Anda di halaman 1dari 16

BAB I SURAH at TIN

Surat At Tin surat yang 95 dalam al Qur’an. Terdiri dari 8 ayat, termasuk dalam golongan surat
Makkyah. Nama surat ini diambil dari kata at Tin yang terdapat pada ayat ke satu yang artinya
“demi buah tin”.

A. Membaca QS. Surat At-Tin

at-Tin

B.    Arti Mufrodat, Terjemahan dan penjelasan Surat at-Tin

1 ‫َوال َّزيْـتُوْ ِن‬ ‫َوالتِّـ ْي ِن‬


dan (buah) Zaitun Demi (buah) Tin
artinya:”Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun” (1)

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa ‘Tin’ adalah sejenis buah yang terdapat di Timur 
Tengah.  Bila  matang,  warnanya  coklat,  berbiji seperti tomat, rasanya manis,  berserat  tinggi, 
dan dapat digunakan sebagai obat penghancur batu pada saluran  kemih  dan  obat  wasir.  Oleh 
sebab  itu,  pada  Al  Quran terjemahan Departemen Agama, kalimat Wattiin diartikan dengan
“Demi buah Tin”

Sedangkan “Zaitun” adalah sejenis tumbuhan  yang  banyak  tumbuh di sekitar  Laut Tengah,
pohonnya berwarna hijau, buahnya  pun berwarna hijau, namun ada pula yang berwarna hitam
pekat, bentuknya seperti  anggur,  dapat  dijadikan  asinan dan minyak yang sangat jernih. Zaitun
adalah tumbuhan yang banyak manfaatnya.

Tidak  semua  ahli  tafsir  sependapat  bahwa  yang dimaksud ”Tin dan Zaitun” adalah nama
buah sebagaimana dijelaskan di atas. Ada juga yang berpendapat bahwa ‘Tin’  adalah  nama 
bukit  tempat  Nabi  Ibrahim a.s. menerima wahyu, sedangkan ‘Zaitun’  adalah  nama  bukit di
dekat Yerusalem tempat Nabi Isa menerima wahyu. Jadi  ‘Tin’  dan  ‘Zaitun’ adalah dua tempat
yang dianggap bersejarah, karena di tempat itulah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isa a.s. menerima
wahyu.

2 َ‫ِسيْـنِ ْين‬ ‫َوطُوْ ِر‬


Sinai dan bukit
artinya:”dan demi bukit Sinai” (2)

yang dimaksud ‘Thuur Siiniin’ pada  ayat  tersebut  adalah  bukit Tursina atau lebih dikenal
dengan nama bukit Sinai,  yaitu  bukit  yang  berada  di Palestina, tempat Nabi Musa a.s.
menerima wahyu.

3 ‫األَ ِم ْي ِن‬  ‫ْالبَلَد‬ ‫َوهَذا‬


yang aman negeri (kota) dan ini
artinya:”dan demi kota (Mekah) ini yang aman” (3)

yang dimaksud ‘Baladil Amiin’ adalah kota Mekkah, tempat Nabi Muhammad saw. menerima
wahyu.

Dengan  ayat-ayat (ayat 1-4) di atas Allah swt. bersumpah dengan empat tempat penting, yaitu 
Tin, Tursina (bukit Sinai), Zaitun, dan Baladil Amin (kota Mekah), dimana pada  empat  tempat 
tersebut  Nabi Ibrahim as., Musa as., Isa as., dan Muhammad saw.  menerima  wahyu  untuk
memberikan bimbingan dan pencerahan hidup pada umat manusia. Bimbingan yang diberikan
para nabi dan rasul ditujukan untuk menjaga agar manusia tetap berada dalam kemuliaannya
karena manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah swt. dalam bentuk yang terbaik.

4 ‫تَ ْق ِوي ٍْم‬ ‫أَحْ َس ِن‬ ‫فِ ْي‬     َ‫ا ِإل ْن َسان‬ ‫َخلَ ْقنَا‬ ‫لَقَ ْد‬
Bentuk sebaik- dalam manusia kami telah Sesungguh
(kejadian) baik menciptakan nya
artinya:”sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam  bentuk

yang sebaik-baiknya” (4)

Allah  swt.  dalam  ayat  ini menegaskan bahwa manusia itu diciptakan  dalam  bentuk  yang 
paling sempurna. keistimewaan   manusia   dibanding   binatang,  yaitu  manusai dikaruniainya 
akal,  pemahaman,  dan  bentuk  fisik  yang tegak dan lurus.

