Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN MAGANG

DI UPT STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN


MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (SKIPM)
PADANG

Disusun Oleh:

Ridho Julianto 230110150164


Fadhiilah 230110150170
Muhammad Heffiqri R 230110150201

PROGRAM STUDI PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan kegiatan magang dan penyusunan laporan ini. Tujuan
penulisan laporan magang ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat atau
permintaan dari Kepala UPT SKIPM Kelas I Padang.
Laporan ini membahas mengenai kegiatan selama proses magang.
Penulisan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kepala UPT SKIPM Kelas I Padang beserta staff;
2. Seluruh peserta kegiatan magang.
Kami memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan laporan ini.
Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik untuk penyempurnaan
laporan ini. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga
pembaca tentunya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Padang Pariaman, Januari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... iii

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................2
1.3 Manfaat ........................................................................................2

II KEADAAN UPT
2.1 Keadaan Umum UPT ...................................................................3
2.2 Kegiatan UPT ..............................................................................3

III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................7
3.2 Metode Pengambilan Data ...........................................................7

IV LAPORAN KEGIATAN
4.1 Pelayanan .....................................................................................8
4.2 Laboratorium .............................................................................10
4.3 Persuratan...................................................................................14

V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ....................................................................................15
5.2 Saran ..........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................16
LAMPIRAN .......................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Hasil Uji Biokim ..................................................................................... 12

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Alur Surat Masuk ....................................................................... 6


Gambar 2. Alur Surat Keluar .................................................................................. 6

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

LAMPIRAN 1. Pelayanan .................................................................................... 17


LAMPIRAN 2. Laboratorium ............................................................................... 18
LAMPIRAN 3. Persuratan….................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan adalah sebuah ilmu yang mempelajari segala kegiatan manusia
yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati
perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada
umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan
wilayah yang berdekatan serta lingkungannya. Perkembangan zaman menjadikan
ilmu perikanan harus terus berkembang dan harus dimodernisasi secara bertahap.
Selain itu, Indonesia pada saat ini terus berupaya mengembangkan sektor
perikanan dan kelautan karena Indonesia sesungguhnya adalah negara maritim
dengan luas wilayah lautan jauh lebih besar dibandingkan wilayah daratannya.
Oleh karena itu, kemajuan disektor perikanan dan kelautan merupakan suatu hal
yang mutlak bagi negara Indonesia
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan konsumsi ikan merupakan hal
yang baik dan harus dipertahankan karena kita tahu begitu banyak kandungan gizi
dan protein yang ada pada ikan. Selain itu kandungan lemak jenuh pada ikan lebih
rendah dibandingkan pada daging. Sangat banyak keuntungan yang diperoleh dari
mengonsumsi ikan, sehingga pemerintah terus berupaya mengajak masyarakat
Indonesia untuk mengonsumsi ikan agar tercipta generasi yang cerdas, kuat,
tangkas serta sehat. Peningkatan jumlah konsumsi ikan juga harus diikuti oleh
peningkatan mutu dan kualitas ikan. Ikan yang dikonsumsi harus bebas dari hama
dan penyakit ikan dan sehat. Oleh karena itu kami melakukan magang di Badan
Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Padang untuk memperoleh ilmu dan
pengalaman di bidang HPIK.
Ilmu yang didapatkan pada saat kuliah akan berbeda ketika langsung
melakukan pada suatu instansi. Magang akan memberikan pengalaman kepada
mahasiswa bagaimana suasana dalam suatu instansi perikanan. Perbedaan kondisi
pada saat kuliah dengan bekerja merupakan tujuan dari magang, agar mahasiswa
terbiasa bekerja dalam kelompok, dengan target, dan tekanan yang lebih tinggi.

1
Selain itu mata kuliah Hama dan Penyakit pada Ikan di kampus merupakan mata
kuliah umum, sehingga harus diperdalam dengan magang pada kantor yang
berkaitan dengan HPIK. Oleh karena itu magang sangat dibutuhkan oleh
mahasiswa untuk mengasah kemampuannya dan menambah pengalaman sesuai
dengan minat yang dimiliki.

1.2 Tujuan
Tujuan dari magang ini adalah untuk menambah ilmu dan pengalaman
dibidang Hama dan Penyakit Ikan, cara pencegahan, cara penanggulangan,
transportasi ikan, pelayanan publik perikanan, persuratan perikanan dan lain-lain.

