Anda di halaman 1dari 15

Naskah Seminar Tugas Akhir

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP KUAT TEKAN BETON


MENGGUNAKAN 3 VARIASI MERK SEMEN DENGAN BAHAN TAMBAH
SUPERPLASTICIZER 1,5%

Bahroni Putra Aminarta


Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

As’at Pujianto
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Hakas Prayuda
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ABSTRAK

Beton adalah suatu material menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yang berisi pasir,
kerikil, atau agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air yang
membentuk suatu masa padat. Pada bangunan yang terdapat di daerah sekitaran laut seperti jembatan, jetties,
pemecah ombak (break water) dan dermaga perlu dilakukan perawatan beton (curing) dengan air laut. Di dunia air
laut memiliki kandungan garam rata-rata sebanyak 3,5% , kandungan garam sebesar ini dapat menggerogoti kekuatan
dan keawetan beton sehingga beton akan rapuh dan rusak. Hal ini disebabkan klorida (cl) yang terdapat pada air laut
yang merupakan garam yang bersifat agresif terhadap bahan lain, termasuk beton. Superplasticizer adalah salah satu
bahan kimia untuk mempermudah pengerjaan dan memperkuat beton . Pengaruh penambahan superplasticizer pada
beton untuk bangunan air laut berfungsi sebagai penutup rongga-rongga pada beton dan dapat meningkatkan kekuatan
beton. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kekuatan tekan beton dan pengaruh umur perendaman air laut
terhadap 3 merk semen berbeda dengan penambahan superplasticizer sebanyak 1,5%, serta menggunakan variasi
perendaman dalam air laut selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Perancangan campuran beton ini menggunakan SK
SNI 03-2834-2000 dan benda uji dibuat pada silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil penelitian nilai
kuat tekan rata-rata beton pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari berturut turut untuk semen Tiga Roda adalah 21,8
MPa; 27,4 MPa, 33,4 MPa dan untuk semen Gresik adalah 19,5 MPa, 22,8 MPa, dan 23,2 MPa dan semen Holcim
adalah 23,6 MPa, 25,2 MPa, 16,1 MPa.. Dari penelitian yang dilakukan , membuktikan bahwa Semen Tiga Roda
paling baik digunakan untuk bangunan yang terendam air laut.

Kata kunci: Beton, Semen, Superplasticizer, Curing Air laut, Penyerapan, Kuat tekan.

ABSTRACT

Concrete is rock-like material made with sand, gravel or other aggregate combined with a cement paste which result in
a solid mass. On a building located on coastline such ass bridge, jetties, breakwater and port need a curing with sea
water. Sea water on average contained around 3,5% of salt, this salt may cause concrete strength and durability to
deteriorate. This is caused by chloride in sea water which is an aggressive compound. Superplasticizer is one of
admixture used to increase concrete workability and strength. Superplasticizer addition create concrete with lower void
which in turn made concrete have a higher strength. The aim of this study is to analyze concrete strength and effect of
submerging duration on 3 cement brand with 1.5% of superplasticizer, with submerging of 7 days, 14 days, and 28
days. Result of this study shows that with submerging of 7 days, 14 days, and 28 days, concrete with Tiga Roda cement
strength are 21,8 MPa; 27,4 MPa and 33,4 Mpa respectively. On concrete with Gresik cement are 19,5 MPa, 22,8
MPa, and 23,2 Mpa Respectively, and for Holcim cement are 23,6 MPa, 25,2 MPa, 16,1 MPa.. This study shows that
concrete with Toga Roda Cement is best for building on coastline.

