KELAS 1C
Kata Pengantar
بِس ِْم ه
ِ َّللاِ الرهحْ َم ِن الر
هحيم
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita nikmat islam, satu-
satunya agama yang benar di sisi-Nya. Dan segala puji bagi Allah yang telah
mengutus seorang Rasul kepada kita untuk mengajarkan risalah-Nya yang putih
bersih dan terang benderang.
Alhamdulillaah, dengan taufiq, dan rahmat dari Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah “Konsep Bertauhid dalam Islam” tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul “Konsep Bertauhid dalam Islam” ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Kebumen.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga melalui makalah singkat ini, kita akan lebih mengetahui dan
meyakini akan pentingnya tauhid dalam kehidupan kaum muslimin, baik individu
maupun masyarakat. Dan semoga Allah تَ َعالَىsenantiasa membimbing kita untuk
selalu bertauhid kepada-Nya dan terhindar dari perbuatan syirik, Allaahumma aamiin.
iii
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................ 5
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang mengaku islam. Namun jika kita tanyakan kepada mereka,
apa itu tauhid, bagaimana tauhid yang benar, maka sedikit sekali orang yang bisa
menjawabnya. Sungguh ironis melihat realita orang-orang yang mengidolakan
artis atau pemain sepakbola begitu hafal dengan nama, hobi, alamat, sifat, bahkan
keadaan mereka sehari-hari. Di sisi lain seseorang mengaku menyembah Allah
namun ia tidak mengenal Allah yang disembahnya. Ia tidak tahu bagaimana sifat-
sifat Allah, tidak tahu nama-nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak Allah
yang wajib dipenuhinya. Yang akibatnya ia tidak mentauhidkan Allah dengan
benar dan terjerumus dalam perbuatan syirik. Wal’iyyadzubillah. Maka sangat
penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari konsep bertauhid yang benar
dalam islam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Adapun penulis membuat makalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, selain itu juga bertujuan :
1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami konsep ketuhanan ditinjau dari
sisi sosiologis, filosofis, teologis, dan historis.
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami pembagian tauhid dalam agama
islam.
3. Pembaca dapat memahami sekaligus mengimplementasikan tauhid dalam
beragama islam.
4. Pembaca dapat memahami esensi nilia-nilai bertauhid dalam membangun
bangsa yang berkarakter
6
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai
tandingan terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai
Allah.
Keyakinan akan adanya Allah, kemaha besaran Allah, kekuasaan Allah dan
lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan apakah konsep
ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi
Muhammad dalam mendakwahkan konsep ilahiyah mendapat tantangan keras
dari kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan yang dibawa Muhammad sama
dengan konsep ketuhanan yang mereka yakini tentu tidak demikian kejadiannya.
Artinya : Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, “Siapa yang
menciptakan lagit dan bumi, dan menundukkan matahari dan bulan?” Mereka
pasti akan menjawab Allah, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari
jalan yang benar).
7
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti
orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Tidak ada seorang pun yang dapat memaksakan kehendak mereka terhadap
keputusan yang diambil. Pada akhirnya pun, penjelasan mengenai konsep
Tuhan akan berbeda-beda. Hal ini bergantung dari pendekatan yang
digunakan.
3. Konsep Ketuhanan ditinjau dari Teologis
Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan beragama. Dalam perspektif teologi agama dipandang
sebagai sesuatu yang dimulai dari atas (dari Tuhan sendiri melalui wahyu-
Nya). Manusia beragama karena Tuhan yang menanamkan kesadaran ini.
Tuhan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui berbagai
penyataan baik yang dikenal sebagai penyataan umum, seperti penciptaan
alam semesta, pemeliharaan alam, penciptaan semua makhluk dan
sebagainya maupun penyataan khusus, seperti yang kita kenal melalui
firman-Nya dalam kitab suci, penampakan diri kepada nabi-nabi. Dapat
disimpulkan bahwa agama ditinjau dari teologi tidak terjadi atas prakarsa
manusia, tetapi atas dasar wahyu dari atas. Tanpa inisiatif Tuhan melalui
wahyu-Nya, manusia tidak mampu menjadi makhluk religius yang beriman
dan beribadah kepada Tuhan.
