PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Deskripsi kawasan
Terdapat juga kawasan Pattunuang Asue juga dapat dilakukan aktifitas wisata
yang beragam, mulai dari wisata tirta sampai dengan pengamatan satwa unik.
3
Tracking dapat juga dilakukan pada konpleks Pegunungan Bulusaraung. Kawasan ini
telah banyak dikenal oleh para pendaki gunung, terutama kalangan pencinta alam.
Selusur gua dapat dilakukan di banyak tempat pada ekosistem karst Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung. Sampai saat ini telah tercatat 16 buah gua yang
ditemukan pada eks kawasan Taman Wisata Alam Bantimurung dan pada wilayah
eks cagar alam Bantimurung terdapat 34 gua. Pada eks kawasan taman Wisata Alam
Gua Pattunuang telah ditemukan 40 gua. Gua-gua ini masih alami dan belum
mengalami perubahan oleh aktivitas manusia. Pada eks cagar alam Karaenta juga
ditemukan banyak gua. Di wilayah inilah terdapat gua terpanjang diantara gua yang
ada di Kabupaten Maros. Gua yang paling dikenal di wilayah tersebut adalah Gua
Salukkang Kallang.
Selain gua-gua tersebut di atas yang berpotensi untuk wisata alam selusur gua,
pada kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dapat pula dilakukan
selusur gua untuk tujuan wisata budaya. Kawasan arkeologis atau situs tersebut
adalah kawasan yang mengandung peninggalan hasil budaya manusia atau cagar
budaya yang harus diamankan, dilindungi, dan dimanfaatkan.
1. Kekuatan (Strength)
4
Perangkat peraturan perundang-undangan serta kebijakan Pemerintah
Indonesia yang terkait dengan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta lingkungan hidup.
Perangkat kebijakan internasional yang terkait dengan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistem serta lingkungan hidup.
Potensi kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang
merupakan ekosistem unik serta keanekaragaman hayati yang ada
didalamnya.
Ketersediaan sumber daya manusia
Memiliki daya tarik wisata alam yang lengkap, seperti: aneka ragam jenis
kupu-kupu, air terjun, sungai untuk bermain, gua, landscap pegunungan dan
hutan alam
Memiliki daya tarik wisata budaya lokal, kerajinan dan makanan lokal
Memiliki daya tarik buatan seperti museum kupu-kupu
Aksesibilitas yang mudah dari kota Makassar, Maros, Bone, dan Bandara
Udara Internasional Hasanuddin
Status lahan dimiliki pemerintah sehingga mudah dalam pengelolaannya
2. Kendala (Weaknessess)
5
Pengelolaan masih dilakukan oleh Pemda Kab. Maros, padahal kawasan ini
adalah milik Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
3. Peluang (Opportunities)
4. Ancaman (Threats)
6
Kebijakan investsi di dalam kawasan konservasi yang tidak menarik bagi para
investor.
Daya dukung lingkungan yang terbatas untuk akumulasi kegiatan wisata yang
lebih besar, yang akan berdampak pada penurunan kualitas fisik lingkungan
alam dan daya tarik obyek wisata itu sendiri
Keberadaan habitat satwa dari ancaman kepunahan
Penyusunan Strategi
7
2. Pengembangan paket wisata khusus segmen wisatawan asing
8
– Strategi Kelemahan – Ancaman (WT)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11