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapatkan dalam magang ini adalah mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang didapatkan dalam masyarakat. Selain itu dapat menunjang
kegiatan perkuliahan karena ilmu yang didapatkan lebih dalam dan dapat
mengedukasi masyarakat mengenai hama dan penyakit yang terdapat pada
komoditas perikanan.

2
BAB II
KEADAAN UPT

2.1 Keadaan Umum UPT


UPT BKIPM Padang ini berada di Jl. Raya Bandara Internasional
Minangkabau Padang Pariaman. Sumberdaya manusia terdiri atas;
Struktural : 4 orang
Teknis :
Wanita : 4 Orang,
Pria : 7 Orang
Non Teknis :
Wanita : 6 Orang
Pria : 4 Orang
Untuk Laboratorium terdapat pada level III++ dan terakreditasi KAN ISO 17025 :
2008 tanggal 08 Oktober 2012. Nomor Akreditasi: LP-648-IDN. Metode
pemeriksaan yang dapat dilakukan; Komparasi (parasit), Uji Biokimia (bakteri
secara konveksional), dan Histologi/Virologi (PCR).

2.2 Kegiatan
2.2.1 Pelayanan
Bagian Pelayanan merupakan bagian yang penting dalam proses tindakan
karantina ikan yaitu kegiatan mencegah masuk dan tersebarnya Hama dan
Penyakit Ikan Karantina dari luar negeri, dari suatu area ke area lain di dalam
negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Bagian
Pelayanan bertugas memeriksa kebenaran komoditi sesuai permohonan,
penahanan komoditi yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan aturan yang
berlaku, dan menerbitkan sertifikat pelepasan sebagai tanda diperbolehkannya
komoditi masuk/keluar suatu wilayah.

3
2.2.2 Laboratorium
Laboratorium pada kantor BKIPM terbagi 6 atas mekanisme kerja
pemeriksaan sampel, yaitu;
1. Lab penerimaan sampel
Lab ini berfungsi untuk menerima sampel berupa komoditas
perikanan yang akan diperiksa. Pada lab ini dilakukan neukropsi terhadap sampel
untuk mengambil bagian tubuh yang menjadi target dari bakteri, parasit, atau
virus. Bagian tubuh yang biasanya dijadikan sampel adalah insang dan lendir dari
sisik. Sampel insang dan lendir yang diperoleh diletakkan pada media slideglass
dan ditutup oleh coverglass dengan pemberian sedikit NaCl fisiologis. Pemberian
NaCl fisiologis bertujuan agar sampel tidak cepat rusak dan kualitas sampel
terjaga ketika diamati. Standar laboraturium mewajibkan setiap petugas yang
memeriksa sampel harus menggunakan gloves, masker, dan menyemprotkan
alkohol kebagian-bagian yang sensitif bakteri. Setelah melalui lab penerimaan
sampel, sampel dibawa ke lab parasitologi dan mikologi.
2. Lab parasitologi dan mikologi
Lab ini berfungsi untuk mengamati apakah sampel yang telah
diamati terdapat parasit atau jamur. Sampel insang dan lendir yang telah diperoleh
langsung diamati pada mikroskop. Mikroskop pada laboratorium ini telah
tersambung langsung dengan pengamat laptop yang mempermudah dalam proses
pengamatan sampel. Setelah dari lab ini, sampel dan sisa ikan yang digunakan
dibawa ke laboratorium bakteriologi.
3. Lab bakteriologi
Lab ini berfungsi untuk mengamati apakah pada sampel terdapat
bakteri yang berbahaya bagi komoditas perikanan. Prosedur yang dilakukan dalam
pengamatan adalah pengamatan dilakukan dengan kondisi steril di laminar air
flow. Dinyalakan bunsen lalu dipanaskan jarum ose agar tidak kontaminan.
Setelah itu digoreskan jarum ose pada lendir dan ginjal ikan, lalu diinokulasi pada
media agar. Penanaman bakteri berada pada kondisi steril di laminar air flow
dengan bunsen yang menyala. Setelah dilakukan penanaman, disimpan media

