Jawab : Obat yang diberikan pada pasien skizofrenia adalah antipsikotik, Obat ini dibagi dalam dua kelompok, berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu dopamine receptor antagonist (DRA) atau antipsikotika generasi I (APG-I) dan serotonin-dopamine antagonist (SDA) atau antipsikotika generasi II (APG-II). Obat APG-I disebut juga antipsikotika tipikal sedangkan obat APG-II disebut juga antipsikotika atipikal. Salah satu obat yang akan saya berikan adalah risperidon, ini merupakan obat atipikal yang dijadikan first line serta memiliki resiko efek samping yang lebih rendah dengan harga yang terjangkau dan terdapat dilayanan primer. Pemilihan ini juga didasari pertimbangan manfaat dan risiko. Pasien datang kelayanan primer diberikan obat oral risperidon dengan “dosis awal” 1 mg dan diberikan 1- 2 x sehari sesuai dosis anjuran, dapat di “titrasi naik” 1- 2mg perhari atau 2- 3 hari, sampai mencapai “dosis efektif” (mulai timbul peredaan sindrom psikosis), target 4-6 mg/hari frekuensi 1- 2x/ hari, kemudian dievaluasi setiap 2 minggu sehingga didapatkan “dosis optimal”, pertahankan dosis 8- 12 minggu (stabilisasi). Pada umumnya pemberian obat anti psikotik sebaiknya dipertahankan selama 3 bulan sampai 1 tahun setelah semua gejala psikosis mereda sama sekali. “Dosis maintenance” 2- 8mg /hari, ini merupakan pemulaan penurunan dosis, dapat diturunkan setiap 2 minggu, titrasi 1- 2mg, ini dapat dipertahankan 6 bilan – 2 tahun. (diselingi “drug holiday” 1- 2 hari /minggu), kemudian dapat “ditapering off” (dosis diturunkan setiap 2-4 minggu), 1- 2mg / 2- 4 minggu. Hingga dapat menjadi “stop”. Onset efek primer (efek klinis) sekitar 2- 4 minggu Onset efek sekunder (efek samping) sekitar 2- 6 jam Obat anti psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun diberikan dalam jangka waktu lama sehingga potensi ketergantungan obat sangat kecil.
Sumber : - Muslim, R. pengunaan klinis obat psikotik. - Stabl, SM. A pocket guid to athypical antipsychotics.