Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dewi Samara Putri

Kelas : 3B

Nim : p07234017051

Tugas : Imunohematologi dan Bank Darah

A. Sejarah Golongan Darah

Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,
mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun
yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi
dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk
diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Sejak ratusan tahun yang lalu ahli – ahli telah berpendapat, bahwa penderita – penderita
yang kekurangan darah seperti orang – orang yang mengalami perdarahan yang hebat, seperti
akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit –penyakit perdarahan dapat ditolong
dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita tersebut. Mula – mula William Harvey telah
melakukan transfusi darah pada penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan
kematian dan ada juga yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan
darah binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian.

Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke XIV
memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat dan orang
beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata mengakibatkan kematian,
sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan pemindahan darah (transfusi darah). Lalu pada
Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya tentang golongan darah manusia.
Sejak penemuan inilah pemindahan darah (transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat
menolong penderita – penderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah
oleh Dr.Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab – sebab kematian yang dulu akibat dari
transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat – zat yang dapat
menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh tidak segera membeku.
Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan larutan glukosa ke dalam darah dapat
memperpanjang hidup Erythrocyt diluar tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat
disimpan sebelum ditransfusikan kedalam tubuh penderita.

Dalam kebanyakan pengamatan, pencampuran darah yang berasal dari 2 orang yang
berbeda akan menyebabkan timbulnya pengendapan sel – sel darah merah. Peristiwa
pengendapan sel tersebut dinamai sebagai aglutinasi. Pengamatan selanjutnya memperlihatkan,
bahwa peristiwa ini melibatkan sel darah merah dan bagian cair dari darah, yaitu serum atau
plasma. Penemuan Golongan darah ini dilandasi oleh adanya Interaksi Antigen-Antibodi.
Antibodi adalah molekul protein (immunoglobulin) yang memiliki satu atau lebih tempat
perlekatan (combining sites) yang disebut paratope. Antigen adalah molekul asing yang
mendatangkan suatu respon spesifik dari limfosit. Sejak tahun 1900 sampai dengan tahun 1962
telah dikenal orang dengan baik, 12 macam system golongan darah, yang penting dalam bidang
transfusi darah dan kehamilan. Golongan dimaksud adalah system – system : ABO, MNSs, P,
Rhesus, Lutheran, Kell, Lewis, Duffy, Kidd, Ausberger, Xg dan Doombrok. Dan masih ada lagi
system – system golongan darah lainnya seperti Diego, Sutter yang ditemukan pada beberapa ras
bangsa saja dan lainnya.

Karl Landsteiner (Austria) adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam
ABO system dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan
dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah dan serum dari donor. Hasilnya
adalah dua macam reaksi dan dan satu macam tanpa reaksi. menjadi dasar antigen A dan B,
dikenal dengan golongan darah A dan B), dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen,
dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah
merah yang disebut golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi yang disebut golongan
O. Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran
pada tahun 1930.
Kemudian, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli—kolega Landsteiner—menemukan
golongan darah AB. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara
bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi. Pada 24 Juni
1943, Karl meninggal karena serangan jantung saat ia bekerja di laboratoriumnya.
Perjuangannya di bidang ilmu pengetahuan tidak sia-sia, karena sampai saat ini hasil temuannya
masih digunakan oleh masyarakat seluruh dunia.

B. Golongan Darah selain A, B, dan O

ABO dan Rh merupakan dua golongan darah paling penting dalam daftar International
Society of Blood Transfusion (ISBT) dan yang paling umum diketahui. Sistem Rh digunakan
untuk mencegah resiko terjadinya eristoblastosis fetalis atau kasus perusakan sel darah merah
bayi oleh antibodi ibu saat kehamilan. Namun demikian, selain kedua golongan darah tersebut,
masih terdapat banyak cara penggolongan darah, yang terutama dilakukan untuk mengenali
sistem pengelompokkan darah di suku-suku tertentu. Berikut adalah beberapa golongan darah
yang dianggap paling langka.
Lutheran
Penggolongan darah ini didasarkan pada gen di kromosom 19. Sistem ini didasarkan pada
lokus single dengan antigen Lua dan Lub. Pemilik darah dengan fenotif Lub sangatlah jarang
ditemukan. Pasalnya, gen dalam darah golongan Lutheran bertanggung jawab terhadap sekresi
senyawa ABH yang bisa menyebabkan terjadinya kegagalan transfusi.

Bombay
Golongan darah ini ditemukan di tahun 1952 di Bombay, India. Sebenarnya, golongan
darah Bombay ini bukan jenis penggolongan darah baru, melainkan isolasi bentuk anomali dari
golongan darah O. Golongan darah Bombay adalah golongan darah dengan fenotipe hh atau
mereka tidak mengekspresikan antigen H (antigen yang terbaca sebagai golongan darah O).
Orang-orang bertipe golongan darah bombay hanya dapat mendapat donor darah dari orang yang
memiliki golongan darah type bombay juga, kalau tidak akan terjadi aglutinasi di dalam darah.
Golongan darah ini pada dasarnya adalah isolasi bentuk anomali dari golongan darah O.
Orang yang memiliki golongan darah ini hanya memiliki fenotipe hh yang artinya ini tidak
mengekspresikan antigen H atau substansi H, yang pada akhirnya tidak terbaca sebagai golongan
darah O. Jika golongan darah ini ditransfusi golongan darah O normal, maka akan terjadi
aglutinasi atau penggumpalan darah. Walaupun begitu, orang bergolongan darah Oh sangat
jarang ditemukan dengan proporsi kemunculan adalah 1:250.000. Tipe darah ini pertama kali
ditemukan di Bombay, India Timur, pada tahun 1950. Ini sebabnya golongan darah ini juga
sering disebut dengan golongan darah Bombay.

McLeod

System penggolongan darah Kell mengelompokkan darah menggunakan antigen K, k, dan Kp.

Duffy

Pertama kali ditemukan di benua Afrika tahun 1920 pada penduduk berkulit hitam punya
kekebalan terhadap penyakit malaria.

Diego

Ditemukan pada kromosom 17, golongan darah Diego terbentuk dari 21 antigen. Hanya
ditemukan pada masyarakat asli Amerika, termasuk suku Indian dan ras hispanik serta ras dari
Asia Timur. Pertama kali ditemukan pada 1953 di Venezuela.

Golongan darah lainnya :

Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan Amerika

2. Dari sistem MNS didapat golongan darah M,N, dan MN. Berguna untuk tes kesuburan

3. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Asia

4. Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen

5. Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau

Catwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops,

Indian, Ok, Raph, dan JMH.

Anda mungkin juga menyukai