Keywords: Cement, Concrete, Superplasticizer, Sea Water Submerging, Adsorption, Compressive strength.
A. PENDAHULUAN Kontak air laut dengan beton pada masa
curing sangat berbahaya, karena pada saat curing
Negara kepulauan yang sedang berkembang seperti
beton berinteraksi dengan air laut, beton akan
Indonesia, tentunya akan melakukan pembangunan
mengalami absorpsi, dimana garam laut akan
besar-besaran secara merata sekarang ini untuk
meresap ke dalam beton sebagai aksi kapiler untuk
meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup
mengisi rongga – rongga yang ada pada beton.
masyarakatnya agar lebih maju dan memiliki
Senyawa – senyawa kimia ini akan menggerogoti
pendapatan yang layak secara merata. Banyak
kekuatan beton hingga rapuh dan rusak. Hal ini
bahan-bahan struktur yang digunakan di dalam
akan menyebabkan tidak tercapainya kuat tekan
pembangunan di Indonesia, seperti kayu, baja dan
beton yang semula direncanakan.
beton. Tetapi, Bahan struktur yang banyak di pilih
adalah beton. Faktor yang mendukung untuk Beton biasa akan mudah rapuh dan rusak saat
pemilihan beton itu sendiri adalah ekonomi, terkena air laut, untuk itu diperlukana campuran
ketahan terhadap api, kekakuan, dan kemudahan (admixture) yang tepat agar kuat tekan beton
dalam perawatan. bertahan saat terkena air laut. Beberapa penelitian
sudah membuktikan campuran seperti abu sekam
Beton adalah suatu material yang
padi, serbuk kerang dan superplasticizer pada
menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat
proporsi atau takaran yang tepat dapat
suatu campuran yang mempunyai proporsi tertentu
meningkatkan kuat tekan beton. Pada tugas akhir
dari semen, pasir dan koral atau agregat lainnya,
ini penguji bertujuan untuk menganalisis kuat
dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi
tekan beton dengan karakteristik admixture
keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan
superplasticizer setelah dilakukan perendaman
dimensi struktur yang di inginkan.
dengan menggunakan air laut.Tujuan Penelitian ini
Dalam perkembangan sekarang ini, beton yaitu untuk menganalisis kuat tekan beton pada
merupakan bahan yang paling banyak dipakai masing-masing merk semen dengan bahan tambah
dalam pembangunan di bidang teknik sipil, superplasticizer 1,5% setelah dilakukan kuring
termasuk pembangunan di daerah sekitaran laut, dengan air laut selama 7 hari,14 hari dan 28 hari
seperti jembatan, dermaga, pemecah gelombang dan juga menganalisis kuat tekan beton paling
(break water), piers, jetty, dan sebagainya. Dalam tinggi dengan bahan tambahan superplasticizer
pembuatan beton, ada hal – hal yang berpengaruh 1,5% setelah dilakukan curing air laut sekaligus
terhadap kekuatan (durability) beton, salah satunya pengaruh umur beton dengan penggunaan
adalah perawatan (curing).Perawatan (curing) tambahan superplasticizer 1,5%.
beton yang baik umumnya menggunakan air bersih
Penelitian tentang “Pengaruh Waktu
(air yang tidak mengandung kandungan kimia yang
Perendaman (Curing) Air Laut terhadap Kuat
dapat merusak beton). Akan tetapi dalam proses
Tekan Beton dengan 3 Variasi Merk Semen yang
pembuatan bangunan beton di daerah pantai,
Berbeda Dengan Bahan Tambah Superplasticizer
kontak dengan air laut terkadang tidak dapat
1,5%” belum ada yang meneliti sebelumnya,
dihindari sehingga tentunya akan mempengaruhi
segala bentuk kutipan pendapat atau temuan orang
kekuatan beton. Disisi lain keterbatasan pasokan
lain yang ada dalam penelitian ini dirujuk sesuai
air tawar pun kadang menjadi masalah bagi proyek
kaidah ilmiah yang benar, sehingga keaslian
– proyek yang berada di daerah lepas pantai dan
penelitian ini diharapkan dapat menambah
laut. Jarak yang jauh antara lokasi proyek dengan
referensi baru yang bermanfaat bagi semuanya.
sumber air bersih menyebabkan pasokan air bersih
Untuk perbedaan dari beberapa peneliti
menjadi terhambat, Berdasarkan pengamatan
sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.
lokasi proyek yang ada di sekitaran pantai
terkadang proses curing dengan air laut pun
dimungkinkan, sambil menunggu pasokan air
bersih tiba di lokasi proyek.
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Semakin rendah suatu faktor air semen maka
No Peneliti Pengujian yang dilakukan semakin tinggi kuat tekan suatu beton dan semakin
tahan pula beton tersebut terhadap penetrasi bahan-
Prasetya Menguji pengruh kadar
(2013) penambahan superplasticizer bahan yang dapat merusak. (Newman & Choo,
1 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% 2003).
dengan agregat kasar batu
apung. C. BAHAN PENYUSUN
Hadidi Pengaruh penambahan
(2016) superplasticizer sikamen LN
2 Bahan Bahan penyusun beton terdiri dari
0,5% dan 1% terhadap kuat
tekan beton semen, agregat halus (pasir), agregat kasar
Ariska Pengaruh penambahan (kerikil), dan air
(2011) berbagai kadar 1. Semen
3 superplasticizer
Semen adalah bahan perekat yang
aditif silicafum terhadap kuat
tekan beton memiliki sifat mampu mengikat bahan-bahan
Meikadaan Bertujuan untuk mengetahui padat menjadi satu kesatuan yang kompak dan
(2012) Pengaruh Tambahan kuat. . Semen sendiri dapat dibedakan menjadi
Superplasticizer Sebesar dua jenis, yaitu semen non hidrolik dan semen
4
0%, 0,5%, 1,5%, 2,5%, 3,5%
dan 4,5% Terhadap Beton hidrolik.
Normal Semen non hidrolik adalah semen yang
Dewi Hubungan antara variasi tidak dapat mengeras dengan air, akan tetapi
(2016) kadar sika visconcrete-10
5 perlu udara untuk dapat mengeras, contoh
dengan kuat tekan dan nilai
slump utama dari jenis semen non-hidrolik adalah
Hugurami, Hubungan antara masa kapur. Sedangakan untuk Semen hidrolik
Dkk (2014) perawatan beton dengan air mempunyai kemampuan untuk mengikat dan
laut terhadap kuat tekan dan
6
absorpsi pada variasi mutu
mengeras didalam air, semen hidrolik antara
beton normal (20 MPa, 25 lain meliputi, tetapi tidak terbatas pada bahan-
MPa dan 30 MPa ) bahan sebagai berikut : Kapur hidrolik, Semen
B. PENGERTIAN BETON teras, Semen terak, Semen alam, Semen
portland.
Menurut SNI 2847:2013, beton adalah Berdasarkan SNI 15-2049-2004, Semen
campuran semen portland atau semen hidrolis Portland adalah semen hidrolis yang
lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dihasilkan dengan cara menggiling terak
dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture). semen, terutama yang terdiri atas kalsium
Paulus (1989:5) mendefinisikan beton sebagai silikat yang bersifat hidrolis dan digiling
campuran dari dua bagian yaitu agregat dan pasta. bersama-sama dengan bahan tambahan berupa
Pasta terdiri dari semen portland dan air, yang satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium
mengikat agregat halus dan agregat kasar menjadi sulfat dan boleh ditambah dengan bahan
suatu massa yang menyerupai batuan ketika pasta tambahan lain.
tersebut mengeras akibat reaksi antara semen dan Berdasarkan SK SNI 15-2049-2004,
air. Beton akan bertambah kekuatannya seiring Semen Portland dibagi menjadi 5 (lima jenis)
dengan penambahan umur. berdasarkan jenis dan penggunaanya, antara
lain :
Hidrasi beton merupakan reaksi antara a. Jenis I yaitu semen portland untuk
kalsium silikat dan kalsium aluminat dengan air penggunaan umum yang tidak memerlukan
yang menghasilkan fase terhidrasi, hal ini persyaratan-persyaratan khusus seperti
menyebabkan masa terhidrasi untuk mengisi ruang yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
sehingga menghasilkan masa kaku yang saling b. Jenis II yaitu semen portland yang dalam
mengunci (interlocking) yang mana porositasnya penggunaannya memerlukan ketahanan
merupakan fungsi dari faktor air semen dari terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
campuran beton (Newman & Choo, 2003).
c. Jenis III semen portland yang dalam Indonesia melangkah untuk memenuhi
penggunaannya memerlukan kekuatan kebutuhan pembangunan di Indonesia dengan
tinggi pada tahap permulaan setelah kapasitas produksi 15 juta ton semen per
pengikatan terjadi. tahun.
d. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam Kehadiran Holcim di Indonesia ditandai
penggunaannya memerlukan kalor hidrasi dengan beroperasinya empat pabrik di
rendah. Lhoknga–Aceh, Narogong–Jawa Barat,
e. Jenis V yaitu semen portland yang dalam Cilacap–Jawa Tengah dan Tuban–Jawa Timur.
penggunaanya memerlukan ketahanan Kegiatan produksi Holcim juga ditunjang
tinggi terhadap sulfat. dengan adanya fasilitas penggilingan &
Proses hidrasi yang terjadi pada semen terminal distribusi yang tersebar hingga ke
Di dalam penelitian ini, digunakan 3 merk Kalimantan dan Sumatra, serta sistem
semen berbeda yaitu semen merk Holcim, Tiga manajemen penjualan yang prima dan inovasi
Roda dan Gresik. Berikut adalah sejarah produk yang selalu dapat menjadi solusi
singkat tentang semen yang digunakan : kebutuhan.