Kesempurnaan manusia bukan hanya  sekedar pada bentuk fisik dan psikisnya saja. Allah
memberi kedudukan manusia di antara makhluk  Allah  lainnya  menempati  peringkat tertinggi,
melebihi kedudukan malaikat,
5 َ‫َسافِلِ ْين‬ ‫أَ ْسفَ َل‬ ُ‫َر َد ْدنَاه‬ ‫ثُ َّم‬
tempat Lebih Kami Kemudian
yang rendah/paling kembalikan
rendah rendah dia
artinya:”Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka)” (5)

Allah swt. telah memberikan  kemuliaan yang begitu tinggi pada manusia, bukan hanya yang
bersifat fisik  dan  psikis, tapi juga dari segi kedudukannya. Namun, kalau manusia tidak mampu 
mengemban amanah yang begitu besar, derajatnya akan turun ke tingkat yang paling  hina, 
bahkan  bisa  lebih  hina  dari  binatang  sekalipun.

Kalau  binatang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan perut dan syahwat 
biologisnya,  kita tidak bisa mengategorikannya sebagai perbuatan hina, karena binatang tidak
diberi akal dan nurani. Namun, kalau manusia melakukan hal yang sama seperti binatang, kita
mengategorikannya sebagai perbuatan hina karena manusia  diberi  akal  dan nurani untuk
mengontrol perbuatannya. Nah, kalau kita tidak  pernah  menggunakan  akal  sehat  dan  nurani
untuk mengarungi kehidupan, berarti derajat manusia jatuh yang serendah-rendahnya.

‫فَلَهُ ْم‬ ‫ت‬


ِ ‫الصَّالِ َحا‬ ‫َو َع ِملُوا‬ ‫آ َمنُوْ ا‬ َ‫الََّ ِذ ْين‬ ‫إِال‬
maka bagi Kebajikan/ soleh dan mereka beriman orang- kecuali
mereka berbuat/beramal orang
yang
6 ‫َم ْمـنُوْ ٍن‬ ‫َغ ْي ُر‬ ‫أَجْ ٌر‬
Terputus bukan/tidak pahala
artinya:”kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh;maka
bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya” (6)

Agar  tidak  turun  ke derajat yang paling rendah, Allah swt. memerintahkan manusia  untuk 
mengisi hidup dengan iman dan amal soleh.

Amal soleh adalah segala perbuatan yang berguna bagi diri pribadi, keluarga, kelompok, dan
manusia secara keseluruhan. Maka  bagi orang-orang yang mengisi hidupnya dengan iman dan
karya (amal saleh), bagi mereka “ajrun ghairu mamnun” (pahala yang tiada putus).

7 ‫بِال ِّد ْي ِن‬ ‫بَ ْع ُد‬ َ‫يُ َك ِّذبُك‬ ‫فَ َما‬


hari pembalasan sesudah mendustakanmu maka apakah
artinya:”Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan
(hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?”
(7)
Bentuk  pertanyaan  pada  ayat  ini,  mengandung  penegasan bahwa tidak ada alasan apapun
yang patut membuat manusia  mendustakan  hari  pembalasan dan mengingkari ajaran-ajaran
Allah swt., setelah mengetahui bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia.

8 َ‫ْال َحا ِك ِم ْين‬


‫بِأَحْ َك ِم‬ ُ ‫هَّللا‬ َ ‫أَلَي‬
‫ْس‬
hakim Lebih Allah bukankah
bijaksana/seadil-
adilnya
artinya:”Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?”(8)

Penjelasan ayat:

Surat  ini  kemudian  ditutup  dengan  kalimat bertanya yang bertujuan agar manusia mau
berpikir.

Seolah  ayat  ini  mengatakan, “Pikirkanlah wahai manusia, hanya Allah swt. Hakim  yang 
Maha  Adil dan Maha Mengetahui kebutuhan kamu. Oleh sebab itu hanya aturan-aturan-Nya
yang bisa memenuhi kebutuhanmu!”

Semoga  kita menjadi orang-orang yang dapat menjaga kemuliaan yang Allah berikan dengan
selalu meningkatkan iman dan mengerjakan amal saleh.

C. Pokok-pokok Isi Kandungan Surat At-Tiin

Surat At-Tiin terdiri atas 8 ayat, Surat At Tiin adalah surat ke 95 dalam al Qur’an termasuk
kelompok surat Makiyah ( yang diturunkan di Makkah), Nama At Tiin diambil dari kata ”At-
Tiin” yang terdapat pada ayat pertama surat ini yang artinya buah tin.
Pokok-pokok Isi Kandungan Surat At-Tiin dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Allah bersumpah dengan menggunakan 4 tempat suci yaitu :