4
pada inkubator selama 24 jam. Tahap selanjutnya diesok harinya dilihat apakah
terdapat bakteri yang tumbuh.
Bila terdapat bakteri yang tumbuh maka dilakukan pengambilan
bakteri tersebut atau isolasi, lalu dilakukan pemurnian dengan penanaman bakteri
pada media agar yang baru dan akhirnya diletakkan pada inkubator. Diesok
harinya dilihat sampel apakah terdapat bakteri, jika terdapat maka dilakukan uji
biokimia. Uji biokimia menggunakan media agar (tegak, miring, dan sebar),
reagen, dan gula. Uji biokimia bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri
berdasarkan diagram uji. Diagram uji akan ditandai sesuai dengan hasil yang
didapat pada uji biokimia. Tanda pada diagram akan mengerucut dan mengarah
kepada suatu nama spesies bakteri.
4. Lab virus
Lab virus bertujuan untuk mengamati apakah terdapat virus dalam
suatu sampel. Pengamatan virus menggunakan PCR dan perangkat pembantu
lainnya. Tahapan dalam identifikasi virus adalah ekstraksi, amplifikasi,
elektroforesis, dan dokumentasi.
5. Lab histologi
Lab histologi bertujuan untuk memeriksa jaringan suatu sampel
yang bertujuan mengetahui apakah sampel terkena virus, bakteri, jamur, atau
parasit. Laboratorium histologi ini merupakan laboratorium pemeriksaan tingkat
lanjut terhadap sampel. Terdapat banyak perangkat dalam lab ini, seperti tissue
prosesor, mikroton, waterbath, dan lain-lain.
6. Lab persiapan bahan dan sterilisasi
Lab ini bertujuan untuk membuat media yang dibutuhkan dalam
identifikasi bakteri, virus, jamur, parasit dan juga untuk mensterilisasi alat dan
bahan yang telah digunakan untuk mengidentifikasi.

2.2.3 Persuratan
Pada bagian persuratan kami melakukan penulisan dan penyusunan arsip,
dimana arsipnya itu berupa dokumen surat masuk dan keluar yang memiliki alur
sebagai berikut:

5
Gambar 1. Alur Surat Masuk

Gambar 2. Alur Surat Keluar

6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan magang ini dilaksanakan di UPT Stasiun Karantina Ikan,
Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM), Jl. Raya Bandara
Internasional Minangkabau Padang Pariaman selama 2 minggu mulai dari tanggal
16 sampai 27 Januari 2017.

3.2 Metode Pengambilan Data


Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah secara langsung
yakni dengan mengikuti segala kegiatan yang ada di UPT SKIPM sesuai perizinan
dari Kepala UPT SKIPM.

7
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN

4.1 Pelayanan
Layanan Karantina Ikan Ekspor adalah layanan Sertifikasi Kesehatan
ikan/hasil perikanan yang akan diekspor sesuai persyaratan ke/oleh negara tujuan.
Sertifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa ikan/hasil perikanan yang
dikeluarkan dari dalam wilayah RI bebas dari hama penyakit ikan
karantina/penyakit yang dipersyaratkan, sesuai jenis dan jumlahnya dengan
dokumen yang menyertai serta bebas/tidak berpotensi sebagai media pembawa
penyakit Zoonosis (bersifat menular ke manusia), sesuai Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina
Ikan.
Sertifikasi dilakukan melalui tindakan karantina (8P: Pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan,
pembebasan). Kegiatan selama proses magang di bagian pelayanan yang
dilakukan adalah menerima permohonan, mempelajari cara membuat sertifikat,
melakukan pengamatan komoditi yang datang, dan merekapitulasi data Ekspor
dan Domas (domestik masuk). Selama kegiatan di bagian pelayanan dapat
diketahui prosedur dari pengeluaran sertifikat yakni;
1. Pemilik Ikan/hasil perikanan (media pembawa) mengajukan
pelaporan secara tertulis kepada Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis)/Wilayah
Kerja – KIPM. diserahkan kepada petugas di ruang pelayanan.
Ketentuan waktu pelaporan :
 Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pengeluaran bagi ikan hidup,
 Sekurang-kurangnya 1 (satu) hari sebelum pengeluaran bagi ikan non
hidup (hasil perikanan),
 Pada saat pengeluaran untuk pakan / bahan pakan ikan
2. Pengelolaan Administrasi Pelaporan dan Pemeriksaan Dokumen
Persyaratan, meliputi :