a. Tiga Roda c. Gresik


Semen Tiga Roda merupakan produk Perusahaan diresmikan di Gresik pada
semen yang diproduksi oleh PT Indocement tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI
Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement). Dengan pertama dengan kapasitas terpasang 250.000
mengedepankan kualitas terbaik dan inovasi ton semen per tahun, dan di tahun 2014
yang berbaur dengan alam, Semen Tiga Roda kapasitas terpasang mencapai 31,8 juta
diproduksi guna memenuhi kebutuhan ton/tahun.
pembangunan di dalam dan luar negeri. Pada tanggal 8 Juli 1991 saham Perseroan
Seiring berjalannya pembangunan dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
bertambahnya kebutuhan, Indocement terus Surabaya (kini menjadi Bursa Efek Indonesia)
menambah jumlah pabriknya hingga dua belas serta merupakan BUMN pertama yang go
pabrik. Pada 22 Februari 2013, Perseroan telah public dengan menjual 40 juta lembar saham
memulai perluasan Kompleks Pabrik kepada masyarakat. Komposisi pemegang
Citeureup dengan penambahan lini produksi saham pada saat itu: Negara RI 73% dan
yang disebut Pabrik ke-14. Dengan masyarakat 27%.
penambahan Pabrik ke-14 maka jumlah pabrik Pada bulan September 1995, Perseroan
Indocement saat ini adalah 13 pabrik. melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right
Sebagian besar pabrik berada di Pulau Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan
Jawa, 10 diantaranya berlokasi di Citeureup, saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat
Bogor, Jawa Barat, yang menjadikannya salah 35%. Pada tanggal 15 September 1995 PT Semen
satu kompleks pabrik semen terintegrasi Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang
terbesar di dunia. Sementara dua pabrik dan PT Semen Tonasa. Total kapasitas terpasang
lainnya ada di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Perseroan saat itu sebesar 8,5 juta ton semen per
dan satu lagi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan tahun.
Selatan. Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI
melepas kepemilikan sahamnya di Perseroan
b. Holcim sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang
Sebagai bagian dari Lafarge Holcim Group dimenangkan oleh Cemex S. A. de C. V.,
yang beroperasi di lebih dari 90 negara di perusahaan semen global yang berpusat di
seluruh dunia dengan pengalaman lebih dari Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah
180 tahun, Holcim Indonesia memiliki menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan
komitmen untuk menjadi perusahaan yang Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September
terdepan dengan kinerja terbaik dalam industri 1999 komposisi kepemilikan saham berubah
bahan bangunan di Indonesia. Holcim
menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,0%, 1) agregat kasar tidak boleh
masyarakat 23,4% dan Cemex 25,5%. mengandung kadar lumpur
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi maksimum 1%,
penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. 2) agregat kasar tidak boleh
Kepada Blue Valley Holdings PTE Ltd. sehingga mengandung zat-zat yang reaktif
komposisi kepemilikan saham berubah menjadi terhadap alkali,
Negara RI 51,0% Blue Valley Holdings PTE Ltd. 3) agregat kasar memliki ukuran butir
24,9%, dan masyarakat 24,0%. Pada akhir Maret maksimum tidak boleh melebihi
2010, Blue Valley Holdings PTE Ltd, menjual dari 1/5 jarak terkecil antara
seluruh sahamnya melalui private placement, bidang-bidang samping cetakan,
sehingga komposisi pemegang saham Perseroan 1/3 tebal pelat beton, ¾ jarak
berubah menjadi Pemerintah 51,0% dan publik bersih antar tulangan atau berkas
48,9%. tulangan,
2. Agregat 4) agregat kasar tidak mengandung
Agregat adalah suatu bahan yang berasal dari butiran yang panjang dan pipih
butir‐butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lebih dari 20%,
lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan 5) agregat kasar memiliki kekekalan
yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maksimum 12% bagian
maupun kecil atau fragmen‐fragmen (Sukirman, yanghancur jika diuji dengan
2003). Menurut ukurannya, agregat di bedakan natrium sulfat dan jika diuji
menjadi dua yaitu agregat halus dan agregat kasar. dengan magnesium sulfat bagian
a. Agregat Halus yang hancur maksimum 18%.
Agregat halus adalah agregat dengan besar c. Pemeriksaan Sifat Agregat
butir maksimum 4,75 mm. Agregat halus juga Pada pengujian ini dilakukan
disebut dengan pasir. Adapun syarat-syarat pemeriksaan sifat agregat yang bertujuan
halus yang baik digunakan untuk bahan mengetahui sifat atau karakteristik agregat
campuran beton, antara lain sebagai berikut : yang diperoleh. Pengujian yang dilakukan
1) agregat halus tidak boleh mengandung adalah sebagai berikut.
kadar lumpur lebih dari 5%, 1) Analisis gradasi butiran
2) agregat halus tidak mengandung zat Gradasi agregat adalah distribusi
organik terlalu banyak, yang dibuktikan ukuran butir dari suatu agregat. Bila butir-
dengan percobaan warna dengan larutan butir agregat mempunyai ukuran butir
3% NaOH, yaitu warna cairan diatas yang sama (seragam) maka volume
endapan tidak boleh gelap dari warna porinya besar dan kemampatannya rendah.
standar atau pembanding, seperti Tabel 2 berikut.
3) agregat halus memiliki modulus butir
halus antara 1,50-3,80, Tabel 2 Gradasi kekasaran pasir
4) agregat halus tidak boleh reaktif terhadap % Berat Butir Lolos Saringan
Lubang
alkali, Daerah Daerah Daerah Daerah
(mm)
5) kekekalan jika diuji dengan natrium sulfat 1 2 3 4
bagian yang hancur maksimum 10% dan 10 100 100 100 100
4,8 90-100 90-100 90-100 95-100
jika di pakai magnesium sulfat bagian
2,4 60-95 75-100 85-100 95-100
yang hancur maksimum 10%.
1,2 30-70 55-90 75-100 90-100
b. Agregat Kasar 0,6 15-34 35-59 70-79 80-100
Agregat kasar adalah agregat dengan 0,3 5-20 8-30 12-40 15-50
besar butir lebih dari 4,75 mm. Agregat 0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
kasar juga disebut kerikil, batu pecah,
ataupun split. Adapun syarat-syarat halus Dengan :
yang baik digunkan untuk bahan campuran Daerah gradasi 1 = Pasir kasar
beton antara lain, sebagai berikut : Daerah gradasi 2 = Pasir agak kasar
Daerah gradasi 3 = Pasir halus KA= ………………………...............(3)
Daerah gradasi 4 = Pasir agak halus
