Anda di halaman 1dari 13

MAD DAN QASHAR

WAQAF DAN IBTIDA’


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Tashhih Tilawah Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Yulizar Bila, M.Ed.

Oleh :
Aldi Setiawan 21329046

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
ILMU AGAMA ISLAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Mad dan Qashar Waqaf
dan Ibtida’. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Yulizar Bila, M.Ed. pada mata kuliah Tashhih Tilawah Al-Qur’an. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Mad dan Qashar Waqaf dan Ibtida’
bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Yulizar Bila, M.Ed. selaku dosen mata
kuliah Tashhih Tilawah Al-Qur’an yang telah memberikan saya tugas ini sehingga saya dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Painan, 21 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................

C. TUJUAN........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAD....................................................................................................

B. MACAM-MACAM MAD DAN HUKUMNYA...........................................................

C. PENGERTIAN WAQAF DAN IBTIDA’.....................................................................

D. PEMBAGIAN WAQAF................................................................................................

E. TANDA-TANDA WAAQAF........................................................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN..............................................................................................................

B. SARAN..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an merupakan pedoman atau petunjuk hidup bagi umat muslim baik pada
kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, maka setiap mukmin mempunyai kewajiban untuk
mempelajari dan mengamalkannya. Sebelum bisa mengamalkan al-qur’an semua umat
muslim wajib untuk mempelajarinya, belajar al-qur’an sudah di mulai semenjak kecil bagi
para mukmin. Dalam membaca al-qur’an tentunya tidak lepas dengan pengenalan Mad dan
Qashar Waqaf dan Ibtida’ bagi setiap muslim. Jika tidak memahaminya seorang muslim akan
kesulitan dan mengalami banyak kesalahan dalam tata cara bacaannya membaca al-qur’an
dan untuk menghindari kita dari banyaknya kesalahan dalam membaca al-qur’an tentunya
seorang muslim harus memahami apa-apa saja Mad dan Qashar Waqaf dan Ibtida’ dalam tata
cara membacanya sehingga pengucapannya benar dan tidak salah.
Dalam membaca al-qur’an dengan baik dan benar kita harus juga mempelajari Mad dan
Qashar Waqaf dan Ibtida’. Mempelajari al-qur’an, bukan hanya memperhatikan pada isi atau
artinya saja akan tetapi, perlu juga membacanya secara teratur dan benar, karena apabila
bacaannya salah maka akan berbeda juga pengertian bacaan tersebut. dan dalam membacanya
itu harus teratur dan benar karna fardhu ain yaitu kewajiban yang berhubungan dengan
individu dan untuk mempelajari Mad dan Qashar Waqaf dan Ibtida’ adalah fardhu kifayah
yaitu kewajiban yang berhubungan dengan banyak orang. Dalam membaca al-qur’an kita bisa
membacanya dengan tartil yang artinya membaguskan, memperindah. Namun untuk membca
al-qur’an dengan tartil kita perlu mempelajari tata cara membacanya dengan salah satunya
mempelajari Mad dan Qashar Waqaf dan Ibtida’.

B. Rumusan Masalah
1. Pengetian Mad
2. Macam-Macam Mad dan Hukumnya
3. Pengertian Waqaf
4. Pembagian Waqaf
5. Tanda-Tanda Waqaf
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu mad
2. Mengetahui macam-macam mad dan hukumnya
3. Mengetahui apa itu waqaf
4. Mengetahui pembagian waqaf
5. Mengetahui tanda-tanda dari waqaf yang ada apda al-qur’an
6. Dapat mempraktekkannya saat membaca al-qu’an
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mad
Mad menurut bahasa artinya panjang. Sedangkan menurut ilmu tajwid mad adalah
memanjangkan bunyi huruf hijaiyah kerena adanya sebab-sebab tertentu. Yaitu huruf yang
berharakat fathah dan bertemu dengan huruf alif, huruf yang berharakat dhomah dan bertemu
dengan huruf wau sukun dan huruf hijaiyah berharakat kasrah yang bertemu dengan huruf ya’
sukun.

