Anda di halaman 1dari 17

Daftar Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 3
1.2 Dasar Teori .......................................................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 7
1.4 Tujuan .................................................................................................................. 7
BAB II ........................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 8
2.1 Komponen perhitungan ....................................................................................... 8
2.2 Spesifikasi Mesin Bubut type JY7134 ................................................................ 8
2.3 Langkah dan Alat yang dibutuhkan ................................................................ 8
BAB III ......................................................................................................................... 9
PERHITUNGAN .......................................................................................................... 9
3.1 Hasil pengukuran ................................................................................................. 9
3.2 Perhitungan komponen ........................................................................................ 9
1) Perhitungan pada poros ................................................................................ 14
2) Perhitungan pada bearing ............................. Error! Bookmark not defined.
3) Perhitungan baut ........................................... Error! Bookmark not defined.
4) Perhitungan Tambahan ................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV ....................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................... 16
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16
5.2 Kritik dan Saran ................................................................................................. 16
Lampiran Gambar ....................................................................................................... 17

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas izin dan rahmatNya kami
dapat membuat makalah tentang “Pengukuran Terhadap Komponen Mesin Bubut type
JY7134”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah elemen mesin III.
Adapun makalah ini membahas komponen mesin yang bergerak/mekanikal
seperti roda gigi, pully dan shaft pada mesin bubut. Dalam era modern kita harus
mengerti cara membuat, memperbaiki, memasang elemen mesin yang berhubungan
dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas
dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki Pengukuran Terhadap
Komponen Mesin Bubut type JY7134” ini.

Semarang, 2 Desember 2017

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elemen Mesin adalah Bagian-bagian sebuah konstruksi yang mempunyai
bentuk serta fungsi tersendiri. Misalnya baut dan mur, bearing , pasak, poros, kopling,
sabuk/pully, rantai/sprocket, roda gigi dan sebagainya. Dalam penggunaan elemen
mesin dapat berfungsi sebagai elemen pengikat, elemen pemindah atau transmisi,
elemen penyangga , elemen pelumas, elemen pelindung dan sebagainya. Pada dasarnya
perencanaan elemen mesin merupakan perencanaan komponen yang diadakan/dibuat
untuk memenuhi kebutuhan mekanisme suatu mesin. Tahap-tahap dalam perencanaan
elemen mesin adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kebutuhan Menentukan kebutuhan dalam hal ini adalah kebutuhan


akan elemen mesin yang akan direncanakan, sesuai dengan fungsinya.
b. Pemilihan mekanisme Berdasarkan fungsinya dipilih mekanisme yang tepat dari
elemen tersebut. Contoh: Memindahkan putaran poros penggerak ke poros yang
digerakkan dengan roda gigi miring.
c. Beban mekanis Berdasarkan mekanisme yang ditentukan pada tahap ke 2 beban-
beban mekanis yang akan terjadi harus dihitung berdasarkan data pada tahap ke 1,
hingga diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada elemen tersebut. Contoh: data-data
seperti daya yang ditransmisikan, putaran.
d. Pemilihan material untuk mendapatkan elemen mesin yang tahan dipakai,
dilakukan pemilihan material dengan kekuatan yang sesuai dengan kondisi beban
yang terjadi.
e. Menetukan Ukuran bila terjadi kesesuaian pemakaian bahan dan perhitungan
beban mekanis, dapat dicari ukuran-ukuran elemen mesin yang direncanakan
dengan standar.
f. Modifikasi bentuk diperlukan bila elemen-elemen mesin yang direncanakan telah
pernah dibuat sebelumnya.
g. Gambar kerja pada tahap ini, ukuran-ukuran untuk penggambaran gambar kerja
diperoleh, baik gambar detail maupun gambar perakitan.
h. Pembuatan dan control kualitas dengan gambar kerja dapat dibuat elemen mesin
yang diperlukan.
1.2 Dasar Teori
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin yang paling banyak digunakan
pada bengkel-bengkel pemesinan baik itu di industri manufaktur, lembaga pendidikan
kejuruan dan lembaga diklat atau pelatihan. Fungsi mesin bubut pada prinsipnya
sama dengan mesin bubut lainnya, yaitu untuk: membubut muka/ facing, rata lurus/

3
bertingkat, tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,
memotong dll.