Dengan :
KA = kadar air (%)
Modulus halus butir adalah suatu indeks
W1 = berat basah (gram)
yang dipakai untuk menjadi ukuran kehalusan atau
W2 = berat kering oven (gram)
kekasaran butir-butir agregat. Semakin besar nilai
modulus halus menunjukkan bahwa makin besar
4) Pengujian Berat Satuan
butir-butir agregatnya. Secara matematis nilai
Berat satuan agregat adalah rasio antara
modulus halus butir dan modulus butir campuran
berat agregat dan isi/volume. Berat isi agregat
dapat dinyatakan sebagai berikut:
diperlukan dalam perhitungan bahan campuran
beton. Perhitungan berat satuan dapat dihitung
MHB = dengan persamaan berikut.
W= ………………………………..(1) Bsat = ……….……………….……...........(4)
dengan : Dengan :
MHB = modulus halus butir Bsat = berat satuan (kg/cm3)
W = persentase berat agregat halus terhadap berat Wb =berat butir-butir agregat dalam bejana
agregat kasar (kg)
K = modulus halus butir agregat kasar Vt = Vb + Vp
P = modulus halus butir agregat halus Vt = volume total bejana (m3)
C = modulus halus butir agregat campuran Vb = volume butiran agregat dalam bejana (m3)
Vp =Volume pori terbuka antar butir-butir
2) Berat jenis dan penyerapan air agregat dalam bejana
Berat jenis adalah perbandingan berat
tersebut terhadap volume benda itu sendiri. 5) Pemeriksaan kadar lumpur
Sedangkan penyerapan berarti tingkat atau Lumpur adalah gumpalan atau lapisan
kemampuan untuk menyerap air. Nilai yang yang menutupi permukaan agregat dan lolos
disarankan untuk berat jenis lebih dari 2,50 ayakan No.200. kandungan lumpur pada
dan penyerapan kurang dari 3%. Secara permukaan butrian agregat akan
matematis nilai berat jenis dapat dinyatakan mempengaruhi kekuatan ikatan antara pasta
dalam persamaan berikut. semen dan agregat sehingga mengurangi
Bj = …………………………,,,,,,,………(2) kekuatan dan ketahanan beton. Klasifikasi
kadar lumpur agregat halus dan kasar dapat
Dengan :
dilihat pada Tabel 3 berikut.
Bj = berat jenis
Wa = berat air dengan volume air sama dengan
Tabel 3 Klasifikasi kadar lumpur pada agregat
volume butir agregat (gram)
Agregat
Wb = berat butir agregat (gram)
Agregat Halus (Pasir) kasar
(Kerikil)
3) Pengujian Kadar Air Bersih (0%-3%)
Kadar air agregat adalah perbandingan Bersih
Sedang (3%-5%)
(<1%)
antara berat air yang tergantung dalam agregat Kotor (5%-7%)
dengan agregat dalam keadaan kering. Jumlah
air yang terkandung di dalam agregat perlu
diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah 6) Pengujian keausan
air yang diperlukan didalam campuran beton. Pemeriksaan keausan agregat adalah untuk
Agregat yang banyak mengandung air, akan mengetahui angka keasuan suatu agregat, yang
membuat FAS yang ada didalam campuran dinyatakan dengan perbandingan antara berat
beton semakin banyak. Kadar air dapat bahan yang aus lolos saringan No. 12 terhadap
dihitung dengan persamaan berikut. berat mula-mula dalam persen (%) dan juga
sebagai acuan untuk menentukan ketahan menghasilkan efek yang tidak diinginkan pada
agregat kasar terhadap keausan dengan beton seperti bleeding, segregasi dan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles. pengikatan yang tidak terkendali. Jenis baru
pengurang air (HRWR/superplasticizer/SP),
3. Air yang secara senyawa kimia berbeda dari
Air merupakan salah satu bahan yang pengurang air biasa (NWR/plasticizer) akan
paling penting dalam pembuatan beton mampu mengurangi kadar air sampai dengan
karena dapat menentukan mutu dalam 30%. Bahan tambah yang termasuk dalam
campuran. Tujuan utama dari penggunaan air kelas ini dikenal sebagai superplasticizer.
adalah agar terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimia Superplasticisers (High Range Water
antara semen dan air yang menyebabkan Reducer), yang sebenarnya merupakan versi
campuran ini menjadi keras. (Tjokrodimuljo, yang lebih modern dari plasticizer (Normal
2007). Air yang diperlukan hanya sekitar 25- Water Reducer)
30% dari berat semen. Pada saat pemberian, dengan rasio
Menurut SNI S-04-1989-F, Air sebagai air/semen dan kadar air yang tersedia dalam
bahan campur beton untuk bangunan campuran, aksi menyebar dari superplasticizer
sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut. akan meningkatkan kinerja beton, biasanya
a. Air harus bersih dengan menaikkan nilai slump dari 7,5 cm
b. Tidak mengandung lumpur, minyak, menjadi 20 cm. Beton yang dihasilkan dapat
dan benda melayang lainnya, yang ditempatkan dengan sedikit atau tanpa
dapat dilihat secara visual. Benda- pemadatan dan tidak bermasalah dengan
benda tesuspensi ini tidak boleh dari bleeding yang berlebihan atau segregasi.
2 gram per liter. Beton ini disebut sebagai beton mengalir
c. Tidak mengandung garam-garam (flowing concrete) dan berguna untuk
yang dapat larut dan dapat merusak ditempatkan di bagian yang sangat sulit
beton (asam, zat organik, dan dijangkau karena tulangan yang rapat, di
sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. wilayah yang tidak terjangkau pemadatan, di
d. Tidak mengandung khlorida (CI) lantai atau perkerasan kaku, dan juga sangat
lebih dari 0,5 gram/liter. Khusus cepat ditempatkan di tempat yang diinginkan.
untuk beton pra-tegang kandungan Prinsip utama dari aksi superplastcizers adalah
khlorida tidak boleh dari 0,05 gram kemampuannya untuk menghancurkan
per liter. partikel-partikel semen dengan sangat efisien.
e. Tidak mengandung senyawa sulfat Karena superplasticizer tidak menguap di
(sebagai SO3) lebih dari 1 gram/liter. udara, SP dapat digunakan pada dosis tinggi
tanpa mempengaruhi kekuatan. Adapun
D. BAHAN TAMBAH komponen utama kimia dari bahan tambah ini
(SUPERPLASTICIZER) biasanya adalah :
a. Sulfonated melamine formaldehyde
Menurut surat edaran Menteri Pekerjaan condensates
Umum dan Perumahan Rakyat nomor : b. Sulfonated naphthalene formaldehyde
22/SE/M/2015 tentang pedoman penggunaan condensates
bahan tambah kimia (chemical admixture) c. Modifikasi Lignosulfonates
dalam beton, bahan tambah pengurang air d. Lain-lain seperti asam ester sulfonat dan
(normal water reducer) adalah bahan tambah ester karbohidrat
yang disebut plasticizer dalam teknologi e. PCE – Polycarboxylate Esther.
beton. Suatu produk pengurang air yang biasa
Beberapa keuntungan menggunakan bahan
mampu mengurangi kebutuhan air sebesar
tambah ini antara lain adalah :
10% sampai 15%. Pengurangan air yang lebih
