As’at Pujianto
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Hakas Prayuda
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ABSTRAK
Beton adalah suatu material menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang berisi pasir,
kerikil, atau agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang
membentuk suatu masa padat. Pada bangunan yang terdapat di daerah sekitaran laut seperti jembatan, jetties,
pemecah ombak (break water) dan dermaga perlu dilakukan perawatan beton (curing) dengan air laut. Di dunia air
laut memiliki kandungan garam rata-rata sebanyak 3,5% , kandungan garam sebesar ini dapat menggerogoti kekuatan
dan keawetan beton sehingga beton akan rapuh dan rusak. Hal ini disebabkan klorida (cl) yang terdapat pada air laut
yang merupakan garam yang bersifat agresif terhadap bahan lain, termasuk beton. Superplasticizer adalah salah satu
bahan kimia untuk mempermudah pengerjaan dan memperkuat beton . Pengaruh penambahan superplasticizer pada
beton untuk bangunan air laut berfungsi sebagai penutup rongga-rongga pada beton dan dapat meningkatkan kekuatan
beton. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kekuatan tekan beton dan pengaruh umur perendaman air laut
terhadap 3 merk semen berbeda dengan penambahan superplasticizer sebanyak 1,5%, serta menggunakan variasi
perendaman dalam air laut selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Perancangan campuran beton ini menggunakan SK
SNI 03-2834-2000 dan benda uji dibuat pada silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil penelitian nilai
kuat tekan rata-rata beton pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari berturut turut untuk semen Tiga Roda adalah 21,8
MPa; 27,4 MPa, 33,4 MPa dan untuk semen Gresik adalah 19,5 MPa, 22,8 MPa, dan 23,2 MPa dan semen Holcim
adalah 23,6 MPa, 25,2 MPa, 16,1 MPa.. Dari penelitian yang dilakukan , membuktikan bahwa Semen Tiga Roda
paling baik digunakan untuk bangunan yang terendam air laut.
Kata kunci: Beton, Semen, Superplasticizer, Curing Air laut, Penyerapan, Kuat tekan.
ABSTRACT
Concrete is rock-like material made with sand, gravel or other aggregate combined with a cement paste which result in
a solid mass. On a building located on coastline such ass bridge, jetties, breakwater and port need a curing with sea
water. Sea water on average contained around 3,5% of salt, this salt may cause concrete strength and durability to
deteriorate. This is caused by chloride in sea water which is an aggressive compound. Superplasticizer is one of
admixture used to increase concrete workability and strength. Superplasticizer addition create concrete with lower void
which in turn made concrete have a higher strength. The aim of this study is to analyze concrete strength and effect of
submerging duration on 3 cement brand with 1.5% of superplasticizer, with submerging of 7 days, 14 days, and 28
days. Result of this study shows that with submerging of 7 days, 14 days, and 28 days, concrete with Tiga Roda cement
strength are 21,8 MPa; 27,4 MPa and 33,4 Mpa respectively. On concrete with Gresik cement are 19,5 MPa, 22,8
MPa, and 23,2 Mpa Respectively, and for Holcim cement are 23,6 MPa, 25,2 MPa, 16,1 MPa.. This study shows that
concrete with Toga Roda Cement is best for building on coastline.
Keywords: Cement, Concrete, Superplasticizer, Sea Water Submerging, Adsorption, Compressive strength.
A. PENDAHULUAN Kontak air laut dengan beton pada masa
curing sangat berbahaya, karena pada saat curing
Negara kepulauan yang sedang berkembang seperti
beton berinteraksi dengan air laut, beton akan
Indonesia, tentunya akan melakukan pembangunan
mengalami absorpsi, dimana garam laut akan
besar-besaran secara merata sekarang ini untuk
meresap ke dalam beton sebagai aksi kapiler untuk
meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup
mengisi rongga – rongga yang ada pada beton.
masyarakatnya agar lebih maju dan memiliki
Senyawa – senyawa kimia ini akan menggerogoti
pendapatan yang layak secara merata. Banyak
kekuatan beton hingga rapuh dan rusak. Hal ini
bahan-bahan struktur yang digunakan di dalam
akan menyebabkan tidak tercapainya kuat tekan
pembangunan di Indonesia, seperti kayu, baja dan
beton yang semula direncanakan.