8
 Pencatatan
 Registrasi
 Pemeriksaan / Verifikasi Dokumen (Kelengkapan, Keabsahan, Kesesuaian
Jenis dan Jumlah);
Pengelolaan administrasi pelaporan dan pemeriksaan dokumen
dilaksanakan Petugas Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) UPT tempat
ikan / hasil perikanan dikeluarkan;
3. Permohonan yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan
dokumen selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik melalui tindak karantina
pengambilan sampel, dalam rangka pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan
kesehatan dilakukan secara klinis dan / atau laboratoris ;
Terhadap permohonan yang tidak memenuhi persyaratan kelengkapan
dokumen dilakukan tindakan penolakan.
4. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan secara klinis dan/atau
laboratories ternyata media pembawa tersebut :
a. bebas Hama dan Penyakit Ikan (HPI) yang dipersyaratkan oleh
Negara tujuan, maka terhadap media pembawa tersebut dibebaskan dengan
diberikan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for
Fish and Fish Products);
b. tertular HPI yang dipersyaratkan oleh Negara tujuan yang
merupakan HPIK Golongan I, maka terhadap media pembawa tersebut ditolak
pengeluarannya dan ditindaklanjuti dengan pemusnahan;
c. tertular HPI yang dipersyaratkan oleh Negara tujuan yang
merupakan HPIK Golongan II, maka terhadap media pembawa tersebut diberi
perlakuanApabila hasil pemeriksaan klinis dan /atau laboratoris ikan / hasil
perikanan terinfeksi / terkontaminasi penyakit ikan yang tidak diperbolehkan ada
(Gol I) maka dilakukan tindakan penolakan atau pemusnahan;
Dalam rangka mengecek kesesuaian antara isi dokumen karantina
dengan jenis, jumlah dan/atau ukuran media pembawa, Petugas Karantina wajib
melakukan pemeriksaan ulang terhadap media pembawa yang akan dikeluarkan,
paling lambat 2 (dua) jam sebelum keberangkatan.

9
Apabila berdasarkan pemeriksaan ulang ternyata terdapat
kesesuaian antara isi dokumen karantina dengan jenis, jumlah, dan/atau ukuran
media pembawa yang akan dikeluarkan, maka petugas karantina menyerahkan
Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan (Health Certificate for Fish and
Fish Products) atau Sertifikat Kesehatan Ikan Domestik kepada pemilik media
pembawa di tempat pengeluaran.

4.2 Laboratorium
Senin, 16 Januari 2017 praktikan mendapatkan kesempatan untuk
memeriksa 2 ekor sampel ikan nila yang terdapat di kolam BKIPM Padang.
Kegiatan dimulai dengan menerima sampel di ruang nekropsi diamati sampel
secara visual terlebih dahulu. Berdasarkan pengamatan secara visual, terdapat
ulcer pada insang dan pada sirip dorsal salah satu ikan. Ulcer berbentuk seperti
luka atau bercak pada tubuh ikan. Untuk pemeriksaan lebih lanjut dilakukan
pengambilan lendir dan insang ikan yang diletakkan pada coverglass dengan
pemberian sedikit NaCl fisiologis. Setelah selesai, sampel dibawa ke laboratorium
parasitologi dan mikologi.
Parasit dan jamur diperiksa di laboratorium parasitologi dan mikologi.
Sampel lendir dan insang diamati pada mikroskop. Proses pengamatan pada
mikroskop berlangsung lebih mudah dari biasanya karena mikroskop dapat
disambungkan ke laptop sehingga hasil dapat dengan mudah dilihat melalui
laptop. Pada hasil percobaan praktikan, tidak terdapat jamur atau parasit yang
mendandakan sampel bebas virus dan jamur. Tidak terdapatnya virus dan jamur
terjadi karena dua kemungkinan, yaitu karena memang tidak ada virus dan jamur
dan mungkin juga karena virus dan jamur mati yang disebabkan oleh terlalu
lamanya sampel diperiksa pada laboratorium parasitologi dan mikologi. Parasit
yang yang biasa menyerang komoditas perikanan antara lain : Dactylogyrus sp.,
Girodactylus sp., Trichodina s.p, Octolasmis, Trichodinela sp., dan lain-lain.
Setelah dari lab ini maka sampel dibawa ke lab bakteriologi.
Lab bakteriologi berfungsi untuk memeriksa apakah sampel terjangkit
bakteri. Prosedur kerja untuk mengidentifikasi bakteri cenderung lebih panjang