tinggi, dengan memasukkan jumlah besar
bahan tambah jenis plasticizer, akan
a. Kadar semen dapat dikurangi cukup besar Perawatan beton adalah menjaga agar
untuk menjaga faktor air semen yang permukaan beton segar selalu lembab, sejak
sama. Hal ini akan menghasilkan dipadatkan sampai proses hidrasi cukup
penghematan. sempurna. Pada curing yang akan dilakukan,
b. Faktor air-semen dapat dikurangi secara Air laut sendiri mengandung 3,5% zat garam,
signifikan untuk menjaga kadar semen dan gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan
kinerja kelecakan yang sama. Hal ini akan partikel tak terlarut. Zat garam utama yang
menyebabkan peningkatan kekuatan. terdapat dalam air laut adalah klorida sebanyak
c. Kinerja tinggi pada faktor air semen sangat 55%, natrium 31%, sulfat 8%, magnesium 4%,
rendah seperti pengecoran beton dengan kalsium 1%, potassium 1% dan sisanya terdiri
tulangan yang rapat. dari bikarbonat, bromide, asam borak,
d. Mengurangi permeabilitas. strontium dan florida kurang dari 1%.
e. Perkembangan kekuatan awal yang tinggi Pengaruh yang terjadi pada beton yang
yang diperlukan dalam beton pratekan atau sudah mengalami curing air laut warna
pengecoran lantai, dan perkerasan kaku di betonnya berubah menjadi putih. Hal ini
mana pembukaan akses untuk keperluan menunjukkan telah terjadi kerusakan pada
pekerjaan atau lalu lintas yang padat beton akibat pengaruh air laut. Kerusakan
diperlukan. beton di air laut disebabkan klorida yang
terkandung di air laut, yaitu NaCl dan MgCI.
Pada dasarnya superplasticizer tidak
Senyawa ini bila bertemu senyawa semen
berpengaruh terhadap kekuatan beton secara
menyebabkan gypsum dan kalsium
langsung, akan tetapi penambahan
sulphoaluminat dalam semen mudah larut.
superplasticizer memungkinkan suatu
campuran beton dengan faktor air semen yang
relatif kecil memiliki workabilitas yang baik, F. METODE PENELITIAN
sehingga campuran dengan faktor air semen
yang baik tersebut dapat dipadatkan dan Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium
dikerjakan dengan baik. Seperti yang sudah Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas
diketahui sebelumnya bahwa semakin kecil Muhammadiyah Yogyakarta. Bahan-bahan yang
kandungan air semen dalam suatu campuran akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai
maka akan makin padat dan makin tinggi kuat berikut ini.
tekan suatu beton. 1. Agregat kasar yang digunakan adalah Batu
Pecah Celereng di Kulon Progo Yogyakarta.
E. PERAWATAN BETON DENGAN AIR 2. Agregat halus yang digunakan adalah Pasir
LAUT Progo yang berasal dari Kali Progo Yogyakarta.
3. Semen yang digunakan adalah semen merk
Bangunan air adalah bangunan yang
Holcim, semen Tiga Roda, dan semen Gersik.
digunakan untuk memanfaatkan dan
4. Air yang digunakan untuk curing adalah Air
mengendalikan air di sungai maupun danau.
Laut yang berasal dari pantai Kukup dan Air
Bentuk dan ukuran bangunan tergantung
Tawar yang diambil dari Laboratorium
kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana
Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik
pembangunan dan sifat hidrolik sungai.
Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat
Muhammadiyah Yogyakarta.
lebih masif dan tidak memerlukan segi
keindahan dibanding dengan bangunan-
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
bangunan gedung atau jembatan, dan
dari mulai pemeriksaan bahan sampai dengan
perencanaan bangunannya secara detail tidak
pengujian benda uji, adalah sebagai berikut ini.
terlalu halus. Untuk bangunan yang terdapat
1. Timbangan merk Ohauss dengan ketelitian 0,1
pada daerah sekitar laut dilakukan perawatan
gram, untuk mengetahui berat bahan-bahan
(curing) dengan air laut.
penyusun campuran beton.
2. Mistar dan Kaliper, digunakan untuk mengukur
dimensi benda uji dan digunakan untuk
mengukur tinggi slump.
3. Mesin Los Angeles, untuk menguji keausan
agregat kasar
4. Concrete Mixer/molen, digunakan untuk
mencampur campuran beton.
5. Cetakan beton silinder dengan ukuran diameter
15cm dan tinggi 30cm, digunakan untuk
mencetak benda uji
6. Timbangan dalam air, digunakan untuk
menimbang berat jenis agregat.
7. Bak perendaman, digunakan untuk merendam
benda uji.
8. Corong slump, digunakan untuk mengetahui
nilai slump setiap adonan benda uji.
9. Saringan dan mesin pengayak, digunakan
untuk mengayak agregat lolos dan tertahan.
10. Tabung Erlenmeyer dengan merk Pyrex
(Kapasitas 1000 ml), digunakan untuk
pengujian Agregat halus.
11. Sekop dan cetok, untuk memasukkan dan
meletakkan adonan beton setelah keluar dari
molen.
12. Oven dengan merk Binder, digunakan untuk
pengujian agregat kasar dan agregat halus. Gambar 1. Bagan Alir Metode Pelaksanaan
13. Mesin uji tekan dengan merk Hungta Pembuatan Benda Uji
(kapasitas: 45 MPa), untuk menguji dan G. HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
mengetahui nilai kuat tekan beton. HALUS
14. Kertas lakmus untuk menguji kandungan ph air
laut. a. Pemeriksaan gradasi agregat halus
15. Salinity/Salt Meters untuk menguji kandungan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
garam pada air laut pada agregat halus (Kali Progo) didapat bahwa
gradasi agregat halus termasuk dalam daerah
Metode yang digunakan dalam penelitian ini gradasi no.4 yaitu pasir agak halus dengan
adalah metode ekperimental, yaitu metode yang modulus halus butir sebesar 2,66 % memenuhi
dilakukan dengan cara percobaan. Untuk mencapai persyaratan bisa dillihat pada Tabel 3. bisa dilihat
hasil yang ditentukan maka dilakukan juga pada Tabel 4. Hasil pemeriksaan dapat dilihat
pengujian terhadap bahan penyusun beton yang dalam Tabel 4 dan Gambar 2.
meliputi pengujian agregat halus dan agregat Tabel 4 Hasil rata-rata pemeriksaan gradasi pasir
kasar.. Bagan alir metode pelaksanaan Berat Berat
Berat Berat
Tertahan Lolos
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Ukuran Tertahan Tertahan
Komulatif Komulatif
(Gram) (%)
(%) (%)
No.4 4.07 0.41 0.41 99.70
No.8 12.94 1.30 1.70 98.51
No.16 24.37 2.44 4.14 95.73
No.30 135.49 13.55 17.69 82.04
No.50 339.58 33.96 51.65 48.35
No.100 384.28 38.43 90.07 9.31
Pan 99.26 9.93 100.00 0.00
total 1000.00 100.00 - Gradasi 4
melebihi 5%. Sehingga pasir dapat digunakan
120
tanpa harus dicuci terlebih dahulu.
Persentase Lolos saringan

