Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO

Oleh:

Moganashini Ravi, S. Ked 04084821719245

Pembimbing:
dr. Henry Sugiharto, Sp.S

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF (NEUROLOGI)


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA/
RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2017

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Kasus:


BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO

Oleh
Moganashini Ravi, S. Ked 04084821719245

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepaniteraan klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi)
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Periode 6 November 2017-11 Desember 2017.

Palembang, November 2017


Pembimbing,

dr. Henry Sugiharto, Sp.S

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Tuhan karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulisan makalah laporan kasus yang berjudul “Benign Paroxysmal Positional
Vertigo” ini dapat diselesaikan. Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Henry Sugiharto, Sp.S, selaku
pembimbing yang telah membantu penyelesaian laporan kasus ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, dan semua


pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan kasus ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus


ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Palembang, November 2017

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. 1
KATA PENGATAR…………………………………………………………….. 2
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… 3
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. 4
BAB 1 STATUS PASIEN……………………………………………………… 5
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………
2.1 Definisi………………………………………………………………………. 7
2.2 Epidemiologi………………………………………………………………... 7
2.3 Patofisiologi…………………………………………………………………. 11
2.4 Gejala Klinis………………………………………………………………… 14
2.5 Klasifikasi…………………………………………………………………… 16
2.6 Diagnosis…………………………………………………………………… 18
2.7 Penatalaksanaan……………………………………………………………... 23
2.8 Diagnosis Banding…………………………………………………………... 29
2.9 Komplikasi…………………………………………………………………. 31
2.10 Prognosis…………………………………………………………………… 32
BAB 3 KESIMPULAN………………………………………………………… 33
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 34

4
BAB I
STATUS PENDERITA NEUROLOGI

I. IDENTIFIKASI
Nama : Nn. R
Umur : 15 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Komp TNI AU Barak IV No 05, Talang Betutu, Sukarami,
Palembang
Agama : Islam
Tanggal ke Poli : 17 November 2017
No. RM/Register : 1032651

II. ANAMNESIS(Autoanamnesis pada tanggal 17 November 2017)


Penderita datang berobat ke Poliklinik Neurologi RSMH karena
mengalami pusing berputar yang dipengaruhi oleh posisi kepala sejak ± 7
bulan yang lalu.
±1 minggu sebelum berobat, penderita mengalami pusing berputar.
Penderita merasa bahwa dirinya berputar terhadap lingkungan. Pusing yang
dirasakan timbul secara tiba-tiba dan dirasakan hilang timbul. Penderita merasa
dirinya melayang mengitari ruangan, terutama jika pasien membuka mata dan
mengubah posisi kepala seperti saat bangun dari berbaring dan berdiri setelah
duduk dan terutama bila kepala penderita pada posisi miring (ke kanan).
Keluhan terjadi selama beberapa menit, dan hilang timbul. Rasa berputar
berkurang bila penderita berbaring dan memejamkan matanya. Penderita juga
mengeluh mual dan muntah, telinga berdenging (-), gangguan pendengaran (-),
keluar cairan dari telinga (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-), kelemahan
sesisi tubuh (-), bicara pelo (-), mulut mengot (-), gangguan sensibilitas (-).
Pasien tidak mengeluhkan pandangan ganda atau kelemahan pada mata. Pasien
tidak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan atau memahami dalam
Bahasa lisan, tulisan, maupun isyarat. Keluhan penderita menganggu aktivitas

5
seperti biasa, sebelumnya pasien tidak pernah merasakan pusing yang sehebat
ini.
Keluhan ini diderita untuk pertama kalinya.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien ada riwayat jatuh dari motor ±5 tahun yang lalu, riwayat
tuberkulosis (-), darah tinggi (-), kencing manis (-), riwayat demam (-),
riwayat keluar cairan dari telinga (-), riwayat mendengar suara berdenging di
telinga (-), riwayat kejang (-),

Riwayat penyakit keluarga :

Dikeluarga pasien tidak ada yang pernah mengeluhkan seperti ini, riwayat
tuberkulosis, darah tinggi, kencing manis disangkal.

Riwayat pengobatan :

Pasien belum pernah berobat sebelumnya.

