Anda di halaman 1dari 11

Kisi – Kisi PPTBT pak Kresno

 Kenapa diperlukan peralatan dan pengangkutan bawah tanah yang efisien dan efektif?
a. Memenuhi target produksi
b. Dimensi stope yang terbatas
c. Masalah geomekanik menyebabkan jalur angkutan yang terbatas
d. Pengangkutan buruh, supplay , debris dan broken ore pada satu jalur
 Klasifikasi sistem pengangkutan tambang bawah tanah
1. Gathering haulage
a. berdekatan/berhadapan dengan permuka kerja
b. Macam alat: overhead oader, rocker shovel, shuttle car, chain
conveyor, shaker conveyor
2. Secondary haulage
a. menggumplkan broken ore dari berbagai gathering haulage
b. Macam alat: belt conveyor, mine car dan lokomotif, rope haulage,
kombinasi beberapa metode
3. Main haulage
a. membawa broken ore dari secondary haulage ke permukaan bumi
b. Macam alat: mine car dan lokomotif, rope haulage, belt conveyor,
hoisting
 Aplikasi Jumbo drill
 Aplikasi jumbo drill pada pptbt
i. Shaft: diameter sekitar 2 m, diawali dengan pilot raise yang dilanjutkan dengan shaft
jumbo.
ii. Development: drift mungkin sempit, menengah, lebar, relatif lurus dan datar, sedikit
miring, menikung tajam, membentuk jalur spiral. Maka dikembangkan 3 tipe jumbo
(1) lebar 1,5 m untuk tambang sempit, belokan tajam dan crosscut, (2) lebar 2,0 m
digunakan pada sublevel, (3) lebar 2,4 m paling umum digunakan untuk development,
room-and-pillar
iii. Room-and-pillar: permuka kerja lebar 8 m dengan burned-cut, atau V-cut
iv. Cut-and-fill: yang harus dipertimbangkan adalah kekuatan filling, tinggi back, lebar
stope, sarana jalan masuk ke permuka kerja, ukuran dan panjang lubang, dan pola
pemboran.
v. Ring drilling: pneumatic-tired undercarriage (pembawa alat berban karet) lebih
disukai daripada crawler karena cutting pemboran cenderung masuk ke celah-celah
crawler dan akan menghambat gerakannya.
vi. Sublevel caving: dikenal sebagai fan drill yang menghasilkan fan-shaped pattern
vii. Roof bolting: untuk headroom yang tinggi 3 sd. 6 m, sedangkan headroom rendah
lebih praktis dengan hand-held stpers.
 3 cara pembuatan raise beserta gambar
1. Cage or Gig raising. Merupakan teknik penggalian raise secara mekanis. Pilot hole
dibor dari level lebih atas ke level lebih bawah. Hoist rope diturunkan melalui pilot hole
dan diikat ke cage (atau workplatform) yang dapat dinaikkan atau diturunkan dalam
raise ke face.

2. Alimak raising. Merupakan metode dengan cara menggunakan bangunan pengangkatan


cage melalui sebuah rel baja sebagai pengarah yg diikat pada 1 dinding raise. Pilot hole
tidak diperlukan dan semua kontrolnya ditempatkan pada cage atau didasar dari raise.
Rancangan sistemnya menyertakan perlengkapan untuk selang – selang udara dan air,
peralatan pengeboran, keperluan peledakan, dan aksesoris. Alimak raising mempunyai
kemampuan menyelesaikan raise yg lebih panjang pada laju yg lebih cepat pada metode
konvensional.
3. Longhole raising. Semua operasi dilakukan dari level bagian atas. Lubang panjang
dibor dari level atas ke level raise yang akan dimulai. Lubang – lubang ini memerlukan
pengeboran secara akurat dan dapat diperlebar dari luar. Pengisian bahan peledak dan
peledakan dilakukan dari level atas.