a. Dengan buah Tin. Menurut sebagian ahli Tafsir ”Tiin” adalah tempat tinggal Nabi Nuh
as yaitu Kota Damaskus yang banyak tumbuh pohon tiin.
b. Dengan buah Zaitun. Zaitun adalah Baitul Maqdis yang berlokasi di Yerusalem
(Palestina) yang banyak ditumbuhi pohon Zaitun. Tempat ini adalah tempat kelahirannya
Nabi Isa as.
c. Dengan bukit Sinai. Tempat ini adalah tempat Nabi Musa as menerima wahyu secara
langsung dari Allah swt.
d. Dengan Kota ini yang aman. Yang dimaksud dengan ”kota ini yang aman” adalah kota
Mekkah. Di Kota ini lahir Nabi Akhir Zaman penutup dari semua Nabi, baik Nabi yang
membawa syari’at atupun Nabi yang tidak membawa syari’at dialah Nabi Muhammad
saw.
2. Allah Swt. menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (sempurna), baik
jasmani maupun rohani dan dilengkapi dengan akal dan nafsu.
3. Allah Swt. akan mengembalikan manusia ke tempat yang paling rendah yaitu neraka,
kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh.
4. Orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka akan mendapatkan pahala yang
tidak putus-putusnya yaitu surga.
4. Orang yang tidak beriman dan tidak beramal shaleh adalah orang-orang yang
mendustakan Allah. Padahal mereka mengetahui hari kiamat itu akan mati dan akan
menghadapi pengadilan Allah.
5. Allah Swt. adalah Hakim Yang Maha Adil.

BAB III IMAN KEPADA HARI AKHIR


A. Pengertian Hari Akhir
Pengertian iman kepada hari akhir adalah meyakini dengan sepenuh hati, bahwa hari
kiamat itu pasti akan tiba, yang ditandai dengan tiupan sangkakala oleh malaikat Isrofil
kemudian diikuti oleh kehancuran alam semesta beserta segala isinya. Iman kepada hari
akhir itu merupakan rukun iman yang ke 5. Banyak sekali ayat-ayat al-Qur'an yang
menerangkan tentang hari akhir itu, diantaranya yang terdapat pada QS Al Hajj : 7

Artinya :  ’’Dan Sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan
padanya ; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.’’

B.  Gambaran Keadaan Hari Akhir

a. Ditiup sangkakala oleh malaikat Isrofil, kemudian diikuti kehancuran alam


semesta beserta segala isinya (Lihat QS Az Zumar ayat 68).
b. Manusia pada bingung bagai anai-anai bertebaran, gunung berhamburan bagai
kapas ditiup angin. (lihat QS AI-Qori'ah).
c. Bumi digoncang dengan goncangan yang hebat, bumi mengeluarkan segala isi
perutnya (Lihat QS Al-Zalzalah).
d. Langit terpecah-pecah, matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, lautan
meluap dan airnya panas (Lihat QS Al-Muzammil : 18).
e. Allah melipat langit dengan tangan kanannya, melipat bumi dengan kiriNya    (HR
Bukhori Muslim), dan masih banyak lagi ayat-ayat maupun hadis nabi yang
menggambarkan kedahsyatan hari kiamat itu.
C.  Kehidupan Dunia Hanyalah Sementara

Banyak ayat maupun hadits nabi yang menerangkan, bahwa kehidupan dunia ini
sifatnya fana, sementara, dan suatu saat akan binasa. Sedangkan kehidupan akhirat itu
abadi. Oleh sebab itu kita hendaknya memanfaatkan kehidupan yang sementara ini untuk
melakukan hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama. Kita mencari bekal yang cukup
untuk kehidupan akhirat. Perhatikan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al- Hadid :
20.     

               
       Artinya :
’’Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-
banggaan tenta.g banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya
mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras
dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu.’’

D. Kiamat Kubra dan kiamat Sughra


Kiamat dibagi menajdi 2, yaitu:
a.Kiamat kubra artinya kiamat besar, yaitu hancurnya seluruh alam raya dan isinya.
b. Kiamat Sughra artinya kiamat kecil, yaitu peristiwa matinya seseorang dan ruskanya
sebagian alam semesta seperti gunung meletus, tanh longsor, banjir, gempa bumi, dan
sebagainya.

E. Kejadian-kejadian yang berhubungan dengan hari akhir

a. Alam Barzah (Yaumul Barzah), yaitu alam kubur, di mana semua manusia setelah
mati akan masuk ke alam kubur, seraya menunggu datangnya hari kiamat.
b. Yaumul Ba'ats, yaitu setelah datangnya hari kiamat, semua manusia akan
dibangkitkan kembali. Keadaan manusia pada waktu itu berbeda-beda, sesuai
dengan amaiannya pada waktu hidup di dunia.
c. Yaumul Mahsyar, yaitu tempat yang amat luas, di mana manusia berkumpul
menerima pengadilan dari Allah SWT.
d. Yaumul Mizan atau Yaumul Hisab, yaitu hari di mana amal manusia akan
ditimbang, atau dihitung, untuk menentukan akan masuk surga atau neraka. Orang
yang timbangan amal kebaikannya lebih banyak akan masuk ke surga, sedang yang
lebih banyak amal keburukannya akan masuk ke neraka.

