Anda di halaman 1dari 35

SISTEM GOLONGAN DARAH

Raehana Samad
PENDAHULUAN

• 1667 : di Perancis, dilakukan transfusi darah hewan ke


manusia  hasilnya tidak berjalan baik

• Akhir abad ke 18 : dilakukan transfusi darah manusia ke


manusia untuk pertama kali,  hal ini berjalan baik.

• Percobaan pada binatang ketidakcocokan darah yang


ditransfusikan  kongestif pada ginjal, paru dan hati.
PENDAHULUAN

• Tiap individu memiliki golongan darah, masing-masing


tergantung marker yang ada pada permukaan eritrosit
individu tersebut.
SISTEM GOLONGAN DARAH ABO

• Ditemukan oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901


• Memiliki antigen yang paling imunogenik dari semua sistem
golongan darah
• Tiap individu telah memiliki antigen dan antibodi dari
golongan darah ini secara alamiah
• Gen ABO terletak pada kromosom 9
SISTEM GOLONGAN DARAH ABO
(lanj...)
SISTEM GOLONGAN DARAH ABO
(lanj...)
SISTEM GOLONGAN DARAH ABO
(lanj...)
SISTEM GOLONGAN DARAH Rh

• Merupakan suatu sistem yang sangat kompleks


• rh positif seseorang yang mempunyai rh-antigen pada
eritrositnya
• rh negatif  seseorang yang tidak mempunyai rh-antigen
pada eritrositnya
• Lokus Rh terletak pada kromosom1 (1p36-p34)
SISTEM GOLONGAN DARAH Rh

• Ada 3 subtipe antigen spesifik C,D,E dengan pasangannya


c, e, tapi tidak ada d

• Gen D yang paling sering dipakai sebagai acuan faktor


rhesus
SISTEM GOLONGAN DARAH Rh

• Antibodi Rh merupakan hasil imunisasi dari kehamilan


maupun transfusi sebelumnya
• Imunoglobulin yang terbentuk bersifat imunogenik dalam
bentuk IgG.
• Secara in vitro, optimal pada suhu 37º C.
• Antigen D paling imunogenik diantara antigen Rh
lainnya.
SISTEM GOLONGAN DARAH H

• Golongan darah H / golongan darah Bombay


• Pertama ditemukan di Bombay, thn.1952
• Individu ini memiliki:
- Serum yg mengandung antibodi yang bereaksi dengan
eritrosit dari semua golongan darah ABO normal.
- Tidak memiliki antigen dari sistem golongan darah ABO.
SISTEM GOLONGAN DARAH H

• Individu fenotip bombay mendapat transfusi dengan darah


yang mengandung antigen H  reaksi transfusi hemolitik
akut
• Ibu yang memiliki fenotip bombay yang mengandung anak
yang tidak memiliki fenotip bombay  memicu terjadinya
Hemolytic Disease of The Fetus and Newborn (HDFN).
• Lokus H terletak pada kromosom 19
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Kell


- Lokus Kell terletak pada kromosom 7 (7q33),
- Sangat polimorfik sehingga menimbulkan banyak antigen Kell.
- Dua gen kodominan alel mayor yang memproduksi 2 antigen
penting: K dan k
- Antigen k lebih banyak dibanding antigen K di kebanyakan
populasi
- Fenotip K-k+ ditemukan pada 98% dari ras Negro dan 91%
pada ras Kaukasian
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Kell (lanj...)


• Antigen Kell dapat ditemukan pada eritrosit dan
prekursornya
• Anti-Kell merupakan klas IgG, yang bereaksi optimal pada
suhu ruang(20º-24ºC)
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Kell (lanj...)


• Reaksi yang terjadi biasanya hemolitik berat.
• Anti-Kell merupakan penyebab utama HDFN dan anemia
berat pada bayi baru lahir
• Sensitasi awal pada ibu dapat terjadi jika sebelumnya
pernah mendapatkan transfusi darah yang tidak sesuai
dengan golongan darah Kell nya atau yang tersensitasi
dengan antigen Kell saat kehamilan sebelumnya
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Duffy


• Ditemukan pada 1950
• Terdiri dari antigen Fya, Fyb, FY3, FY4, FY5 dan FY6
• Antigen Duffy di bawa oleh glikoprotein, yang berperan sebagai
reseptor Plasmodium Vivax
• Individu dengan Duffy null  resisten terhadap Plasmodium Vivax
• Sangat jarang ditemukan pada populasi Kaukasia dan Asia, namun
sering ditemukan pada ras Negro, kira-kira 2/3 pada ras ini.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Duffy (lanj...)


• Antibodi Duffy terutama dalam bentuk IgG
• Tidak mengikat komplemen
• Kejadian HDFN jarang terjadi pada inkompatibilitas
maternal-fetus pada golongan darah Duffy
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah P


• Ditemukan oleh Landsteiner dan Levine pada tahun 1927.
• Awalnya dinamakan antigen P namun saat ini dikenal
dengan antigen P1.
• Sintesa antigen ini dikode oleh CD77 pada kromososm
22q13.2.
• Eritrosit yang tidak memiliki P1, namun menunjukkan
adanya P, dikategorikan sebagai P2.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah P (lanj...)


