Anda di halaman 1dari 16

Andi Maya Purnamasari

Pengembangan Masyarakat untuk Pariwisata di Kampung Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 22 No. 1, April 2011, hlm.49 - 64

PENGEMBANGAN MASYARAKAT UNTUK PARIWISATA DI


KAMPUNG WISATA TODDABOJO PROVINSI SULAWESI SELATAN

Andi Maya Purnamasari

Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


Jalan Letjen MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta Selatan
E-mail: a.mayaps@yahoo.com

Abstrak

Keberadaan Kampung Toddabojo di jalur wisata Makassar-Tana Toraja di Km 175 dan


berjarak 25 Km dari pelabuhan laut Pare Pare merupakan alternatif bagi wisatawan karena
memiliki potensi agro wisata dan sekaligus potensi desa wisata. Tantangan utama adalah
belum adanya kapasitas yang cukup pada masyarakat untuk secara mandiri dapat mengelola
pembangunan di daerahnya termasuk pembangunan Pariwisata. Penelitian ini bertujuan
mengidentifikasi cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Toddabojo melalui
konsep pemberdayaan masyarakat pada umumnya. Dengan produk wisata yang ditawarkan,
maka arahan yang paling tepat adalah mengangkat karakter asli Kampung Toddabojo dalam
strategi pengembangan produk wisatanya, dan kemudian disusun kerangka
pengembangannya, sehingga kegiatan pariwisata di Kampung Toddabojo dapat menjadi
bentuk pariwisata yang berkelanjutan. Untuk mendukung hal tersebut peningkatan kualitas
masyarakat harus menjadi perhatian utama, agar masyarakat mampu menciptakan produk-
produk kepariwisataan yang mempunyai keunggulan kompetitif dan komparatif di pasar
internasional sehingga mampu meningkatkan dan mewadahi potensi masyarakat dan potensi
pariwisata di Kampung Toddabojo untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang selama
ini mengandalkan pendapatan dari sektor pertanian.

Kata kunci: pariwisata, pengembangan masyarakat, Kampung Toddabojo

Abstract

The existence of Kampung Toddabojo in Makassar-Tana Toraja tourist route at Km 175 and
within 25 Km from the sea port of Pare Pare is an alternative for tourists because it has the
potential of agro-tourism and rural tourism potential as well. The main challenge is the
absences of sufficient capacity in the community to be able to independently manage the
development in the area, include the development of tourism. This study aims to identify ways
of improving the welfare of society through the concept of empowerment Toddabojo village
society in general. With the tourism products on offer, then the most appropriate referrals are
the original character of the village raised Toddabojo in tourism product development
strategy, and then compiled development framework, so that tourism activities in Kampung
Toddabojo can be a form of sustainable tourism. To support this public improvement should
be a major concern, so that people are able to create tourism products that have competitive
and comparative advantage in international markets so as to enhance and facilitate the
potential for community and tourism potential in Kampung Toddabojo to improving the
welfare of the community that has relied income from agriculture.

Keywords: tourism, society development, Kampung Toddabojo

1. Pendahuluan terhadap kondisi fisik maupun kehidupan


sosial ekonomi penduduk yang berada di
Pengembangan pariwisata suatu daerah akan sekitar obyek wisata (Soekadijo, 1995).
memberikan dampak positif maupun dampak Pariwisata di negara berkembang sering
negatif. Dampak tersebut akan berpengaruh dianggap tidak membawa keuntungan ekonomi

49
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

yang signifikan, baik bagi negara tujuan istiadat. Salah satu objek dan daya tarik
maupun bagi masyarakat lokal (Goodwin, pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan adalah
1996). Ketimpangan ini terjadi karena Kampung Toddabojo, yang terletak di
sebagian besar usaha pariwisata skala besar Kecamatan Wattang Pulu, Kabupaten Sidrap.
dimonopoli oleh pengusaha besar. Usaha Keberadaan Kampung Toddabojo di jalur
pariwisata jenis ini menetapkan berbagai wisata Makassar-Toraja, 175 Kilometer dari
standar tertentu bagi setiap aspek kegiatannya. Makassar dan 25 Kilometer dari pelabuhan
laut Pare-Pare, merupakan alternatif bagi
Community based tourism merupakan suatu wisatawan, karena memiliki potensi wisata
pendekatan pembangunan pariwisata yang agro dan potensi desa wisata. Daya tarik yang
menekankan pada masyarakat lokal baik yang dimiliki objek wisata ini adalah keaslian
terlibat langsung maupun yang tidak terlibat alamnya, serta aktivitas ekonomi penduduk
langsung pada industri pariwisata (Hausler). yang sebagian besar adalah petani, dengan
Hal ini dilakukan dengan bentuk memberikan suasana pedesaan bernuansa Bugis dan
kesempatan (akses) dalam manajemen dan hamparan sawah yang luas, sebagaimana
pembangunan pariwisata yang berujung pada diketahui Kabupaten Sidrap merupakan
pemberdayaan politis melalui kehidupan yang lumbung pangan unggulan, dan adat istiadat
lebih demokratis termasuk dalam pembagian yang masih kental. Kegiatan pariwisata yang
keuntungan dari kegiatan pariwisata yang lebih terdapat di Kampung Toddabojo saat ini
adil bagi masyarakat lokal. Gagasan ini didukung oleh kegiatan ekonomi masyarakat
disampaikan untuk mengkritisi pembangunan lokal yang bertumpu pada pertanian.
pariwisata yang seringkali mengabaikan peran Tantangan yang utama adalah belum adanya
serta masyarakat lokal di daerah tujuan wisata. kapasitas yang cukup pada masyarakat untuk
Konsep community based tourism merupakan secara mandiri dapat mengelola pembangunan
dasar dari sustainable tourism development di daerahnya, termasuk pembangunan
yang menegaskan bahwa masyarakat bukan pariwisata. Padahal Dinas Kebudayaan dan
lagi menjadi objek pembangunan akan tetapi Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan dan
sebagai penentu pembangunan itu sendiri Pemerintah Kabupaten Sidrap sudah mulai
(Ardika, 2005). Penekanan pada pola menunjukkan dukungannya terhadap
kehidupan tradisional merupakan hal penting pengembangan pariwisata di daerah ini. Salah
yang harus dipertimbangkan, mempersiapkan satunya dengan perbaikan kondisi jalan
interaksi spontan antara masyarakat dan menuju Kampung Wisata Pertanian Toddabojo
wisatawan atau pengunjung untuk dapat sepanjang 12.000 meter untuk mendukung
memberikan pengertian dan pengetahuan pengembangan potensi kepariwisataan yang
pengunjung tentang lingkungan dan mampu memberi nilai tambah atas produk
kebudayaan setempat selain memberikan rasa pertanian yang sudah ada.
bangga masyarakat lokal terhadap
kebudayaannya. Kampung Toddabojo mulai diperkenalkan dan
dikunjungi wisatawan, baik wisatawan
Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah nusantara maupun wisatawan mancanegara,
tujuan wisata utama di Indonesia Timur, selain pada tahun 2004. Meski demikian, masyarakat
terkenal dengan wisata bahari, Sulawesi belum merasakan adanya manfaat yang
Selatan juga memiliki daya tarik pemandangan signifikan dari adanya pariwisata.
alam, keanekaragaman budaya dan adat Pengembangan pariwisata saat ini belum

