PENDAHULUAN
Dalam proses pengendalian mutu laboratorium dikenal ada tiga tahapan penting,
yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering
sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik
yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik
kurang mendapat perhatian.
Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari
total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca
analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik
ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut
meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke
laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.
PENGAMBILAN SPESIMEN
Salah satu cara menanggulangi penyakit infeksi adalah dengan menentukan penyebab
dan kemudian memberi terapi yang rasional berdasarkan hasil uji laboratorium.
Dalam hal ini peranan laboratorium sebagai penunjang diagnosis dan terapi penyakit
infeksi menjadi sangat penting .
Hasil pemeriksaan mikrobiologik sangat tergantung oleh kualitas spesimen. Spesimen
yang diperiksa di lab Mikrobiologi sebagian besar merupakan klinik berkaitan dengan
penyakit infeksi. Kualitas specimen ditentukan oleh metoda pengambilan dan proses
tranportasi ke laboratorium. Hasil pemeriksaan mikrobiologik negatif tidak selalu
berarti bahwa diagnosis salah.
Kegagalan isolasi mikroorganisme penyebab infeksi sering ditentukan oleh beberapa
hal, antara lain :
– Pengambilan dan pengiriman spesimen yang tidak benar
– Teknik atau cara kerja di laboratorium uang tidak tepat
Pengambilan specimen atau bahan pemeriksaan merupakan langkah awal yang sangat
menentukan hasil pemeriksaan dalam rangka memperoleh jawaban yang menentukan
penyebab infeksi. Dapat terjadi bahwa yang diisolasi bukan penyebab tetapi
organisme flora normal sehingga akan memberikan intreprestasi hasil laboratorium
yang keliru dan menyebabkan langkah terapi yang salah.
Hasil pemeriksaan laboratorium mikrobiologik sangat ditentukan oleh cara
pengambilan, saat pengambilan dan seleksi spesimen. Beberapa hal penting yang
perlu dilakukan untuk memperoleh hasil pemerisaan yang baik adalah :
1. Bahan pemeriksaan sedapat mungkin diambil dari lokasi yang paling besar
kemungkinannya mengandung penyebab infeksi pada stadium tertentu.
2. Pada lokasi tubuh yang pada keadaan normal mengandung flora normal, hasil
laboratorium positif sebaiknya dikorelasikan dengan keterangan klinik , sehingga
mendapatkan suatu interpertasi yang bermakna.
3. Hasil laboratorium positif sangat bermakna bila diperoleh dari lokasi tubuh yang
dalam keadaan normal steril (cairan serebro – spinal darah, cairan pleura, cairan).
Agar diperoleh kualitas spesimen yang baik, pengambilan spesimen harus memenuhi
beberapa kriteria tertentu.
Pedoman Umum
Spesimen yang diambil harus memiliki syarat sbb :
Pedoman khusus
Darah biasanya diambil pada saat demam tinggi, dari vena cubiti. Pertama-tama
dilakukan palpasi untuk mencari letak vena yang akan diambil. Sebelum
pengambilan kulit sekitarnya diusap dengan antiseptik, misalnya Jodium tincture
2%, atau alkhohol 80%. Setelah itu tidak boleh dilakukan palpasi lagi, juga tidak
boleh mengusap jarum suntik dengan kapas alkohol.
Volume pengambilan : 10-20 ml untuk dewasa
1-5 ml untuk anak- anak
Karena organisme pada bakteri jumlahnya kecil, sebaiknya segera diinokulasikan
kedalam media kultur setelah pengambilan.
Contoh media kultur darah yang digunakan:
– Trypticase Soy Broth, untuk kultur aerob
– Brain Heart Infusion, untuk kultur bakteri aerob atau anaerob
– Thioglikolat broth, untuk kultur anaerob
– Gal medium, untuk kultur Salmonella
Dapat pula ditransport secara stril dalam tabung mengandung SPS
Interval pengambilan :
endocarditis : 3 kali pengambilan (kultur) dalam 24 jam
bakterima : 3 kali pengambilan (kutur) dalam 24-48 jam
– pasien yang diberi antibiotik : 4-6 kali pengambilan dalam 48 jam
1.Pengiriman Darah
Setelah diperoleh darah harus segera dikirim ke laboratorium karena kuman didalam
darah akan dipengaruhi oleh sel-sel dalam darah ataupun zat-zat yang ada dalam
darah. Secara umum telah direkomendasikan bahwa darah untuk perbenihan ditanam
dalam perbenihan cair dengan perbandingan 1 : 10 untuk membantu menetralkan efek
bakterisidal karena adanya antimikroba dalam (darah pada pasien yang telah diterapi)
atau efek komplemen dan fagosit.
Bila darah dikirim tanpa menggunakan perbenihan cair seperti penjelasan dimuka,
maka volume darah yang dikirim untuk kepentingan isolasi adalah sebanyak 10-20 ml
dengan menggunakan antikoagulan, sebaiknya digunakan SPS (Sodium Polynethol
Sulfonate) 0.05% atau 0.025 %. Disamping sebagai antikoagulan, SPS merupakan
antikomplemen dan antifagosit dan dapat menetralkan efek anti mikroba. Suhu
pengiriman supaya dipertahankan untuk tidak lebih dari 37ºC, dan terhindar dari
kekeringan.
2.Pengiriman Tinja
Tinja dapat dikirim tanpa medium transport bila tidak terlalu lama. Apabila jarak
pengiriman jauh sehingga memerlukan waktu lebih dari 4 jam, maka perlu digunakan
media transport yang sekaligus merupakan medium selektif bagi jenis kuman tertentu.
Medium transport atau selektif ini berupa medium cair, misalknya : Air peptone
alkali, Selenit Broth, dsb. Perlu diperhatikan suhu dan hindarkan dari kekeringan.
3. Pengiriman urine
Urine dikirim tanpa medium transport karena urine merupakan medium yang baik
pertumbuhan kuman. Pengiriman bahan ini harus dilakukan segera mungkin untuk
menghindari perkembangan pesat organisme tersangka, dalam waktu 1 jam
organisme per ml akan menjadi berlipat ganda. Hal ini perlu diperhatikan mengingat
diagnosis bakteriuri didasarkan pada jumlah kuman per ml urine. Suhu
dan kekeringan harus diperhatikan.
4.Pengiriman Dahak
Dikirim tanpa medium transport, tetapi harus segera.
5. Pengiriman discharge mukosa
Setelah diambil dengan kapas lidi dapat dimasukkan dalam media transport, kapas
lidi
dimasukkan dalam tabung media transport secara aseptic.
6. Pengiriman abses, jaringan, spesimen drainage
Bahan pemeriksaan dikirim dengan medium transport semisolid Sturt, Carry & Blair
(untuk kuman anaerob). Spesimen dari usapan (swab), sebaliknya dihindari, lebih
baik spesimen langsung. Bila terpaksa, swab harus merupakan sampel yang mewakili
bagian yang mengandung kuman penyebab.
7. Pengiriman Cairan Serebrospinal
Bahan ini dikirim tanpa medium transport, tetapi harus sesegera mungkin dibawa ke
laboratorium dalam waktu kurang dari 1 jam. Segera ditanam pada medium
perbenihan padat yang cocok