4. Konsep Ketuhanan ditinjau dari Historis
Konsep Ketuhanan ditinjau dari historis yaitu konsep yang didasarkan pada
hasil pemikiran baik melalui pengalaman lahiriyah maupun batiniyah,baik
yang bersifat pemikiran rasional maupun pengalaman batiniyah.Dalam
sejarah agama ada teori yang dikenal dengan Teori evolusionisme yaitu
teori yang menyatakan adanya proses kepercayaan yang sederhana.
Proses pengembangan pemikiran tentang Tuhan menurut evolusionisme
adalah sebagai berikut:
a. Dinamisme
Dinamisme adalah suatu kepercayaan kepada benda-benda
gaib.Dalam ajaran ini manusia zaman primitif telah mengakui adanya
9
Terdapat banyak dalil baik dari Al-Qur’an dan Hadits tentang pembagian
tauhid menjadi 3 macam. Bagi orang orang yang menghafal Al-Fatihah dan An-
Nass saja akan menemukan penjelasan mengenai pembagian tauhid ini.
Pembagian ini terkumpul dalam surah Maryam ayat 65,
Artinya : Rabb (yang menguasai) langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di
antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah
kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang
patut disembah)?” [QS. Maryam: 65]
1. Tauhid Rububiyah
Tauhid rububiyah maknanya adalah mengesakan Allah dalam hal
penciptaan, kepemilikan, dan pengurusan. Sedangkan dalam kitab Aj-Jadid
Syarh Kirab Tauhid halaman 17, tauhid rububiyah artinya menauhidkan
Allah dalam kejadian kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta
menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja pencipta
semua makhluk dan Allah lah yang mengatur dan mengubah keadaan
mereka. Dalil yang menunjukan hal ini adalah :
ُ ق أَالَلَه
ُ ا ْل َعالَ ِمينَ َر ُّب َّللاُ تَبَا َركَ َو ْاْلَ ْم ُر ا ْل َخ ْل
”Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.” [QS. Asy-Syuura: 11]
13
Sebagian ulama membagi tauhid menjadi dua saja yaitu Tauhid dalam
Ma’rifat Wal Itsbat (Pengenalan dan Penetapan) dan Tauhid Fii Thalab Wal
Qasd (Tauhid dalam Tujuan Ibadah). Jika dengan pembagian seperti ini,
maka Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma wa Shifat termasuk golongan
yang pertama, sedangkan Tauhid Uluhiyah adalah golongan yang kedua.
[Lihat Fathul Majid 18].
Perlu di tekankan bahwa pembagian tauhid dengan pembagian seperti di
atas merupakan hasil penelitian para ulama terhadap seluruh dalil-dalil
Alquran dan As-Sunnah. Sehingga pembagian tersebut bukan termasuk
bidah, karena memiliki landasan dalil dari Alquran dan As-Sunnah.
1. Transformasi ketauhidan
Tarnsformasi ketauhidan adalah mewujudkan ketauhdian kepada Allah
dalam bentuk amal nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena kita
menyadari betul bahwa Allah senantiasa bersama kita, maka senantiasa
menjaga perilaku kita dari hal-hal buruk misalnya kesombongan, berbuat
zalim, menyakiti orang lain, merugikan orang lain, dan setersunya Intinya
kehadiran kita di tengah masyarakat membawa manfaat bagi orang lain.
2. Transendensi kehidupan
Transendensi kehidupan adalah upaya mengaitkan semua dinamika
kehidupan ini dengan Allah ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى. Allah hadir sebagai pengawas
kehidupan kita, sebagai tempat bersandar, meminta, bersyukur dan hal lain
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga misalnya kita
menerima musibah. Musibah menyadarkan bahwa itu adalah ujian,
peringatan, atau bahkan azab dari Allah. Pada intinya semua perilaku
kehidupan ini, kecuali ada ikhtiar lahiriah dan jawaban rasional yang tak
boleh ketinggalan harus dihubungkan dengan Allah. Jika kita membutuhkan
pertolongan,maka Allah-lah pihak pertama yang kita jadikan tempat
berbagi, tempat memohon, dan tempat melabuhkan perasaan. Karena Dia-
lah Yang Maha Mendengar. Dia-lah Yang Maha Peduli.
Tauhid sosial sebagai sebuah konsep umum merupakan sebuah kajian
dalam bidang ilmu akidah dan juga ilmu sosial dan berusaha
mengkomunikasikan antara dua bidang kajian tersebut. Tauhid sosial
bukanlah sebuah kajian yang murni berbicara tentang pendidikan.
Pemahaman konsep tauhid sosial melalui kacamata pendidikan diperlukan
untuk memudahkan dalam pengimplementasian konsep tersebut dalam
beragama islam di lingkungan pendidikan.
15
َ َسنًا َوبِٱ ْل َٰ َولِ َد ْي ِن إِيَّاهُ إِ َّ ٓال تَ ْعبُد ُٓوا أَ َّال َربُّكَ َوق
ض َٰى َ َٰ تَقُل فَ ََل ِك ََل ُه َما أَ ْو أَ َح ُد ُه َمآ ٱ ْل ِكبَ َر ِعندَكَ يَ ْبلُ َغنَّ إِ َّما ۚۚ إِ ْح
َٓك ِري ًما قَ ْو ًال لَّ ُه َما َوقُل تَ ْن َه ْر ُه َما َو َال أُف لَّ ُه َما
َّللاِ َع ْب ُد َح َّدثَنَا ا ْل َع ََل ِء بْنُ ُم َح َّم ُد ُك َر ْيب أَبُو َح َّدثَنَا َ قَا َل ُه َر ْي َرةَ أَبِي عَنْ َجدِّي عَنْ أَبِي َح َّدثَنِي إِ ْد ِر
َّ ُيس بْن
سئِ َل
ُ سو ُل ُ َّللا َرِ َّ صلَّىَ َُّللا َ اس يُد ِْخ ُل َما أَ ْكثَ ِر عَنْ َو
َّ سلَّ َم َعلَ ْي ِه َ ََّّللاِ تَ ْق َوى فَقَا َل ا ْل َجنَّةَ الن
َّ ُق َو ُحسْن ِ ُسئِ َل ا ْل ُخل
ُ عَنْ َو
اس يُ ْد ِخ ُل َما أَ ْكثَ ِر َ َّسى أَبُو قَا َل َوا ْلفَ ْر ُج ا ْلفَ ُم فَقَا َل الن
َ َّار الن َ ص ِحيح َح ِديث َه َذا ِعي َ َّللاِ َو َع ْب ُد َغ ِريب
َّ ُيس بْن َ ه َُو إِ ْد ِر
ُّ ْاْلَ ْو ِد
ُي ال َّر ْح َم ِن َع ْب ِد ْب ِن يَ ِزي َد ابْن
Sekunder (Faktor Tidak Utama). Faktor sekunder adalah faktor kedua dalam
mempengaruhi karakter manusia atau bisa disebut sebagai faktor yang tidak
utama. Adapun faktor yang bersifat sekunder dalam mempengaruhi karakter
manusia yaitu politik, sosial, budaya, pendidikan, kepercayaan dan hal-hal selain
faktor primer. Akan tetapi faktor ini tetaplah memiliki pengaruh dalam
membentuk karakter manusia Qur’ani. Tujuan pendidikan karakter Qur’ani adalah
untuk menghasilkan anak didik yang berkarakter Qur’ani. Untuk menjadikan
manusia yang berkarakter terutama dalam hal bertauhid, maka anak didik mau
tidak mau harus diarahkan sejak dini untuk memahami Al-Qur’an dengan
membaca, mengkaji, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-
harinya demi membentuk bangsa yang berkarakter.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada makalah yang berjudul “Konsep Bertauhid Dalam Islam” ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti orang itu
beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Tauhid dalam Islam terbagi menjadi tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid
Ululiyah, dan Tauhid Al Asma’ wa Sifat.
Ketauhidan yang terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari disebut
dengan tauhid sosial.
Membentuk karakter bangsa dapat melalui pendidikan karakter dengan
menerapkan pembelajaran tauhid.
Oleh karena itu, pemahaman mengenai konsep bertauhid dalam islam sangat
penting.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kalam. 2018. Pembagian Tauhid dalam Al Quran: Rububiyah, Uluhiyah dan Asma
Wa Shifat, https://umma.id/post/pembagian-tauhid-dalam-al-quran-rububiyah-
uluhiyah-dan-asma-wa-shifat-333976?lang=id. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2020.
Sanmiharja, Tohirin. 2013. Tauhid dan Implementasinya. https://www.uin-
antasari.ac.id/realisasi-tauhid-dalam-kehidupan. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2020.