50
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

mampu meningkatkan kesejahteraan menekankan terwujudnya kualitas sumber


masyarakat. Banyak masyarakat yang tidak daya lingkungan (quality of resources),
terlibat, baik langsung atau tidak langsung, kualitas pengalaman wisata (quality of visitor
dalam kegiatan pariwisata. Hal ini antara lain satisfaction), serta kualitas kehidupan
dikarenakan kurang pahamnya masyarakat masyarakat lokal (quality of local community).
tentang kesempatan berusaha yang ditawarkan
dengan adanya aktivitas pariwisata. Pengembangan Masyarakat dan
Pengembangan Pariwisata
Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian
pengembangan pariwisata yang melibatkan Menurut Inskeep (1991), terdapat beberapa
masyarakat lokal, khususnya penduduk komponen pengembangan pariwisata yang
Kampung Toddabojo yang sebagian besar berkaitan dengan pendekatan perencanaan
adalah petani. Dengan pengembangan pariwisata, yaitu: atraksi wisata yang
pariwisata berbasis masyarakat, peran serta mencakup wisata alam, bduaya, dan atraksi
masyarakat secara langsung pada lainnya; akomodasi berupa hotel dan jenis
pembangunan pariwisata tampak lebih nyata, fasilitas lainnya yang berhubungan dengan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pelayanan terhadap wisatawan yang menginap;
pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk fasilitas dan pelayanan wisata lainnya yang
mengkaji kesesuaian Kampung Toddabojo berhubungan dengan kegiatan pariwisata;
bagi pengembangan pariwisata berbasis fasilitas dan layanan tranportasi yang
masyarakat. mencakup transportasi darat, laut, dan udara;
infrastruktur lainnya seperti penyediaan air
2. Pengembangan Masyarakat dalam bersih, tenaga listrik, telekomunikasi, dan lain-
Pengembangan Pariwisata lain; elemen institusi yang terkait dengan
pengembangan pariwisata, elemen ini penting
2.1 Pengembangan Masyarakat untuk mengatur dan merencanakan program-
program yang dapat meningkatkan aktivitas
Menurut Murphy (1998) kegiatan pariwisata pariwisata.
merupakan kegiatan yang berbasis komunitas,
yaitu bahwa sumber daya dan keunikan Masyarakat dapat berpartisipasi dan memiliki
komunitas lokal baik berupa elemen fisik fungsi dalam perencanaan. Pertama,
mapun non fisik (tradisi dan budaya) yang memberikan sumbangan berupa dukungan
melekat pada komunitas tersebut merupakan terhadap pelaku perencana dan aktivitasnya.
unsur penggerak utama kegiatan pariwisata itu Kedua, adalah sumbangan dalam hal
sendiri, di lain pihak komunitas lokal yang kebijaksanaan dan pengetahuan dalam rencana
tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu pembangunan, serta dalam
objek wisata tidak dapat dipungkiri sebenarnya mengidentifikasikan dari pelaku perencanaan.
telah menjadi bagian dari sistem ekologi yang Ketiga, adalah merupakan fungsi yang paling
saling berkaitan. Dalam pengembangan penting, yaitu sebagai pengawas dalam hak-
kepariwisataan, aspek pemberdayaan hak mereka sendiri dan hak orang lain dalam
komunitas lokal telah menjadi salah satu merancang dan penyerahan kebijaksanaan
kesepakatan dan komitmen yang harus (Tampubolon, 1977). Salah satu prinsip
diwujudkan untuk mendukung pengembangan kepariwisataan yang terkandung dalam
pariwisata secara berkelanjutan, yang Undang-undang No.10 Tahun 2009 tentang

51
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

kepariwisataan adalah memberdayakan berujung pada pemberdayaan politis melalui


masyarakat setempat dimana masyarakat kehidupan yang lebih demokratis termasuk
berhak berperan dalam proses pembangunan dalam pembagian keuntungan dari kegiatan
kepariwisataan dan berkewajiban menjaga dan pariwisata yang lebih adil bagi masyarakat
melestarikan daya tarik wisata; serta lokal. Gagasan ini disampaikan untuk
membantu terciptanya suasana aman, tertib, mengkritisi pembangunan pariwisata yang
bersih, berperilaku santun, dan menjaga seringkali mengabaikan peran serta
kelestarian lingkungan destinasi pariwisata. masayarakat lokal di daerah tujuan wisata.
Selain itu para pengusaha di bidang pariwisata Menurut Lea (1995) dalam Tourism and
juga berkewajiban mengutamakan penggunaan Development in the Third World, terdapat 3
produk masyarakat setempat, produk dalam (tiga) tipe pekerjaan yang tercipta dari kegiatan
negeri, dan memberikan kesempatan kepada pariwisata, yaitu pekerjaan langsung dari
tenaga kerja lokal dan berperan aktif dalam adanya pengeluaran untuk fasilitas wisata,
upaya pengembangan prasarana dan program misalnya jasa perhotelan, pekerjaan tidak
pengembangan masyarakat. Masyarakat langsung pada bisnis yang dipengaruhi oleh
memiliki kesempatan yang sama dan seluas- kegiatan pariwisata sekunder, misalnya
luasnya untuk berperan serta dalam transportasi lokal, kerajinan dan perbankan,
penyelenggaraan kepariwisataan, termasuk dan yang terakhir adalah pekerjaan yang
penyampaian saran, pendapat dan muncul akibat adanya pengeluaran yang
pertimbangan untuk pengambilan keputusan dilakukan oleh penduduk lokal dari pendapatan
dalam rangka proses perencanaan, pelaksanaan wisatawannya.
dan pengawasan penyelenggaraan
kepariwisataan. Pemberdayaan merupakan Berdasarkan pengembangan pariwisata dan
strategi yang sangat potensial dalam kualitas dari objek dan daya tarik wisata yang
meningkatkan ekonomi, sosial dan dijadikan sebagai kriteria utama, pariwisata
transformasi budaya. berbasis masyarakat dapat diklasifikasikan
menjadi 7 (tujuh) sebagaimana terdapat dalam
Pariwisata berbasis masyarakat merupakan Development of Community Based Tourism:
akivitas ekonomi penting yang jika Final Report, 2003, yaitu:
dikembangkan dengan tepat dapat mengatasi 1) Basic Visitor facilities. Tipe ini terdiri atas
sejumlah tantangan pembangunan, termasuk fasilitas pariwisata yang sangat mendasar
pengurangan kemiskinan, pengembangan seperti akomodasi home stay dan restoran
ekonomi lokal, perdamaian dan keselarasan yang melayani pengunjung. Tipe ini
masyarakat, dan manajemen sumber daya alam biasanya diperuntukkan bagi desa yang
dan lingkungan yang berkesinambungan terletak di rute yang menuju objek dan
(Damanik, et al, 2006). Community based daya tarik wisata. Tipe ini tidak
tourism merupakan suatu pendekatan melibatkan organisasi kemasyarakatan dan
pembangunan pariwisata yang menekankan pada tipe ini, manfaat ekonomi yang
pada masyarakat lokal baik yang terlibat diterima masyarakat lokal masih sedikit.
langsung maupun yang tidak terlibat langsung 2) Basic visitor facilities plus tourism theme.
pada industri pariwisata (Hausler dan Strasdas, Pada tipe ini, biasanya disediakan fasilitas
2003). Hal ini dilakukan dengan bentuk dasar dengan tema tertentu yang bertujuan
memberikan kesempatan (akses) dalam untuk meningkatkan jumlah pengunjung,
manajemen dan pembangunan pariwisata yang misalnya dengan menetapkan tema