B. Macam-macam Mad Dan Hukumnya


a. Mad Thabi’i
Mad Thabi’i(mad asli) merupakan macam-macam mad yang terjadi apabila ada alif
yang terletak sesudah fathah, atau ya’ sukun terletak sedudah kasrah atau juga huruf wau
yang terletak sesudah dhammah maka ini dihukumi sebagai bacaan mad thabi’i. Dimana Mad
berarti panjang dan Thabi’i yang artinya biasa. Cara membacanya harus sepanjang dua
harakat atau disebut satu alif, contohnya: ِ - ‫ يَقُ ْو ُل‬- ٌ‫كت َا ب‬
‫سم ْي ٌع‬
b. Mad Far’i
Mad Far'i secara bahasa artinya adalah cabang. Sedangkan menurut istilah Mad Far'i
adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli (sebagai hukum asalnya), yang
disebabkan oleh hamzah atau sukun. Nah, Mad Far'i ini terbagi menjadi beberapa macam,
diantaranya sebagai berikut:
1. Wajib Muttasil Mad jenis ini terjadi saat huruf mad dan hamzah berada pada satu kata.
Maksudnya mad bertemu dengan hamzah dalam satu kata ayat Al Quran. Mad wajib
mutthasil dibaca dengan panjang lebih dari dua harakat. Berkisar antara 4-5 harakat ketika
terjadi washal dan waqaf. Sedangkan dibaca 6 harakat apabila terdapat mad wajib
mutthasil berada di ujung kata dan dibaca waqaf. Adapun contohnya seperti pada gambar
di bawah yang menunjukkan terjadinya mad thabi'i yang ditambah dengan hamzah.

2. mad jaiz munfashil. Bacaan mad ini terjadi apabila mad thabi'i bertemu dengan hamzah
namun berada pada dua kata dalam ayat Al Quran. Sehingga mad jaiz munfashil dapat
diartikan juga dengan mad yang berarti jaiz boleh dan munfashil terpisah. Panjang bacaan
mad ini biasanya lebih dari dua harakat. Adapun untuk contoh bacaannya terdapat pada
gambar yang memperlihatkan mad jaiz munfashil dibawah ini.

3. Mad lazim mutsaqqal kilmi ini dapat terjadi saat mad asli atau mad thabi'i bertemu dengan
tasydid pada satu kata atau satu ayat Al Quran. Panjang harakat mad wajib muttasil adalah
sepanjang enam harakat. Adapun contoh bacaannya dapat kalian pahami seperti gambar
dibawah yang memperlihatkan terjadinya mad lazim mutsaqq

4. Mad lazim mukhaffaf kilmi terjadi saat mad thabi'i atau mad asli bertemu dengan huruf
mati atau sukun. Panjang bacaannya adalah sepanjang enam harakat. Adapun contoh
bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi seperti pada gambar dibawah.

5. Mad layyin dapat terjadi setelah huruf yang berharakat fathah, wawu sukun, atau ya'
sukun. Mad layyin di baca dengan halus dan tidak memakai tekanan. Contoh bacaan mad
layyin seperti pada gambar yang menunjukkan terjadinya mad layyin dibawah ini.

6. Mad airdh lissukun juga termasuk dalam mad far'i yang terjadi saat bacaan mad terdapat
huruf sukun karena waqaf. Biasanya mad aridh lissukun dibaca sepanjang 6 harakat. Akan
tetapi saat terjadi dipertengahan dapat dibaca sepanjang empat harakat. Ataupun yang
pendek bisa dibaca seperti mad thabi'i biasa hanya dua harakat. Adapun contoh dari mad
aridh lissukun dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
7. mad 'iwad. Mad jenis ini terjadi saat terdapat fathahain bertemu pada waqaf di akhir suatu
kalimat. Panjang bacaan adalah dua harakat. Untuk contoh dari mad 'iwad dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

8. Mad badal menjadi macam-macam bacaan mad tajwid dalam Al Quran yang terjadi saat
hamzah bertemu dengan sebuah mad. Adapun contoh dari mad badal dapat kalian pahami
seperti pada gambar di bawah. Dari contoh tersebut mad badal terlihat hamzah bertemu
dengan sebuah mad yang menyebabkan termasuk dalam jenis atau macam mad badal.

9. Mad lazim harfi musyabba' biasanya mad ini terdapat di awal ayat Al Quran dalam
sejumlah surat. Biasanya dalam mad lazim harfi musyabba' di tengahnya terdapat huruf
mad yang diidghamkan. Adapun contoh dari mad dapat kalian pahami seperti pada gambar
dibawah.