100
Dapat dilihat pada Tabel 6. untuk hasil
batas lolos pengujian agregat halus Kali Progo
80 kumulatif
batas atas Tabel 6 Hasil pengujian agregat halus
(%)

60
40 batas Jenis Pengujian Memenuhi/Tidak
No Satuan Hasil
20 bawah Agregat Memenuhi
Daerah
0 1 Gradasi butiran - memenuhi
4
Pan 0.15 0.3 0.6 1.18 2.4 4.8
Modulus halus
Lubang Ayakan (mm) 2 - 2,61 memenuhi
butir

Gambar 2. Hasil rata-rata gradasi butiran daerah 3 Berat jenis - 2,42 tidak memenuhi

No.4 4 Penyerapan air % 11 -


b. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan 6 Kadar air % 1,5 memenuhi
Agregat Halus 7 Berat satuan
gr/c
1,32 memenuhi

Hasil pemeriksaan berat jenis dan
5 Kadar lumpur % 3,13 memenuhi
penyerapan air dapat dilihat pada 7. Pada hasil
penelitian berat jenis pasir jenuh kering muka
didapat nilai 2.42 sehingga pasir ini digolongkan H. HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
sebagai agregat ringan karena tidak memenuhi KASAR
persyaratan agregat halus pada Tabel 5.
a. Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air
Tabel 5. Hasil pemeriksaan berat jenis dan Agregat Kasar
penyerapan air agregat halus Berat jenis batu pecah jenuh kering muka
No
.
Jenis Pemeriksaan Hasil adalah 2,69 sehingga batu ini tergolong agregat
1. Berat Jenis Tampak 2.89
normal, memenuhi persyaratan agregat kasar
karena terletak diantara 2,5-2,7. Untuk hasil
2. Berat jenis curah 2.18 pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 7
3. Berat jenis jenuh kering 2.42 .
muka Tabel 7. Hasil pemeriksaan berat jenis dan
4.
Penyerapan air agregat 11%
halus penyerapan air agregat kasar
No
Jenis Pemeriksaan Hasil
.
c. Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
1. Berat Jenis Tampak 2,74
Hasil pengujian kadar air pasir di dapat nilai 2. Berat jenis curah 2,66
sebesar 1,5 %. Oleh karena itu dapat disimpukan 3. Berat jenis jenuh kering muka 2,69
temasuk dalam koridor yang normal bisa dilihat 4. Penyerapan air agregat kasar 1,13%
pada persyaratan agregat halus pada Tabel 3.
Dalam penelitian ini pasir yang akan digunakan b. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar
untuk adukan adalah pasir dalam keadaan jenuh Hasil pengujian kadar air kerikil di dapat
kering muka, dimana dengan keadaan jenuh kering nilai rata-rata sebesar 0.67 %. Memenuhi
muka ini pasir tidak bisa menyerap air lagi sewaktu persyaratan kurang dari 1 % dapat dilihat pada
pengadukan. tabel 3.
d. Pemeriksaan Berat Satuan Agregat Halus c. Pemeriksaan Kadar Air Agregat kasar
Dari hasil pengujian Berat satuan pasir Berat satuan agregat kasar yang diperoleh
didapat 1,32 gr/cm3, dengan ini agregat dapat dari hasil pemeriksaan adalah sebesar 1,55 gr/cm3,
digolongkan sebagai agregat normal karena agregat dapat digolongkan sebagai agregat normal
termasuk dalam persyaratan pada Tabel 3. yaitu karena terletak antara 1,5-1,8 dapat dilihat pada
antara 1,5-1,8 gr/cm3. Tabel 3.
e. Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus d. Pemeriksaan Berat Satuan agregat Kasar
Kadar lumpur agregat halus rata-rata Kadar lumpur agregat halus rata-rata
diperoleh sebesar 3,13%. yaitu tidak boleh diperoleh sebesar 0,12% memenuhi pesryaratan
karena nilainya kurang dari 1% dapat diihat pada
Tabel 9 Kebutuhan bahan penyusun beton
Variasi Semen untuk 1 m3
Volume/
Satuan
Berat Tiga
Holcim Gresik Tabel 10 Kebutuhan bahan penyusun beton
Roda
Kerikil 20,68 20,68 20,68 kg untuk 3 benda uji (lanjutan)
Pasir 7,27 7,27 7,27 kg
SikaCim 0,11 0,11 0,11 kg
J. HASIL PENGUJIAN SLUMP
Total 37,79 37,79 37,79 kg
Air 2,83 Variasi Semen
2,83 2,83 liter Pengujian slump dilakukan pada saat pengadukan
Volume
Semen 7,27 7,27 7,27 Satuan
kg pencampuran beton, dari hasil pengujian yang
/ Brerat Tiga
Holcim Gresik dilakukan didapat nilai slump pada Tabel 11
Roda
Air 178.15 178.15 178.15 liter Tabel 11. Hasil pengujian slump
Semen 456.79 456.79 456.79 kg Merek Nilai
No Umur
Kerikil 1299.91 1299.91 1299.91 kg Semen Slump
1 7
Pasir 433.30 433.30 433.30 kg 2 Tiga Roda 14 18,5
SikaCim 6.85 6.85 6.85 kg 3 28
Total 2375 2375 2375 kg 4 7
5 Gresik 14 19,5
tabel 3. agregat kasar dicuci terlebih dahulu 7 28
sebelum digunakan untuk pencampuran beton, 3 7
8 Holcim 14 21
karena pada agregat kasar banyak dijumpai pasir. 9 28
e. Pemeriksaan Keausan Agregat Kasar
Keausan butir batu pecah yang diperoleh Gambar 3. Hasil pengujian slump
dari hasil pemeriksaan adalah 25,66 % memenuhi Berdasarkan Tabel 11. didapat hasil
persyaratan karena kurang dari 40% dapat dilihat pengujian slump berturut-turut pada semen Tiga
pada Tabel 8. Roda, semen Gresik dan semen Holcim adalah
Dapat dilihat pada Tabel 8 untuk hasil 18,5 cm, 19,5 cm dan 21 cm. Didapat nilai
pengujian agregat kasar Celereng. pengujian slump tertinggi pada semen Holcim
Tabel 8. Hasil pengujian agregat kasar Celereng dengan nilai slump sebesar 21 cm, pengaruh tinggi
Jenis Pengujian Memenuhi/Tidak
No
Agregat
Satuan Hasil
Memenuhi
rendahnya nilai slump berpengaruh pada
1 Berat jenis - 2,63 memenuhi workability atau pengerjaan beton. Semakin tinggi
2 Penyerapan air % 1.13 - nilai slump semakin mudah dalam proses
3 Kadar air % 0.67 memenuhi
4 Berat satuan gr/cm³ 1,55 memenuhi pengadukan, penuangan dan pemadatan., tetapi
5 Kadar lumpur % 0.12 memenuhi jika nilai slump rendah semakin sulit dalam
Keausan agregat 25,6
6 % memenuhi pengerjaan beton.
halus 6
Ukuran
7 Maksimum mm 20 - K. HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN
agregat
BETON