52
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

pertanian organik atau wisata alam. Tipe Masyarakat telah mengetahui konsep
pengembangan pariwisata ini masih jangka panjang, keberlanjutan dan
berskala kecil dan biasanya merupakan manfaatnya. Masyarakat pada tipe ini
inisiatif dari pengusaha lokal. sudah mengerti akan kebutuhannya dan
3) Handicraft Villages. Pengembangan tipe pentingnya menjaga kelestarian
ini biasanya dilakukan pada desa-desa lingkungan.
yang berfungsi sebagai pusat lokasi
produksi dan penjualan barang hasil Pariwisata berbasis masyarakat dapat
kerajinan, dan juga merupakan desa yang digunakan sebagai salah satu alat untuk
masih kurang atau bahkan tidak memiliki pengembangan masyarakat. Berdasarkan
atraksi lainnya. Pengelolaannya cenderung agenda UNDP dan WTO (2000) untuk
berdasarkan pada ikatan keluarga atau pariwisata berkelanjutan, terlihat bahwa
kelompok dan menggunakan tenaga kerja pariwisata berbasis masyarakat fokus pada
lokal. dampak sosial-budaya. Prinsip-prinsip tersebut
4) Hotels and Villages Communities. diantaranya: mengenali, mendukung, dan
Masyarakat di daerah ini berada di sekitar mempromosikan kepemilikan masyarakat
hotel atau resort yang pembangunannya terhadap pariwisata; melibatkan anggota
terintegrasi. Masyarakat mendapat manfaat masyarakat dari awal dalam semua aspek;
langsung dan tidak langsung dari menggalakkan kebanggaan masyarakat;
pengembangan pariwisata tipe ini. Manfaat meningkatkan kualitas hidup; menjamin
yang dapat langsung dirasakan masyarakat kelestarian lingkungan; mempertahankan
yaitu terbukanya lapangan pekerjaan dan karakter unik dan budaya daerah setempat;
pelatihan baik di hotel maupun di pusat pembelajaran lintas budaya; menghormati
penjualan barang produksi kerajinan, perbedaan budaya dan menghargai martabat
sedangkan manfaat lainnya adalah manusia; mendistribusikan manfaat secara
pembangunan infrastruktur berupa jalan, merata di antara anggota masyarakat;
pembangunan sarana pendidikan dan kontribusi pendapatan untuk kegiatan
kesehatan, dll. masyarakat.
5) Traditional Tourism Villages.
Pengembangan pariwisata tipe ini Sedangkan menurut Drake (1991), beberapa
menonjolkan budaya dan adat istiadat prinsip dalam penerapan pariwisata berbasis
perdesaan, gaya hidup masyarakat, dan masyarakat adalah sebagai berikut: small
arsitektur tradisional yang dikemas dalam scale, tahapan dimulai dari lapis paling bawah,
lingkungan yang menarik. menekankan pada pemenuhan basic needs dan
6) Community Close To primary Tourism self reliance; proses pengambilan keputusan
Attraction. Daya tarik dari desa ini adalah dilakukan oleh masyarakat dan otoritas
atraksi wisata alam dan buatan yang tertinggi ada di tangan masyarakat lokal;
dipadukan sehingga menarik wisatawan memegang prinsip-prinsip kesamaan sekaligus
dan mendatangkan keuntungan bagi perbedaan dan ketimpangan; optimalisasi
masyarakat. pemanfaatan sumber daya lokal; tidak
7) Integrated and Organized Community mengabaikan identitas masyarakat lokal;
Based Tourism. Tipe ini terorganisasi dan menekankan pada human capital bukan
terintegrasi dengan pengembangan financial capital; dan menekankan pada
pariwisata berbasis masyarakat.

53
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

manfaat dan distribusi produksi bukan pelatihan bagi masyarakat lokal; mendukung
akumulasi modal/capital. lembaga masyarakat; mendorong kohesi sosial;
menciptakan kebanggaan masyarakat;
Dalam Guidebook to Tourism Based meningkatkan pengembangan individu dalam
Community Development terdapat berbagai mengurangi aliran desa-kota; meningkatkan
indikator untuk penerapan pariwisata berbasis nilai tambah untuk budaya dan tradisi lokal;
masyarakat. Indikator-indikator penerapan menyediakan keuntungan infrastruktur;
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. menciptakan kesempatan dan pekerjaan
dengan kegiatan ekonomi baru; tidak
Tabel I mengubah kegiatan ekonomi yang sudah ada;
Indikator Penerapan Konsep
menciptakan hubungan ekonomi antar sektor;
Community Based Development
Persyaratan Dasar Kebijakan Dasar Tolok Ukur menyediakan pasar untuk promosi barang dan
Promosi kegiatan
pengembangan komunitas jasa; berkontribusi untuk pembangunan yang
Membangun
Pengembangan dasar Memberikan dukungan seimbang; memanfaatkan sumber daya alam
organisasi untuk
untuk pembangunan pada masyarakat lokal
melayani aktivitas
komunitas
komunitas Menyediakan dasar secara berkelanjutan, tetapi tidak
kegiatan dan informasi
yang diperlukan mengeksploitasi; memperkecil dampak
Memberikan usaha-usaha
Membangun sistem yang terorganisir
lingkungan; mendorong masyarakat agar tidak
yang berkolaborasi Membangun konsumtif dalam menggunakan sumber daya.
dengan pemerintah pengembangan komunitas
yang sistematis
Konservasi dan
peningkatan kualitas Berdasarkan karakteristik, prinsip dan kriteria
Menjaga lingkungan hidup
keberlangsungan Mendukung kegiatan
pariwisata berbasis masyarakat yang telah
lingkungan hidup industrial dijelaskan di atas, untuk melakukan analisis
Menciptakan tujuan
Menjaga keberlanjutan kehidupan komunitas kesesuaian pariwsata Desa Toddabojo
sumber daya, kepuasan Terus menggali sumber
wisatawan dan daya yang ada
disusunlah kriteria pariwisata berbasis
lingkungan hidup Menjaga Menjaga nilai-nilai masyarakat sebgaaimana ditampilkan pada
keberlangsungan sumber daya yang ada
sumber daya Keseimbangan Tabel II Pengelompokan kriteria tersebut
penggunaan dan
pelindungan didasarkan pada keterkaitan antar aspek yang
Penerimaan (hospitality) dominan, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial-
yang lebih baik
Menjaga kepuasan Keberadaan dan budaya dan aspek lingkungan. Hasil
wisatawan/ penyebaran informasi
pengunjung Pengamanan lingkungan pengelompokan tersebut dapat dilihat pada
terutama untuk sarana dan
prasarana transportasi tabel berikut:
Membangun sistem Menyebarkan koleksi
informasi, untuk informasi
pertukaran dan
Tabel II
Usaha publisitas oleh
Membangun sistem kolaborasi
pemerintah
Kriteria Pariwisata Berbasis Masyarakat
keseimbangan antara informasi Ekonomi Sosial-Budaya Lingkungan
lingkungan sekitar, Membangun sistem Menyisihkan sebagian 1. Membuka 1) Melibatkan 1) Memanfaatkan
sumber daya dan pengembalian hasil dari pemasukan kesempatan dan masyarakat dalam sumber daya alam
kepuasan wisatawan keuntungan untuk pariwisata untuk pekerjaan setiap tahap secara
komunitas konservasi lingkungan dengan kegiatan perencanaan; berkelanjutan,
Memonitor hasil Kendali dan pengawasan ekonomi baru; 2) Menciptakan tetapi tidak
yang sudah didapat terhadap pencapaian target 2. Tidak kesempatan mengeskploitasi;
Sumber: USAID, 1991 menghilangkan pendidikan dan 2) Memperkecil
kegiatan pelatihan bagi dampak
ekonomi yang masyarakat lokal; lingkungan;
sudah ada; 3) Mendukung peranan 3) Meningkatkan
Sedangkan karakteristik pariwisata berbasis 3. Menciptakan lembaga konservasi sumber
masyarakat yang diterapkan “Saint Lucida hubungan masyarakat; daya alam dan
ekonomi antar 4) Menciptakan lingkungan
Heritage”, antara lain: melibatkan sektor; kebanggaan 4) Meningkatkan
4. Meningkatkan masyarakat dan rasa hasil monitoring
perencanaan partisipatif dalam setiap tahapan; taraf hidup dan kepemilikan untuk menjamin
memberikan masyarakat terhadap keberlangsungan
menciptakan kesempatan pendidikan dan manfaaat pada pariwisata; dan keseimbangan