 Penggunaan scraper pada tbt


1. Pekerjaan development:
a. Memindahkan broken ore maupun waste dari tunnel, drift, X-cut
menuju kereta tambang atau corongan (chute).
b. Dilengkapi dengan inclined slide loader
2. Produksi:
a. Tambang batubara, gravel, ore, non ore
b. Top slicing, mucking broken ore pada open stope, sublevel
caving. room-and-pillar, cut-and-fill, glory-hole, square-set,
shrinkage, block caving
3. Filling: menyebar waste pada cut-and-fill
4. Transfer: memindah broken ore dari gathering haulage ke secondary haulage
5. Mengurangi bahaya mucking:
a. Diterapkan pada kondisi kerja yang tidak aman
b. Mesin scraper (operator) diletakkan pada jarak aman dari
permuka kerja
c. Resiko kerugian hanya kehilangan sheave block dan scraper,
bukan mesin scraper dan operator
 Klasifikasi scraper berdasarkan jumlah hoist
1. Single-drum hoist
Paling kuno dan tidak pernah dgunakan lagi, tercatat pada awal abad 19 dengan mesin
2½ HP
Konstruksi:
• sebuah motor penggerak
• Sebuah drum
• Sebuah rope
• Sebuah scraper
Cara kerja:
• Dari atas tumpukan broken ore, scraper ditekan ke bawah dengan tenaga buruh
• Mesin menggulung dan broken ore menuju ore pass
• Scraper ditarik kembali ke atas broken dengan tenaga buruh (manual)
Aplikasi:
• Sudah ditinggalkan
• Permuka kerja sempit, jarak pendek, produksi kecil
2. Double-drum hoist
Konstruksi:
• Sebuah motor penggerak
• Dua buah drum untuk mengulung main rope dan tail rope
• Dua buah rope: main rope dan tail rope
• Sebuah tail sheave
• Sebuah scraper
Cara kerja:
• Dari tumpukan broken ore, main rope digulung dan tail rope dikendurkan (diulur)
• Karena pengaruh gaya berat scraper dan kemiringan blade, maka scraper mampu
masuk ke dalam broken ore dan membawanya menuju ore pass
• Dari ore pass, main rope dikendurkan (diulur) dan tail rope digulung
Aplikasi:
• Sangat luas digunakan untuk mengatasi kelemahan single drum hoist
• Dimensi stope sempit, produksi besar
• Membuat bukaan yang sempit (tunnelling) dengan kemajuan cepat
3. Three-drum hoist
Konstruksi
• Sebuah motor penggerak
• Tiga buah drum: satu drum untuk main rope dan dua drum untuk tail rope
• Tiga buah rope: satu main rope dan dua tail rope
• Dua buah tail sheave
• Sebuah scraper
Cara kerja
• Seperti double-drum hoist
• Perbedaannya scraper dapat diarahkan ke sepanjang permuka kerja dengan mengatur
tegangan tail rope
Aplikasi
• Mengatasi kelemahan double-drum hoist
• Dimensi stope luas, produksi besar (room-and-pillar)
• Membuat bukaan dengan dimensi luas, kemajuan cepat
• Aplikasi lebih uas dibandingkan double drim hoist
 Siklus perjalanan scraper beserta konsumsi dayanya
Siklus perjalanan scraper akan berkaitan dengan besarnya tenaga yang harus disediakan
mesin.
1. Menggaru di atas tumpukan broken ore
2. Menarik muatan (broken ore) menuju chute, scraper slide, ataupun spreading
3. Kembali kosong menuju tumpukan broken ore
4. Scraper kosong naik ke atas tumpukan broken ore
5. Siap mengali lagi.
Tenaga terbesar yang harus disediakan mesin adalah ketika scraper pada posisi
menggaru di atas tumpukan broken ore
 Bagian – bagian scraper dan hoist
1. Hoist: mesin penggerak untuk manrik scraper
2. Wire rope:
• menahan beban tarik yang besar, korosi (air asam), abrasi (gesekan rope dengan
lantai maupun broken ore), friksi (rope dengan drum).
• abrasi dikurangi dengan memasang sheave pada tikungan, dan roller pada lantai
3. Rope sheave (tail sheave)
• sheave harus mudah dibawa, ringan dan kecil
• bila diameter terlalu kecil, maka rope akan terjepit pada saluran sheave
• bila terlalu besar, maka akan mempersulit pemasangannya
• Critical ratio adalah perbandingan terkecil antara diameter sheave dengan diameter
rope (yang diijinkan minimal 19)
4. Pelekat pada tail sheave
a. Tail sheave harus kuat dilekatkan pada dinding untuk menahan tarikan hoist ketka
scraper menuju tumpukan
b. Saat menggaru broken ore, tail sheave relatif tidak mendapat beban. Saat kembali ke
tumpukan broken ore, tail sheave mendapat beban terbesar
c. Pelekatan tail sheave tergantung kondisi lokal: timbering, ukrqan dan bentuk rope,
ukuran dan bentuk drift, karater batuan, dll.
• Eyebolt: untuk dinding kuat, dipasang melalui lubang bor, membongkarnya dengan
mengungkit pasak.
• Split eye bolt & wedge: untuk dinding kuat dipasang melalui lubang bor,
membongkarnya dengan pemboran dan peledakan
• Flexible eye bolt: untuk dinding kuat, dipasang melalui lubang bor, terdiri 2 socket
dengan berbagai panang rope, fleksibel menyesuaikan arah tarikan scraper.
Pada opening lebar dipasang sejumlah lubang bor sepanjang permuka kerja, eye bolt
dapat dipindah-pindahkan sepanjang permuka kerja.
Metode lain dengan memasang bentangan kabel sepanjang permuka kerja, rantai
diletakan diantara dua atau lebih eye bolt. Tail sheave diletakkan sepanjang rope pada
berbagai tempat melalui sebuah sling.
Kisi – Kisi PPTBT pak Priyo