Bagian bagian mesin bubut dan perlengkapannya seperti pada berikut :


1. Kepala tetap
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin yang berfungsi
sebagai dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam
(chuck), kollet (collet), senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan
pelat pembawa berekor (driving plate). Alat-alat perlengkapan tersebut
dipasang pada spindel mesin berfungsi sebagai pengikat atau penahan benda
kerja yang akan dikerjakan pada mesin bubut.

2. Kepala lepas
Kepala lepas (tail stock) digunakan sebagai dudukan senter putar (rotary
centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata bor bertangkai tirus
yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus(sleeve) kepala lepas.

4
3. Alas/ Meja mesin
Alas/ meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas,
eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan

4. Eretan
a) Eretan memanjang/ eretan alas (longitudinal carriage) berfungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah memanjang mendekati atau
menjauhi spindle mesin, secara manual atau otomatis sepanjang meja/
alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
b) Eretan melintang (cross carriage/ cross slide) berfungsi untuk
melakukan gerakan pemakanan arah melintang mendekati atau
menjaui sumbu senter, secara manual/ otomatis dan sekaligus sebagai
dudukan eretan atas.
c) Eretan atas/ eretan kombinasi (top carriage/ compound slide) terlihat
pada berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah
sudut yang dikehendaki sesuai penyetelannya

5
5. Poros Transportir dan Poros Pembawa
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan jenis ulirwhithworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi
untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara otomatis.

6. Tuas
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang
berbeda, pada umumnya memiliki posisi/ letak dan cara penggunaannya.
Maka dari itu, didalam mengatur tuas/ handel pada setiap melakukan proses
pembubatan harus berpedoman pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang
terdapat pada mesin bubut tersebut.

6
7. Penjepit/ Pemegang pahat
Penjepit/ pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua
macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat disetel (adjustable
tool post)

1.3 Rumusan Masalah


1. Komponen yang dapat dihitung pada mesin bubut.
2. Perhitungan komponen menggunakan dasar dasar teori yang ada.
1.4 Tujuan
1. Mengetahui suatu komponen yang membentuk suatu elemen mesin khususnya
mesin bubut.
2. Menghitung komponen yang berputar, bergerak dan menerima gesekan yang
terjadi.
3. Menerapkan ilmu sesuai mata kuliah elemen mesin 1 dan elemen mesin 2.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komponen perhitungan

1. Roda gigi
Roda gigi merupakan bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya.
2. Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai sabuk untuk
menjalankan kekuatan alur yang berfungsi untuk mentransmisikan daya.
3. Shaft
Shaft atau poros merupakan alat mekanis yang berfungsi untuk memindahkan
tenaga.

2.2 Spesifikasi Mesin Bubut type JY7134

Rating : CONT
Class :E
Voltase Listrik : 220V / 50 Hz
Daya Listrik : 370 Watt
Arus Listrik : 4.2 A
Putaran : 1400 rpm

2.3 Langkah dan Alat yang dibutuhkan

a. Alat yang dibutuhkan =


i. Jangka sorong.
b. Langkah pengerjaan =
i. Persiapkan alat dan bahan.
ii. Buka bagian gear box mesin bubut
iii. Pisahkan bagian – bagian seperti poros, pulley dan roda gigi
iv. Lakukan pengukuran terhadap komponen – komponen tersebut.
v. Lakukan perhitungan terhadap komponen tersebut,
vi. Setelah perhitungan lalu disusun dalam laporan.

8
BAB III
PERHITUNGAN

3.1 Hasil pengukuran

a. Roda Gigi :
I. Diameter ( D1 ) : 86.5 mm
Jumlah gigi ( N1 ) : 84
Tebal roda gigi (b) : 2 mm
II. Diameter (D2 ) : 74 mm
Jumlah gigi ( N2 ) : 70
Tebal roda gigi (b) : 2 mm
III. Diameter ( D3 ) : 53 mm
Jumlah gigi ( N2 ) : 56
Tebal roda gigi (b) : 2 mm
b. Poros :
I. Diameter :5 mm
II. Panjang : 33 mm
c. Pulley :
I. Daya ( P ) : 370 watt
II. Putaran ( n ) : 1400rpm