54
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

Ekonomi Sosial-Budaya Lingkungan pengambilan dan implementasi suatu


masyarakat 5) Melestarikan lingkungan hidup
lokal; keunikan budaya dan sumber daya. keputusan.
5. Memberikan dan karakteristik
kontribusi untuk lokal; 2) Stakeholder pendukung (sekunder)
kegiatan 6) Meningkatkan nilai
masyarakat; tambah untuk Stakeholder pendukung (sekunder) adalah
6. Menyediakan budaya dan tradisi stakeholder yang tidak memiliki kaitan
pasar untuk lokal;
melibatkan 7) Menawarkan barang kepentingan secara langsung terhadap
masyarakat dan jasa wisata yang
dalam promosi bertanggungjawab suatu kebijakan, program, proyek atau
barang dan jasa terhadap kehidupan
wisata sosial dan kegiatan, tetapi memiliki kepedulian dan
7. Peningkatan lingkungan keprihatinan sehingga ikut bersama. Suara
kualitas
infrastruktur dan dari mereka akan berpengaruh terhadap
fasilitas umum
Sumber: Hasil Analisis, 2010 sikap masyarakat dan keputusan legal
pemerintah: lembaga (aparat) pemerintah
2.2 Pemangku Kepentingan Dalam dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki
Pariwisata Berbasis Masyarakat tanggung jawab langsung; lembaga
pemerintah yang terkait dengan isu tetapi
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan tidak memiliki kewenangan secara
pengaruh stakeholder terhadap suatu isu, langsung dalam pengambilan keputusan;
stakeholder dapat diketegorikan kedalam lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
beberapa kelompok. Official Development setempat yang bergerak di bidang yang
Assistance atau ODA (1995) mengelompokkan sesuai; kelompok akademisi dari
stakeholder dalam 3 kategori yaitu stakeholder perguruan tinggi memiliki pengaruh
primer, stakeholder sekunder dan stakeholder penting dalam pengambilan keputusan
kunci. Berikut adalah penjabaran dari masing- oleh pemerintah; Pengusaha (badan usaha)
masing kategori. yang terkait.
1) Stakeholder utama (primer) 3) Stakeholder kunci, merupakan stakeholder
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal
yang memiliki kaitan kepentingan secara dalam hal pengambilan keputusan.
langsung dengan suatu kebijakan, Stakeholder kunci yang dimaksud adalah
program, dan proyek. Mereka harus unsur eksekutif sesuai levelnya, legislative,
ditempatkan sebagai penentu utama dalam dan instansi. Misalnya, stakeholder kunci
proses pengambilan keputusan: untuk suatu keputusan suatu proyek level
masyarakat dan tokoh masyarakat. daerah.
Masyarakat yang terkait dengan kegiatan,
yaitu masyarakat yang diidentifikasi akan 3. Analisis Kesesuaian Pariwisata
memperoleh manfaat dan yang akan Kampung Toddabojo Sebagai Wisata
terkena dampak dari adanya kegiatan. Berbasis Masyarakat
Tokoh masyarakat merupakan anggota
masyarakat yang oleh masyarakat Analisis kesesuaian pengembangan pariwisata
ditokohkan di wilayah itu sekaligus berbasis masyarakat di Kampung Toddabojo
dianggap dapat mewakili aspirasi dilakukan dengan membandingkan kriteria
masyarakat; pihak manajer publik pariwisata berbasis masyarakat yang telah
merupakan lembaga atau badan publik dirumuskan sebelumnya dengan kondisi
yang bertanggungjawab dalam pariwisata Kampung Toddabojo saat ini.
Kriteria pengembangan pariwisata berbasis

55
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

masyarakat dibagi menjadi 3 kriteria utama berbagai sumber daya fisik baik alami maupun
yaitu, kriteria ekonomi, sosial-budaya dan buatan berupa sediaan pariwisata di Kampung
lingkungan. Analisis kesesuaian kriteria Toddabojo yang terdiri dari aksesibilitas, objek
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan daya tarik wisata, fasilitas dan utilitas,
dengan kondisi Kampung Toddabojo saat ini keamanan, atraksi wisata, dan infrastruktur
dilakukan dengan menggabungkan 2 cara, lainnya. Selain itu dilakukan pengamatan
yaitu mendeskripsikan hasil analisis data kegiatan utama masyarakat Kampung
primer dan sekunder serta menggunakan Toddabojo, elemen institusi yang terkait
analisis kualitatif dengan bantuan software pengembangan pariwisata dan komponen
analisis kualitatif CDC EZ-Text. Penilaian pengembangan masyarakat yaitu kapasitas dan
kemudian ditentukan dengan menginterpretasi kemampuan masyarakat untuk berperan serta
Kappa hasil pengolahan menggunakan CDC dalam mengembangkan potensi sektoral di
EZ-Text, dimana nilai Kappa selalu kurang daerahnya, baik pertanian maupun pariwisata,
dari atau sama dengan 1 dan melihat sebaran disamping itu dilakukan juga Pengumpulan
hasil observasi kuesioner dan wawancara, data/informasi terkait pengembangan
yaitu jika sebagian besar (> 50%) jawaban atau pariwisata berbasis masyarakat, melalui
pernyataan responden sesuai dengan kriteria berbagai literatur, dokumen hukum, dokumen
yang telah dirumuskan, maka dapat dinyatakan perencanaan, maupun penelitian yang pernah
bahwa pelaksanaan pariwisata di Kampung dilakukan sebelumnya.
Toddabojo telah sesuai dengan kriteria
pengembangan pariwisata berbasis 3.1 Kriteria Ekonomi
masyarakat.
Sesuai dengan kriteria pengembangan
Pengumpulan data dilakukan dengan pariwisata yang telah dilakukan pada bagian 2
triangulasi teknik, dimana observasi, sebelumnya, terdapat 7 (tujuh) hal utama yang
wawancara dan pengumpulan dokumen harus dipenuhi, sesuai dengan rumusan kriteria
dilakukan sekaligus. Teknik pengumpulan data pengembangan pariwisata berbasis
dengan wawancara terhadap tokoh tertentu masyarakat, kegiatan pariwisata harus mampu
terkait dengan tujuan penelitian. Informasi memberikan kontribusi terhadap pembangunan
tokoh penting sangat dibutuhkan karena ekonomi lokal dan meningkatkan
merupakan pihak yang secara institusi kesejahteraan masyarakat setempat.
berwenang terhadap perkembangan pariwisata
dan keadaan masyarakat di daerahnya. Selain 1) Membuka Kesempatan dan Pekerjaan
wawancara dengan tokoh masyarakat, juga Dengan Kegiatan Ekonomi Baru
dilakukan penyebaran kuesioner tehadap Penduduk Kampung Toddabojo, sebagian
masyarakat dan wisatawan, dengan penentuan besar bermatapencaharian sebagai petani, dan
sampel populasi terhadap responden hingga saat ini masih menjadikan kegiatan
masyarakat dilakukan dengan cluster pertanian sebagai sektor utama dalam kegiatan
sampling. Untuk responden wisatawan ekonomi. Meskipun sebagian besar masyarakat
dilakukan dengan pengambilan sampel secara tidak memiliki pengalaman apapun di bidang
random berurut secara sederhana. pariwisata, dengan bekal pelatihan yang
diadakan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan
Observasi lapangan dimaksudkan untuk (LKP Nagauleng) selain bertani, beberapa
memberikan identifikasi obyektif terhadap sudah dapat menjadi pemandu wisata,