10
dibandingkan pada pemeriksaan parasit dan jamur. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum antara lain : jarum ose, bunsen, media agar, dan
kertas label. Pemeriksaan bakteri diawali dengan menyiapkan alat dan bahan
untuk inokulasi bakteri. Bakteri diambil dengan cara menggoreskan ose yang
telah steril ke bagian sumber bakteri target yaitu ginjal dan bagian luka pada ikan.
Setelah itu digoreskan ose tadi ke media agar yang telah dibagi dua, satu untuk
ginjal dan satu untuk luka. Media agar yang telah digores dimasukkan ke dalam
incubator selama 24 jam. Setelah 24 jam, dikeluarkan media agar dan diamati
mikroba. Berdasarkan pengamatan terhadap media agar, hanya dua media yang
terdapat mikroba, sedangkan media agar yang satu (Fiqri) tidak tumbuh mikroba.
Prosedur selanjutnya adalah pemurnian mikroba yang telah didapatkan.
Pemurnian dilakukan dengan cara mengambil mikroba dari media yang lama ke
media yang baru, lalu dimasukkan ke dalam incubator selama 24 jam.
Setelah 24 jam di inkubasi, dilakukan pengamatan terhadap media agar
tersebut. Berdasarkan pengamatan belum terdapat tanda adanya mikroba,
sehingga diinkubasi kembali selama 24 jam. Jadi total inkubasi untuk pemurnian
adalah selama 2 x 24 jam. Setelah 24 jam, diamati media agar dan ternyata telah
terdapat mikroba pada media tersebut. Selanjutnya adalah dilakukan uji biokimia
untuk mengidentifikasi mikroba yang didapatkan. Uji biokimia menggunakan
media biokimia seperti gula, media agar tegak dan miring. Prosedur yang
dilakukan adalah menyiapkan peralatan uji biokimia seperti jarum ose, media uji,
bunsen, dan rak tabung reaksi. Pastikan keadaan peraltanyang digunakan
danlingkunfansekitar dalam kondisi steril. Terdapat bermacam-macam media
biokimia yang digunakan sehingga cara penggoresan mikroba berbeda-beda
tergantung zatnya. Adapun cara menguji masing-masing zat adalah dicelupkan
(cair), ditusuk (padat) , ditusuk dan digores (miring). Kemudian media agar untuk
pengujian Mac Conkey digoreskan oleh mikroba yang telah diperoleh. Selanjutnya
media uji dimasukkan ke inkubaor untuk diinkubasi selama 2x24 jam.
Setelah 2x24 jam, praktikan menganailis hasil menggunkan tabel
pembacaan hasil biokimia, terdapat beberpa indikator pengujian biokimia yang
akan mengidentifikasi adanya mikroa, seperti; katalase, oksidease, gelatin dan

11
lain-lain. Setelah pengujian selesai, diinput data ke tabel pembacaan hasil
biokimia.
Tabel 1. Hasil Uji Biokim
Hasil
Uji
Ridho (ginjal) Fiqri (luka)

Gram - -

Motility - +

Katalase + +

Oksidase + +

Glukosa - -

O/F - -

TSIA K/K M/M

Urease - -

Ornitin - -

Indole - -

Lysindecarboxylase + +

Gelatin - -

Citrat ( SCA) - +

MR / VP -/- -/-

Arabinosa / sukrosa -/- -/-

Meilibiosa / rhamnosa /- /-

Inositol / xylosa -/- -/-

Mannitol / trehalosa -/- -/-

Sorbitol / laktosa -/- -/-

12
Hasil
Uji
Ridho (ginjal) Fiqri (luka)

Maltosa / fruktosa -/- -/-

Salisin/gliserol -/- -/-

Aeskulin - -

MacConkey - +

SPESIES BAKTERI Moraxellaurethralis Pseudomonasalkaligenes


Berdasarkan data yang diperoleh bakteri yang didapatkan berdasarkan uji
biokimia adalah Moraxellaurethralisdan Pseudomonasalkaligenes. Kedua bakteri
ini bukan merupakan HPIK, sehingga aman untuk dikonsumsi atau
ditrasnportasikan. Pengujian biokimia berbeda perlakuan berdasarkan jenis
medianya. Misalnya katalase menggunakan larutan H2O2 sebagai penguji bakteri,
ada yang diidentifikasi berdasarkan perubahan warna, ada yang menggunakan
larutan KOH, dan lain-lain.
Pemeriksaan virus dilakukan di laboratorium PCR, namun praktikan tidak
melakukan pemeriksaan virus karena karyawan laboratorium sedang tidak ada dan
untuk mengidentifikasi virus membutuhkan waktu yang lama. Prosedur
mengidentifikasi virus yaitu: ekstraksi, amplifikasi, elektroforesis, dan
dokumentasi. Untuk memeriksa virus harus menggunakan kit yang sesuai dengan
virus target. Misalnya virus target adalah KHV, maka kit yang digunakan adalah
kit KHV. Kit KHV hanya dapat digunakan oleh virus KHV, tidak dapat
digunakan untuk memeriksa virus lain
Laboratorium histologi digunakan untuk melihat jaringan sampel yang
mengindikasikan sampel terkena serangan virus, parasit, ataupun jamur. Hasil
jaringan yang didapatkan dibandingkan dengan jaringan normal, maka akan
terlihat perbedaan ketika sampel terserang hama atau penyakit dengan jaringan
normal. Dengan kata lain pada ruang histologi kita dapat mengidentifikasi sampel
secara keseluruhan, apakah terkena virus, parasit, ataupun jamur. Alat-alat yang
terdapat pada lab histologi adalah tissue prosesor, mikroton, embeling, waterbath,