Riwayat alergi:
Alergi obat-obatan, makanan, debu disangkal.
Riwayat psikososial :
Merokok (-)

III. PEMERIKSAAN
Status Internus (Pemeriksaan Fisik,17 November2017)
Kesadaran : GCS = 15 (E4M6V5)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 76 kali/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Suhu Badan : 36,9º C
Pernapasan : 18 kali/menit
Jantung : HR = 76kali/menit, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

6
Abdomen : Datar, nyeri (-), hepar dan lien tidak teraba, BU (+)
normal
Anggota Gerak : Tidak ada kelainan
Genitalia : Tidak diperiksa

Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : Normochepali Deformitas : (-)
Ukuran : normal Fraktur : (-)
Simetris : simetris Nyeri fraktur : (-)
Hematom : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran
Tumor : (-) Pulsasi : (-)

LEHER
Sikap : lurus Deformitas : (-)
Torticolis : (-) Tumor : (-)
Kaku kuduk : (-) Pembuluh darah : tidak ada pelebaran

SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Anosmia - -
Hiposmia - -
Parosmia - -

N. Optikus Kanan Kiri


Visus Normal Normal
Campus visi V.O.D V.O.S

7
Anopsia - -
Hemianopsia - -
FundusOculi
- Papil edema - -
- Papil atrofi - -
- Perdarahan retina - -

N. Occulomotorius, Trochlearis, & Kanan Kiri


Abducens
Diplopia - -
Celah mata - -
Ptosis - -
Sikap bola mata
- Strabismus - (-) -
- Exophtalmus - (-) -
- Enophtalmus - (-) -
- Deviation conjugae - -

Gerakan bola mata Baik ke segala Baik ke segala


arah arah

Pupil Bulat Bulat


- Bentuk 3 mm 3 mm
- Diameter Isokor Isokor
- Isokor/anisokor - -
- Midriasis/miosis
- Refleks cahaya
 Langsung + +
 Konsensuil + +
+ +

8
 Akomodasi - -
- Argyl Robertson

N. Trigeminus Kanan Kiri


Motorik
- Menggigit Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Trismus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Refleks kornea Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sensorik
- Dahi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Pipi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Dagu Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

N. Fasialis Kanan Kiri


Motorik
- Mengerutkan dahi Simetris Simetris
- Menutup mata Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi Simetris
- Lipatan nasolabialis Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Bentuk muka Simetris
Tidak ada kelainan

Sensorik
- 2/3 depan lidah Tidak ada kelainan
Tidak adaTidak ada kelainan
kelainan
- Otonom
 Salivasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
 Lakrimasi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
 Chvostek’s sign Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

N. Cochlearis Kanan Kiri


Suara bisikan Tidak ada kelainan

9
Detik arloji -
Tes Weber -
Tes Rinne -

N. Vestibularis Kanan Kiri


Nistagmus - -
Dix-Hallpike + -

N. Glossopharingeus dan N. Vagus Kanan Kiri


Arcus pharingeus Simetris
Uvula Tidak ada kelainan
Gangguan menelan Tidak ada kelainan
Suara serak/sengau -
Denyut jantung Tidak ada kelainan
Refleks
- Muntah Tidak ada kelainan
- Batuk Tidak ada kelainan
- Okulokardiak Tidak ada kelainan
- Sinus karotikus Tidak ada kelainan

Sensorik
- 1/3 belakang lidah Tidak ada kelainan

N. Accessorius Kanan Kiri


Mengangkat bahu Tidak ada kelainan
Memutar kepala Tidak ada kelainan

N. Hypoglossus Kanan Kiri


Menjulurkan lidah Simetris
Fasikulasi - -

10
Atrofi papil - -
Disatria -

MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan Cukup Cukup
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Refleks fisiologis
- Biceps Normal Normal
- Triceps Normal Normal
- Radius Normal Normal
- Ulna Normal Normal

Refleks patologis
- Hoffman Tromner Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Leri Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
- Meyer Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

TUNGKAI Kanan Kiri


Gerakan Cukup Cukup
Kekuatan 5 5
Tonus Normal Normal
Klonus
- Paha (-) (-)
- Kaki (-) (-)
Refleks fisiologis
- KPR Normal Normal
- APR Normal Normal
Refleks patologis
- Babinsky - -

11
- Chaddock - -
- Oppenheim - -
- Gordon - -
- Schaeffer - -
- Rossolimo - -
- Mendel - Beckhterew - -
Refleks kulit perut
- Atas (+)
- Tengah (+)
- Bawah (+)
Refleks cremaster
Trofik Tidak Ada Kelainan

