far’i ialah madd tambahan
dari hukum asalnya, yaitu madd ashli yang terkena sebab-sebab tertentu
sehingga menjadi madd far’i. Sebab-sebab tersebut ada yang masih
merupakan bagian dari sukun atau memang merupakan sebab baru selain
hamzah dan sukun.
2.3 Macam-Macam Mad Far’i
Selanjutnya kami akan mengupas satu persatu hukum-hukum madd yang
merupakan bagian dari madd far’i. Hukum-hukum tersebut jumlahnya ada lima
belas hukum.
1. Madd Wajib Muttasil
Secara bahasa, madd artinya panjang; wajib artinya harus (dipanjangkan);
dan muttasil artinya bersambung (dengan hamzah). Menurut istilah, madd
wajib muttasil adalah:
3
Dachlan salim Zarkasyi, Pelajaran Ilmu Tajwid, (Semarang, 1989), hlm, 27.
5
Cara membaca mad wajib muttasil ialah wajib dipanjangkan lima harakat
Contohnya; ِْٔسن
ٰٓ ا ح
ِْٔي
ف
3. Madd Lazim
Lazim menurut bahasa maknanya pasti. Menurut istilah, madd lazim ialah
apabila setelah huruf madd atau huruf lin terdapat bersukun lazim (sukun yang
tetap/asli) atau huruf bertashdid, baik dalam keadaan washal atau waqaf, di
dalam kata (kalimat) atau (ejaan) huruf.Madd lazim yaitu apabila setelah huruf
madd terdapat (huruf) yang bersukun ashli, baik ketika waqaf ,maupun
washal.
Madd lazim terbagi dalam empat hukum yaitu:
a. Madd lazim Harfi Musyba’
Secara bahasa, madd artinya panjang; lazim artinya pasti (harus dibaca
panjang); harfi artinya huruf (yakni, terjadinya pada huruf); dan musyba’
berarti penuh (tiga ejaan huruf). Menurut istilah, Madd lazim Harfi
4
Imam Alhakam Wicaksono, Pemahaman Ilmu Tajwid, (Solo: Sendang Ilmu), hlm. 40.
6
Musyba’ ialah: madd yang terjadi pada huruf yang terletak pada
permulaan surah. Huruf tersebut mempunyai tiga ejaan huruf: huruf yang
tengahnya huruf madd dan huruf yang ketiga bersukun (ashli). Apabila
huruf setelah madd di idghamkan, maka ia dinamakan madd lazim harfi
musyaba’. Huruf-huruf yang termasuk mad lazim harfi musyba’ itu
terkumpul dalam kalimat نقص عسلكمyakni ( م، ك، ل، س، ع، ص، ق،)ن.
Contohnya
Madd lazim harfi musyaba’ terjadi tatkala kita membaca huruf-huruf
fawatihus suwar (permulaan surah) di dalam al-qur’an. Cara membacanya
dipanjangkan enam harakat atau (tiga alif).
b. Madd Lazim Harfi Mukhaffaf
Secara bahasa, madd artinya panjang; lazim artinya pasti (harus dibaca
panjang); harfi artinya huruf (yakni, terjadinya pada huruf); dan mukhaffaf
berarti ringan atau tidak terjadi idgham. Menurut istilah, Madd Lazim
Harfi Mukhaffaf adalah: apabila huruf-huruf (fawatihus suwar) nya terdiri
dari dua ejaan hurufnya. Semua huruf tersebut mempunyai dua ejaan huruf
dan cara membacanya dipanjangkan dua harakat (satu alif). Huruf-huruf
yang termasuk mad ini terkumpul pada kalimat ر َ َح ٌّي
َ ط ُه yakni ( ح
ي, ط, ه,) ر. Cara membacanya adalah 2 harakat atau 1 alif. Contoh:
7
(tiga alif), lalu diberatkan atau dimasukkan kepada huruf yang bertasydid
di hadapannya. Contohnya :
4. Madd badal
Secara bahasa, madd artinya panjang dan badal artinya pengganti.
Menurut istilah, mad badal ialah: berkumpulnya huruf madd dengan hamzah
dalam kalimat, tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf madd.5 Cara
membaca madd badal ialah dipanjangkan dua harakat.
5
Acep Lim Abdurohim. Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap.( Bandung: CV Penerbit
Dipenogoro, 2016), hlm. 155.
8
6. Madd ‘iwadl
Secara bahasa, madd artinya panjang dan ‘iwadl artinya pengganti.
Menurut istilah madd ‘iwadl adalah madd yang terjadi bila ada fathatain
(fathah tanwin) yang diwaqafkan di akhir kalimat. Madd ‘iwadl dalam
pengertian yang kita maksudakan disini adalah bacaan panjang pada akhir kata
/ kalimat sebagai pengganti dari suara tanwin fathah yang tidak berbunyi lagi
karena bacaan di waqaf kan . cara membacanya dipanjangkan dua harakat atau
satu alif.