56
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

mengelola penginapan, menyewakan sepeda kuliner khas, membuat kerajinan tenun dan
untuk wisatawan, dan memproduksi kerajinan cendera mata, dll. Kegiatan-kegiatan
tangan. Namun hal ini masih kurang karena pariwisata tersebut mereka lakukan dikala
sangat dipengaruhi oleh permintaan senggang atau sedang tidak perlu mengolah
wisatawan. Salah satu strategi yang dapat lahan sawahnya, dengan demikian kegiatan
digunakan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi baru yang muncul tidak
penduduk Kampung Toddabojo di bidang menghilangkan kegiatan ekonomi yang sudah
pariwisata adalah dengan mengadopsi sebuah ada yaitu pertanian.
kebijakan dari salah satu desa wisata di
Provinsi Bali, dimana setiap wisatawan yang 3) Menciptakan Hubungan Ekonomi Antar
berkunjung ke Kampung Toddabojo akan Sektor
dipandu oleh pemandu wisata yang telah Adanya kegiatan pariwisata akan menciptakan
mendapat pelatihan bahasa asing dan dibekali hubungan ekonomi antar sektor, sebagai
pengetahuan tentang objek wisata, daya tarik contoh, hasil pertanian yang dihasilkan oleh
dan adat istiadat Kampung Toddabojo. Hal ini para petani di Kampung Toddabojo selain
selain mendatangkan keuntungan ekonomi dipasarkan ke wilayah lain dan dikonsumsi
bagi penduduk, juga memudahkan wisatawan sendiri juga digunakan sebagai bahan baku
dalam memahami daya tarik dan adat istiadat yang dikelola oleh resort dan restoran yang
Kampung Toddabojo. Selain itu interaksi berlokasi di Kampung Wisata Toddabojo.
langsung antara penduduk dan wisatawan akan Selain itu dengan adanya kegiatan pariwisata
memberikan pengalaman tersendiri pada masyarakat mulai kembali mengembangkan
wisatawan dan juga penduduk Kampung kesenian tradisional baik seni tari maupun seni
Toddabojo. Beradasarkan hasil analisis juga musik yang pada akhirnya menjadi daya tarik
diketahui, bahwa masih sedikit masyarakat bagi wisatawan dan mendatangkan keuntungan
yang bergerak di bidang pariwisata, sehingga ekonomi bagi masyarakat. Adanya kegiatan
manfaat langsung dari kegiatan pariwisata pariwisata ini juga memotivasi masyarakat
dirasakan masih belum merata. untuk melakukan perbaikan terhadap baruga
yang biasa digunakan sebagai tempat
2) Tidak Menghilangkan Kegiatan Ekonomi pertunjukan seni tari maupun seni musik, jadi
Yang Sudah Ada secara langsung atau tidak langsung, adanya
Dalam usaha meningkatkan manfaat dari kegiatan pariwisata juga mempengaruhi
pariwisata, masyarakat lokal mencoba pembangunan infrastruktur, sarana dan
memperluas kegiatan ekonominya dan prasarana di Kampung Toddabojo dan juga
memvariasikan kesempatan pekerjaan dengan memotivasi masyarakat untuk melestarikan
berpartisipasi dalam industri pelayanan kesenian dan kebudayaannya.
pariwisata. Kegiatan pariwisata yang baru
muncul 10 tahun belakangan tidak lantas 4) Meningkatkan taraf hidup dan
menggeser kegiatan ekonomi yang sudah ada. memberikan manfaat pada masyarakat
Masyarakat menjadi lebih kreatif untuk lokal
menghasilkan pendapatan tambahan diluar dari Meningkatkan taraf hidup dan memberikan
kegiatan bertani, yaitu dengan terlibat di manfaat pada masyarakat lokal merupakan
kegiatan pariwisata, misalnya dengan salah satu kriteria penting dalam
menyewakan sepeda bagi para wisatawan, pengembangan pariwisata berbasis
menjadi pemandu bagi wisatawan, menjual masyarakat, karena tujuan utama dari

57
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

pengembangan pariwisata berbasis masyarakat oleh “Kelompok Tani Satria”, selain itu ada
adalah peningkatan kesejahteraan. Peningkatan perbaikan kondisi jalan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat salah satunya dapat pembangunan masjid. Biasanya ada
dilihat dari peningkatan pendapatan sumbangan dari pihak pengelola fasilitas
masyarakat sebagai hasil dari adanya kegiatan wisata untuk mendanai kegiatan di masyarakat.
wisata di Kampung Toddabojo. Pendapatan dari kegiatan pariwisata ini
digunakan diantaranya untuk membangun
Dari hasil analisis, diperoleh bahwa 88% dari fasilitas-fasilitas seperti tempat ibadah, fasilitas
responden menyatakatan pariwisata kesehatan, fasilitas sanitasi, listrik dan air
mempengaruhi pendapatannya, dan masih ada bersih. Pengembangan pariwisata yang terjadi
12% responden masyarakat yang menyatakan di Kampung Toddabojo diharapkan dapat
pariwisata tidak berpengaruh terhadap digunakan sebagai alat dalam pembangunan
pendapatannya. Meski demikian, sebagian masyarakat.
besar masyarakat mulai paham mengenai
kegiatan pariwisata dan bagaimana kegiatan 6) Menyediakan Pasar untuk Melibatkan
tersebut dapat meningkatkan pendapatannya. Masyarakat Dalam Promosi Barang dan
Masyarakat mulai mengambil inisiatif untuk Jasa Wisata
mengembangkan kegiatan atau usaha yang Saat ini belum terdapat pasar untuk promosi
berkaitan dengan pariwisata, misalnya usaha barang dan jasa pariwisata, namun sedang
kerajinan tangan, kuliner, dan penyewaan diusahakan pembangunan galeri yang
sepeda. Meski demikian, masih besarnya memasarkan hasil produksi kerajinan
jumlah responden yang menyatakan bahwa masyarakat Kampung Toddabojo. Biasanya
adanya kegiatan pariwisata tidak berpengaruh hasil kerajinan berupa kain tenun sutra, dan
terhadap pendapatannya diakibatkan oleh lain sebagainya dijual dan dipromosikan pada
beberapa hal, diantaranya tingkat pendidikan saat ada event atau kunjungan wisatawan. Saat
masyarakat yang sebagian masih cukup rendah ini, keterlibatan masyarakat dalam promosi
yang mempengaruhi tingkat pemahamannya pariwisata diwakili oleh Kelompok Tani Satria
terhadap dampak kegiatan pariwisata serta yang mempromosikan kegiatan pariwisata
masih kurangnya kemampuan masyarakat dengan mengundang wartawan, reporter
dalam berbahasa asing yang memengaruhi televisi lokal dan agen/biro perjalanan wisata
masih kurangnya keterlibatan masyarakat untuk meliput acara atau kegiatan yang dapat
dalam usaha pariwisata. menjadi daya tarik wisata di Kampung
Toddabojo. Toddabojo nantinya diharapkan
5) Memberikan Kontribusi untuk Kegiatan dapat menjadi etalase (window display) bagi
Masyarakat aneka produk Kabupaten Sidrap khususnya,
Hasil dari kegiatan pariwisata di Kampung dan Kabupaten sekitarnya pada umumnya.
Toddabojo sudah bisa dikatakan memberikan Dimana fasilitas yang tersedia bagi wisatawan
kontribusi untuk kegiatan masyarakat, karena juga dapat dijadikan barang contoh untuk
pada umumnya kegiatan tersebut dikelola oleh dijual misalnya bangunan cottage kamar tidur
Kelompok Tani Satria, sehingga para petani model rumah bugis yang dapat dipesan untuk
Toddabojo yang tergabung dalam Kelompok dikirim ke negaranya atau ukiran batu khas
Tani Satria dapat langsung merasakan Sidrap, tenunan sutra, beras organik, dll. Hal
manfaatnya, misalnya pembangunan gudang ini pada akhirnya akan mampu memberi nilai
dan pabrik pengelolaan gabah menjadi beras lebih kepada para petani dan pengrajin di

