Katarak
Katarak
KATARAK
A. Pengertian
Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies, Inggeris Cataract, dan Latin cataracta
yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan
kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat
tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak umumnya merupakan
penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelaianan kongenital, atau
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa didalam kapsul lensa atau suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi
keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein. Kekeruhan dapat terjadi
akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia
tertentu.(Ilyas,2005)
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. (Nova
Faradilla, 2009)
Definisi lain katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi
keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Katarak terjadi akibat
gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu.
(Hartono,2007)
B. Klasifikasi
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun
1. Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun
tajam. Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak
monokular). Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar-X, Radioaktif
2. Katarak toksika
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu. Selain itu, katarak ini dapat juga terjadi karena penggunaan obat seperti
3. Katarak komplikata
1. Katarak insipien
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak-
seperti melihat ganda pada penglihatan satu mata. Pada stadium ini, proses
kedalaman normal. Iris dalam posisi biasa disertai kekeruhan ringan pada lensa.
2. Katarak imatur
terjadinya myopia, dan iris terdorong ke dapan serta bilik mata depan menjadi
dangkal. Sudut bilik mata depan dapat tertutup seningga mungkin timbul
glaucoma sekunder.
3. Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa. Tekanan cairan dalam lensa sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan
dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan
normal kembali. Tajam penglihatan sudah menurun dan hanya tinggal proyeksi
sinar positif.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lesa dan konteks lensa dapat
mencair sehingga nucleus lensa tenggelam di dalam konteks lensa. Pada stadium
ini, dapat juga terjadi degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa maupun
konteks lensa yang cair dapat masuk ke dalam bilik mata depan. Bahan lensa
dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata depan sehingga timbul glaucoma
C. Etiologi
Penyebab utama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat menderita katarak yang
1. Faktor keturunan
6. Gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam jangka waktu lama
D. Patofiologi
anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, dalam posisi ini daya
refraksi, lensa diperkecil sehingga berkas cahaya pararel akan terfokus ke retina.
yang elastic kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh
peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologik antara korpus fillaris, zonula, dan
retina.
Pada orang yang mengalami lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa,
serat-serat lensa. Perubahan fisik dan kimia pada lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple, memanjang dari badan silier
normal disertai influks air ke dalam lensa yang mengakibatkan patahnya serabut
E. Manisfestasi Klinis
asap dan pupil mata bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak sudah matang
pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga reflek cahaya pada mata menjadi
negatif (-). Bila katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan
menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.Gejala umum gangguan
katarak meliputi:
e. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. (Nova Faradila. 2009)
F. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan visus dengan kartu snellen atau chart projector dengan koreksi
c. Tekanan intraocular (TIO) diukur dengan tonometer non contact, aplanasi atau
schiotz
d. Jika TIO dalam batas normal (<21 mmHg) dilakukan dilatasi pupil dengan tetes
dengan slit lamp untuk melihat derajat kekeruhan lensa apakah sesuai dengan
visus pasien.
1) Derajat 1 : nukleus lunak, biasanya visus masih lebih baik dari 6/12, tampak
keabu-abuan.
5) Derajat 5 : nukleus sangat keras, biasanya visus hanya 1/60 atau lebih jelek.
bahkan sampai kehitaman, katarak ini sangat keras dan disebut juga sebagai
g. Pemeriksaan tambahan : biometri untuk mengkur power IOL jika pasien akan
2007)
G. Komplikasi
b. Edema kornea
d. Atonik pupil
e. Papillary captured
h. Ablasio retina
i. Endoftalmus
H. Penatalaksanaan Medis
Solusi untuk menyembuhkan penyakit katarak secara medis umumnya dengan jalan
operasi. Penilaian bedah didasarkan pada lokasi, ukuran dan kepadatan katarak.
Katarak akan dibedah bila sudah terlalu luas mengenai bagian dari lensa mata atau
katarak total. Lapisan mata diangkat dan diganti lensa buatan lensa buatan (lensa
Lena dapat dikeluarkan dengan pinset atau batang kecil yang dibekukan. Kadang
a. Fakoemulsifikasi
mengambil lensa yang mengalami katarak, lalu kemudian diganti dengan lensa
tanam permanent yang dapat dilihat. Luka hasil sayatan pada kornea kadang
b. Ekstra Kapsuler
Dengan teknik ini diperlukan sayatan kornea lebih panjang, agar dapat
mengeluarkan inti lensa secara utuh, kemudian sisa lensa dilakukan aspirasi.
Lensa mata yang telah diambil digantikan dengan lensa tanam permanent.
I. Diagnosa Keperawatan
katarak)
J. Intervensi Keperawatan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri akan
berkurang
Kriteria Hasil: - Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, Ekspresi wajah
tenang/rileks
INTERVENSI RASINOAL
1. Kaji tingkat nyeri,lokasi dan skala 1. Mengetahui tingkat nyeri
peningkatan nyeri
nyaman
menghindarkan penekanan
Kriteria Hasil: pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, jumlah leukosit dalam
INTERVENSI RASIONAL
suhu adanyaInfeksi
antibiotic
pasien aman.
Kriteria hasil : Pasien tidak jatuh dari bed, pasien terhindar dari resiko jatuh atau
INTERVENSI RASIONAL
mengawasi pasien
4.Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan terbatasnya informasi atau kesalahan
perawatn nya
INTERVENSI RASIONAL
di rumah infeksi
prosedur
DAFTAR PUSTAKA
Pres
Ilyas, Sidarta. 2005. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke tiga. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Komputindo
Nova Faradila. 2009. Glaukoma dan Katarak Senilis. Riau : Fakultas Kedokteran
University Of Riau
Tamsuri, Anas. 2010. Klien Gangguan Mata & Penglihatan. Jakarta : EGC