ِّ )اَ ْل َم ُد
7. Madd lin ( ُالل ْين
Secara bahasa madd artinya panjang dan lin artinnya lunak. Sedangkan
menurut istilah lin adalah :
9
قَ ْو َم ُه ْم Qaumahum 14:28
ُاَلت َّ ْو َبة At-taubatu 4:17
َ
غي ُْر Ghairu 4:95
Contoh-contoh lin diatas tidak dibaca madd (panjang), karena bacaan tidak
di-waqafkan. Untuk contoh-contoh diatas, kita cukup menyebutkan dengan
huruf lin.
b. Madd lin
Madd lin terjadi apabila huruf terjadi apabila huruf wau ( )وdan ya’ ()ي
dalam keadaan bersukun dengan huruf sebelumnya berharakhat fathah dan
setelahnya ada huruf hidup. Kemudian bacaan diwaqafkan atau tidak dibaca
washal.
Cara membacanya dipanjangkan, seperti dalam madd aridli lis sukun, yaitu
dua,empat, atau enam harokat, perhatikan contoh :
ِّب َيدٍكَ ا ْل َخي ُْر Bi yadikal khair (bi yadikal khaiiiiiir) 3:26
8. Madd shilah
Secara bahasa madd artinya panjang dan shilah artinya hubungan.
Menurut istilah, madd shilah ialah :
ِها
ٌء َْ
ٌَد بع ََّ
ٌَدر مقٌُ
َِٕٮد ُ ُه َو َح ْر
ف َم ٍّد زَ ا
ٌْ
ر
ِ َّم
ِي الض
10
Yang artinya : “madd tambahan (dari madd ashli) yang disebabkan oleh ha’
dlamir (kata ganti benda atau orang ketiga tunggal)”.
Ha’ dlamir disebut juga ha’ kinayah yaitu ha’ tambahan yang menunjukan
mufrad mudzakar ghaib atau orang ketiga tunggal. Para ulama’ memberikan
alasan tentang penamaan madd shilah ini :
َ تَأ َ ُّدبًا اِلَ َّن ْالقُ ْر ٰانَ ْالعَ اظي اْم ِلَ از َيا َدة ً اف ْي اه َوِلَ نَ ْق
ص
Yang artinya : “sebagai penghormatan terhadap al-quran yang agung, yang
tidak bisa ditambah dan dikurang. Madd shilah dibagi menjadi dua bagian
yaitu :
1. Madd shilah qashirah
2. Madd shilah thawillah
a) Madd shilah qashirah
Secara bahasa qashirah artinya pendek. Menurut istilah madd shilah
qashirah ialah :
ً ط ا َ ْي
ُظا ا َ ْن الَ َي ُك ْو ُن َما َب ْعدَه َ ااذَا َكانَ َما قَ ْب َل ْال َها ُء ُمت َ َحر ًك
ُ ويُ ْشت َ َر...ا
والَ َي ُجدُ ْال َهاء ه َْم ٌز ُمت َ َحر ٌك...
َ ًص ْوالُ َم ْو
Yang artinya : “ apabila sebelum ha’ dlamir ada huruf yang berharakat dan
disyaratkan tidak disambungkan dengan huruf berikutnya, dan tidak pula
bertemu dengan hamzah yang berharakat. Dari definisi ini, jelaslah bahwa
madd shilah qashirah mempunyai tiga syarat, yaitu :
1. Sebelum ha’ dlamir harus ada huruf yang berharakat. Maksudnya bukan
huruf yang bersukun. Jadi apabila huruf sebelumnya ada huruf yang
bersukun, ia tidak dihukumi sebagai madd shilah qashirah. Contoh huruf
yang bersukun sebelum ha’ dlamir yaitu lafadz :
11
3. Ha’ dlamir tidak bertemu dengan huruf hamzah. Apabila bertemu hamzah,
ia tidak dihukumi madd shilah qashirah, melainkan madd shila thawillah,
contoh pada lafadz :
ٌَله,ٌه
ٌٌ ُد َْ
َل َخ ما َله
ٌ ٌا ٌَ,ٌَِّال َو َما َله
ٌٌ ا
ًاَاج َز
ْو ا
Cara membaca madd shilah qashirah ialah dipanjangkan dua harakat atau
satu alif, baik ha’ dlamir tesebut berharakat dlammah, maupun kashrah.
Harakat ha’ dlamir dalam madd shilah qashirah biasanya ditulis dalam
bentuk dlammar terbalik atau fat-hah kasrah berdiri. Perhatikan contoh-
contoh berikut :
ُ ْسنَد
ع َ ُنَاديَه Nadiyahu sanad’u (Naadiyahuu sanad’u) 96:17-18
Pengecualian :
12
...ضهُ لَ ُك ْم
َ يَ ْر...
Dibaca : yardlahu lakum, yakni ha’ kinayah pada lafazh ini dibaca pendek
(qasrah ha’ kinayah) atau dibaca madd (panjang), meskipun memenuhi
syarat sebagai madd shilah qashirah.