58
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

Kampung Toddabojo khususnya dan di Saat ini masyarakat mulai terlibat dalam
Kabupaten Sidrap umumnya. kegiatan pariwisata, namun belum seluruhnya,
sebagian hanya terlibat dalam menjaga
7) Peningkatan Kualitas Infrastruktur dan kelestarian lingkungan dan perbaikan kondisi
Fasilitas Umum lingkungan. Sebagian lainnya, yang mengikuti
Kegiatan pariwisata yang ada selain pelatihan di LKP Nagauleng, terlibat dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kegiatan kesenian dan produksi kerajian,
melalui peningkatan pendapatan juga namun secara umum masyarakat Kampung
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup Toddabojo belum terlibat pada tahap
masyarakat melalui peningkatan pembangunan perencanaan pariwisata di daerahnya.
infrastruktur. Peningkatan pendapatan Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan
pemerintah dari kegiatan pariwisata dapat proses pembangunan sangat penting mengingat
digunakan untuk membangun infrastruktur dan basis dari pengembangan pariwisata ini adalah
fasilitas lainnya, dengan adanya kegiatan masyarakat, peran serta dan partisipasinya.
pariwisata, pembangunan di Kampung Masyarakat dalam kegiatan pariwisata
Toddabojo lebih tertata, selain itu pemerintah seharusnya tidak lagi dipandang sebagai objek
daerah bersama masyarakat juga melakukan pariwisata, tetapi juga sebagai subjek
perbaikan jalan dan prasarana di Kampung pelaksana yang mendukung kegiatan
Toddabojo misalnya dengan pembangunan pariwisata. Keterlibatan masyarakat dapat
baruga, gazebo, penerangan, dan perbaikan dengan cara memberikan informasi, masukan
saluran irigasi teknis. Sehingga dapat dan arahan pengembangan pariwisata,
dikatakan dengan adanya kegiatan pariwisata memberikan bantuan dana, waktu dan tenaga
terjadi peningkatan kualitas infratsruktur dan serta ikut serta dalam pemeliharaan kelestarian
fasilitas umum. lingkungan untuk mendukung kegiatan
pariwisata. Satu hal yang paling penting
3.2 Kriteria Sosial Budaya dengan peran serta masyarakat yang
diharapkan dalam pengembangan pariwista
Kriteria sosial budaya lebih melihat pada berbasis masyarakat adalah mobilisasi diri,
keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan masyarakat yang mandiri dan dapat mengambil
kegiatan pariwisata. Sesuai dengan kriteria inisiatif untuk memperbaiki sistem yang
pengembangan pariwisata yang telah berlaku, menerima masukan dari luar tetapi
dilakukan pada bagian 2 sebelumnya, terdapat tetap mempertahankan kendali terhadap
7 (tujuh) hal utama yang harus dipenuhi, sesuai pengelolaan sumber daya.
dengan rumusan kriteria pengembangan
pariwisata berbasis masyarakat yang akan 2) Menciptakan Kesempatan Pendidikan
dibahas sebagai berikut. Bagi Masyarakat Lokal
Pendidikan dan pelatihan pariwisata sangat
1) Melibatkan Masyarakat dalam Setiap penting dilakukan, terutama bagi masyarakat
Tahap Perencanaan yang belum mengerti pariwisata. Salah satu
Karakteristik utama dari pengembangan cara untuk menciptakan manfaat bagi
pariwisata berbasis masyarakat adalah masyarakat lokal adalah dengan
keterlibatan masyarakat dalam setiap proses, mempekerjakan masyarakat lokal dalam jasa
mulai dari perencanaan hingga evaluasinya dan pelayanan pariwisata dan jika masyarakat lokal
memberikan manfaat bagi masyarakat lokal. belum memiliki keahlian dalam bidang

59
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

pariwisata, maka diperlukan program saat ini, misalnya Kelompok Tani Satria juga
pelatihan. Saat ini dari pemerintah belum ada melindungi para petani dari para tengkulak,
lembaga pendidikan dan pelatihan terkait dan meningkatkan pendapatan para petani
pariwisata. Namun Kelompok Tani Satria di karena pengolahan gabah yang dilakukan
Kampung Toddabojo membentuk lembaga sendiri oleh Kelompok Tani Satria. Kelompok
kursus dan pelatihan Nagauleng yang tani ini jugalah yang akhirnya membentuk
diantaranya terdapat pelatihan bahasa asing, Lembaga Kursus dan Pelatihan Nagauleng
kesenian dan membuat kerajinan sebagai salah untuk meningkatkan kapasitas petani
satu produk wisata. Keberadaan LKP khususnya dan masyarakat Kampung
Nagauleng ini sangat membantu masyarakat Toddabojo pada umumnya. Oleh karena itu
dalam mempersiapkan diri untuk terlibat dalam keberadaan kegiatan pengembangan pariwisata
pengembangan kegiatan pariwisata, karena diharapkan akan mendukung peranan lembaga
sebelumnya tanpa bekal kemampuan bahasa masyarakat di Kampung Toddabojo.
asing, interaksi masyarakat dengan wisatawan
sangat kurang. Sebaiknya kegiatan 4) Menciptakan Kebanggaan Masyarakat
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan Rasa Kepemilikan Masyarakat
di Kampung Toddabojo mencontoh program Terhadap Pariwisata
pengembangan kapasitas masyarakat di Membangkitkan kesadaran akan potensi dan
Thailand, yaitu Mock Tourism Day, dimana hak masyarakat bahwa dirinya bukan hanya
masyarakat diberi kesempatan dalam waktu sebagai objek kunjungan tetapi juga sebagai
sehari, untuk mengorganisasi seluruh kegiatan subjek pengembangan pariwisata akan
pariwisata, mulai dari menyiapkan paket menimbulkan kebanggaan sendiri bagi
wisata yang akan ditawarkan, menyediakan masyarakat terhadap pariwisata yang ada di
jasa pemandu wisata, menjual produk daerahnya. Dengan adanya rasa kebanggaan
kerajinan tangan, menyediakan kuliner khas, tersebut, akan muncul rasa memilki terhadap
akomodasi dan transportasi wisatawan, dll. objek dan daya tarik wisata sehingga pada
Melalui program ini masyarakat diharapkan akhirnya diharapkan timbul rasa tanggung
dapat terlibat dan berinteraksi langsung dengan jawab yang besar untuk menjaga kelestarian
wisatawan, sehingga pada akhirnya alam daerah yang ditingalinya. Saat ini,
diharapkan, muncul rasa memiliki terhadap kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
pariwisata di daerahnya. pariwisata menyebabkan pemerintah belum
sepenuhnya menganggap masyarakat mampu
3) Mendukung Peranan Lembaga mengelola kegiatan pariwisata, kegiatan
Masyarakat pariwisata lebih banyak dikelola oleh biro
Saat ini, lembaga masyarakat di Kampung perjalanan wisata yang bekerja sama dengan
Toddabojo berperan cukup besar dalam Kelompok Tani Satria yang mewakili
menggerakkan masyarakat untuk terlibat masyarakat. Oleh karena itu, lembaga kursus
dalam berbagai kegiatan, baik itu kegiatan dan pelatihan sangat penting posisinya untuk
pariwisata maupun kegiatan sosial lainnya. meningkatkan kapasitas masyarakat agar dapat
Lembaga ini berperan dalam pengembangan lebih terlibat dalam kegiatan pariwisata.
pariwisata misalnya untuk menjalin
komunikasi antara pemerintah dan pengusaha 5) Melestarikan Keunikan Budaya dan
resort dan restoran ataupun biro/agen Karakteristik Lokal
perjalanan wisata. Selain itu lembaga yang ada