10. Mad lazim harfi mukhaffaf biasanya juga terdapat dipermulaan surat Al Quran. Dimana
mad terdiri dari tiga huruf dan tengahnya terdapat mad. Panjang bacaan mad lazim harfi
mukhaffaf sepanjang enam harakat dengan contohnya seperti gambar dibawah ini.

C. Pengertian Waqaf dan Ibtida’


Menurut bahasa waqaf artinya berhenti. Sedangkan menurut ilmu tajwid waqaf adalah
Bagaimana cara membunyikan kalimat ketika berhenti, atau berhenti sebentar memutus suara
untuk bernafas, pada akhir kata atau pada akhir kalimat. Sedangkan ibtida’ adalah memulai
bacaan setelah memutuskan bacaan atau mewaqafkan bacaan.
D. Pembagian Waqaf
a. Waqaf Idhthirari (Terpaksa)
Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan terpaksa, mungkin karena
kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya. Apabila terjadi waqaf ini, hendaklah
mengulang dari kata tempat berhenti atau kata sebelumya yang tidak merusak arti yang
dimaksud oleh ayat.
b. Waqaf Ikhtibari (Menguji Atau Mencoba)
Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar
diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang sebenarnya. Waqaf ini pada hakekatnya hanya
dibolehkan ketika dalam suatu bentuk belajar-mengajar, yang sebenarnya juga tidak boleh
waqaf menurut kaidah ilmu tajwid.
c. Waqaf Intizhari (Menunggu)
Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang diperselisihkan oleh ulama’
qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Di dalam menghormati adanya bentuk perbedaan
pendapat tersebut, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu,
kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat,
dan diteruskan sampai tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat
yang berbeda itu.
d. Waqaf Ikhtiyari (Pilihan)
Maksud dalam Waqaf Ikhtiari ini adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang dipilih,
direncanakan dan disengaja, bukan karena adanya bentuk dan sebab-sebab lainnya.

D. Tanda-Tanda Waqaf
a. Waqaf Lazim (‫ )م‬atau tanda waqaf mim
Tanda baca (‫ )م‬artinya “harus berhenti”. Waqaf lazim juga disebut waqaf tamm (waqaf
yang sempurna), karena tanda waqaf ini menandakan sempurna atau tidaknya suatu kalimat.
Contoh waqaf lazim (‫ )م‬terdapat dalam surat Al-An’am ayat 20:
b. Waqaf laa washal (‫) ال‬
Tanda waqaf laa washal (‫ ) ال‬artinya “tidak boleh berhenti”. Jika terdapat tanda
waqaf(‫ ) ال‬pada tengah ayat, maka tidak diperbolehkan untuk berhenti. Tetapi jika tanda
waqaf (‫ ) ال‬berada di akhir ayat, maka diperbolehkan berhenti. Contoh Waqaf La
Washal (‫ ) ال‬terdapat dalam surat An-Nahl ayat 32
c. Tanda Waqaf Waslu Ula (‫) ص لى‬
Tanda waqaf waslu ula (‫) ص لى‬artinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Jika kita
menemukan tanda waqaf waslu ula, maka kita diperbolehkan untuk berhenti atau
melanjutkan. Tetapi lebih diutamakan lagi untuk melanjutkan. Contoh Waqaf Waslu
Ula (‫ ) ص لى‬terdapatpada surat Az-Zukhruf ayat 44 :
d. Waqaf Mu’anaqah/Muraqabah (. ۛ . . ۛ .)
Tanda waqaf (.’. …..’.) artinya “berhenti di salah satu tanda”. Waqaf ini akan selalu
muncul sebanyak dua kali, dan kita harus berhenti disalah satu tanda waqah tersebut.
Contoh Waqaf Muraqabah / Mu’anaqah terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 2 :
e. Tanda Waqaf Jaiz (‫)ج‬
Tanda waqaf (‫ )ج‬artinya “boleh berhenti atau boleh melanjutan”. Contoh waqaf jaiz
terdapat pada surat Az-Zukhruf ayat 35 :
f. Waqaf Waqfu Aula (‫)ق ال‬
Tanda waqaf (‫)ق ال‬berarti “diutamakan berhenti”. Apabila pada ayat Al Quran terdapat
tanda waqaf (‫)ق ال‬, lebih baik diutamakan untuk berhenti pada kata yang terdapat tanda
tersebut. Contoh Waqaf Waqfu Aula terdapat dalam surat Al-Maidah : 38
g. Tanda Waqaf Saktah (‫) ساك ته‬
Tanda waqafini berarti “berhenti sejenak tanpa bernafas”. Apabila terdapat tanda waqaf
(‫)س‬, maka yang harus dilakukan yaitu berhenti sejenak sehingga memutus bacaan tetapi tidak
diperbolehkan bernafas. Di dalam Al-Quran Saktah hanya ada 4 tempat, yaitu: QS: Al-
Qiyaamah, ayat 27, QS: Yaasiin, ayat 52, QS: Al-Kahfi, ayat 1, QS: Al-Muthaffifin, ayat 14:
h. Waqaf Mutlaq (‫)ط‬
Tanda waqaf (‫ )ط‬artinya “harus berhenti”. Maka apabila kalian menemukan tanda
waqaf (‫ )ط‬pada bacaan, maka kalian harus berhenti.
i. Waqaf Murakhas (‫)ص‬
Tanda waqaf (‫ )ص‬berarti “tidak berhenti”. Selama tidak menemukan alasan untuk
berhenti atau kita kehabisan napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita meneruskan
bacaan.
j. Waqaf Qobih (‫)ق‬
Tanda waqaf (‫ )ق‬artinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Apabila pada ayat Al Quran
terdapat tanda waqaf (‫ )ق‬ini, lebih baik diutamakan untuk melanjutkan bacaan.
k. Waqaf Mujawwaz (‫)ز‬
Tanda waqaf (‫ )ز‬berarti “diutamakan untuk melanjutkan”. Untuk tanda waqaf
mujawaz (‫ )ز‬ini maka kalian dianjurkan untuk melanjutkan membaca.
l. Waqaf Kadzalik (‫)ﻙ‬
Tanda waqaf (‫ )ﻙ‬berarti “sama dengan waqaf sebelumnya”. Jadi apabila kalain
menemukan tanda waqaf (‫ )ﻙ‬ini, maka kalian harus menyamakan dengan tanda waqaf
sebelumnya.
m. Waqaf Mustahab (‫)ق يف‬
Tanda waqaf (‫ )ق يف‬berarti “diutamakan berhenti”. Apabila jika tedapat tanda
waqaf (‫ )ق يف‬ini dianjurkan lebih baik untuk berhenti daripada melanjutkan.
n. Waqaf Ruku’ (‫)ء‬
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpuan
Dari yang telah kita bahas dapat disimpulkan Bahwa mad terbagi 2 yaitu mad thabi’i
dan far’i, mad far’i terbagi juga menjadi 10 mad. Dan pembagian waqaf adalah 4 yang tanda-
tandanya ada 14.