ٰٓ احد
َوثَاقه, ٰٓاَ ْز َوا َجا
ِٔهب
9. Madd tamkin
Tamkin secara bahasa artinya tetap (penetapan). Madd tamkin menurut istilah
adalah :
13
pada huruf ya’ yang pertama dalam madd tamkin. Seandainya tasydid tersebut
tidak ada, maka hukumnya tetaplah madd ashli.
Cara membaca madd tamkin ialah dengan menetapkan (menetapkan) bunyi
tasydid pada huruf ya’ yang pertama. Selanjutnya bacaan dipanjangkan saat
menghadapi huruf madd-nya, yaitu huruf ya’ kedua yang bertanda sukun.
Panjangnya bacaan ialah dua harakat atau satu alif. Namun, apabila setelah
huruf ya’ terdapat satu huruf hidup dan bacaan diwaqahkan pada huruf hidup
tersebut, maka membacanya boleh dua, empat, enam harakat, karena hukum
bacaan pada akhir kata terebut menjajdi madd aridli sukun.
Perhatikan contoh-contoh :
Al-
waqaf 2,4, atau 6 5:111
َاَل َح َو ِّار ِّي ْين hawaariyyiiiiiin
َُه َو ال َمدُّ يُفَ َّر ُق َبيْنَ ْاال ْست ْف َها م َوال َخ َبر الَنَّهُ لَ ْو الَ ْال َمدُّ لَت ُ ُوه َم اَنَّهُ َخ َب ٌر ال
ا ْست ْف َها ٌم فَا ْل َه ْمزَ ة ٌ فيْه ل ْْل ْستف َهام
14
Cara membaca madd farq ialah dipanjangkan enam harakat atau 3 alif, yaitu
tatkala kita melafalkan hamzah istifham kemudian ditasydidkan pada huruf
idgham syamsiyyah dikalimat berikutnya. Didalam al-quran, madd farq ini
hanya terdapat pada empat tempat, yaitu pada :
1. Surah al-an’am ayat 143 dan 144
2. Surah yunus ayat 59
3. Surat an-naml ayat 59
Kehadiran madd farq dalam empat tempat tersebut berfaedah untuk
membedakan (farq) bentuk kalimat, yaitu antara kalimat istifham (pertanyaan)
dan kalimat khabar (keterangan). Dengan madd farq menjadi jelas bahwa
kalimat yang terletak dalam empat tempat didalam al-quran tersebut berbentuk
istifham bukan khabar.
Berikut ini dua contoh lafadz al-quran yang berhukum madd farq beserta
proses pembentukannya :
ٌالذَّ َك َريْن
قُ ْلء
Dibaca: qul aaaaaadz-dzakaraini
Cara membacanya ialah dipanjangkan terlebih dahulu enam harakat baru
kemudian ditasydidkan pada kalimat depannya, yaitu pada huruf idgham
syamsiyyah. Lafadzh diatas mulanya ialah الذَّ َّك َريْن . kemudian ditambah
Hamzah pertama merupakan hamzah istifham dan yang kedua hamzah pada
lafadzh الذَّ َّك َريْن. Selanjutnya hamzah kedua disukunkan dan diganti menjadi
alif (huruf madd). Maka terbentuklah madd badal. Madd badal ini kemudian
disambut huruf yang bertasydid pada idgham syamsiyyah. Dari pertemuaan
madd badal dan huruf yang bertasydid inilah lahir madd farq.
2.4 Lafadzh-lafadzh yang tidak dibaca madd
15
Pada sub ini kita akan mengakat lafazh-lafazh dalam al-quran yang tidak
dibaca panjang meskipun lafazh tersebut mengandung huruf madd atau memenuhi
syarat sebagai lafadzh yang mesti dibaca madd. Secara umum, lafazh-lafazh
tersebut biasanya ditandai dengan shifir, yaitu tanda kecil berbentuk bulat atau
lonjong diatas huruf yang tidak boleh dibaca panjang. Tetapi ada juga beberapa
lafazh yang tidak dibaca panjang dan tidak ditandai dengan shifir. Tanda shifir
dalam al-quran terbagi atas dua bagian :
1. Shifir mustadir
2. Shifir mustathil
Shifir mustadir merupakan tanda kecil berbentuk bulat (tidak lonjong) yang
terletak diatas suatu huruf. Fungsinya ialah “sebagai suatu tanda tambahan yang
menunjukkan bahwa huruf tersebut tidak boleh dibaca panjang, baik ketika
washal maupun waqaf.
Sepanjang penelaahan kami terhadap mushaf al-quran standar indonesia terbaru
diterbitkan ole departemen agama RI, setidaknya ada 22 tempat didala al-quran
yang padanya terdapat tanda shifir mustadir. Contohnya yaitu :
16
quran, serta lafazh selain “ana” yang lebih kurang terdapat pada 5 tempat didalam
al-quran dan masing-masing berbeda lafazh.
Berikut ini contoh tempat lafazh “ana” ( )اناyang bertanda shifir mustathil dalam
al-quran :
17
BAB III
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19