F.       Tanda-tanda Hari Kiamat


Tanda-tanda kimat dibagi menjadi 2 antara lain, yaitu:
a.       Tanda kecil antara lain:
                                                     hamba sahaya perempuan dikawini tuannya;
                                                     ilmu agama sudah dianggap tidak penting;
                                                     tersebarnya perzianaan;
                                                     mium-minumna keras merajalela;
                                                     fitnah muncul dimana-mana
b.       Tanda besar, yaitu apabila kimata sudah sangat dekat antara lain:
                                                     matahari terbit dari arah barat;
                                                     munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara;
                                                     keluarnya imam mahdi; (siapa imam mahdi itu?)
                                                     keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj;
                                                     rusaknya kakbah, dll.

BAB IV QANAAH DAN TASAMUH


1. QANAAH

A. PENGERTIAN QONAAH

Qanaah adalah sikap pribadi yang tulus menerima apa yang telah dianugerahkan Allah Swt.
Kepada dirinya dengan perasaan puas dan penuh kesyukuran, karena bahwa itulah yang telah
menjadi bagiannya, dan semua yang telah diterimanya merupakan hasil segala usaha dan ikhtiar
yang dilakukannya.

Hadis Rasulullah Saw. “bukankah kekayaan itu karena banyaknya harta benda, tapi kekayaan
yang sebenarnya adalah kekayan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim) “Qanaah itu adalah harta
yang tak pernah akan habis dan simpanan yang tidak akan lenyap.” (HR. Thabrani)

B. Sikap Qanaah dalam Berbagai kehidupan


Qanaah dalam Kehidupan Individu Setiap muslim / muslimah yang berjiwa qanaah memiliki
beberapa macam sikap dan perilaku individu sebagai berikut. Menerima dengan ikhlas dan rela
atas apa yang ada padanya, karena menyadari bahwa hal itu merupakan ketentuan dan takdir dari
Allah Swt. Firman Allah Swt, dalam surat Hud : 6 Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata
di bumi ini melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.”

Sikap qanaah adalah cerminan perilaku dari dasar hati dan jiwa yang memilikinya. Namun dalam
hal menjalani kehidupan duniawi bukan berarti orang yang qanaah tidak mencari rezekinya
dalam kehidupannya. Limpahan rezeki dan karunia materi yang Allah Swt. Berikan bagi orang
yg berjiwa qanaah dianggap hanya sebagai titipan semata. Orang yang qanaah berserah diri atas
segala kejadian kehidupan yang menimpanya. Kesusahan dan kesenangan yang datang silih
berganti merupakan proses kehidupan alami yang harus dijalani umat manusia. Tawakal dan rasa
syukur kepada allah Swt. Merupakan sikap yang mengiringi jiwa qanaah.

C. Qanaah dalam Kehidupan Bermasyarakat


Menghapuskan dan menghilangkan jurang pemisah antara si kya dan si miskin. Menghilangkan
berbagai tindak kriminal dalam masyarakat seperti pencurian, perampokan, penipuan, korupsi,
dan manipulasi. Menciptakan rasa persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat.
Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, karena sikap qanaah juga dapat
meningktkan martabat kehidupan sosial masyarakat baik dai aspek budaya, ekonomi, ilmu
pengtahuan, dan teknologi. Kesejahteraan duniawi dan ukhrawi dapat terlaksana dengan jiwa
qanaah, krn dapat meningkatkan semangat beribadah yg tiada ternilai harganya.

2.. TASAMUH
A.PENGERTIAN TASAMUH

Tasahum adalah sikap toleransi atau saling , menghargai di antara sesama manusia. Dalam
berhubungan dengan sesama manusia atau hablum minannas, kita dituntu untuk memiliki sikap
tasamuh

B. Tasamuh dalam kehidupan sehari-hari


a. Dalam Perdagangan

b. Dalam Jual Beli Seandainya kita menjadi seorang pedagang, maka pedagang yang dicintai
oleh Allah adalah pedagang yang tasamuh. Yang tidak mementingkan diri sendiri dengan
mengambil keuntungan yng sebesar-besarnya kalau kita menjadi konsumen atau pembeli, maka
pembeli yang dikasihi oleh Allah itu adalah pembeli yang tasamuh, yakni tidak mementingkan
kepentingan sendiri tanpa memperhatikan kepentingan si pedagang.