I. HASIL PERENCANAAN CAMPURAN


Pada pengujian kuat tekan pada semen Holcim,
(MIX DEGSIGN)
Tiga Roda, dan Gresik dengan bahan tambah
superplasticizer pada perendaman air tawar pada
Dalam perancangan campuran beton yang
umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Untuk hasil
dilakukan, tata caraperhitungan mengacu pada
pengujian kuat tekan beton semen Holcim, Tiga
SK SNI 03-2834-2000. Perancangan beton ini
Roda, dan Gresik adalah sebagai berikut:
bertujuan menentukan kebutuhan bahan-bahan
yang dibutuhkan Adapun hasil dari
Nilai kuat tekan beton Semen Holcim, Tiga Roda,
perancangan beton dapat dilihat dari Tabel 9,
dan Gresik
Tabel 10.
Hasil pengujian kuat tekan beton pada semen
Holcim dengan bahan tambah superplasticizer
1,5% pada umur perendaman 7 hari, 14 hari, dan
28 hari, dapat dilihat pada Tabel 5.7 sebagai Tabel 13 Hasil penyerapan air laut pada
berikut. beton
Dari hasil pengujian kuat tekan beton pada Merk Umur Hasil
No
Tabel 12, maka garik hubungan antara umur Semen Perendaman Penyerapan
perendaman dengan kuat tekan beton dapat dilihat 10 menit 0.197
pada Gambar 3. 2 jam 0.369
1 Holcim 7 hari 0.861
Tabel 12 Hasil uji kuat tekan 14 hari 1.087
28 hari 1.298
Lama Kuat
Jenis Semen 10 menit 0.300
Perendaman Tekan
2 jam 0.512
Tiga
7 21.8 2 7 hari 1.055
Roda
Tiga Roda 14 27.4 14 hari 1.260
28 33.4 28 hari 1.460
7 23.6 10 menit 0.309
Holcim 14 25.2 2 jam 0.465
28 16.1 3 Gresik 7 hari 0.968
7 19.5 14 hari 1.235
Gresik 14 22.8 28 hari 1.405
28 23.2
Untuk hasil penyerapan beton, maka hubungan
grafik penyerapan dan untuk waktu perendaman
dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3 Hubungan antara kuat tekan beton


dengan umur perendaman

Pada Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa Gambar 4 Hasil penyerapan beton
kuat tekan beton dengan menggunakan campuran
semen Tiga Roda dan Gresik pada saat umur Dari hasil grafik yang dapat dilihat pada
perendaman 7 hari, 14 hari dan 28 hari terus terjadi Gambar 4, bahwa penyerapan umur 10 menit, 2
peningkatan pada kuat tekannya. Kuat tekan beton jam, 7 hari, 14 hari dan 28 hari pada semen
dengan tambahan superplasticizer dengan variasi Holcim, Tiga Roda, dan Gresik mengalami
semen Tiga Roda dan Gresik memiliki kuat tekan peningkatan. Semakin lama perendaman, maka
yang lebih besar setelah 7 hari, sedangkan beton semakin besar penyerapan.
dengan variasi semen Holcim mengalami Hasil pengujian penyerapan dapat dilihat pada
penurunan yang drastic pada kuat tekannya setelah Tabel 14 sedangkan hubungan antara penyerapan
7 hari. dengan kuat tekan beton dapat dilihat pada gambar
5, 6 dan 7.
1. Perbandingan lama perendaman terhadap
penyerapan
Tabel 14 Tabel hasil pengujian Dari hasil dari grafik di atas terlihat
penyerapan bahwa beton dengan admixture
superplasticizer 1,5% dan curing air laut
Lama
Jenis Kuat Tekan Penyerapan memiliki hasil yang berbeda pada
Perendaman
Semen (Mpa) (%) kenaikannya, bahkan pada Holcim terjadi
(Hari)
penurunan .
7 21.8 1.055 Untuk mengetahui kuat tekan beton
Tiga
Roda 14 27.4 1.260 dari semen Holcim, semen Tiga Roda,
28 33.4 1.460 dan semen Gresik dengan tambahan
7 23.6 0.861 SikaCim 1.5% dapat dilihat pada grafik
Holcim 14 25.2 1.087 yang terdapat pada Gambar 8 berikut.
28 16.1 1.298
7 19.5 0.968
Gresik 14 22.8 1.235
28 23.2 1.405

Gambar 5 Hubungan penyerapan dan kuat Gambar 8 Hubungan antara waktu


tekan beton dengan semen Tiga Roda perendaman dan kuat tekan

Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa kuat


tekan rata-rata paling tinggi dari ketiga jenis
Semen pada umur 28 hari dan 14 hari adalah
semen Tiga Roda. Untuk perendaman umur 7 hari
kuat tekan paling tinggi adalah semen Holcim. Hal
yang membuat semen Gresik memiliki kuat tekan
rendah, dikarenakan rongga yang terdapat banyak
sekali. Karena rongga dari beton itu sendiri, sangat
Gambar 6 Hubungan penyerapan dan mempengaruhi mutu beton yang dimiliki.
kuat tekan beton dengan semen Gresik
L. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang telah


