1. Apakah IgY spesifik anti HIV dapat menghambat pembentukan syncytium pada limfosit
2. Apakah IgY spesifik anti HIV efektif dalam menghambat infeksi HIV yang dapat
CXCR4 pada kelompok limfosit T yang diinfeksi oleh HIV dengan penambahan IgY
spesifik anti HIV dan kelompok tanpa penambahan IgY spesifik anti HIV?
TUJUAN DISERTASI
1. Membuktikan bahwa IgY spesifik anti HIV dapat menghambat pembentukan syncytium
2. Membuktikan IgY spesifik anti HIV efektif dalam menghambat infeksi HIV yang dapat
CXCR4 pada kelompok limfosit T yang diinfeksi oleh HIV dengan penambahan IgY
spesifik anti HIV dan kelompok penambahan IgY spesifik anti HIV.
PENDAHULUAN
- Unit eksperimen, adalah unit terkecil dalam suatu eksperimen yang diberikan suatu
perlakuan. Unit terkecil bisa berupa petak lahan, individu, sekandang ternak dan lain-lain
bergantung pada bidang penelitian (Montgomery, 2001).
Unit eksperimen di dalam penelitian ini adalah sel limfosit T, karena pada penelitian
ini sel limfosit T yang diberikan perlakuan dengan IgY spesifik anti HIV. Perlakuan
yang diberikan akan menghambat proses pengikatan virus dengan sel limfosit T.
- Perlakuan (treatment), yaitu suatu prosedur atau metode yang diterapkan pada unit
eksperimen (Montgomery, 2001).
Prosedur atau metode yang diterapkan dapat berupa pemberian jenis pupuk yang
berbeda, dosis pemupukan yang berbeda, jenis varietas yg digunakan berbeda,
pemberian jenis pakan yang berbeda, atau kombinasi dari semua taraf-taraf beberapa
faktor, dll.
Perlakuan berdasarkan nilai-nilai yang dicobakan dapat dibedakan menjadi 2 , yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Contoh perlakuan kualitatif: jenis pupuk, varietas tanaman,
dll, sedangkan contoh perlakuan kuantitatif: pemberian dosis pemupukan
Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemberian IgY dalam suatu media kultur
bersama dengan sel MOLT4 dan virus MT4-HIV.
- Variabel terkendali adalah variabel yang dapat dikendalikan oleh peneliti.
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah konsentrasi pemberian IgY ,
karena hal tersebut dapat ditentukan oleh peneliti (berapa konsentrasi yang
diberikan)
- Variabel respon adalah variabel yang diobservasi / diukur.
Variabel respon dalam penelitian ini adalah banyaknya syncytium yang
terbentuk serta densitas/kepadatan reseptor CD4, CCR5 dan CXCR4.
Macam-macam Variabel dalam Eksperimen desain:
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, langkah analisis yang akan
1. Pada rumusan masalah pertama, IgY spesifik anti HIV dimasukkan ke dalam media
kultur bersama dengan sel MOLT4 dan virus MT4-HIV yang disebut dengan uji
Synctium, untuk mengetahui kemampuan IgY spesifik anti HIV dalam menghambat
terbentuknya molekul syncytium (giant molecular). Pada tahapan ini akan dilakukan
analisis statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap /ANOVA, untuk
mengetahui efektif atau tidaknya IgY spesifik anti HIV dalam menghambat
- Level yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsentrasi IgY (1500ppm; 750
ppm; 375 ppm; 187,5 ppm; 93,75 ppm; 46,875 ppm; 23,44 ppm; dan 11,72 ppm, serta
tidak diberikan IgY). Observations dalam penelitian ini adalah perulangan yaitu
sebanyak 5.
- Pengujian hipotesis pada Rancangan Acak Lengkap adalah suatu prosedur statistik yang
menggunakan penyelesaian analisis varians satu arah (One Way Anova) untuk
mendukung kebenaran hipotesis.
One way anova merupakan
Penelitian ini menggunakan One Way Anova karena
- Langkah pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pengujian kesamaan varians pada data
Beberapa prosedur statistik, seperti ANOVA dan regresi, mensyaratkan bahwa
varians dari data harus sama. Varians digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
persebaran nilai hasil observarsi terhadap rata-rata. Varians yang rendah
menandakan data yang berkelompok dekat satu sama lain. Varians yang tinggi
menandakan data yang lebih tersebar. Terdapat 3 jenis metode untuk pengujian
kesamaan varians.