C. Dalam Utang Piutang Seandainya kita punya piutang, maka penagih yang dikasihi allah Swt.
Adalah penagih yang bijaksana ketika menagih, memahami tata cara menagih yang baik, sopan,
dll. Sebagaimana firman Allah Swt., sebagaimana firman Allah Swt. Dalam surat Al-Baqarah :
280 Artinya: “dan jika (orang yg berutang itu) dlm kesukaran, maka berilah tangguhan sampai ia
berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu jika
kamu mengetahuinya

D. Dalam Membayar Utang Bila kita punya utang, maka yang disukai oleh Allah Swt. Adalah
yang tasamuh ketika membayar utangnya. Sebagai balasan atas kebaikan orang yang
memberikan utang, maka kewajiban orang yang punya utang adalah membayarnya dengan
secepatnya apabila sudah ada dana untuk membayarnya.

BAB V MENYEMBELI HEWAN AKIKAH DAN KURBAN


A.MENYEMBELIH HEWAN

1. Pengertian Penyembelihan

Penyembelihan hewan adalah memotong binatang dengan alat tajam pada bagian leher
(saluran pernapasan dan jalan makan) sampai putus sehingga binatang tersebut mati untuk
diambil manfaatnya. Menyembelih hewan dalam Islam ada dua macam cara yaitu: Zabhun/zabh
(menyembelih dengan posisi hewan berbaring) seperti kambing, kerbau, sapi dan Nahr
(penyembelihan hewan dengan posisi hewan berdiri) seperti onta. Penyembelihan hewan
haruslah memenuhi syarat dan rukunnya.

2. Penyembelihan Hewan yang baik

Adapun syarat dan rukun penyembelihan hewan adalah


a.       Syarat bagi pemngembelih
Orang yang menyembelih syaratnya adalah orang Islam atau (ahli kitab) yaitu orang yang
berpegang pada kitab Allah swt, tidak buta, niat menyengaja menyembelih.
b.      Syarat hewan yang disembelih
Hewan yang disembelih adalah halal, tidak cacat, cukup umur, sehat.
c.       Syarat alat penyembelihan
Syarat alat penyembelihan  tradional maupun mekanik adalah:
1.       Tajam (tidak tumpul) agar lebih cepat penembelihan
2.       Alat penyembelihan bisa dari besi, logam, dan batu,
3.       Tidak diperbolehkan dengan alat yang terbuat dari gigi dan kuku
d.      Bagian tubuh yang disembelih
1.       Binatang disembelih dilehernya dengan dipotong  urat saluran pernapasan dan urat saluran
makanannya
2.       Binatang yang tidak dapat disemmbelih di lehernya karena liar atau jatuh ke dalam lubang,
menymebelihnya dilakukan di bagian mana saja dari badannya, asal bias mati.
 

B.  AQIQAH DAN KURBAN


“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu dan berqurbanlah.” (QS Al Kautsar : 1-2)

Qurban dan Aqiqah adalah ibadah yang memiliki kesamaan walaupun secara tujuan memiliki
perbedaan. Perintah berkurban tentunya sangat disarankan bagi umat muslim sebagai bentuk
latihan keikhlasan dan pengorbanan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tentunya ini
adalah bentuk pengamalan umat islam dari rukun iman dan rukun islam, serta fungsi agama
islam.

Ibadah Qurban memiliki aspek pendidikan yaitu melangsungkan keikhlasan dan kemurnian
ibadan hanya kepada Allah SWT. Orang yang beriman dan akanmengamalkan ibadah qurban
tentu harus memiliki keikhlasan dalam mengorbankan sebagian hartanya untuk amaliah. Hal ini
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan juga Ismail. Merekalah sosok Ayah
dan Anak yang memiliki ketaqwaan yang sangat tinggi kepada Allah SWT.

Begitupun dengan Aqiqah yang memiliki teknis ibadah sama seperti qurban, yaitu menyembelih
hewan qurban. Berikut adalah penjelasan mengenai Ibadah Qurban dan Aqiqah.

Pelaksanaan Ibadah Qurban

Ibadah qurban memiliki hukun sunnah muakad yang artinya sunnah yang sangat dianjurkan.
Untuk itu bagi mereka yang mampu sangat dianjurkan untuk berqurban dan memberikan
sebagian hartanya untuk ibadah qurban. Namun bagi mereka yang tidak mampu dan belum bisa
untuk berqurban tentu tidak lah menjadi berdosa.

