Anda di halaman 1dari 10

Nama : Lineci

Nim : 1207237

Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh karena itu,
demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk , terutama tentang
kelahiran, perkawinan, kematian dan migrasi. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah,
persebaran geografis, komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini berubah dari waktu
kewaktu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Archille Guillard pada tahun 1855 dalam
karyanya yang berjudul “elements de statistique humaine, ou demographie comparree” atau
elements of human statistics or comparative demography (dalam Iskandar,1994).
Pengertian tentang demografi berkembang dengan seiring dengan perkembangan keadaan
penduduk serta penggunaan statistic kependudukan pada zamannya. Berikut beberapa contoh
tentang perkembangan definisi demografi :

 Johan Sussmilch (1762, dalam Iskandar ,1994) berpendapat bahwa demografi adalah
ilmu yang mempelajari hukum tuhan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan
pada umat manusia yang terlibat dari jumlah kelahiran, kematian, dan pertumbuhannya.
 Achille Guillard (1855) memberikan definisi demografi sebagai ilmu yang mempelajari
segala sesuatu dari keadaan dan sikap manusia yang dapat diukur ,yaitu meliputi
perubahan secara umum, fisiknya, peradabannya, intelektualitasnya, dan kondisi
moralnya (lihat juga Iskandar, 1994).
 David v. Glass(1953) menekankan bahwa demografi terbatas pada studi penduduk
sebagai akibat pengaruh dari proses demografi ,yaitu fertilitas,mortalitas,dan migrasi.
 United Nations(1958) dan International Union for the Scientific Study of
Population/IUSSP (1982) mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah masalah
penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya
 Philip m. Hauser dan Otis Dudley Duncan(1959) berpendapat bahwa demografi
merupakan ilmu yang mempelajari jumlah, persebaran territorial, komposisi penduduk,
serta perubahannya dan sebab-sebab perubahan tersebut.
 Donald j. Bougue(1969) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang mempelajari
secara statistik dsan matematik jumlah,komposisi,distribusi penduduk,dan perubahan-
perubahannya sebagai akibat bekerjanya komponen-komponen pertumbuhan penduduk,
yaitu kelahiran (fertilitas), kematian(mortalitas), perkawinan, migrasi, dan mobilitas
social.
 George w. Brclay(1970) mendefinisikan demografi sebagai ilmu yang memberikan
gambaran secara statistik tentang penduduk. Demografi mempelajari perilaku penduduk
secara menyeluruh bukan perorangan. Dengan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa ilmu demografi merupakan suatu ilmu untuk mempelajari perubahan-perubahan
kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik dari data penduduk terutama
mengenai perubahan jumlah, persebaran pada kommponen-komponen utama
pertumbuhan penduduk, yaitu = fertilitas, mortalitas, migrasi, yang pada gilirannya
menyebabkan perubahan pada jumlah, struktur, dan persebaran penduduk.
 Secara singkat , ilmu demografi sangat bermanfaat untuk :
 Mempelajari kuantitas, komposisi, dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
serta perubahan-perubahannya.
 Menjelaskan pertumbuhan masa lampau dan mengestimasi pertumbbuhan penduduk
pada masa datang.
 Mengembangkan hubungan sebab akibat antaraperkembangan penduduk dan bermacam-
macam aspek pembangunan sosial, ekonomi, budaya, politik, lingkungan, dan keamanan.
 Mempelajari dan mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan konsekuensi pertumbuhan
penduduk pada masa mendatang.

Faktor – Faktor Demografi


Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk :

1. Struktur umur
2. Struktur perkawinan
3. Umur kawin pertama
4. Paritas
5. Disrupsi perkawinan
6. Proporsi yang kawin
7. Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke tahun ini memerlukan tambahan
investasi dan sarana untuk mendukung kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan,
kesehatan, perekonomian dan lain sebagai lainnya. Hal ini tentu saja merupakan masalah
bagi pemerintah dalam usahanya membangun dan meningkatkan taraf hidup rakyatnya
demi untuk menuju masyarakat yang sesuai dengan isi UUD 1945. Pertumbuhan
penduduk yang begitu pesat sekarang ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu
bangsa, karena kita lihat sekarang ini kepadatan penduduk di kota-kota besar di Indonesia
mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk, jumlah lowongan kerja yang semakin
sedikit menyebabkan di Indonesia pada tahun-tahun terakhir banyak perilaku kriminalitas
yang terjadi akibat penyimpangan status penduduk yang satu dengan yang lain dan ini
menimbulkan status sosial antar masyarakat .
