Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN APLIKASI KLINIS

ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG MELATI


RUMAH SAKIT DKT JEMBER

Oleh:

Imam Mansyur
NIM 152310101132

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus komprehensif II yang dibuat oleh:

Nama : Imam Mansyur


NIM : 152310101132
Judul : LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT CA PROSTAT DI RUANG MELATI
RUMAH SAKIT DKT JEMBER
telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing pada:

Hari :
Tanggal : januari 2018

Jember, Januari 2018

TIM PEMBIMBING

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Ns................................................ ................................
NIP
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
A. Definisi Penyakit ............................................................................................
B. Epidemiologi ..................................................................................................
C. Etiologi ...........................................................................................................
D. Klasifikasi ......................................................................................................
E. Patofisiologi ...................................................................................................
F. Manifestasi klinis ...........................................................................................
G. Pemeriksaan ...................................................................................................
H. Pemeriksaan penunjang ..................................................................................
I. Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi .......................................
J. Clinical Pathway ............................................................................................
K. Penatalaksanaan Keperawatan .......................................................................
i. Pengkajian ............................................................................................
ii. Diagnosa ...............................................................................................
iii. Intervensi...............................................................................................
L. Perencanaan/Nursing Care Plan .....................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Karsinoma prostat adalah suatu kanker ganas yang tumbuh di

dalam kelenjar prostat, tumbuhsecara abnormal tak terkendali sehingga

mendesak dan merusak jaringan sekitarnya dan merupakanyang terbanyak

diantara keganasan sistem urogenitalia pada pria. Tumor ini menyerang

pasien yangberumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria

berusia 70-80 tahun dan 75% pada usialebih dari 80 tahun. Kanker ini

jarang menyerang pria berusia di bawah 45 tahun

Kanker prostate adalah kanker yang paling umum pada pria (selain

kanker kulit nonmelanoma) dan merupakan penyebab kedua kematian

yang paling umum akibat kanker pada pria Amerika yang berusia lebih

dari 55 tahun.

Kanker prostate adalah kanker yang paling prevalen secara

keseluruhan insidennya hampir dua kali lipat dari populasi umum dan

angka kematian sekitar tiga kali lebih tinggi.

B. Epidemiologi
C. Etiologi
Penyebab kanker prostate tidak diketahui, walaupun faktor genetik

dan lingkungan keduanya diperkirakan berperan. Risiko kanker prostate

meningkat pada pria yang keluarga dekatnya (first-degree elatives)

mengidap penyakit ini, pada pria Amerika keturunan Afrika dan pada pria

yang terpajan ke toksin-toksin okupasional atau lingkungan tertentu,


misalnya kadmium. Kanker prostate tampaknya berkaitan dengan kadar

testoteron yang menetap seumur hidup. Kanker prostate bersifat dependen

testoteron sampai pada tahap akhir perjalanan penyakit.

D. Klasifikasi
E. Patofisiologi
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti,

tetapi beberapa hipotesa menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya

dengan hipotesis yang disuga sebagai penyebab timbulnya Ca Mammae

adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan

estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan

proliferasi sel. Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker,

penyebab lain yaitu adanya faktor pertumbuhan yang stroma yang

berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena

berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya

perubahan materi genetik. Perubahan prolife sehingga menyebabkan

produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan

sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)

Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars

prostatika dan akan menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan

penekanan intraavesikal, untuk dapat mengeluarkan urinbuli-buli harus

dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus-

menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi

detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli.

Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi (Purnomo,2000)


Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai

keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track

symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan gejal-gejal prostatismus,

dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke

dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk

berkontraksisehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravsikal yang

semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau

terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan

mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat

jatuh kedalam gagal ginjal (Price, 1995).

Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan

langsung ke uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca

Prostat dapat juga menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang –tulang

pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada

hati dan paru (Purnomo,2000)

Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan

elastin diantara otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot.

Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal

ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca fungsional,

ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik,

sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal,

maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan hidronefrosis dan

disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)


F. Manifestasi klinis
Kanker prostat pada tahap awalnya jarang menimbulkan gejala.

Gejala yang terjadi akibat obstruksi urinarius terjadi saat penyakit berada

pada tahap lanjut. Jika neoplasma cukup besar untuk menyumbat kolum

kandung kemih, maka gejala dan tanda obstruksi urinarius terjadi, seperti

kesulitan dan sering berkemih, retensi urin, dan penurunan ukuran serta

kekuatan aliran urin. Gejala-gejala yang berhubungan dengan metastasis

mencakup sakit pinggang, nyeri panggul, rasa tidak nyaman pada perineal

dan rektal, anemia, penurunan berat badan, kelemahan, mual dan oliguria

(penurunan keluaran urin). Hematuria dapat terjadi akibat kanker yang

menyerang uretra atau kandung kemih atau keduanya. Hal ini mungkin

menjadi indikasi pertama yang jelas dari kanker prostat :

1. Mengalami kesulitan dalam buang air kecil.

2. Buang air kecil lebih sering ,terutama kalau pada malam hari.

3. Mengalami kesulitan memulai pancaran air seni.

4. Mengalami kesulitan juga dalam mengakhiri aliran air seni

5. Pancaran aliran air seni lemah

6. Merasa kandung kencing tidak kosong sempurna

7. Jika disertai infeksi timbul keluhan nyeri waktu buang air kecil,atau

waktu mengeluarkan air mani selesai bersetubuh.

8. Kadang-kadang,aliran air seni berhenti sendiri.

9. Makin ada darah di dalam air seni atau air mani


10. Pada kanker prostat,selain keluhan tersebut diatas juga disertai :

11. Perasaan nyeri pada daerah bawah pinggang.

12. Mengalami kesulitan memulai dan mempertahankan ereksi penis.

13. Keluhan nyeri pada pangkal paha dan daerah tulang pinggul.

14. Mungkin air seni berdarah.

Penderita kanker prostat gejala bervariasi,tetapi prinsipnya ada :

1. Blader Out Flow Obstruktion(BOO) seperti : frekuensi, hesistensi,


pancaran lemah.

2. ekstensi lokal dari tumor.

Gambaran klinis sesuai dengan stadium dari Ca prostat :

1. Ca prostat yang masih terlokalisr :


a. asimptomatic

b. peningkatan PSA

c. pancaran lemah

d. sensasi sisa urin

e. frekunsi

f. urgensi

2. Ca prostat lokal lanjut

a. Hematuri

b. Disuri

c. Nyeri suprapubik dan perineal

d. Impotence

e. Incontinence
f. gejala gagal ginjal

g. haemospermia.

3. Ca prostat yang sudah metastasis

- Nyeri tulang atau isialgia

- paraplegi

- pembesaran limfonodi

- anuri

- letargi (anemia,uremia)

- berat badan turun dan caceksia

- perdarahan pada usus dan kulit

G. Pemeriksaan
H. Pemeriksaan penunang
I. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan diagnostik

a. Inspeksi buli-buli: ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra

pubik ( buli-buli penuh / kosong )

b. Palpasi buli-buli: Tekanan didaerah supra pubik menimbulkan

rangsangan ingin kencing bila buli-buli berisi atau penuh.Terasa massa

yang kontraktil dan “Ballottement”.

c. Perkusi: Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara redup.

2. Colok dubur.

Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus

sfingter anus, mukosa rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam

rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok dubur harus di perhatikan
konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya kenyal),

adakah asimetris adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba .

Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :

a. Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.

b. Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.

c. Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.

3. Laboratorium.

a. Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum penderita .

b. Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya

penyakit diabetus militus yang dapat menimbulkan kelainan

persarafan pada buli-buli (buli-buli nerogen).

c. Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui

kemungkinan adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian

atas .

d. Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri,

dan infeksi atau inflamasi pada saluran kemih .

e. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang

menyebadkan infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman

terhadap beberapa anti mikroba yang diujikan.

4. Flowmetri :

Flowmetri adalah alat kusus untuk mengukur pancaran urin dengan

satuan ml/detik. Penderita dengan sindroma protalisme perlu di periksa

dengan flowmetri sebelum dan sesudah terapi.