Di sisi lain menurut ulama mahzab Imam Hanafi, Ibadah Qurban bisa berhukum wajib bagi
mereka yang mampu. Hal ini didasari dengan hadist berikut, “Siapa yang memiliki kelapangan
tapi tidak menyembelih qurban, janganlah mendekati tempat shalat kami.” (HR  Ahmad, Ibnu
Majah dan Al Hakim).

Selain itu, pahala bagi yang berkurban juga tentunya sangat besar, apalagi merupakan ibadah
yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. “Zaid bin Arqam bertanya kepada Rasulullah
saw.“Apakah yang kita peroleh dari berqurban? “Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya pada
setiap bulu yang menempel di kulitnya terdapat kebaikan.”(HR Ahmad dan Ibnu Majah)ibadha

Adapun fungsi dari Ibadah Qurban adalah:

 Menjadikan bentuk bukti dan realisasi dari Ketaqwaan kita terhadap Allah
 Mendekatkan kepada Allah SWT dengan ibadah
 Mengenang dan kilas balik sejarah Nabi Ibrahim dan Putranya, Nabi Ismail

Untuk Ibadah yang dikurbankan tentu bisa bermacam-macam seperti unta, sapi,dan kambing.
Hewan yang berkelamin jantan lebih diutamakan ketimbang hewan betina. Selain itu juga lebih
utama dari hewan yang tidak dikebiri dibanidngkan hewan yang dikebiri.

Syarat-Syarat Penyembelihan Hewan Qurban


Hewan qurban maka hendaknya dilpilih dengan binatang yang baik. Rasulullah mengutamakan
hewan jika kambing, adalah yang besar, gemuk, dan bertanduk. Sedangkan pemilihan hewan
tidaklah boleh hewan yang cacat misalnya hewan yang buta, hewan yang sakit, pincang, kurus
atau tidak  berdaging. Tentu hewan seperti itu tidak layak nantinya untuk dikonsumsi bagi
manusia. Terkait usia hewan yang akan disembelih minimal 5 tahun untuk Unta, 1 tahun untuk
kambing, dan 2 tahun untuk sapi.

Untuk hewan kambing maka ia telah merepresentasikan satu orang peng-qurban, dan jika untuk
sapi atau kerbau maka untuk 7 orang peng-qurban. Seangkan untuk unta bisa untuk 10 orang.
Tekait waktu penyembelihan maka dilakukan pada saat Idul Adha selepas shalat ied
dilaksanakan, sampai tanggal 13 djulhidjah yaitu saat hari-hari tasyrik.

Adapun syarat orang yang akan menyembelih, adalah:

 Diutamakan disembelih oleh orang yang berqurban (shahibul qurban)


 Boleh juga shahibul qurban menyaksikan saja tanpa harus ikut menyembelih
 Pelaksanaan penyembelihan diutamakan oleh seorang laki-laki ataupun perempuan,
namun yang muslim dan sudah baligh

Terkait adab penyembelihannya adalah sebagai berikut:

 Penyembelihan menggunakan alat yang tajam dan dapat langsung mengalirkan darah
 Penyembelihan tidak boleh menggunakan gigi atau kuku
 Pemotongan dilakukan pada urat nadi yang berada di leher, tenggorokan, atau
kerongkorongan agar hewan cepat mati, tidak tersiksa
 Penyembelihan hewan hendaknya dihadapkankepada kiblat sambil membaca basmalah
dan takbir
 Pada situasi terent yang membuat hewan menjadi liar atau bersembunyi dipebrolehkan
untuk menggunakan benda tajam yan langsung mematikan

Setelah pelaksanaan penyembelihan maka dapat dilakukan pembagian qurban. Daging kurban
dapat dibagikan untuk penyembelih qurban atau pengqurban atau shahibul qurban, fakir miskin,
sahabat atau kolega dari shahibul qurban. Daging kurban hasil penyembelihan tidak boleh
digunakan untuk upah baik untuk pemotong ataupun amil-nya. Bagian kulit, kepala, atau apapun
dari tubuh hewan tidak boleh dijadikan sebagai upah, maka lebih baik diberikan upah dari harta
yang lain di luar hal tersebut.

Pembagian hewan qurban juga lebih baik dibagikan dalam keadaan mentah atau belum dimasak,
dan pembagian ini tidak dilarang untuk dibagikan kepada non muslim.