SENSORIK : tidak ada kelainan


FUNGSI VEGETATIF

Miksi : tidak ada kelainan


Defekasi : tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS

Kyphosis : tidak ada


Lordosis : tidak ada
Gibbus : tidak ada
Deformitas : tidak ada
Tumor : tidak ada
Meningocele : tidak ada
Hematoma :tidak ada
Nyeri ketok : tidak ada

GEJALA RANGSANG MENINGEAL

12
Kaku kuduk : Tidak ada
Kerniq : Tidak ada
Lasseque : Tidak ada
Brudzinsky
- Neck : tidak ada
- Cheek : tidak ada
- Symphisis : tidak ada
- Leg I : tidak ada
- Leg II : tidak ada

GAIT DAN KESEIMBANGAN

Gait Keseimbangan dan Koordinasi


Ataxia : b.d.d Romberg : b.d.d
Hemiplegic : b.d.d Dysmetri : tidak ada kelainan
Scissor : b.d.d - jari-jari : tidak ada kelainan
Propulsion : b.d.d - jari hidung : tidak ada kelainan
Histeric : b.d.d - tumit-tumit : tidak ada kelainan
Limping : b.d.d Rebound phenomen : tidak ada kelainan
Steppage : b.d.d Dysdiadochokinesis : tidak ada kelainan
Astasia-Abasia: b.d.d Trunk Ataxia : tidak ada kelainan
Limb Ataxia : tidak ada kelainan

GERAKAN ABNORMAL
Tremor : tidak ada
Chorea : tidak ada
Athetosis : tidak ada
Ballismus : tidak ada
Dystoni : tidak ada
Myocloni : tidak ada

13
FUNGSI LUHUR
Afasiamotorik : tidak ada
Afasia sensorik : tidak ada
Apraksia : tidak ada
Agrafia : tidak ada
Alexia : tidak ada
Afasia nominal : tidak ada

LABORATORIUM
Tidak diperiksa

URINE
Tidak diperiksa

FESES
Tidak diperiksa

PEMERIKSAAN KULTUR
Tidak dilakukan

IV. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinik :Benign Postural Paroksimal Vertigo (BPPV)
Diagnosis Topik : Vestibular kanal posterior
Diagnosis Etiologi : Idiopatik

V. PENATALAKSANAAN
A. Norfarmakologis
- Tirah baring (istirahat yang cukup dan mengurangi aktivitas yang
dapat menimnbulkan keluhan)

14
- Terapi Manuever
- Minum obat sesuai anjuran
- Menerapkan pola hidup sehat (makan makanan yang bergizi, tidur
cukup, dan olahraga teratur)
B. Farmakologis
- Betahistine Mesylate 3 x 6 mg tablet (po)
- Dimenhydrinate 3 x 50 mg tablet (po)

VI. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Functionam : bonam
Quo ad Sanationam : bonam

15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Vertigo posisi paroksismal jinak "adalah istilah yang paling umum


digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit dengan presentasi klinis
khas yang diyakini disebabkan oleh partikel mengambang bebas di dalam
kanal semisirkular posterior.
Vertigo adalah fitur penting dari kondisi ini. Kata "jinak" digunakan
untuk membedakan antara jenis vertigo yang disebabkan oleh penyakit
vestibular perifer dan jenis vertigo yang disebabkan oleh neoplasma
intrakranial. Sebenarnya, bagaimanapun, vertigo posisi paroxysmal jinak
bisa menjadi masalah yang parah dan melumpuhkan atau gangguan
mengganggu yang menyebabkan frustrasi konstan. Istilah "paroksismal"
mencerminkan karakteristik penting dan penting dari kelainan ini dengan
bersifat episodik dan bukan persisten.

2.2 Epidemiologi
Vertigo posisi paroxysmal jinak telah dikatakan sebagai penyakit
vestibular yang paling umum dikenal dalam satu kohort pasien, usia rata-
rata saat onset adalah 54 tahun, dengan kisaran 11 sampai 84 tahun.
Memperkirakan bahwa insiden tersebut setinggi 107 kasus per 100.000
penduduk per tahun. Bagaimanapun, para penulis ini tidak mewajibkan
pasien memenuhi kriteria diagnostik yang ketat. Sebuah studi di Jepang di
mana pasien dianggap memiliki vertigo posisi paroksismal jinak hanya
jika mereka memiliki nistagmus selama tes Dix-Hallpike menemukan
kejadian 10,7 kasus per 100.000 per tahun.
Dalam dua penelitian lain, persentase pasien yang mempresentasikannya
klinik pusing khusus yang ditemukan memiliki vertigo posisional okupasi
jinak berada dalam kesepakatan yang hampir lengkap, dengan 17 persen
dalam satu penelitian dan 18 persen di sisi yang lain. Kelainan ini meliputi