5. Radiologi.

a. Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus

urinarius, pembesaran ginjal atau buli-buli, adanya batu atau

kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan bayangan

buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu

retensi urine.

b. Pielografi intra vena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal,

hidronefrosis, dan hidroureter, fish hook appearance ( gambaran

ureter berkelok kelok di vesikula ) inclentasi pada dasar buli-buli,

divertikel, residu urine atau filling defect divesikula.

c. Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau

trasrektal (trasrektal ultrasonografi = TRUS) Selain untuk

mengetahui pembesaran prostat < pemeriksaan USG dapatpula

menentukan volume buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan

patologi lain seperti divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat

diukur besar prostat untuk menentukan jenis terapi yang tepat.

Perkiraan besar prostat dapat pula dilakukan dengan USG

suprapubik.

6. Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan

cystoscop. Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan

tumor dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas bila

darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen didalam vesika.

Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besarprostat


dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan

prostat kedalam uretra.

7. Kateterisasi: Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine

setelah miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari

100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan

intervensi pada hiper tropi prostat .

J. Clinical Pathway
K. Penatalaksanaan Keperawatan.
i. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses

keperawatan. pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan

membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien,

mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien, serta merumuskan

diagnosis keperawatan.

Pengkajian dibagi menjadi 2 tahap, yaitu pengkajian pre operasi

prostektomi dan penkajian post operasi prostatektomi.

1. Pengkajian pre operasi prostatektomi

Pengkajian ini dilakukan sejak klien ini MRS sampai saat operasinya, yang

meliputi :

a. Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, agama / kepercayaan, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku/ Bangsa, alamat, no. rigester

dan diagnosa medis.


b. Riwayat penyakit sekarang

Pada klien ca prostat keluhan keluhan yang ada adalah frekuensi ,

nokturia, urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak lampias/ puas

sehabis miksi, hesistensi, intermitency, dan waktu miksi memenjang

dan akirnya menjadi retensio urine.

c. Riwayat penyakit dahulu .

Adanya penyakit yang berhubungan dengan saluran

perkemihan, misalnya ISK (Infeksi Saluran Kencing ) yang berulang.

Penyakit kronis yang pernah di derita. Operasi yang pernah di jalani

kecelakaan yang pernah dialami adanya riwayat penyakit DM dan

hipertensi.

d. Riwayat penyakit keluarga.

Adanya riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang

menderita penyakit ca prostat Anggota keluargayang menderita DM,

asma, atau hipertensi.

e. Riwayat psikososial

1) Intra personal

Kebanyakan klien yang akan menjalani operasi akan muncul

kecemasan. Kecemasan ini muncul karena ketidaktahuan tentang

prosedur pembedahan. Tingkat kecemasan dapat dilihat dari

perilaku klien, tanggapan klien tentang sakitnya.


2) Inter personal

Meliputi peran klien dalam keluarga dan peran klien dalam

masyarakat.

f. Pola fungsi kesehatan

- Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Klien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan tembakau,

penggunaan obat-obatan, penggunaan alkhohol dan upaya yang biasa

dilakukan dalam mempertahankan kesehatan diri (pemeriksaan

kesehatan berkala, gizi makanan yang adekuat

- Pola nutrisi dan metabolisme

Klien ditanya frekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan,

jumlah minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan

atau keadaan yang mengganggu nutrisi seperti nause, stomatitis,

anoreksia dan vomiting. Pada pola ini umumnya tidak mengalami

gangguan atau masalah.

- Pola eliminasi

Klien ditanya tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu

ragu, menetes – netes, jumlah klien harus bangun pada malam hari

untuk berkemih, kekuatan system perkemihan. Klien juga ditanya

apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan aliran kemih.

Klien ditanya tentang defikasi, apakah ada kesulitan seperti konstipasi

akibat dari prostrusi prostat kedalam rectum.


- Pola tidur dan istirahat

Klien ditanya lamanya tidur, adanya waktu tidur yang berkurang

karena frekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ).

