Anda di halaman 1dari 6

Nama : Intan Fauziyyah Pakungwati

NIM : 4201414031

Tugas Individu 2

PENGUKURAN

3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian


dan angka penting, serta notasi ilmiah

A. Mengukur Besaran Fisika


Untuk mengukur besaran fisika kita memerlukan suatu alat ukur. Sebagai
contoh, panjang dapat diukur dengan beberapa alat ukur, seperti mistar, jangka
sorong, dan mikrometer sekrup.

1. Mengukur Panjang
a. Mistar
Mistar atau penggaris merupakan alat untuk mengukur panjang yang
biasanya terbuat dari bahan plastic, kayu, atau logam. Umumnya, skala
terkecil mistar adalah 1 mm, tetapi ada juga mistar yang skala
terkecilnya lebih besar dari imm, misalnya 1 cm.
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat untuk mengukur panjang yang lebih
teliti atau presisi daripada mistar. Pada dasarnya, jangka sorong terdiri
dari dua jenis yaitu jangka sorong analog dan jangka sorong digital.
Nilai skala terkecil jangka sorong bergantung pada pembagian skala
nonius terdapat pada rahang geser. Jika pada rahang geser terdapat 11
garis skala (skala 0 sampai skala 10), maka setiap 1 mm skala utama
dibagi menjadi 10 skala nonius. Hal ini berarti skala terkecil jangka
sorong tersebut adalah 1 mm : 10 = 0,1 mm.
Langkah-langkah dalam menentukan nilai panjang suatu benda yang
diukur dengan jangka sorong adalah sebagai berikut :
1) Baca skala utama yang terdapat sebelum garis nol skala nonius.
Untuk diameter benda yang digambarkan pada Gambar 1.5,
pembacaannya adalah 1,5 cm = 15 mm.
2) Baca pembacaan skala nonius yang berhimpit tegak (tepat) dengan
salah satu garis pada skala utama. Pada Gambar 1.5,
pembacaannya adalah skala ke-4 yang sama dengan 0,4 mm. Hal
ini karena skala terkecil alat adalah 0,1 mm, sehingga 4 x 0,1 mm
= 0,4 mm.
3) Jumlahkan kedua pembacaan tersebut untuk menghasilkan
pengukuran akhir. Untuk diameter benda yang digambarkan pada
Gambar 1.5, diameter benda tersebut adalah 15 mm + 0,4 mm =
15,4 mm.
c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat untuk mengukur panjang suatu
benda yang lebih teliti daripada mistar maupun jangka sorong. Hal ini
karena mikrometer sekrup mempunyai skala terkecil 0,01 mm. Alat ini
banyak digunakan dalam bidang teknik untuk mengukur diameter,
tebal, atau sudut yang kecil dengan tingkat ketelitian yang tinggi.
Bagaimana mengukur panjang suatu benda dengan menggunakan
micrometer sekrup ? Untuk mengetahuinya, perhatikan ilustrasi
berikut.
langkah-langkah untuk menentukan atau membaca skala micrometer
sekrup adalah sebagai berikut :
1) Pembacaan skala utama yang berhimpit dengan tepi selubung luar
adakah di antara 6,5 mm dan 7,0 mm. Ambil nilai yang lebih
rendah, yaitu 6,5 mm.
2) Garis selubung luar yang berhimpit tepat dengan garis mendatar
skala utama adalah garis ke-44, yang sama dengan 0,44 mm.

Jadi, pembacaan mikrometer sekrup yang diilustrasikan pada Gambar


1.7 adalah 6,5 mm + 0,44 mm = 6,94 mm.

2. Pengukuran Massa
Untuk mengukur besaran massa, kita dapat menggunakan timbangan atau
neraca. Beberapa neraca atau (timbangan) yang seringkali digunakan
untuk mengukur massa di antaranya seperti neraca lengan, neraca pegas,
dan neraca digital. Beberapa jenis timbangan atau neraca ditunjukkan pada
gambar berikut ini.