16
neuronitis vestibular dan trauma kepala. Menurut pengalaman kami, ada
hubungan dengan neuronitis vestibular pada 10 persen pasien dan trauma
kepala pada 20 persen pasien. Demikian pula, Baloh dkk. melaporkan
bahwa 15 persen kasus vertigo posisi netral jinak mengikuti
neurolabirinthi dan 18 persen mengikuti trauma kepala. Namun, pada
kebanyakan pasien dengan vertigo posisi paroksismal jinak, tidak ada
hubungan pendahulunya yang ditemukan.

2.3 Etiologi

2.4 Patogenesis

2.6 Manifestasi Klinis


Banyak pasien melaporkan pusing. Mereka mungkin juga memiliki
vertigo. Pada beberapa kelainan, termasuk vertigo posisional jinak, vertigo
adalah gejala yang paling menonjol. Namun, dalam kelainan lain, vertigo
kurang menonjol, dan pusing, pusing, dan dysequilibrium lebih baik
mengkarakterisasi gejala pasien. Pasien dengan pusing mungkin juga
memiliki keseimbangan yang tidak seimbang. Pada beberapa gangguan
neurologis, keseimbangan yang buruk dapat terjadi tanpa pusing. Vertigo
posisional jinak, penyakit Meniere, migrain, insufisiensi vertebrobasilar,
dan kelainan panik dikaitkan dengan vertigo berulang. Mereka dapat
dibedakan satu sama lain dengan berbagai gejala karakteristik. Vertigo
posisi paroxysmal jinak diprovokasi oleh perubahan posisi dan
berlangsung selama detik. Pada penyakit Meniere, vertigo terjadi secara
spontan, berlangsung selama beberapa menit sampai jam, dan disertai
dengan gangguan pendengaran dan tinnitus unilateral.
Vertigo terkait migrain sangat bervariasi dalam durasi dan biasanya
didahului atau disertai sakit kepala. Vertigo pada insufisiensi
vertebrobasilar berhubunga dengan gejala batang otak seperti diplopia,

17
dysar- thria, dan baal wajah. Vertigo terkadang merupakan gejala serangan
panik. Neuronitis vestibular biasanya menyebabkan episode vertigo
tunggal yang berlangsung selama satu atau dua hari. Gejala yang paling
menonjol dari vertigo posisional jinak adalah vertigo yang terjadi di
tempat tidur saat pasien masuk ke posisi lateral. Vertigo juga sering terjadi
saat pasien memandang ke atas (misalnya, meletakkan benda di rak) atau
membungkuk. - maju (misalnya, untuk mengikat sepatunya).
Onset awal vertigo sering dikaitkan dengan mual, dengan atau tanpa
muntah. Karena beberapa pasien sebelumnya memiliki vertigo yang tiba-
tiba dan tak terduga karena adanya ketegangan semacam itu, gejalanya
mungkin menakutkan dan dapat menyebabkan kunjungan segera ke ruang
gawat darurat. Biasanya, setiap episode vertigo hanya bertahan 10 sampai
20 detik. Sejarah alami belum pernah dikarakterisasi dengan baik, namun
nampak vertigo posterior paroksismal jinak biasanya merupakan kelainan
self-limited yang mungkin ada selama beberapa minggu atau bahkan
bertahun-tahun, dengan remisi dan kekambuhan yang terjadi tidak dapat
diprediksi. Sebagian besar pasien dengan cepat belajar menghindari
gerakan kepala yang provokatif. Penghindaran gerakan yang memancing
vertigo ini bisa dimengerti tapi ironisnya, cenderung memperpanjang
jalannya kondisinya. Beberapa pasien dengan vertigo posisi paroxysmal
jinak memiliki kelainan keseimbangan yang lebih luas. Dengan demikian,
vertigo diprovokasi secara diprovokasi mungkin merupakan bagian dari
konstelasi gejala yang mencakup ketidakstabilan gaya berjalan dan
dysequilibrium selama pergerakan kepala yang cepat.

2.8 Diagnosis

2.9 Diagnosis Banding

2.10 Tatalaksana

18
2.11 Komplikasi

2.12 Prognosis

19
BAB III
ANALISIS KASUS

20
DAFTAR PUSTAKA
1.

21

Anda mungkin juga menyukai