Pelaksanaan Aqiqah
Aqiqah hampir sama pelaksanaannya sebagaimana kurban. Yang menjadi perbedaan aqiqah
adalah sembelihan untuk bayi yang baru dilahirkan sebagai bentuk kesyukuran akan nikmat dan
karunia dari Allah SWT. Aqiqah sendiri menurut Imam Syafii dan Hambali adalah sunnah
muakad, yaitu yang dianjurkan. Hal ini sebagaimana dalam hadist Rasul,

“Anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari
kelahirannya)”. (HR Tirmidzi)

Pelaksanaan aqiqah menurut Imam Malik adalah, “Pada dzohirnya bahwa keterikatannya pada
hari ke 7 (tujuh) atas dasar anjuran, maka sekiranya menyembelih pada hari ke 4 (empat) ke 8
(delapan), ke 10 (sepuluh) atau setelahnya Aqiqah itu telah cukup. Karena prinsip ajaran Islam
adalah memudahkan bukan menyulitkan sebagaimana firman Allah Swt.: “Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (QS Al Baqarah : 185)

Untuk pelaksanaan aqiqah berbeda dengan qurban, bahwa lebih baik daging aqiqah dibagikan
dalam kondisi yang sudah dimasak, sebagaimana hadist Rasulullah SAW.

“Sunahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak
perempuan. Ia dimasak tanpa mematahkan tulangnya. Lalu dimakan (oleh keluarganya), dan
disedekahkan pada hari ketujuh.” (HR  Baihaqi)

Untuk bayi laki-laki maka disunnahkan sebanyak dua ekor kambing sedangkan untuk perempuan
adalah satu ekor kambing. Hal ini juga disampaikan Rasulullah SAW, “Bagi anak laki-laki dua
ekor kambing yang sama, sedangkan bagi anak perempuan satu ekor kambing.” (HR Tirmidzi
dan Ahmad)

Doa ketika menyembelih hewan aqiqah adalah sebagai berikut:

Bismillah, Allahumma taqobbal min muhammadin, wa aali muhammadin, wa min ummati


muhammadin. Dengan nama Allah, ya Allah terimalah (kurban) dari Muhammad dan keluarga
Muhammad serta dari umat Muhammad.”(HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)

Pelaksanaan ibadah lainnya yang dianjurkan oleh Rasulullah tentunya ada sangat banyak.
Sunnah rasul lainnya yang dicontohkan oleh Rasullah, contohnya adalah :

Shalat Taubat, Shalat Lailatul Qadar , Shalat Tarawih bagi Wanita ,Keutamaan Shalat Witir,
Shalat Idul Fitri , Keutamaan Shalat Hajat ,Sholat Tasbih, Keutamaan Shalat Dhuha yang Luar
Biasa, Cara makan Rasulullah , Cara mandi dalam Islam , Macam -macam shalat sunnah , Adab
ziarah kubur , Adab ziarah kubur sesuai Sunnah, dsb. Ibadah-ibadah tersebut dapat dilaksanakan,
sebagaimana sunnah Rasul dalam melaksanakan Ibadah Qurban dan Aqiqah.

BAB VI HAJI DAN UMRAH


A. Pengertian Haji dan Umrah
Secara bahasa haji artinya menyengaja sesuatu. Sedangkan menurut syara’ haji adalah
menyengaja mengunjungi baitullah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah swt pada
waktu dan cara tertentu.
Haji termasuk rukun Islam yang wajib dilakukan sekali seumur hidup jika seorang muslim telah
mampu melakukan.
Untuk melakukan ibadah haji seorang muslim harus mampu secara fisik dan materi. Secara fisik
artinya kuat melakukan berbagai kegiatan dalam ibadah haji yang banyak menguras tenaga dan
membutuhkan tubuh yang fit. Sedangkan mampu secara materi artinya telah memiliki harta yang
cukup untuk melakukan perjalanan dan biaya untuk anak istri/keluarga yang ditinggalkan.

Firman Allah swt adalah sebagai berikut.

ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬


‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِيالً َو َمن َكفَ َر فَإ ِ َّن هللاَ َغنِ ٌّي ع َِن‬ ُُ ‫ات بَيِّن‬
ُُ َ‫فِي ِه َءاي‬
ِ َّ‫َات َّمقَا ُم إِب َْرا ِهي َم َو َمن َدخَ لَهُ َكانَ َءا ِمنًا َوهللِ َعلَى الن‬
َ‫ْال َعالَ ِمين‬

Artinya:
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka
sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (Ali Imran: 97).

Sedangkan sabda Rasulullah adalah sebagai berikut.


"Islam itu dibangun di atas lima perkara; bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq
melainkan Allah dan (bersaksi) bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat,
mengeluarkan zakat, berpuasa (di bulan) Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitullah."
(Muttafaq Alaih).
Sedangkan umrah secara bahasa artinya berziarah atau berkunjung. Sedangkan menurut syara’
umrah artinya berkunjung ke kakbah di Mekah dengan cara tertentu sedangkan waktunya tidak
ditentukan (boleh kapan saja).