60
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

Membangkitkan kesadaran akan potensi dan para petani yang masih menggunakan sistem
hak masyarakat bahwa dirinya bukan hanya pertanian tradisional.
sebagai objek kunjungan tetapi juga sebagai
subjek pengembangan pariwisata akan 7) Menawarkan Barang dan Jasa Wisata
menimbulkan kebanggaan sendiri bagi yang Bertanggung Jawab terhadap
masyarakat terhadap pariwisata yang ada di Kehidupan Sosial dan Lingkungan
daerahnya. Dengan adanya rasa kebanggaan Pengembangan kegiatan pariwisata di
tersebut, akan muncul rasa memiliki terhadap Kampung Toddabojo harus melihat persepsi
objek dan daya tarik wisata sehingga pada masyarakat apakah masyarakat merasa
akhirnya diharapkan timbul rasa tanggung kegiatan pariwisata tersebut mendatangkan
jawab yang besar untuk menjaga kelestarian keuntungan bagi mereka atau malah terganggu.
alam daerah yang ditingalinya. Saat ini, Selain itu perlu dilihat juga dampaknya bagi
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi lingkungan, sehingga nantinya produk
pariwisata menyebabkan pemerintah belum wisata yang ditawarkan merupakan produk
sepenuhnya menganggap masyarakat mampu yang bertanggung jawab terhadap kehidupan
mengelola kegiatan pariwisata, kegiatan sosial dan lingkungan. Saat ini dengan adanya
pariwisata lebih banyak dikelola oleh biro sosialisasi dan pertemuan rutin yang diadakan
perjalanan wisata yang bekerja sama dengan oleh tokoh masyarakat dan Kelompok Tani
Kelompok Tani Satria yang mewakili Satria, masyarakat selalu diarahkan agar
masyarakat. Oleh karena itu, lembaga kursus menjaga kelestarian lingkungan. Sebagian
dan pelatihan sangat penting posisinya untuk besar kegiatan wisata yang ditawarkan kepada
meningkatkan kapasitas masyarakat agar dapat wisatawan adalah menikmati suasana
lebih terlibat dalam kegiatan pariwisata. perkampungan Bugis, dengan pemandangan
alam yang masih terjaga dan mempelajari
6) Memberi Nilai Tambah Pada Budaya pertanian tradisional. Beberapa paket wisata
Lokal yang ditawarkan diantaranya agro wisata,
Sejauh ini kegiatan pariwisata di Kampung wisata petualangan, wisata penelitian,
Toddabojo turut meningkatkan nilai tambah ekowisata, dan wisata budaya. Produk wisata
budaya lokal misalnya pelestarian makanan yang ditawarkan sekarang ini dirasa masih
atau kue khas daerah, acara adat, tarian bertanggung jawab terhadap kehidupan sosial
tradisional dan kerajinan tradisional. Selain itu dan lingkungan.
sering diadakan diskusi rutin mengenai kajian
budaya dan tradisi khas Kampung Toddabojo 3.3 Kriteria Lingkungan
agar tradisi dan budaya tersebut tidak luntur
tergerus zaman. Meski demikian, Kampung Untuk menjaga keberlanjutan pengembangan
Toddabojo juga terbuka untuk menerima dan pariwisata, lingkungan merupakan faktor yang
mempelajari budaya lain, yang bersifat positif, sangat penting. Dalam penelitian ini kriteria
namun sampai saat ini belum ada pertukaran lingkungan dibagi menjadi 4 (empat).
budaya antara masyarakat dan wisatawan.
Pada dasarnya wisatawan yang banyak belajar 1) Memanfaatkan Sumber Daya Alam Secara
mengenai budaya lokal. Misalnya dengan Berkelanjutan, Tetapi Tidak
paket agrowisata yang ditawarkan, wisatawan Mengeksploitasi
dapat ikut melakukan kegiatan bertani bersama Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa salah
satu sasaran dari pengembangan pariwisata

61
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

berbasis masyarakat adalah adanya sebagainya. Oleh karena itu pengembangan


keberlanjutan lingkungan dan pelestarian pariwisata berbasis masyarakat harus mampu
sumber daya alam. Oleh karena itu meningkatkan konservasi sumber daya alam
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dan lingkungan, terutama karena salah satu
harus bisa memanfaatkan sumber daya alam daya tarik Kampung Wisata Toddabojo adalah
secara berkelanjutan dan tidak melakukan pemandangan alamnya yang masih terjaga.
eksploitasi terhadap sumber daya alam. Sejauh Karena belum ada kerusakan lingkungan yang
ini pemanfaatan sumber daya alam di berarti, pemerintah dan masyarakat belum
Kampung Wisata Toddabojo hanya sebatas melakukan tindakan apa-apa untuk
untuk memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan konservasi sumber daya alam
pemanfaatan sumber daya air untuk keperluan dan lingkungan, hanya saja, untuk menjaga
sehari-hari dan irigasi, dan memanfaatkan kesejukan dan kebersihan lingkungan,
panorama alam yang indah untuk kegiatan pemerintah menghimbau masyarakat untuk
wisata. Pemanfaatan sumber daya alam masih mulai melakukan penanaman pohon kembali.
dalam batas sewajarnya dan tidak berlebihan.
4) Merefleksikan Hasil Monitoring Untuk
2) Memperkecil Dampak Lingkungan Menjamin Keberlanjutan dan
Pengembangan pariwisata dengan eksploitasi Keseimbangan Lingkungan Hidup dan
terhadap sumber daya alam akan Sumber Daya
mengakibatkan dampak negatif terhadap Untuk menjamin keberlanjutan dan
lingkungan, salah satunya degradasi keseimbangan lingkungan hidup dan sumber
lingkungan atau penurunan kualitas/fungsi daya alam, perlu adanya refleksi hasil
lingkungan. Beberapa dampak negatif yang monitoring dan evaluasi. Sampai saat ini,
mungkin timbul akibat penyelenggaraan masih dijalankan pertemuan bulanan antara
pariwisata yang tidak direncanakan dan tidak pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan
dikelola dengan baik, antara lain polusi air, kelompok tani untuk membahas sejauh mana
tanah dan udara, terjadinya bencana seperti kegiatan pariwisata mempengaruhi
tanah longsor, banjir dan permasalahan guna pembangunan Kampung Toddabojo, apa saja
lahan. Sejauh ini, belum ada masalah dampaknya dan bagaimana menghadapi
lingkungan yang serius di Kampung kendala dan menghindari dampak buruknya
Toddabojo. Sampah dan limbah wisatawan baik terhadap budaya, masyarakat maupun
pun masih tidak berbahaya bagi lingkungan. lingkungan. Selain pertemuan bulanan yang
Selain itu masyarakat juga selalu dihimbau diadakan Kelompok Tani Satria, masyarakat
untuk menjaga kebersihan dan melestarikan juga melakukan pengawasan melalui
lingkungannya. perwakilan-perwakilan RW yang diadakan
dalam bentuk rembug warga sebulan sekali.
3) Meningkatkan Konservasi Sumber Daya Hasil dari pertemuan dan evaluasi ini
Alam dan Lingkungan kemudian disosialisasikan kepada masyarakat
Beberapa manfaat dari adanya pariwisata melalui tokoh masyarakat setempat.
berbasis alam adalah adanya perlindungan
terhadap sumber mata air, pemeliharaan
ekosistem, keanekaragaman hayati dan