8. Namun ahli ekonomi lain yaitu Robert Malthus menanggap bahwa pada kondisi
awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun pada
suatu keadaan optimum pertambahan penduduk tidak akan menaikkan pertumbuhan
ekonomi malahan dapat menurunkannya. Pada tahun tahun 2000, jumlah penduduk
Indonesia menunjukkan angka sebesar 205.135 juta jiwa dengan laju pertumbuhan
sebesar 10.380 juta jiwa atau sebesar 5.33 persen dari tahun 1995. Sementara itu
persentase penduduk miskin selama periode 1996- 2008 mengalami fluktuasi dengan
kecenderungan mengalami penurunan. Sejalan dengan itu kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama pembangunan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Sasaran
ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak mecahkan masalah kependudukan :
seperti besarnya jumlah penduduk Indonesia dan tidak meratanya penyebaran penduduk
di Indonesia. Berbagai usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi
telah dilakukan pemerintah melalui berbagai program diantaranya program keluarga
berencana (KB) yang dimulai awal 1970-an. Begitu pula usaha – usaha yang mengarah
pada pemerataan penyebaran penduduk telah dilakukan dengan cara memindahkan
penduduk Pulau Jawa diluar Pulau Jawa melalui program transmigrasi. Selain itu dengan
telah diberlakukannya program otonomi daerah, diharapkan dapat mengurangi
perpindahan penduduk terutama provinsi – provinsi di Pulau Jawa.
9. Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat untuk mengakselerasikan pembangunan
ekonomi keseluruhan. Intinya, kunci sukses pembangunan adalah terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan dan dinamisnya
stabilitas sosial maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan menunjang
pertumbuhan ekonomi. Akumulasi dari itu semua tentu akan berdampak terhadap
ekonomi secara makro. Investasi sebagai salah satu penyusun PDB, dan dengan
meningkatnya investasi itu tentu meningkatkan PDB pula. Investasipun berbanding lurus
terhadap tingkat kemampuan masyarakat melakukan pengeluaran. Meningkatnya
investasi maka jumlah akumulasi produksi juga meningkat, untuk meningkatkan produksi
dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak sehingga pengangguran menurun, pendapatan
masyarakat meningkat.
10. Dengan meningkatnya pendapatan maka meningkat pula kemampuan masyarakat
untuk melakukan pengeluaran, semakin banyaklah barang dan jasa yang dibeli. Dimana
artinya kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat. Tingginya laju pertumbuhan
penduduk di beberapa bagian di dunia juga menyebabkan jumlah penduduk meningkat
dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan
pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan masing – masing dari mereka
berusaha mencari faktor – faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut.
11.
12. Menurut Candra Mustika sebagai Dosen Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Jambi, dalam jurnalnya tentang
“PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP KEMISKINAN DI
INDONESIA” , Vol.1, No.4 yang diterbitkan pada Oktober 2011 secara umum
menjelaskan bahwa sejalan dengan itu kebijakan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk juga merupakan sasaran utama pembangunan sebagaimana
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Upaya ini juga
dilakukan karena jumlah penduduk dianggap sebagai sumber daya manusia yang
potensial untuk memajukan perekonomian Negara.
13. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi dalam meningkatkan
produksi suatu perusahaan, dengan jumlah penduduk yang banyak Indonesia memiliki
potensi persediaan tenaga kerja yang cukup banyak tetapi tidak semua yang potensial
tersebut dapat terserap di tiap sektor produksi sehingga menimbulkan pengangguran.
Pertumbuhan tenaga kerja yang kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja
akan menyebabkan tingkat kesempatan kerja cendrung menurun. Meski demikian jumlah
penduduk yang bekerja tidak selalu menggambarkan jumlah kesempatan kerja.