3.2 Perhitungan komponen


1) Perhitungan pada Roda Gigi

9
a ) Diamter Pitch ( P )
Diametral pitch (P) adalah banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter
lingkaran pitch. Diametral pitch ini hanya merupakan harga secara hipotesis saja yang
harganya tidak bisa diukur. Akan tetapi pengertiannya sangat penting untuk
mempertimbangkan proporsi jumlah gigi.
𝑁1 84
𝑃1 = = = 0.97 𝑚𝑚
𝐷1 86.5
𝑁2 70
𝑃2 = = = 0.94 𝑚𝑚
𝐷2 74
𝑁3 56
𝑃3 = = = 1.05 𝑚𝑚
𝐷3 53

b) Modul ( m )
Modul (m) adalah panjang dari diameter lingkaran pitch untuk tiap gigi. Satuan
untuk modul adalah milimeter.
𝐷1 86.5
𝑚1 = = = 1.029 𝑚𝑚
𝑁1 84
𝐷2 74
𝑚2 = = = 1.05 𝑚𝑚
𝑁2 70
𝐷3 53
𝑚3 = = = 0.94 𝑚𝑚
𝑁3 56

c) Circular Pitch
Circular Pitch (CP) adalah jarak arc yang diukur pada lingkaran pitch dari salah
satu sisi sebuah gigi ke sisi yang sama dari gigi yang berikutnya
𝜋𝐷1 𝜋 86.5
𝐶𝑃1 = = = 3.23 𝑚𝑚
𝑁1 84
𝜋𝐷2 𝜋 74
𝐶𝑃2 = = = 3.31 𝑚𝑚
𝑁2 70
𝜋𝐷3 𝜋 53
𝐶𝑃3 = = = 2.97 𝑚𝑚
𝑁3 56

10
d) Addendum ( Add )
Addendum (Add) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada ujung puncak
dari gig
Add1 = modul 1 = 1.029 mm
Add2 = modul 2 = 1.05 mm
Add3 = modul 3 = 0.94 mm

e ) Kelonggaran ( Clearance )
Kelonggaran (Clearance) adalah jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi
yang satu ke bagian dasar dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu pasangan roda gigi.
0.157 0.157
𝐶𝑙𝑒𝑎𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒1 = = = 0.161 𝑚𝑚
𝑃1 0.97
0.157 0.157
𝐶𝑙𝑒𝑎𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒2 = = = 0.167 𝑚𝑚
𝑃2 0.94
0.157 0.157
𝐶𝑙𝑒𝑎𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒3 = = = 0.149 𝑚𝑚
𝑃3 1.05

f ) Deddendum ( Dedd )
Deddendum (Dedd) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari
gigi.
- Dedd 1 = Add 1 + Clearr 1
= 1.029 + 0.161 = 1.19 mm
- Dedd 2 = Add 2 + Clearr 2
= 1.05 + 0.167 = 1.217 mm
- Dedd 3 = Add 3 + Clearr 3
= 0.94 + 0.149 = 1.089 mm

g) Diameter Blank
Diameter blank (blank diameter) adalah jarak yang panjangnya sama dengan diameter
lingkaran pitch ditambar dengan dua addendum.

11
- Blank Diamater1 = D1 + 2 .Add1
= 86.5 + 2 . 1.029 = 88.358 mm
- Blank Diamater 2 = D2 + 2 . Add2
= 74 + 2 . 1.05 = 76.1 mm
- Blank Diameter 3 = D3 + 2 . Add3
= 53 + 2 . 0.94 = 54.88 mm

h) Pitch line velocity


 Roda gigi 1
πDN 3.14 x 0.0865 x 1425
v= = = 6.45 m/s
60 60
 Roda gigi 2
πDN 3.14 x 0.074 x 1425
v= = = 5.51 m/s
60 60
 Roda gigi 3
πDN 3.14 x 0.053 x 1425
v= = = 3.95 m/s
60 60

i). Velocity factor


 Roda gigi 1
3 3 Formula for ordinary cut
Cv = = = 0.31 gears operating at
3 + v 3 + 6.45
 Roda gigi 2 velocities up to 12.5 m/s
3 3
Cv = = = 0.35
3 + v 3 + 5.51
 Roda gigi 3
3 3
Cv = = = 0.43
3 + v 3 + 3.95

j) Tangential tooth load


 Roda gigi 1
P 370
Wt = xCs = x1 = 57.36 N Cs = 1
v 6.45
for 8-10 hours per day
 Roda gigi 2