Aturan tentang Umrah adalah berdasarkan Surat Al Baqarah ayat yang ke-2.
ِ‫َوأَتِ ُّموا ْال َح َّج َو ْال ُع ْم َرةَ هلل‬
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah …”

B. Syarat Wajib Haji dan Syarat Umrah


Jika hal-hal berikut ini ada pada diri seorang muslim, maka dia wajib berhaji. Hal-hal tersebut
adalah:
- Islam.
- Berakal.
- Baligh.
- Merdeka.
- Mampu.
Dan bagi perempuan ditambah dengan satu syarat yaitu adanya mahram yang pergi bersamanya.
Umrah hukumnya tidak wajib akan tetapi sunah muakad. Bagi umat muslim yang ingin
melaksanakan umrah, syarat-syaratnya adalah:
- Islam
- Berakal sehat
- Merdeka
- Mampu secara jasmani, rohani, dan materi.
- Dan bagi yang perempuan, ditambah dengan satu syarat yaitu disertai mahramnya.

C. Rukun, Wajib Umrah dan Haji


a. Rukun haji:
1. Ihram.
Berniat melakukan ibadah haji dengan memakai pakaian ihram. Untuk laki-laki adalah dua helai
kain putih yang tidak berjahit. Sedangkan untuk perempuan adalah pakaian yang menutupi
seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

2. Wukuf di Arafah.
Wukuf adalah berhenti, berdiam diri di padang Arafah mulai tergelincirnya matahari 9 Zulhijjah
sampai fajar 10 Zulhijjah.

3. Thawaf.
Thawaf adalah mengelilingi kakbah tujuh kali putaran diawali dari hajar aswad dengan posisi
baitullah di sebelah kiri.

4. Sa'i.
Sa’i adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Di awali dari Safa ke Marwah
(dihitung satu kali). Dilanjutkan dari Marwah ke Safa (dihitung satu kali juga). Demikian
dilakukan sampai tujuh kali, berakhir di Bukit Marwah.

5. Tahallul.
Tahallul yaitu menggunting rambut sekurang-kurangnya tiga helai.

b. Wajib haji:
1. Ihram dari miqat.
2. Wukuf di Arafah hingga tenggelamnya matahari bagi yang wukuf di siang hari.
3. Bermalam di Muzdalifah.
4. Bermalam pada malam-malam tasyriq di Mina.
5. Melempar jumrah (jumrah aqabah pada waktu hari Raya Kurban, dan jumrah ula, wustha serta
aqabah pada hari-hari tasyriq secara tertib).
6. Mencukur (gundul) rambut atau memendekkannya.
7. Menyembelih hadyu (bagi yang melakukan haji tamattu' dan qiran, tidak bagi yang melakukan
haji ifrad).
8. Thawaf wada'.
c. Rukun umrah:
1. Ihram (niat masuk atau memulai untuk beribadah).
2. Thawaf.
3. Sa'i.

d. Wajib umrah:
1. Ihram dari miqat.
2. Mencukur (gundul) rambut atau memendekkannya.

D. Larangan Saat Berhaji


Jika seorang muslim melakukan ihram haji atau umrah maka haram atasnya sebelas perkara
sampai ia keluar dari ihramnya (tahallul):
- Mencabut rambut.
- Menggunting kuku.
- Memakai wangi-wangian.
- Membunuh binatang buruan (darat, adapun bina-tang laut maka dibolehkan).
- Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki dan tidak mengapa bagi wanita). Pakaian berjahit
adalah pakaian yang membentuk badan, seperti baju, kaos, celana pendek, gamis, celana
panjang, kaos tangan dan kaos kaki. Adapun sesuatu yang ada jahitannya tetapi tidak membentuk
badan maka hal itu tidak membahayakan muhrim (orang yang sedang ihram), seperti sabuk, jam
tangan, sepatu yang ada jahitan-nya dsb.
- Menutupi kepala atau wajah dengan sesuatu yang menempel (bagi laki-laki), seperti peci,
penutup kepala, surban, topi dan yang sejenisnya. Tetapi dibolehkan berteduh di bawah payung,
di dalam kemah dan mobil. Juga dibolehkan membawa barang di atas kepala jika tidak
dimaksudkan untuk menutupinya.
- Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita). Tetapi jika di depan laki-laki asing (bukan
mahram) maka ia wajib menutupi wajah dan kedua tangannya, namun dengan selain tutup muka
(cadar), misalnya dengan menurunkan kerudung ke wajah dan memasukkan tangan ke dalam
baju kurung.
- Melangsungkan pernikahan.
- Bersetubuh.
- Bercumbu (bermesraan) dengan syahwat.
- Mengeluarkan mani dengan onani atau bercumbu.

Anda mungkin juga menyukai