Gambar 1.8 Beberapa jenis neraca atau timbangan

3. Mengukur Waktu
Untuk mengukur waktu, kita dapat menggunakan alat ukur seperti jam
tangan, jam dinding, dan stopwatch. Gambar 1.9 berikut ini menunjukkan
alat-alat untuk mengukur waktu tersebut.
Gambar 1.9 Beberapa alat untuk mengukur waktu

4. Notasi Ilmiah dan Angka Penting


a. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah merupakan cara menuliskan bilangan-bilangan yang
memuat nilai-nilai yang sangat besar atau sangat kecil untuk
dituliskan dalam notasi decimal yang baku dengan lebih mudah.
Notasi ilmiah disebut juga bentuk baku atau notasi eksponensial.
Dalam notasi ilmiah semua bilangan dituliskan sebagai berikut.

𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝒏

Dengan a = basis (1 ≤ 𝑎 ≥ 10); 10n = orde; n = pangkat atau


eksponen (0,1,2,…..).
Catatan : Notasi ilmiah tersebut biasanya dibaca (“a kali sepuluh
pangkat n”). Notasi ilmiah untuk bilangan decimal negative
dinyatakan dengan menuliskan tanda minus yang diikuti dengan
notasi ilmiah untuk lawan dari bilangan ini.

b. Angka penting
Angka penting adalah angka-angka yang diperlukan dalam suatu
bilangan decimal untuk menyatakan ketelitian (akurasi) alat ukur yang
digunakan untuk memperoleh bilangan tersebut, mulai dari angka
pertama bukan nol ke kanan dan berakhir pada angka paling kanan.
Aturan-aturan angka penting berikut ini.

1) Semua angka bukan nol adalah angka penting, contohnya 5,45


mempunyai tiga angka penting.
2) Nol yang terdapat diantara dua angka bukan nol adalah angka
penting, contohnya 2,505 mempunyai empat angka penting.
3) Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, nol yang
terdapat di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan
maupun di sebelah kiri koma desimal bukan angka penting,
contohnya 0,345 mempunyai tiga angka penting; 0,0000006 hanya
mempunyai satu angka penting.
4) Nol yang terdapat di urutan akhir angka-angka yang dituliskan di
kanan koma desimal merupakan angka penting, contohnya 3,450
mempunyai empat angka penting; 0,004500 mempunyai empat
angka penting.
5) Jika bilangan tidak mempunyai koma desimal, nol yang terdapat di
sebelah kanan angka bukan nol bukan angka penting, contohnya
5460 mempunyai tiga angka penting; dan 300.000 mempunyai satu
angka penting.
6) Pada notasi ilmiah (ax10𝑛 ), a adalah angka penting, contohnya 2,6
x 104 mempunyai dua angka penting; 1,03 x 10−3 mempunyai tiga
angka penting.
7) Dalam penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan angka-
angka penting, hasilnya hanya boleh mempunyai satu angka
taksiran (angka-angka kanan), contohnya
105,316 6 sebagai angka taksiran
23,42 2 sebagai angka taksiran
7,8 8 sebagai angka taksiran
136,636 ≈ 136,6 6 sebagai angka taksiran
8) Dalam perkalian atau pembagian (atau pemangkatan dan penarikan
akar) yang melibatkan angka-angka penting sebanyak bilangan
dengan angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang
dimasukkan dalam operasi tersebut, contohnya
32,45 ( mempunyai 4 angka penting )
8,20 ( mempunyai 3 angka penting )
266,090 ≈ 266 (mempunyai 3 angka penting)
Selain itu, terdapat aturan-aturan untuk membulatkan angka
penting, yaitu sebagai berikut.
1) Angka-angka yang lebih besar dari 5 dibulatkan keatas.
2) Angka-angka yang lebih kecil dari 5dibulatkan kebawah.
3) 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan 5 dibulatkan
kebawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh:
2,566 dibulatkan menjadi 2,57 2,563 dibulatkan menjadi 2,56
2,565 dibulatkan menjadi 2,56 2,575 dibulatkan menjadi 2,58

Anda mungkin juga menyukai