12
P 370
Wt = xCs = x1 = 67.15 N
v 5.51
 Roda gigi 3
P 370
Wt = xCs = x1 = 93.67 N
v 3.95

k) Half the thickness of the tooth


 Roda gigi 1
0.684 0.684
𝑦 = 0.124 − = 0.124 − = 0.115 Formula for 14.50
T 84
composite and full
 Roda gigi 2
0.684 0.684 depth involute
y = 0.124 − = 0.124 − = 0.114 system
T 70
 Roda gigi 3
0.684 0.684
y = 0.124 − = 0.124 − = 0.112
T 56

l) Allowable static stress


 Roda gigi 1

Wt 57.36
𝜎= =
Cv x b x 𝜋 x m x y 0.31 x 0.002 x 3.14 x 0.001 x 0.115
= 249.39 Mpa
 Roda gigi 2
Wt 67.15
𝜎= = = 268.6 Mpa
Cv x b x 𝜋 x m x y 0.35 x 0.002 x 3.14 x 0.001 x 0.114
 Roda gigi 3
Wt 93.67
𝜎= =
Cv x b x 𝜋 x m x y 0.43 x 0.002 x 3.14 x 0.00094 x 0.112
= 334.53 Mpa

 Karena tegangan ijin ketiga roda gigi dibawah 350 Mpa (𝜎1 = 249.39 ;
𝜎2 = 268.6 ; 𝜎3 = 334.53 ˂ 350 Mpa ) maka material yang cocok untuk
ketiga roda gigi tersebut adalah Alloy Steel Case Hardened

13
2 ) Perhitungan pada poros

 Diketahui : P = 370 W
D poros = 5 mm
N = 14XX (XX nim terakhir = 1425 rpm)
D roda gigi = 86.5 mm = 0.0865 m
L = 20 cm = 0.2 m
α=50

 Diameter penghubung poros dengan hub (dudukan untuk poros dan


bearing)

D. hub : 2 x d poros = 2 x 5 mm = 10 mm

 Panjang hub
𝜋 3.14
𝑑= 5 = 7.85 𝑚𝑚
2 2

 Torsi yang ditransmisikan shaft


𝑃 𝑥 60
𝑇=
2𝜋𝑥𝑁
370 𝑥 60
𝑇=
2 𝑥 3.14 𝑥 1425

𝑇 = 2.48 𝑁𝑚

 Gaya tangensial pada roda gigi


2𝑇 2 𝑥 2.48
𝑃𝑡 = 𝐷𝑟 = 0.0865 = 57.34 N

 Beban normal yang diterima roda gigi

14
𝑃𝑡 57.34
𝑊 = cos 𝛼 = = 57.91 𝑁
cos 5

 Momen lentur maksimal roda gigi


𝑊𝑥𝐿 57.91𝑁 𝑥 0.2 𝑚
𝑀= = = 2.89𝑁𝑚
4 4

 Momen inersia pada area putaran poros


𝜋 4
𝐼= 𝑑
32
3.14
𝐼= (5)4
32
𝐼 = 61.32 𝑚𝑚
 Momen inersia pada poros berdasarkan reaksi axis (vertikal)
𝜋 4
𝐼= 𝑑
64
3.14 4
𝐼= 5 = 30.66 𝑚𝑚
64
 Momen putar

𝑇𝑒 = √𝑀2 + 𝑇 2 = √2.892 + 2.482 = 3.81 Nm = 3811 Nmm

 Kekuatan tarik

𝜋 3.14
𝑇𝑒 = 𝑥 𝜏 𝑥 𝑑 3 𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 = 𝑥 𝜏 𝑥 53
16 16
3811 Nmm = 24.53 mm2 x 𝜏
𝜏 = 155.39 N/mm2 = 155.39 Mpa

 Karena kekuatan tarik (𝜏 ) sebesar 155.39 Mpa maka bahan yang


cocok untuk poros adalah Grey Cast Iron FG 200

15
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada komponen mesin bubut, maka
diambil kesimpulan : Dengan adanya tugas ini, kami mendapatkan lebih banyak ilmu
yang menyajikan informasi tentang ilmu elemen mesin khususnya pada mesin bubut.
Banyak ilmu yang didapat seperti mencari kekuatan bahan, tegangan dan sebagainya.
Dengan adanya tugas ini kita juga dapat menyusun data secara lebih detail.
5.2 Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber
- sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

16
Lampiran Gambar

17

Anda mungkin juga menyukai