beton. Tetapi, Bahan struktur yang banyak di pilih
adalah beton. Faktor yang mendukung untuk Beton biasa akan mudah rapuh dan rusak saat
pemilihan beton itu sendiri adalah ekonomi, terkena air laut, untuk itu diperlukana campuran
ketahan terhadap api, kekakuan, dan kemudahan (admixture) yang tepat agar kuat tekan beton
dalam perawatan. bertahan saat terkena air laut. Beberapa penelitian
sudah membuktikan campuran seperti abu sekam
Beton adalah suatu material yang
padi, serbuk kerang dan superplasticizer pada
menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat
proporsi atau takaran yang tepat dapat
suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu
meningkatkan kuat tekan beton. Pada tugas akhir
dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya,
ini penguji bertujuan untuk menganalisis kuat
dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi
tekan beton dengan karakteristik admixture
keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan
superplasticizer setelah dilakukan perendaman
dimensi struktur yang di inginkan.
dengan menggunakan air laut.Tujuan Penelitian ini
Dalam perkembangan sekarang ini, beton yaitu untuk menganalisis kuat tekan beton pada
merupakan bahan yang paling banyak dipakai masing-masing merk semen dengan bahan tambah
dalam pembangunan di bidang teknik sipil, superplasticizer 1,5% setelah dilakukan kuring
termasuk pembangunan di daerah sekitaran laut, dengan air laut selama 7 hari,14 hari dan 28 hari
seperti jembatan, dermaga, pemecah gelombang dan juga menganalisis kuat tekan beton paling
(break water), piers, jetty, dan sebagainya. Dalam tinggi dengan bahan tambahan superplasticizer
pembuatan beton, ada hal – hal yang berpengaruh 1,5% setelah dilakukan curing air laut sekaligus
terhadap kekuatan (durability) beton, salah satunya pengaruh umur beton dengan penggunaan
adalah perawatan (curing).Perawatan (curing) tambahan superplasticizer 1,5%.
beton yang baik umumnya menggunakan air bersih
Penelitian tentang “Pengaruh Waktu
(air yang tidak mengandung kandungan kimia yang
Perendaman (Curing) Air Laut terhadap Kuat
dapat merusak beton). Akan tetapi dalam proses
Tekan Beton dengan 3 Variasi Merk Semen yang
pembuatan bangunan beton di daerah pantai,
Berbeda Dengan Bahan Tambah Superplasticizer
kontak dengan air laut terkadang tidak dapat
1,5%” belum ada yang meneliti sebelumnya,
dihindari sehingga tentunya akan mempengaruhi
segala bentuk kutipan pendapat atau temuan orang
kekuatan beton. Disisi lain keterbatasan pasokan
lain yang ada dalam penelitian ini dirujuk sesuai
air tawar pun kadang menjadi masalah bagi proyek
kaidah ilmiah yang benar, sehingga keaslian
– proyek yang berada di daerah lepas pantai dan
penelitian ini diharapkan dapat menambah
laut. Jarak yang jauh antara lokasi proyek dengan
referensi baru yang bermanfaat bagi semuanya.
sumber air bersih menyebabkan pasokan air bersih
Untuk perbedaan dari beberapa peneliti
menjadi terhambat, Berdasarkan pengamatan
sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.
lokasi proyek yang ada di sekitaran pantai
terkadang proses curing dengan air laut pun
dimungkinkan, sambil menunggu pasokan air
bersih tiba di lokasi proyek.
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Semakin rendah suatu faktor air semen maka
No Peneliti Pengujian yang dilakukan semakin tinggi kuat tekan suatu beton dan semakin
tahan pula beton tersebut terhadap penetrasi bahan-
Prasetya Menguji pengruh kadar
(2013) penambahan superplasticizer bahan yang dapat merusak. (Newman & Choo,
1 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% 2003).
dengan agregat kasar batu
apung. C. BAHAN PENYUSUN
Hadidi Pengaruh penambahan
(2016) superplasticizer sikamen LN
2 Bahan Bahan penyusun beton terdiri dari
0,5% dan 1% terhadap kuat
tekan beton semen, agregat halus (pasir), agregat kasar
Ariska Pengaruh penambahan (kerikil), dan air
(2011) berbagai kadar 1. Semen
3 superplasticizer
Semen adalah bahan perekat yang
aditif silicafum terhadap kuat
tekan beton memiliki sifat mampu mengikat bahan-bahan
Meikadaan Bertujuan untuk mengetahui padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan
(2012) Pengaruh Tambahan kuat. . Semen sendiri dapat dibedakan menjadi
Superplasticizer Sebesar dua jenis, yaitu semen non hidrolik dan semen
4
0%, 0,5%, 1,5%, 2,5%, 3,5%
dan 4,5% Terhadap Beton hidrolik.