Kebiasaan tidur memekai bantal atau situasi lingkungan waktu tidur

juga perlu ditanyakan. Upaya mengatasi kesulitan tidur.

- Pola aktifitas.

Klien ditanya aktifitasnya sehari – hari, aktifitas penggunaan waktu

senggang, kebiasaan berolah raga. Apakah ada perubahan sebelum

sakit dan selama sakit. Pada umumnya aktifitas sebelum operasi tidak

mengalami gangguan, dimana klien masih mampu memenuhi

kebutuhan sehari – hari sendiri.

- Pola hubungan dan peran

Klien ditanya bagaimana hubungannya dengan anggota keluarga,

pasien lain, perawat atau dokter. Bagai mana peran klien dalam

keluarga. Apakah klien dapat berperan sebagai mana seharusnya.

- Pola persepsi dan konsep diri

Meliputi informasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau

dirasakan klien sebelum pembedahan . Biasanya muncul kecemasan

dalam menunggu acara operasinya. Tanggapan klien tentang sakitnya

dan dampaknya pada dirinya. Koping klien dalam menghadapi

sakitnya, apakah ada perasaan malu dan merasa tidak berdaya.


- Pola sensori dan kognitif

Pola sensori meliputi daya penciuman, rasa, raba, lihat dan

pendengaran dari klien. Pola kognitif berisi tentang proses berpikir, isi

pikiran, daya ingat dan waham. Pada klien biasanya tidak terdapat

gangguan atau masalah pada pola ini.

- Pola reproduksi seksual

Klien ditanya jumlah anak, hubungannya dengan pasangannya,

pengetahuannya tantangsek sualitas. Perlu dikaji pula keadaan seksual

yang terjadi sekarang, masalah seksual yang dialami sekarang (

masalah kepuasan, ejakulasi dan ereksi ) dan pola perilaku seksual.

- Pola penanggulangan stress

Menanyakan apa klien merasakan stress, apa penyebab stress,

mekanisme penanggulangan terhadap stress yang dialami. Pemecahan

masalah biasanya dilakukan klien bersama siapa. Apakah mekanisme

penanggulangan stressor positif atau negatif.

- Pola tata nilai dan kepercayaan

Klien menganut agama apa, bagaimana dengan aktifitas

keagamaannya. Kebiasaan klien dalam menjalankan ibadah.


2. Pemeriksaan fisik

a. Status kesehatan umum

Keadaan penyakit, kesadaran, suara bicara, status/ habitus, pernafasan,

tekanan darah, suhu tubuh, nadi.

b. Kulit

Apakah tampak pucat, bagaimana permukaannya, adakah kelainan

pigmentasi, bagaimana keadaan rambut dan kuku klien.

c. Kepala

Bentuk bagaimana, simetris atau tidak, adakah penonjolan, nyeri

kepala atau trauma pada kepala.

d. Muka

Bentuk simetris atau tidak adakah odema, otot rahang bagaimana

keadaannya, begitu pula bagaimana otot mukanya.

e. Mata

Bagainama keadaan alis mata, kelopak mata odema atau tidak. Pada

konjungtiva terdapat atau tidak hiperemi dan perdarahan. Slera tampak

ikterus atau tidak.

f. Telinga

Ada atau tidak keluar secret, serumen atau benda asing. Bagaimana

bentuknya, apa ada gangguan pendengaran.


g. Hidung

Bentuknya bagaimana, adakah pengeluaran secret, apa ada obstruksi

atau polip, apakah hidung berbau dan adakah pernafasan cuping

hidung.

h. Mulut dan faring

Adakah caries gigi, bagaimana keadaan gusi apakah ada perdarahan

atau ulkus. Lidah tremor ,parese atau tidak. Adakah pembesaran

tonsil.

i. Leher

Bentuknya bagaimana, adakah kaku kuduk, pembesaran kelenjar

limphe.

j. Thoraks

Betuknya bagaimana, adakah gynecomasti.

k. Paru

Bentuk bagaimana, apakah ada pencembungan atau penarikan.