13
dan lain-lain. Tissue prosesor digunakan untuk perendaman bertingkat media
jaringan secara otomatis berdasarkan waktu yang ditentukan. Mikroton digunakan
untuk memotong spesimen biologi menjadi bagian yang sangat tipis untuk
pemeriksaan mikroskop. Water bath digunakan untuk pemanasan air sebagai
media pemanasan tabung reaksi.

4.3 Persuratan
Dalam persuratan banyak hal yang dapat dibahas yakni bagian surat masuk
dan keluar terdapat perbedaan, kalau surat masuk umumnya surat keterangan
kesehatan dari kantor SDA dan surat perizinan, lalu surat keluar berupa surat
keputusan, surat keterangan, dan lain-lain. Surat awalnya diterima dan
dikeluarkan oleh perizinan KTU, kemudian dilakukan penulisan surat ke dalam
daftar surat masuk dan keluar dibukunya, ditulis di dalam sana terdapat kode,
keterangan, nomor surat, dan lampirannya. Selanjutnya dibuat juga di lembar
disposisi untuk menyalin beberapa opsi dalam surat terlampir tersebut dan juga
sebagai intruksi dari bawahan ke atasan dan sebaliknya.
Surat yang telah ditulis tersebut kemudian diberikan kepada Kepala untuk
diperiksa dan ditandatangani, kemudian dikembalikan lagi ke KTU dan
jajarannya. Surat yang telah diurus kemudian di fotocopy beberapa rangkap,
menyesuaiakan kebutuhan administrasi dan jajaran lainnya. Setelah mendapatkan
beberapa arsip sertifikat bekas administratif disusun berdasarkan nomor urut yang
kecil paling bawah hingga yang paling besar diatas lalu dimasukkan ke dalam
map, untuk berjaga-jaga agar jika dibutuhkan nanti oleh pihak pelapor.
Tugas di persuratan lumayan sedikit mungkin dikarenakan keahlain saya
(M Heffiqri R) masih kurang dibutuhkan karena dalam persuratan lebih banyak
berhubungan dengan registrasi dan komputerisasi yang sudah ada ahlinya,
sehingga saya hanya melakukan kegiatan melubangi, mengklep, dan lain-lain.
Adapun surat masuk berupa PNBP, umumnya lebih banyak surat keluar dari pada
surat masuk karena banyaknya laporan ke kantor pusat. Saya lebih sering
menysusun dokumen atau arsip surat. Terkadang membuat rekapitulasi dengan
menulis prestasi kinerja PNS untuk pemerintah pusat.

14
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan magang di UPT BKIPM Padang ini memang sangat
bermanfaat, menambah wawasan serta pengalaman kami selaku Mahasiswa/i
Perikanan karena kegiatan yang dilaksanakan sangat berhubungan dengan jurusan
kuliah yang kami jalani, dan menjadi gambaran dari prospek kerja bidang
Perikanan.

5.2 Saran
a. Penting diadakannya gotong royong (halaman belakang) untuk menjaga
kebersihan lingkungan tetap asri juga meningkatkan kekeluargaan,
b. Dapat diadakannya FGD antar analis dan penyelia guna menambah
wawasan dan meningkatkan keterampilan,
c. Perlu pembenahan kantor yang lebih layak dan terawat,
d. Proses pelayanan hendaknya lebih ditingkatkan lagi dan dilaksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku,
e. Petugas pemeriksa kebenaran komoditi lebih baik jika lebih dari satu orang
untuk mengefesienkan waktu.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bkipm.kkp.go.id/bkipm/profil/upt
diakses pada Kamis, 26 Januari 2017. 18.00 WIB.

16
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Pelayanan

17
LAMPIRAN 2. Laboratorium

18
LAMPIRAN 3. Persuratan

19

Anda mungkin juga menyukai