B. Saran
Diharapkan dari penyusunan makalah ini, setelah pembaca membaca makalah ini dapat
memahami dan mengerti tentang Mad dan Waqaf. Dalam penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dalam menyusun makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
.

Yustiani, Tuti. 2008. Be smart pendidikan agama islam kumpulan soal untuk kelas VIII
sekolah menengah pertama. Bandung: Grafindo media pertama.

Muhaemin. 2008. Al-Qur’an dan Hadis Untuk Kelas IX MTS. Sidoarjo: Grafindo Media
Utama.

Muhaimin & Mas’ Ulil Munawaroh. 2019. Argumentasi Bacaan Gharib & Musykilat
(Bacaan Wajib Bagi Guru-Guru TPQ). Sulawesi Selatan: Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia.

Rusyd, Ibnu, Maula, Raisya. 2019. Panduan Praktis & Lengkap Tahsin, Tajwid, Tahfizh
Untuk Pemula. Yogyakarta: Laksana.

Fitriono, Nani, Eko. 2020. Panduan lengkap Mengajar Taman Pendidikan Al-Qur’an
Berdasarkan Kurikulum Yayasan Syamil Qur’an Nunukan. Malang: Ahlimedia Press.

Al Jamzuriy, Sulaiman. 2013. Tuhfatul Aftal Kitab Tajwid. Makasar: Muhammad Anas.

Marzuki, Sun, Choirol, Ummah. 2020. Dasar-dasar ilmu tajwid. Yogyakarta: Diva Press.

Aidah, Nur, Siti & tim penerbit. 2020. Panduan lengkap belajar ilmu tajwid. Jogjakarta: Kbm
Indonesia.

Wadud. 2014. Pelajaran Al-Qur’an Hadis Madrasah Tsanawiyah kelas VII. Semarang: PT.
Karya Toba Putra.

Anda mungkin juga menyukai