didapatkan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Nilai kuat tekan beton setelah dilakukan
curing pada masing-masing merk semen
yang berbeda dari umur 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari berturut-turut untuk semen
Gambar 7 Hubungan penyerapan Tiga Roda adalah 21,8 MPa, 27,4 MPa,
terhadap kuat tekan beton dengan semen 33,4 MPa dan untuk semen Gresik adalah
Holcim 19,5 MPa, 22,8 MPa, dan 23,2 MPa dan
semen Holcim adalah 23,6 MPa, 25,2 Badan Standarisasi Nasional. 1989. SNI S-04-1989-F
MPa, 16,1 MPa. (Spesifikasi bahan bangunan bagian A).
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
2. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat dilihat bahwa kuat tekan Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1968-1990
rata-rata paling tinggi dari ketiga jenis (Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar). Departemen
Semen pada perendaman umur 7 hari Pekerjaan Umum. Jakarta.
kuat tekan paling tinggi adalah pada
semen Holcim yaitu 23,6 MPa, Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1970-1990
(Metode Pengujian Berat Jenis Dan Penyerapan
sedangkan untuk umur 14 hari dan 28
Air Agregat Halus). Departemen Pekerjaan
hari adalah semen Tiga Roda yaitu 21,8 Umum. Jakarta.
MPa dan 27,4 MPa.
3. Berdasarkan penelitian yang telah Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1971-1990
(Metode Pengujian Kadar Air Agregat).
dilakukan pada ketiga merk semen Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
(Holcim, Tiga Roda dan Gresik) dengan
bahan tambah superplasticizer merk Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1973-1990
(Metode Pengujian Berat Isi Beton). Departemen
SikaCim didapatkan analisis bahwa Pekerjaan Umum. Jakarta.
semakin lama umur perendaman yang
dilakukan, ini menunjukkan bahwa Badan Standarisasi Nasional. 1990. SK SNI 03-1974-
1990 (Metode Pengujian Kuat Tekan Beton).
terjadinya proses hidrasi pada saat
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
perawatan beton (curing) dengan air laut.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 03 2834 1992:
Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
M. SARAN Normal. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-2834-2000
Ada beberapa saran yang perlu (Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
dilakukan terkait dengan penelitian ini agar Beton Normal). Departemen Pekerjaan Umum.
penelitian tersebut dapat diaplikasikan pada Jakarta.
kehidupan sehari-hari, antara lain. Badan Standarisasi Nasional. 2004. SNI 15-2049-2004
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut (Semen Portland). Departemen Pekerjaan Umum.
tentang berbagai kadar superplasticizer Jakarta.
terhadap curing air laut. Badan Standarisasi Nasional. 2013. SNI-2847-2013
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut (Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
tentang pengaruh FAS dan kadar garam Gedung). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.
pada air laut terhadap penyerapan dan Dewi. 2016. Hubungan antara variasi kadar sika
kuat tekan beton. visconcrete-10 dengan kuat tekan dan nilai slump
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada beton. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Abulyatama, Aceh.
mengenai umur perendaman lebih dari 28
hari terhadap pengaruh kuat tekan beton. Ermando, P. H. 2014. Pengaruh Penambahan Fly Ash
4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut 30% Dan Super Plasticizers 1% Terhadap Kuat
Tekan Beton Dengan Variasi Fas 0,35, 0,40,
dengan menambahkan bahan additive 0,45. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
atau admixture merk lain agar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
menghasilkan beton dengan kuat tekan Yogyakarta.
tinggi. Habibi, T. 2016. Kajian Perbandingan Kuat Tekan
Beton Terhadap Jenis Pasir Di Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Afifah, Z. 2014. Pengaruh Perendaman Berulang Air Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Laut Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur
Mortar. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Hadidi. 2016.Study Eksperimental Pemakaian Hight
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Range Water Reducing dengan SIKAMEN LN
Yogyakarta. Terhadap Beton Mutu Normal Menggunakan
Metode ACI. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Harianja., & Barus. 2008. Penggunaan Damdek Sebagai PCC Menggunakan Sikafume dan Viscocrete-10
Bahan Tambah Pada Campuran Beton. Tugas Sebagai Bahan Tambah. Tugas Akhir, Jurusan
Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Teknik Sipil, Universitas Bung Hatta, Padang.
Sumatera Utara, Medan.
Sapura, D. 2016. Penelitian Kuat Tekan Beton
Hendriyani, I., Pratiwi, R., & Aprilianus, Y. 2016. Menggunakan Semen Bima, Semen Holcim, Dan
Pengaruh Jenis Air Pada Perawatan Beton Semen Garuda Dengan Nilai Fas 0,40 ; 0,45 Dan
Terhadap Kuat Tekan Beton. Tugas Akhir, 0,50. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Balikpapan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Balikpapan. Yogyakarta.

Hunggurami, E., Utomo, S., & Wadu, A. 2014. Sudibyo. 2012. Pengaruh Variasi Umur Beton
Pengaruh Masa Perawatan (Curing) Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton Dengan
Menggunakan Air Laut Terhadap Kuat Tekan Menggunakan Fly Ash 3% Sebagai Bahan
Dan Absorpsi Beton. Jurnal Teknik Sipil, Jurusan Pengganti Sebagian Semen.Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Nusa Cendana, Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Kupang. Yogyakarta, Yogyakarta.

Ikhsan, N. M. 2016. Pengaruh Penambahan Pecahan Suhirkam, D., Tanzil, G., & Astira, I. F. 2013Pengaruh
Kaca Pada Variasi 15%, 20%, 25% Sebagai Penambahan Abu Sekam Padi dan
Bahan Pengganti Sebagian Agregat Halus Dan Superlasticizer Terhadap Kekuatan Beton
Penambahan Serat Fiber Optic 0,15% Terhadap Mutu K - 500. Tugas Akhir, Jurusan Teknik
Kuat Tekan Beton Serat. Tugas Akhir, Jurusan Sipil, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan.
Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta. Suseno, H. 2008. Pengaruh Variasi Proporsi Campuran
dan Penambahan Superplasticizer Terhadap
Meikadaan, T. P. 2012. Workability Strength Slump, Berat Isi dan Kuat Tekan Beton Ringan
Charakteristics Of Superplasticized Concrete. Struktural Beragregat Batuan Andesit Piroksen.
Internasional Journal Of Biotech Trends and Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Technology (IJBTT). Department Of Civil Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Engineering, Bharath University. Chennai.
Syahputra, T. 2010. Pengaruh Penambahan Limbah
Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. Karbit Dan Abu Sekam Padi Sebanyak 10% Dari
Besar Semen Terhadap Nilai Kuat Tekan Beton.
Neville dan Brooks. 1987. Bahan dan Praktek Beton.
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Jakarta: penerbit Erlangga,
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.
Newman, J., & Choo, B. S. 2003. Advanced Concrete
Technology. Butterworth-Heinemann. Taylor. 1997. Cement Chemistry. London: Thomas
telford.
Prasetya, M. 2013. Pengaruh Kadar Penambahan
Tjokrodimuljo, K. 1996, Teknologi Beton. Penerbit :
Superplasticizer 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% dengan
Nafigiri. Yogyakarta
Agregat Kasar Batu Apung. Tugas Akhir,
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tjokrodimuljo, K. 2007. Teknologi Beton, Biro Penerbit
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Teknik Sipil Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil
dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada
Pratama, N. A. 2016. Pengaruh Penggunaan Agregat Yogyakarta, Yogyakarta.
Kasar Dari Yogyakarta Terhadap Kuat Tekan
Beton. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Wuryanti, S. dan Candrayanti, R. 2001. Teknologi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Beton. Yogyakarta: Kanisius.
Yogyakarta.
Zardi, M. 2016, Pengaruh Presentase Penambahan Sika
Pratiwi, S. 2016. Kuat Tekan Beton Serat Menggunakan Viscocrete-10 Terhadap Kuat Tekan Beton,
Variasi Fibre Optic dan Pecahan Kaca. Tugas Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil,
Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Universitas Abulyama, Lampoh Keude Aceh
Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta. Besar.

Ariska, O. (2011). Beton Mutu Tinggi Dengan


Admixture superplasticizer dan aditif silicafum
terhadap kuat tekan beton. Tugas Akhir, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta.

Rasoni, Y., & Yurisman, Y. (2013). Penelitian


Pembuatan Beton Mutu Tinggi dengan Semen

Anda mungkin juga menyukai