• Uji Barlett, digunakan ketika data berdistribusi normal.
• Uji Levene digunakan ketika data memiliki tipe data kontinyu tetapi tidak
mengharuskan berdistribusi normal.
• Uji F untuk membandingkan varians antar kelompok dengan varians di dalam
kelompok.
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Uji Levene.
Keterangan :
n = jumlah observasi
k = banyaknya kelompok
Sumber Variasi SS Db MS F0
Perlakuan SStreatment a-1 MStreatment
Error SSerror N-a MSerror F0
Total SStotal N-1
Keterangan:
SSt = Sum Square Total
Yi j = variabel yang dianalisis
Y.. = Jumlah data
N = Banyaknya data
𝑆𝑆𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟
𝑀𝑆𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 =
𝑁−𝑎
Keterangan:
MSerror = Mean Square Error
SSerror = Sum Square Error
N = Banyaknya data
a = Banyaknya kolom
Keterangan:
F0 = Nilai Statistik Uji
MStreatment = Efek perlakuan
MSerror = Tingkat error
Nilai F0 telah diperoleh melalui perhitungan tabel Anova berikut.
Sumber Variasi SS Db MS F0
Perlakuan SStreatment a-1 MStreatment
Error SSerror N-a MSerror F0
Total SStotal N-1
Daerah kritis
. H0 ditolak jika F0 > F(a-1),(N-a),
= tingkat signifikansi yang ditentukan peneliti
a = banyaknya level/kelompok
N = jumlah data
Dalam software keputusan untuk menerima atau menolak H0 dapat ditentukan
secara mudah dengan menggunakan nilai pvalue, dengan ketentuan sebagai berikut.
Tolak H0 jika pvalue <
Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan keputusan menolak H0 atau menerima H0. Contoh
: Rata-rata konsentrasi IgY yang diberikan adalah berbeda artinya IgY efektif dalam
menghambat pembentukan syncytium pada limfosit T (Tolak H0).
konstan 2 adalah plot antara residual (Y) dengan respon dugaan (fitted value). Ada
4 macam Informasi penting yang dihasilkan oleh plot residual dengan respon dugaan.
Sebagai gambaran keempat informasi penting dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar a plot berbentuk pita horizontal, yang memberi arti residual bersifat identik.
Gambar b plot berbentuk cerobong (plot dari ujung ke pangkal semakin melebar atau
sebaliknya dari ujung ke pangkal semakin mengecil) memberi arti varian residual tidak
identik (bentuk plot seperti Gambar b merupakan bentuk pelanggaran asumsi
residual). Gambar c plot berbentuk tren (semakin lama semakin naik atau sebaliknya
semakin lama semakin turun dan termasuk bentuk pelanggaran asumsi residual).
Gambar d plot membentuk pola (dalam hal ini membentuk pola parabola dan termasuk
bentuk pelanggaran asumsi residual) memberi arti model yang diperoleh tidak
memadai (tidak benar) (Draper N R, Smith H,1981).
Ulangan
Konsentrasi
1 2 3 4 5
1500 ppm
750 ppm
375 ppm
187.5 ppm
93.75 ppm
46.875
ppm
0 ppm /
tanpa IgY
Selanjutnya hasil dari uji syncytium dapat digunakan untuk mengetahui nilai IC90 dari
IgY spesifik anti HIV, yang menyatakan pada konsentrasi berapakah dari IgY spesifik
anti HIV yang dapat menghambat proses replikasi virus HIV. Nilai IC90 diketahui dari
hasil persentase inshibisi, yang diperoleh dari formula berikut.
Keterangan :
A = jumlah syncytium yang terbentuk pada IgY spesifik anti HIV (sampel yang
diuji)
B = jumlah syncytium yang terbentuk pada kontrol negative
Setelah dilakukan perhitungan persentase inhibisi maka struktur datanya akan
mengalami perubahan sebagai berikut.
Ulangan
Konsentrasi
1 2 3 4 5
1500 ppm
750 ppm
375 ppm
187.5 ppm
93.75 ppm
46.875
ppm
Setelah dihitung persentase inhibisi, maka dapat ditentukan konsentrasi mana yang paling
efektif untuk menghambat proses replikasi virus HIV dengan menggunakan pengujian
berganda.