14. Terkait dengan jurnal diatas ada beberapa cara dalam mengatasi laju
pertumbuhan penduduk , seperti yang ditulis oleh Ida Rafidah dan Arief Wibowo sebagai
anggota Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR dalam jurnalnya
yang berjudul “Peran KB Sebagai Pengontrol Laju Penduduk Terhadap Perekonomian
Indonesia”. Secara umum menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang dengan berbagai jenis masalah yang dihadapi, salah satunya adalah dibidang
kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Untuk mengatasinya
pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kepatuhan akseptor melakukan Keluarga Berencana (KB) suntik antara
lain pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan, sikap, jumlah anak, fasilitas kesehatan,
fasilitas umum, dukungan tenaga kesehatan dan dukungan suami. Dalam hal tersebut
terdapat Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan suami sedangkan variable
terikat dalam penelitian ini adalah kepatuhan akseptor melakukan Keluarga Berencana
(KB) suntik.
15. Tujuan umum adanya program kelurga berencana Meningkatkan kesejahteraan
ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan
kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. Tujuan khusus
program keluarga berencana yaitu meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan
alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi,meningkatnya kesehatan
keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
16. Selain program KB tersebut, pemerintah juga memerlukan tambahan investasi
untuk mendukung kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan
khususnya di bidang perekonomian masyarakat. Seperti hal nya dijelaskan oleh
Afrizawati Staf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Sriwijaya , Jurnal
Ilmiah Orasi Bisnis – ISSN: 2085-1375, dalam jurnalnya tentang “Pengaruh Tingkat
Penduduk Terhadap Investment Grade di Indonesia” yang diterbitkan pada Edisi Ke-
VI, November 2011, secara umum bahwa peranan investasi dalam pertumbuhan ekonomi
diprediksi akan semakin meningkat, hal ini didorong berbagai faktor positif seperti
potensi pencapaian investment grade serta perbaikan iklim investasi dan birokrasi.
17. Pencapaian investment grade merupakan bentuk pengakuan terhadap kokohnya
fundamental ekonomi makro Indonesia yang berhasil dibangun pemerintah selama
beberapa tahun ini. Istilah investment grade merujuk pada sebuah peringkat yang
menunjuk utang pemerintah atau perusahaan, memiliki rasio yang relatif rendah dari
default atau gagal bayar sehingga memiliki tingkat kepercayaan yang berkelanjutan
dalam jangka panjang (Syadullah, 2011: 1). Investment grade diberikan kepada suatu
negara yang memiliki fundamental ekonomi yang kuat, stabilitas politik jangka panjang
yang stabil dan memiliki manajemen anggaran pemerintah serta kebijakan moneter yang
solid. Keseluruhan faktor tersebut dapat diprediksi serta di tandai dengan defisit anggaran
yang rendah, rasio hutang rendah dan inflasi yang terkendala di berbagai sektor.
18. Adanya pemberian peringkat label Investment grade dalam hal ini lembaga
pemeringkat internasional yaitu Fitch Ratings akan memberikan pengaruh yang cukup
kuat bagi para investor asing untuk menanamkan investasinya ke Indonesia. Lembaga ini
merupakan suatu badan pemerhati dan pemberi peringkat tingkat kelayakan suatu
kelayakan suatu negara utntuk berinvestasi. Kemajuan positif ini dapat membangkitkan
harapan bahwa Indonesia merupakan Negara yang layak dijadikan tempat berinvestasi
aman bagi para investor. Seperti diketahui sejak krisis moneter tahun 1997, Indonesia
kehilangan status Investment grade, dimana peringkat Indonesia mengalami downgrade,
bahkan pernah dinyatakan default atau gagal, setelah 14 (empatbelas) tahun lepas
menyandang investment grade akhirnya desember 2011 yang lalu, indonesisa
mendapatkan kembali peringkat tersebut.
19. Peringkat investasi Indonesia naik dari BB+ menjadi BBB- dengan outlook
stable. Seperti diketahui bahwa investasi merupakan salah satu faktor pendorong
pertumbuhan ekonomi suatu negara yang di tandai dengan meningkatnya kegiatan
volume investasi baik penanaman modal asing maupun domestik, sehingga kedepannya
akan memberikan efek positif yang signifikan terhadap perekonomian secara makro,
implikasi ini dapat terlihat pada perubahan nilai tukar, imbal hasil obligasi pemerintah
dan pasar kredit. Indikator-indikator itu menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia
sebenarnya tidak kalah dibandingkan ekonomi negara-negara yang telah memperoleh
peringkat investment grade.
20. Pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat untuk mengakselerasikan
pembangunan ekonomi keseluruhan. Intinya, kunci sukses pembangunan adalah
terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, pemerataan distribusi pembangunan
dan dinamisnya stabilitas sosial maka perlunya peningkatan dari sisi investasi yang akan
menunjang pertumbuhan ekonomi. Meskipun telah mengalami kenaikan peringkat
investasi, Indonesia masih dihadapkan pada tiga masalah penghambat laju pertumbuhan
ekonomi. Ketiga masalah itu adalah birokrasi, korupsi, dan infrastruktur. Sosiolog asal
Jerman, Max Weber, mengatakan birokrasi merupakan prasyarat bagi pembangunan
ekonomi dan upaya penciptaan industri modern. Tanpa birokrasi tidak akan mungkin
dicapai ekonomi modern berkelanjutan, industrialisasi yang cepat, dan take-off into
selfsustained growth (Giddens, 1985: 195).
21. Akumulasi dari itu semua tentu akan berdampak terhadap ekonomi secara makro.
Investasi sebagai salah satu penyusun PDB, dan dengan meningkatnya investasi itu tentu
meningkatkan PDB pula. Investasipun berbanding lurus terhadap tingkat kemampuan
masyarakat melakukan pengeluaran. Meningkatnya investasi maka jumlah akumulasi
produksi juga meningkat, untuk meningkatkan produksi dibutuhkan tenaga kerja yang
lebih banyak sehingga pengangguran menurun, pendapatan masyarakat meningkat.
Dengan meningkatnya pendapatan maka meningkat pula kemampuan masyarakat untuk
melakukan pengeluaran, semakin banyaklah barang dan jasa yang dibeli. Dimana artinya
kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat.
22. Pengertian Transisi Demografi
23. Teori Transisi demografi adalah model yang menggambarkan perubahan penduduk dari
tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi) ke
tingkat pertumbuhan rendah ( tingkat fertilitas dan mortalitas rendah) yang terjadi dari
waktu ke waktu. Hal ini didasarkan pada interpretasi yang dimulai pada tahun 1929 oleh
para ahli demografi (demografer),perubahan yang diamati adalah tingkat fertilitas dan
mortalitas dalam masyarakat selama dua ratus tahun terakhir atau lebih.Transisi
demografi istilah awalnya hanya menggambarkan pergeseran sosial yang terjadi
dimasyarakat Barat dari abad sembilan belas ke 1930-an.Pada saat itu,masyarakat Eropa
yang bertempat tinggal di luar negeri,bergerak dengan kecepatan yang cukup dari tingkat
fertilitas dan mortalitas tinggi,ke tingkat fertilitas dan mortalitas rendah,dengan
konsekuensi sosial yang besar.Tren populasi penduduk yang terjadi,seperti pasca-Perang
Dunia II (1939-1945) disebut dengan istilah "baby boom," telah menurunkan tingkat
fertilitas dengan drastis yang terjadi di Eropa.Akan tetapi sekarang transisi demografi
merupakan fenomena global, bukan hanya tren Barat ataupun Eropa,bahkan sejak tahun
1960 sebagian besar dunia telah menunjukkan penurunan tingkat fertilitas,dengan
pengecualian sub-Sahara Afrika yang mungkin terakhir menunjukkan penurunan tingkat
fertilitas.Demografer yang memformulasikan teori Transisi Demografi,berikut adalah
teori yang di kemukakan Blacker:
24.  Blacker ( 1947 )
25. Transisi demografi menurut Blacker di bedakan menjadi 5 tahapan yaitu:
Tahap Tingkat Tingkat Pertumbuhan Contoh
fertilitas mortalitas alami
1.Stabil tinggi Tinggi Tinggi Nol atau Eropa,awal abad 14
sangat rendah
2.Perkembangan Tinggi Turun pelan Lambat India,sebelum PD II
awal
3.Perkembangan Turun Turun lebih Pesat Eropa Sltn&Tgh Sblm
akhir cepat PD II,India stlh PD II
4.Stabil rendah Rendah Rendah Nol,atau Australia,NZ,AS,1930an
sangat rendah
5.Menurun Rendah Lebih tinggi Negatif Prancis sebelum PD
dp kelahiran II,Jerman 1970an
26.