 Pengertian motor 4 langkah adalah suatu motor / mesin yang mana pembakaran terjadi
setelah torak bergerak sebanyak 4 langkah.
 Langkah – langkah yang ada pada motor 4 langkah yaitu:

1. Langkah isap, torak bergerak dari TMA ke TMB sementara katup isap terbuka dan
katup buang tertutup. Pada saat ini campuran bahan bakar dan udara masuk kedalam
silinder.
2. Langkah kompresi, torak bergerak dari TMB ke TMA dan kedua katup tertutup.
Ketika torak hampir mencapai TMA, maka terjadilah pembakaran.
3. Langkah kerja, torak bergerak dari TMA ke TMB dan kedua katup tertutup.
4. Langkah buang, torak bergerak dari TMB ke TMA sementara katup isap turtutup dan
katup buang terbuka. Pada saat ini sisa pembakaran akan keluar dari dalam silinder
melalui katup buang.
 Langkah yang menghasilkan tenaga adalah Langkah Kerja. Penjelasannya : pada langkah
ini terjadi percikan bunga api yang menggerakkan piston turun dari TMA ke TMB.
Percikan ini dihasilkan oleh suatu komponen bernama busi. Busi atau spark plug ini
berfungsi untuk memercikkan bunga api guna membakar campuran udara dan bahan bakar
yang telah dikompresi. Busi akan memercikkan bunga api sesaat beberapa derajat sebelum
piston mencapai TMA (sebelum akhir langkah kompresi). Setelah busi meloncatkan bunga
api, maka campuran udara dan bahan bakar akan meledak dan menghasilkan usaha yang
besar, piston pun bergerak turun. Dari langkah usaha ini tenaga yang dihasilkan akan
dirubah sedemikian rupa untuk menggerakkan kendaraan. Tenaga yang dihasilkan juga
membuat piston dapat bergerak naik turun untuk menyelesaikan satu siklusnya. (sumber:
http://www.bisaotomotif.com/2015/10/cara-kerja-motor-4-langkah-4-tak.html)

 Penjelasan grafik siklus ideal motor bensin 4 langkah.

Penjelasan dimulai dari angka 0 pada grafik.


Langkah pertama adalah langkah hisap, dimana katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Pada langkah ini terjadi masukkan campuran udara
(oksigen) dan bahan bakar kedalam ruang bakar. Terjadi peningkatan volume. Kenapa udara
dan bahan bakar bisa masuk kedalam ruang bakar? Alasannya adalah ketika kondisi katup
terbuka dan piston atau torak ini bergerak turun maka ruangan yang berada di atas piston
menjadi vakum (tekanannya rendah/dibawah 1 atm) sehingga campuran udara dan bahan bakar
yang memiliki tekanan lebih tinggi (kurang lebih 1 atmosfir) akan masuk kedalam silinder.
Logikanya mirip dengan saat kita meminum air dari sedotan.
Langkah kedua adalah langkah kompresi. Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA.
Pada langkah ini terjadi peningkatan tekanan agar bahan bakar lebih mudah terbakar dan tenaga
yang dihasilkan bisa maksimal.
Langkah ketiga adalah langkah kerja. Pada langkah ini terjadi percikan bunga api dan
menggerakkan piston turun dari TMA ke TMB. Pada langkah ini kedua katup dalam keadaan
tertutup.
Langkah keempat adalah langkah buang. Pada langkah ini piston bergerak naik dari TMB ke
TMA, katup hisap menutup dan katup buang membuka. Pada langkah ini gas sisa pembakaran
dikeluarkan.
 Siklus motor bensin 4 langkah disebut siklus udara volume konstan karena proses
pemasukan dan pengeluaran kalor terjadi pada volume konstan.

Anda mungkin juga menyukai