62
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

Tabel 3
Pengelompokkan Kesesuaian Pariwisata Kampong Toddabojo Dengan Kriteria Pengembangan
Pariwisata Berbasis Masyarakat
Sesuai Cenderung Sesuai Belum Sesuai
 Membuka kesempatan dan pekerjaan
 Tidak menghilangkan kegiatan ekonomi yang sudah ada;
dengan kegiatan ekonomi baru;  Menyediakan pasar untuk
 Menciptakan hubungan antar sektor;
Ekonomi

 Meningkatkan taraf hidup dan melibatkan masyarakat dalam


 Memberikan kontribusi untuk kegiatan masyarakat;
memberikan manfaat pada masyarakat promosi barang dan jasa wisata.
 Peningkatan kualitas infrastruktur dan fasilitas umum. lokal.
 Mendukung peranan lembaga masyarakat;  Melibatkan masyarakat dalam setiap
 Melestarikan keunikan budaya dan karakteristik lokal; tahap perencanaan;
Budaya

 Menciptakan kesempatan pendidikan


Sosial-

 Member nilai tambah budaya lokal;  Menciptakan kebanggaan


dan pelatihan bagi masyarakat lokal.
 Menawarkan barang dan jasa wisata yang bertanggung masyarakat dan rasa kepemilikan
jawab terhadap kehidupan sosial lingkungan masyarakat terhadap pariwisata.
 Meningkatkan konservasi sumber daya
alam dan lingkungan;
Lingkungan

 Memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan,


tetapi tidak mengeksploitasi;  Merefleksikan hasil monitoring untuk
menjamin keberlanjutan dan
 Memperkecil dampak lingkungan
keseimbangan lingkungan hidup dan
sumber daya.
Sumber: Hasil Analisis, 2010

Kriteria pengembangan pariwisata berbasis masih cenderung sesuai dan 3 kriteria belum
masyarakat kemudian dikelompokkan sesuai dengan kriteria pariwisata berbasis
sebagaimana pada Tabel III. Dari masyarakat. Oleh karena itu, dalam
pengelompokan tersebut diperoleh hasil bahwa pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
secara umum, kondisi di Kampung Wisata di Kampung Toddabojo perlu memprioritaskan
Toddabojo sudah cenderung sesuai dengan kriteria yang belum terpenuhi, sehingga
kriteria pariwisata berbasis masyarakat. Hal ini pengembangan pariwisata berbasis masyarakat
akan memudahkan perumusan rekomendasi di Kampung Toddabojo nantinya dapat
untuk pengembangan pariwisata berbasis terlaksana secara optimal, dimana kegiatan
masyarakat di Kampung Toddabojo. pariwisata dapat kesejahteraan masyarakat
namun tetap dapat melestarikan lingkungan
4. Penutup Kampung Toddabojo.

Kesesuaian pariwisata Toddabojo dengan Dengan produk wisata yang ditawarkan, maka
kriteria pariwisata berbasis masyarakat yang arahan yang paling tepat adalah mengangkat
dianalisis dari persepsi masyarakat, wawancara karakter asli Kampung Toddabojo dalam
dengan tokoh masyarakat, pengelola fasilitas strategi pengembangan produk wisatanya, dan
wisata, instansi pemerintah dan Kelompok kemudian disusun kerangka pengembangannya
Tani Satria diperoleh hasil bahwa secara berdasarkan produk wisatanya, sehingga
umum, kondisi Kampung Toddabojo sudah kegiatan pariwisata di Kampung Toddabojo
sesuai dengan kriteria pariwisata berbasis dapat menjadi bentuk pariwisata yang
masyarakat. Dari 18 kriteria pariwisata berkelanjutan. Untuk mendukung hal tersebut
berbasis masyarakat yang telah dirumuskan, 10 peningkatan kualitas masyarakat harus menjadi
diantaranya sudah sesuai dengan kondisi perhatian utama, misalnya dengan melakukan
Kampung Toddabojo saat ini. Berdasarkan pelatihan atau penyuluhan tentang cara
hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan menghasilkan nilai tambah dari produk
bahwa kondisi Kampung Toddabojo saat ini pertanian dan peternakan, serta pelatihan
sudah berbasis masyarakat, meski belum terkait pengembangan pariwisata, sehingga
optimal, karena masih terdapat 5 kriteria yang pada akhirnya mampu menciptakan produk-

63
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 22/No.1 April 2011

produk kepariwisataan yang mempunyai Hausler, Nicole dan Strasdas, Wolfgang. 2003.
keunggulan kompetitif dan komparatif di pasar Training Manual For Community Based
Tourism. InWEnt, Zschoutau.
internasional. Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning: An
Integrated and Sustaniable Development
Ucapan Terima Kasih Approach. New York : Van Nostrand
Reinhold.
Kelompok Tani Satria. 2008. Laporan Tahunan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Kelompok Tani Satria.Sidrap
Teti Armiati Argo, MES., Ph.D. untuk arahan Kelompok Tani Satria.2008. Proposal Kegiatan
dan bimbingan sehingga artikel ini dapat Kelompok Tani Satria.Sidrap
ditulis. Terima kasih juga kepada dua mitra Kelurahan Bangkae, 2009. Data Monografi.
bestari yang telah memberikan komentar yang Lea, John. 1995. Tourism and Development in
berharga. Third World. London & New York :
Routledge
Murphy,Peter. E. 1998. Tourism : A Community
Daftar Pustaka
Approach. London : Methven.
Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang. RTRW
Ardika, I Wayan. 2004. Pariwisata Bali: Kabupaten Sidrap 2007 - 2016.
Membangun Pariwisata-Budaya dan Pemerintah Kelurahan Bangkae. 2008. Data
Mengendalikan Budaya Pariwisata. Bali Menuju Pusat Studi Pariwisata UGM dan Kementerian
Jagadhita: Aneka Perspektif. Denpasar: Pustaka Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
Bali Post halaman 20-33. RI. 2005. Penanggulangan Kemiskinan
BPS Kabupaten Sidrap. 2009. Sidenreng Rappang Melalui Pariwisata. Yogyakarta: Kepel
dalam Angka 2008. Press
Damanik, Janianton dan Weber, Helmut F. 2006. Soekadijo, R.G. 1995. Anatomi Pariwisata:
Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke Memahami Pariwisata Sebagai System
Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Linkage. Bandung : Angkasa.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. 1999 Tampubolon. 1977. Perencanaan Kesejahteraan
Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009 Sosial. Yogyakarta: Kelompok Penelitian
mengenai Kepariwisataan Sosial dan Politik.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi World Tourism Organization. 2000. WTO News
Sulawesi Selatan. 2005. Inventarisasi Objek Issue 2. Madrid.
Wisata Potensial di Sulawesi Selatan.
Goodwin, H. 1996. In Pursuit of Ecotourism,
Biodiversityand Conservation. Netherland :
Springer.

64

Anda mungkin juga menyukai