Normal Semen non hidrolik adalah semen yang
Dewi Hubungan antara variasi tidak dapat mengeras dengan air, akan tetapi
(2016) kadar sika visconcrete-10
5 perlu udara untuk dapat mengeras, contoh
dengan kuat tekan dan nilai
slump utama dari jenis semen non-hidrolik adalah
Hugurami, Hubungan antara masa kapur. Sedangakan untuk Semen hidrolik
Dkk (2014) perawatan beton dengan air mempunyai kemampuan untuk mengikat dan
laut terhadap kuat tekan dan
6
absorpsi pada variasi mutu
mengeras didalam air, semen hidrolik antara
beton normal (20 MPa, 25 lain meliputi, tetapi tidak terbatas pada bahan-
MPa dan 30 MPa ) bahan sebagai berikut : Kapur hidrolik, Semen
B. PENGERTIAN BETON teras, Semen terak, Semen alam, Semen
portland.
Menurut SNI 2847:2013, beton adalah Berdasarkan SNI 15-2049-2004, Semen
campuran semen portland atau semen hidrolis Portland adalah semen hidrolis yang
lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dihasilkan dengan cara menggiling terak
dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture). semen, terutama yang terdiri atas kalsium
Paulus (1989:5) mendefinisikan beton sebagai silikat yang bersifat hidrolis dan digiling
campuran dari dua bagian yaitu agregat dan pasta. bersama-sama dengan bahan tambahan berupa
Pasta terdiri dari semen portland dan air, yang satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium
mengikat agregat halus dan agregat kasar menjadi sulfat dan boleh ditambah dengan bahan
suatu massa yang menyerupai batuan ketika pasta tambahan lain.
tersebut mengeras akibat reaksi antara semen dan Berdasarkan SK SNI 15-2049-2004,
air. Beton akan bertambah kekuatannya seiring Semen Portland dibagi menjadi 5 (lima jenis)
dengan penambahan umur. berdasarkan jenis dan penggunaanya, antara
lain :
Hidrasi beton merupakan reaksi antara a. Jenis I yaitu semen portland untuk
kalsium silikat dan kalsium aluminat dengan air penggunaan umum yang tidak memerlukan
yang menghasilkan fase terhidrasi, hal ini persyaratan-persyaratan khusus seperti
menyebabkan masa terhidrasi untuk mengisi ruang yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
sehingga menghasilkan masa kaku yang saling b. Jenis II yaitu semen portland yang dalam
mengunci (interlocking) yang mana porositasnya penggunaannya memerlukan ketahanan
merupakan fungsi dari faktor air semen dari terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
campuran beton (Newman & Choo, 2003).
c. Jenis III semen portland yang dalam Indonesia melangkah untuk memenuhi
penggunaannya memerlukan kekuatan kebutuhan pembangunan di Indonesia dengan
tinggi pada tahap permulaan setelah kapasitas produksi 15 juta ton semen per
pengikatan terjadi. tahun.
d. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam Kehadiran Holcim di Indonesia ditandai
penggunaannya memerlukan kalor hidrasi dengan beroperasinya empat pabrik di
rendah. Lhoknga–Aceh, Narogong–Jawa Barat,
e. Jenis V yaitu semen portland yang dalam Cilacap–Jawa Tengah dan Tuban–Jawa Timur.
penggunaanya memerlukan ketahanan Kegiatan produksi Holcim juga ditunjang
tinggi terhadap sulfat. dengan adanya fasilitas penggilingan &
Proses hidrasi yang terjadi pada semen terminal distribusi yang tersebar hingga ke
Di dalam penelitian ini, digunakan 3 merk Kalimantan dan Sumatra, serta sistem
semen berbeda yaitu semen merk Holcim, Tiga manajemen penjualan yang prima dan inovasi
Roda dan Gresik. Berikut adalah sejarah produk yang selalu dapat menjadi solusi
singkat tentang semen yang digunakan : kebutuhan.
100
Dapat dilihat pada Tabel 6. untuk hasil
batas lolos pengujian agregat halus Kali Progo
80 kumulatif
batas atas Tabel 6 Hasil pengujian agregat halus
(%)
60
40 batas Jenis Pengujian Memenuhi/Tidak
No Satuan Hasil
20 bawah Agregat Memenuhi
Daerah
0 1 Gradasi butiran - memenuhi
4
Pan 0.15 0.3 0.6 1.18 2.4 4.8
Modulus halus
Lubang Ayakan (mm) 2 - 2,61 memenuhi
butir
Gambar 2. Hasil rata-rata gradasi butiran daerah 3 Berat jenis - 2,42 tidak memenuhi
Pada Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa Gambar 4 Hasil penyerapan beton
kuat tekan beton dengan menggunakan campuran
semen Tiga Roda dan Gresik pada saat umur Dari hasil grafik yang dapat dilihat pada
perendaman 7 hari, 14 hari dan 28 hari terus terjadi Gambar 4, bahwa penyerapan umur 10 menit, 2
peningkatan pada kuat tekannya. Kuat tekan beton jam, 7 hari, 14 hari dan 28 hari pada semen
dengan tambahan superplasticizer dengan variasi Holcim, Tiga Roda, dan Gresik mengalami
semen Tiga Roda dan Gresik memiliki kuat tekan peningkatan. Semakin lama perendaman, maka
yang lebih besar setelah 7 hari, sedangkan beton semakin besar penyerapan.
dengan variasi semen Holcim mengalami Hasil pengujian penyerapan dapat dilihat pada
penurunan yang drastic pada kuat tekannya setelah Tabel 14 sedangkan hubungan antara penyerapan
7 hari. dengan kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar
5, 6 dan 7.