Pengujian Berganda adalah suatu analisis yang dipakai untuk membandingkan perbedaan
diantara kelompok treatment.
Macam-macam pengujian berganda:
a. Perbandingan Berganda dari Rata-rata Treatment
Terdapat empat macam metode yang dapat dipakai yaitu sebagai berikut:
1. Tukey’s Test
2. Fisher Least Significance Difference (LSD)
3. Duncan
4. Newman Keul’s Test
H1 : i j
2. Tahapan selanjutnya adalah mengidentifikasi protein spesifik pada jaringan atau sel
dengan metode immunohistokimia. Hasil dari proses ini berupa data kualitatif yang
menandakan ada atau tidaknya densitas/kepadatan CD4, CCR5 dan CXCR4 pada sel
limfosit T pada uji pembentukan syncytium, yang didasarkan pada intensitas dan distribusi
warna yang dihasilkan dari pewarnaan CD4, CCR5 dan CXCR4. Warna coklat merupakan
reaksi positif (+) terhadap keberadaan densitas CD4, CCR5 dan CXCR4, sedangkan
warna biru merupakan reaksi negatif (-) terhadap keberadaan CD4, CCR5 dan CXCR4.
Pada tahapan ini, analisis statistic yang dipakai hanya menggunakai analisis deskriptif
Berikutnya identifikasi protein pada sel limfosit T dilakukan dengan menggunakan uji
kuatitatif Flowcytometry. Pada pengujian ini, Densitas/kepadatan reseptor CD4, CCR5 dan
CXCR4 ditunjukkan dengan intensitas fluororesensi yang berbentuk persentase (%). Pada
tahap ini, dihasilkan 3 respon, yaitu densitas pada setiap reseptor CD4, CCR5 dan CXCR4,
sehingga metode yang sesuai yaitu Manova One Way. Struktur datanya ditunjukkan sebagai
berikut.
Densitas/Kepadatan
Perlakua 1 2 … 8
n CCR CXCR CD CCR CXCR … CCR CXCR
CD4 5 4 4 5 4 CD4 5 4
R1 R1 R1 R1 … R1 R1
R2 R2 R2 R2 R2 R2
R3 R3 R1 R2 R3 R3 R1 R2 R3 R3 R1 R2
R4 R4 R3 R4 R4 R4 R3 R4 R4 R4 R3 R4
Control R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5
R1 R1 R1 R1 … R1 R1
R2 R2 R2 R2 R2 R2
R3 R3 R1 R2 R3 R3 R1 R2 R3 R3 R1 R2
R4 R4 R3 R4 R4 R4 R3 R4 R4 R4 R3 R4
Case R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5 R5
MANOVA digunakan untuk melihat efek utama dan efek interaksi variabel kategorik
pada variabel dependen interval. MANOVA menggunakan satu atau lebih variabel
independen kategorik sebagai prediktor, seperti halnya ANOVA, tetapi MANOVA
menggunakan lebih dari satu variabel dependen. Uji ANOVA menguji perbedaan mean
pada variabel dependen untuk beberapa variabel independen, sedangkan MANOVA menguji
perbedaan vektor mean beberapa variabel dependen. Kita dapat juga menjalankan post hoc
test untuk melihat nilai faktor mana yang paling berkontribusi signifikan terhadap variabel
dependen (Johnson, 1992).
Asumsi yang berlaku dalam MANOVA antara lain:
1. MANOVA mengasumsikan bahwa setiap pengamatan bersifat independen. Tidak
terdapat pola tertentu dalam memilih sampel.
2. MANOVA mengasumsikan bahwa variabel independen adalah kategorik dan variabel
dependen merupakan variabel kontinu. Sifat homogenitas juga diasumsikan dalam
MANOVA.
3. Pada MANOVA, variabel dependen maupun independen dapat dikorelasikan satu sama
lain.
4. MANOVA mengasumsikan bahwa data terdistribusi normal.
5. Seperti halnya ANOVA, MANOVA juga mengasumsikan bahwa keragaman antar
kelompok sama.
MANOVA dengan beberapa variabel independen memiliki persamaan sebagai
Dengan model multivariat secara umum adalah :
X ij j ij
dimana : i = 1, 2, ....., m
j = 1, 2, ....., ni
X ij adalah observasi