Pergerakan bagaimana, suara nafasnya. Apakah ada suara nafas

tambahan seperti ronchi , wheezing atau egofoni.

l. Jantung

Bagaimana pulsasi jantung (tampak atau tidak).Bagaimana dengan

iktus atau getarannya.


m. Abdomen

Bagaimana bentuk abdomen. Pada klien dengan keluhan

retensi umumnya ada penonjolan kandung kemih pada supra pubik.

Apakah ada nyeri tekan, turgornya bagaimana. Pada klien biasanya

terdapat hernia atau hemoroid. Hepar, lien, ginjal teraba atau tidak.

Peristaklit usus menurun atau meningkat.

n. Genitalia dan anus

Pada klien biasanya terdapat hernia. Pembesaran prostat dapat teraba

pada saat rectal touché. Pada klien yang terjadi retensi urine, apakah

trpasang kateter, Bagaimana bentuk scrotum dan testisnya. Pada anus

biasanya ada haemorhoid.

o. Ekstrimitas dan tulang belakang

Apakah ada pembengkakan pada sendi. Jari – jari tremor apa tidak.
Apakah ada infus pada tangan. Pada sekitar pemasangan infus ada
tanda – tanda infeksi seperti merah atau bengkak atau nyeri tekan.
Bentuk tulang belakang bagaimana.

ii. Diagnosa
1. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistancy,

inkontinensi, retensi, nokturia atau perasaan tidak puas setelah

miksi berhubungan dengan obstruksi mekanik: pembesaran

prostat.

2. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing

sekunder terhadap pelebara


3. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan sering

terbangun sekunder terhadap kerusakan eliminasi: retensi disuria,

frekuensi, nokturia.

iii. Intervensi
No. NOC NIC PARAF
Dx

1. - Nyeri akut berhubungan - Lakukan pengkajian IM


dengan: nyeri secara
- Agen injuri (biologi, kimia, komprehensif termasuk
fisik, psikologis), kerusakan lokasi, karakteristik,
jaringan durasi, frekuensi,
NOC kualitas dan faktor
 Setelah dilakukan tinfakan presipitasi
keperawatan selama 1x24 - Observasi reaksi
Pasien tidak mengalami nyeri, nonverbal dari
dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan
 Mampu mengontrol nyeri (tahu - Bantu pasien dan
penyebab nyeri, mampu keluarga untuk mencari
menggunakan tehnik dan menemukan
nonfarmakologi untuk dukungan
mengurangi nyeri, mencari - Kontrol lingkungan yang
bantuan) dapat mempengaruhi
 Melaporkan bahwa nyeri nyeri seperti suhu
berkurang dengan ruangan, pencahayaan
menggunakan manajemen nyeri dan kebisingan

 Mampu mengenali nyeri (skala, - Kurangi faktor

intensitas, frekuensi dan tanda presipitasi nyeri

nyeri) - Kaji tipe dan sumber


 Menyatakan rasa nyaman nyeri untuk menentukan
setelah nyeri berkurang intervensi
 Tanda vital dalam rentang - Ajarkan tentang teknik
normal non farmakologi: napas
 Tidak mengalami gangguan dala, relaksasi, distraksi,
tidur kompres hangat/ dingin
- Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri:
……...
- Tingkatkan istirahat
- Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
- Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
2. Ketidakseimbangan nutrisi  Kaji adanya alergi makanan IM
kurang dari kebutuhan tubuh  Kolaborasi dengan ahli gizi
Berhubungan dengan : untuk menentukan jumlah
Ketidakmampuan untuk kalori dan nutrisi yang
memasukkan atau mencerna nutrisi dibutuhkan pasien
oleh karena faktor biologis,  Yakinkan diet yang
psikologis atau ekonomi. dimakan mengandung tinggi
NOC: serat untuk mencegah
a. Nutritional status: Adequacy of konstipasi
nutrient  Ajarkan pasien bagaimana
b. Nutritional Status : food and membuat catatan makanan
Fluid Intake harian.
c. Weight Control  Monitor adanya penurunan
Setelah dilakukan tindakan BB dan gula darah
keperawatan selama….nutrisi  Monitor lingkungan selama
kurang teratasi dengan indikator: makan
- Albumin serum  Jadwalkan pengobatan dan
- Pre albumin serum tindakan tidak selama jam
- Hematokrit makan
- Hemoglobin  Monitor turgor kulit
- Total iron binding capacity  Monitor kekeringan, rambut
Jumlah limfosit kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
 Monitor mual dan muntah
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor intake nuntrisi
 Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat
nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen
makanan seperti NGT/ TPN
sehingga intake cairan yang
adekuat dapat
dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau
fowler tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti
emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval

3. Gangguan pola tidur berhubungan Sleep Enhancement IM


dengan: - Determinasi efek-efek
- Psikologis : usia tua, kecemasan, medikasi terhadap pola
agen biokimia, suhu tubuh, pola tidur
aktivitas, depresi, kelelahan, - Jelaskan pentingnya
takut, kesendirian. tidur yang adekuat
- Lingkungan : kelembaban, - Fasilitasi untuk
kurangnya privacy/kontrol tidur, mempertahankan
pencahayaan, medikasi (depresan, aktivitas sebelum tidur
stimulan),kebisingan. (membaca)
Fisiologis : Demam, mual, posisi, - Ciptakan lingkungan
urgensi urin. yang nyaman
NOC - Kolaburasi pemberian
Setelah dilakukan tindakan obat tidur
keperawatan selama …. gangguan
pola tidur pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
- Jumlah jam tidur dalam
batas normal
- Pola tidur,kualitas dalam
batas normal
- Perasaan fresh sesudah
tidur/istirahat
- Mampu mengidentifikasi
hal-hal yang meningkatkan
tidur

4. Kecemasan berhubungan dengan Anxiety Reduction IM

Faktor keturunan, Krisis situasional, (penurunan kecemasan)

Stress, perubahan status kesehatan,  Gunakan pendekatan


ancaman kematian, perubahan yang menenangkan
konsep diri, kurang pengetahuan  Nyatakan dengan jelas
dan hospitalisasi harapan terhadap pelaku

NOC pasien

 Kontrol kecemasan  Jelaskan semua prosedur

 Koping dan apa yang dirasakan

Setelah dilakukan asuhan selama selama prosedur

……………klien kecemasan  Temani pasien untuk


teratasi dgn kriteria hasil: memberikan keamanan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengurangi takut
dan mengungkapkan gejala  Berikan informasi
cemas faktual mengenai
- Mengidentifikasi, diagnosis, tindakan
mengungkapkan dan prognosis
menunjukkan tehnik untuk  Libatkan keluarga untuk
mengontol cemas mendampingi klien
- Vital sign dalam batas normal  Instruksikan pada pasien
- Postur tubuh, ekspresi wajah, untuk menggunakan
bahasa tubuh dan tingkat tehnik relaksasi
aktivitas menunjukkan  Dengarkan dengan
berkurangnya kecemasan penuh perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
 Kelola pemberian obat
anti cemas:........

DISCHARGE PLANNING:

a. Menurunkan rasa nyeri prostat


b. Istirahat yang cukup
c. Meningkatkan masukan nutrisi dengan mengkomsumsi sayur dan buah
d. Melakukan gaya hidup sehat seperti olah raga teratur.
e. Memberikan informasi kepada keluarga tentang proses penyakit/prognosis
dan program pengobatan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 6.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC.

Carpenito, Lynda Juall. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,


Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, edisi 2. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran, EGC.

Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran, EGC.=

Engram, Barbara. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,volume 3.


Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC.

Long, Barbara C. 1996. Pendekatan Medikal Bedah 3, Suatu pendekatan proses


keperawatan. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.

NANDA International. (2015). NANDA International Inc. Diagnosis


Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Ed. 10. Jakarta: EGC.

Price, S. 1995. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 4.


Jakarta: EGC

Purnomo, Basuki B. 2000. Dasar – dasar urologi. Malang: CV Infomedika.

Smelzer, C Susanne. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth; alih


bahasa, Agung Waluyo; editor bahasa Indonesia, Monica Ester. edisi
VIII, Volume 3, Jakarta: EGC, 2002.

Anda mungkin juga menyukai