27. Tahapan Transisi Demografi
28. 5 tahapan transisi demografi menurut Blacker ( 1947 )
29. 1. Tahapan 1
30. Dalam tahapan satu terjadi pada masyarakat pra-industri, tingkat fertilitas dan tingkat
mortalitas tinggi.Tingginya tingkat fertilitas di sebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhinya seperti ; belum tersedianya program Keluarga Berencana dan alat
kontrasepsi (fertility control ),sehingga tingkat fertilitas pada dasarnya hanya dibatasi
oleh kemampuan seorang wanita untuk melahirkan anak.Sedangkan tingginya tingkat
mortalitas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ;gagal panen dan income yang
menurun sehingga mengakibatkan kelaparan karena kurangnya ketersediaan bahan
pangan,tidak adanya teknologi kesehatan untuk mengontrol masyarakat terhadap
penyakit seperti wabah penyakit menular tidak terkontrol yang berakibat mortalitas,dan
adanya substitution effect.(Peritiwa ini terjadi misalnya,di Eropa dan khususnya Timur
Amerika Serikat selama abad ke-19).
Dalam tahapan satu ini peran anak masih sangat penting dalam membantu
perekonomian keluarga.Biaya membiayai anak dianggap lebih sedikit dari pada biaya
makannya,karena dalam tahap satu ini belum ada pendidikan dan tempat
hiburan(India).Teori Malthus mengatakan bahwa yang menjadi penentu populasi pada
tahap satu adalah jumlah pasokan makanan.(Afrika)
31.
32. 2. Tahapan 2
33. Tahapan kedua menyebabkan penurunan tingkat mortalitas pelan dan peningkatan
populasi.Penurunan tingkat mortalitas ini juga dialami oleh Negara berkembang seperti
Yaman, Afghanistan, wilayah Palestina, Bhutan dan Laos.Sedangkan penurunan tingkat
mortalitas di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu;
34. i. Adanya perbaikan penyediaan makanan yang dihasilkan dari perbaikan
pertanian(rotasi tanaman, pembiakan selektif, dan teknologi benih berkualitas) dan
transportasi yang lebih baik untuk mencegah kematian akibat kelaparan dan kekurangan
air.
35. ii. Perbaikan signifikan kesehatan masyarakat untuk mengurangi tingkat
mortalitas, khususnya pada usia dini.Seperti di temukannya pengembangan
vaksinasi,imunisasi,dan juga antibiotik. Akan tetapi di Eropa melewati dua tahap sebelum
kemajuan dari pertengahan abad ke-20 karena mereka melakukan perbaikan penyebab
penyakit dan peningkatan pendidikan dan status sosial ibu.(Perubahan populasi terjadi di
barat laut Eropa selama abad ke-19 dan di India sebelum Perang Dunia II).
36. 3. Tahapan 3
37. Pada tahapan ini tingkat mortalitas yang turun dengan cepat dengan di ikuti penurunan
tingkat fertilitas tetapi tidak secepat penurunan tingkat mortalitas. Penurunan tingkat
fertilitas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu;
38. i. Adanya fertility control yang sudah mulai berkembang di masyarakat
dan sudah banyak digunakan. Perbaikan penggunaan kontrasepsi merupakan faktor yang
cukup penting untuk mengurangi fertilitas.
39. ii. Kedua adalah Industrilization ,yaitu perubahan yang berangsur-angsur
dari masyarakat pertanian menuju ke masyarakat industri.Ini juga merubah gaya hidup
baik itu makanan,pola hidup,maupun seksualnya.
40. iii. Ketiga yaitu meningkatnya urbanisasi mengubah nilai-nilai tradisional
pada masyarakat pedesaan, perubahan pola pikir masyarakat di daerah pedesaan
mempengaruhi penurunan fertilitas anak yang berarti bahwa sebagian orang tua
menyadari bahwa mereka tidak perlu membutuhkan begitu banyak anak yang akan
dilahirkan untuk masa yang akan datang.
41. iv. Keempat adalah Sosial dan Ekonomi, kedudukan sosial seorang wanita
juga dapat mempengaruhi tingkat penurunan fertilitas. Meningkatkan melek huruf
perempuan dan pekerjaan sebagai ukuran status perempuan,seperti Eropa selatan atau
Jepang. Penilaian terhadap perempuan tidak hanya melahirkan anak saja.
42. 4. Tahapan 4
43. Ini terjadi di mana kelahiran dan angka kematian keduanya rendah atau NOL. Oleh
karena itu jumlah penduduk yang tinggi dan stabil. Beberapa teori beranggapan bahwa
pada tahapan 4 inilah penduduk suatu negara akan tetap pada tingkat ini.Negara-negara
yang berada pada tahap ini (Total Kesuburan kurang dari 2,5 pada tahun 1997) meliputi:
Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Australia, Selandia Baru, seluruh Eropa.
44. 5. Tahapan 5
45. Model transisi demografi yang sebenanya hanya terjadi 4 tahapan tetapi ada suatu
persetujuan bahwa sekarang menjadi 5 tahapan berdasarkan teori Transisi Demografi
menurut C.P.Blacker 1947. Pada tahap kelima ini bahwa tingkat mortalitas lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat fertilitas yang berada dalam keadaan stabil.Hal ini dapat
dipengaruhi oleh gaya kehidupan masyarakat yaitu degenerative diseases.Bisa karena
gaya hidup yang tidak baik,seperti sering mengonsumsi makanan instan serta
mengonsumsi alkohol untuk mengikuti kebiasaan Negara Barat.Keadaan ini di alami oleh
Negara seperti Perancis sebelum Perang Dunia ke II dan Jerman pada tahun 1970 an.
46. Kritik Terhadap Aplikasi Teori Transisi Demografi
47. Berdasarkan beberapa teori dan analisis bahwa tidak semua masyarakat ataupun Negara
di dunia ini mengalami 5 tahapan Transisi Demografi.Seperti yang terjadi di Negara
bagian Afrika hanya mengalami 2 tahapan Transisi Demografi sampai sekarang,dan akan
mengalami suatu perubahan Transisi Demografi dalam waktu yang lama.Teori transisi
demografi memiliki penerapan yang dipertanyakan di negara-negara yang kurang
ekonomis dan di mana kekayaan dan akses informasi yang terbatas. Sebagai contoh, teori
transisi demografi telah divalidasi terutama di Eropa, Jepang dan Amerika Utara di mana
data demografis ada selama berabad-abad. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Negara memilik transisi demografi yang berbeda yaitu :
48.  Perbedaan pembangunan ekonomi penyebab yang cukup untuk mempengaruhi
perubahan demografi suatu Negara, dengan tingkat ekonomi yang tinggi Negara
cenderung tidak meningkatkan kuantitas fertilitas tetapi lebih untuk kualitas anak.(contoh
Singapura).
49.  Ekologi suatu daerah dapat berpengaruh terhadap fertilitas dan mortalitas,di daerah
pedesaan cenderung berhubungan seksual antara pasangan lebih sering karena tidak
adanya fasilitas hiburan dan sebaliknya di daerah perkotaan.
50.  Dibidang Budaya setiap Negara mempunyai perbedaan seperti halnya perbedaan
antara Negara Arab dan Negara Barat.Perbedaannya yaitu bahwa Negara Arab memiliki
lebih banyak anak karena mereka lebih mengedepankan agama yang melarang untuk
memakai alat kontrasepsi.Sedangkan masyarakat di Negara Barat cenderung memiliki
sedikit anak.
51.  Dalam bidang sosial sebagian besar disebabkan oleh pendidikan wanita yang
mengakibatkan wanita ingin bekerja,semakin banyak wanita bekerja di suatu Negara
maka mempengaruhi jumlah pertumbuhan penduduknya.Contoh (Jepang, Singapura,
Taiwan, serta sebagian Eropa tengah dan selatan Eropa) sekarang menunjukkan tingkat
fertilitas yang sangat rendah, yang berada di bawah 1,5 kelahiran per perempuan.
52.  Fertilitas tinggi terjadi setelah peristiwa tingkat penurunan mortalitas tinggi
peristiwa seperti Black Death dan peperangan ( Perang Dunia II)
53. Akibat Perubahan Transisi Demografi
54.  Efek pertama dari transisi adalah penurunan angka kematian, yang berlanjut selama
masa transisi. Angka kelahiran meningkat sedikit pada awalnya, tetapi kemudian jatuh ke
tingkat yang lebih rendah sama dengan angka kematian. Selama transisi, tingkat
kelahiran kelebihan atas tingkat kematian (tingkat kenaikan alamiah) menghasilkan
peningkatan besar dalam ukuran populasi.
55.  Pertumbuhan Jumlah Penduduk Dunia
56.

Anda mungkin juga menyukai