1. Perbandingan lama perendaman terhadap
penyerapan
Tabel 14 Tabel hasil pengujian Dari hasil dari grafik di atas terlihat
penyerapan bahwa beton dengan admixture
superplasticizer 1,5% dan curing air laut
Lama
Jenis Kuat Tekan Penyerapan memiliki hasil yang berbeda pada
Perendaman
Semen (Mpa) (%) kenaikannya, bahkan pada Holcim terjadi
(Hari)
penurunan .
7 21.8 1.055 Untuk mengetahui kuat tekan beton
Tiga
Roda 14 27.4 1.260 dari semen Holcim, semen Tiga Roda,
28 33.4 1.460 dan semen Gresik dengan tambahan
7 23.6 0.861 SikaCim 1.5% dapat dilihat pada grafik
Holcim 14 25.2 1.087 yang terdapat pada Gambar 8 berikut.
28 16.1 1.298
7 19.5 0.968
Gresik 14 22.8 1.235
28 23.2 1.405
Hunggurami, E., Utomo, S., & Wadu, A. 2014. Sudibyo. 2012. Pengaruh Variasi Umur Beton
Pengaruh Masa Perawatan (Curing) Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Dengan
Menggunakan Air Laut Terhadap Kuat Tekan Menggunakan Fly Ash 3% Sebagai Bahan
Dan Absorpsi Beton. Jurnal Teknik Sipil, Jurusan Pengganti Sebagian Semen.Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Nusa Cendana, Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Kupang. Yogyakarta, Yogyakarta.
Ikhsan, N. M. 2016. Pengaruh Penambahan Pecahan Suhirkam, D., Tanzil, G., & Astira, I. F. 2013Pengaruh
Kaca Pada Variasi 15%, 20%, 25% Sebagai Penambahan Abu Sekam Padi dan
Bahan Pengganti Sebagian Agregat Halus Dan Superlasticizer Terhadap Kekuatan Beton
Penambahan Serat Fiber Optic 0,15% Terhadap Mutu K - 500. Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Kuat Tekan Beton Serat. Tugas Akhir, Jurusan Sipil, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta. Suseno, H. 2008. Pengaruh Variasi Proporsi Campuran
dan Penambahan Superplasticizer Terhadap
Meikadaan, T. P. 2012. Workability Strength Slump, Berat Isi dan Kuat Tekan Beton Ringan
Charakteristics Of Superplasticized Concrete. Struktural Beragregat Batuan Andesit Piroksen.
Internasional Journal Of Biotech Trends and Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Technology (IJBTT). Department Of Civil Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Engineering, Bharath University. Chennai.
Syahputra, T. 2010. Pengaruh Penambahan Limbah
Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. Karbit Dan Abu Sekam Padi Sebanyak 10% Dari
Besar Semen Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton.
Neville dan Brooks. 1987. Bahan dan Praktek Beton.
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Jakarta: penerbit Erlangga,
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Newman, J., & Choo, B. S. 2003. Advanced Concrete
Technology. Butterworth-Heinemann. Taylor. 1997. Cement Chemistry. London: Thomas
telford.
Prasetya, M. 2013. Pengaruh Kadar Penambahan
Tjokrodimuljo, K. 1996, Teknologi Beton. Penerbit :
Superplasticizer 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% dengan
Nafigiri. Yogyakarta
Agregat Kasar Batu Apung. Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tjokrodimuljo, K. 2007. Teknologi Beton, Biro Penerbit
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Teknik Sipil Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil
dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada
Pratama, N. A. 2016. Pengaruh Penggunaan Agregat Yogyakarta, Yogyakarta.
Kasar Dari Yogyakarta Terhadap Kuat Tekan
Beton. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Wuryanti, S. dan Candrayanti, R. 2001. Teknologi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Beton. Yogyakarta: Kanisius.
Yogyakarta.
Zardi, M. 2016, Pengaruh Presentase Penambahan Sika
Pratiwi, S. 2016. Kuat Tekan Beton Serat Menggunakan Viscocrete-10 Terhadap Kuat Tekan Beton,
Variasi Fibre Optic dan Pecahan Kaca. Tugas Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil,
Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Abulyama, Lampoh Keude Aceh
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Besar.