• Sera pada individu P2 umumnya mengandung antibodi-P1
• Reaksi antigen antibodi optimal pada suhu 32º-37º C
• Bentuk antibodi hampir selalu IgM
• Jarang menyebabkan hemolisis in-vitro
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah MNS


• Merupakan sistem golongan darah kedua yang ditemukan
yaitu pada tahun 1927, oleh Landsteiner dan Levine.
• Antigen M dan N yang pertama kali ditemukan , 20 tahun
kemudian antigen S dan s ditemukan.
• Sekarang terdapat lebih 40 antigen yang telah ditemukan
namun antigen M,N,S dan s merupakan yang paling sering
muncul
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah MNS (lanj...)


• Antigen MNS ditemukan terutama di eritrosit, dibentuk oleh
gen GYPA dan GYPB yang terletak pada kromosom 4
• GYPA dan GYPB merupakan protein transmembran, yang
merupakan reseptor dari plasmodium falcifarum
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah MNS (lanj...)


• Anti- MNS merupakan imunogenik, dengan tipe IgM
dan IgG.
• Anti-MNS (bentuk IgM) muncul secara alamiah,
bereaksi optimal pada suhu 37ºC.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah MNS (lanj...)


• Bentuk IgG, anti-M, optimal pada suhu dingin (cold
reacting)  pernah dilaporkan terjadinya reaksi
transfusi tipe lambat yang diperkirakan sebagai
akibat adanya anti-M(jarang)
• Anti –S dan anti-s berpotensi menyebabkan reaksi
transfusi darah ringan atau sedang, dan HDFN 
sangat jarang.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Kidd


• Ditemukan pertama kali pada tahun 1951
• Ada 3 fenotip Kidd yang umum yaitu JK(a+b-), JK(a-b+),
and JK(a+b+).
• Fenotip Kidd yang jarang yaitu JK(a-b-) atau biasa disebut
fenotip Jk-null.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Kidd (lanj...)


• Individu dengan JK null, tersensitasi (transfusi atau
kehamilan sebelumnya)  terbentuk anti JK-3
• Paparan selanjutnya akan menimbulkan reaksi hemolisis
atau HDFN
• Inkompatibilitas golongan darah Kidd dicurigai sebagai
penyebab tersering Delayed Hemolytic Transfusion
Reactions (DHTRs)
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Lewis


• Antigen Lewis bukan merupakan antigen eritrosit intrinsik,
namun dibawa oleh plasma glikofosfolipid yang di arbsorbsi
dari plasma dan dan masuk pada membran eritrosit.
• Fenotip Lewis pada eritrosit tergantung pada fenotip pada
plasma
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Lewis (lanj...)


• Jika eritrosit Le(a-b-) diinkubasi dengan plasma yang
mengandung glikolipid Lea atau Leb , maka eritrosit akan
mengambil antigen yang berada dalam plasma
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Lewis(lanj..)


• Antibodi Lewis hampir selalu dalam bentuk IgM dan
bereaksi optimal pada suhu ruang.
• Antibodi Lewis dapat mengikat komplemen dan
menyebabkan hemolisis secara in vitro.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Lutheran


• Anti Lu pertama ditemukan oleh Cutbush dan Chanarin
tahun 1946
• Lokusnya yang terletak pada kromosom 19
• Antigen Lua (LU1) dan Lub (LU2) terekspresi di permukaan
eritrosit.
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Lutheran (lanj...)


• Frekuensi fenotip pada populasi kulit putih yaitu Lu (a+b-)
0,15%, Lu(a+b+) 7,5%, Lu(a-b+) 92,35% dan Lu(a-b-)
sangat langka
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

Sistem Golongan Darah Lutheran (lanj...)


• Antibodi Lua  antibodi yang tidak umum
• Belum pernah ada laporan mengenai kasus HDFN maupun
HTRs yan disebabkan oleh antibodi Lua
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA
Sistem Golongan Darah Lutheran (lanj...)
• Antibodi Lub diproduksi tubuh sebagai
reaksi terhadap antigen Lub  transfusi
ataupun kehamilan.
• Antibodi ini berbentuk IgG, bereaksi
optimal pada suhu 37ºC dan positif pada
indirect antiglobulin test.
• Reaksi yang terjadi dapat menyebabkan
HDFN ringan
SISTEM GOLONGAN DARAH
LAINNYA

• Pemeriksaan golongan darah amat diperlukan terlebih saat


tindakan pre-transfusi.
• Setiap sistem golongan darah memiliki karakteristik
tertentu.
(sifat antigen, tipe antibodi yang terbentuk, suhu optimal
serta reaksi transfusi yang terjadi jika terjadi reaksi antigen
antibodi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai