Proposal Edit
Proposal Edit
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi masyarakat, diprioritaskan pada kelompok masyarakat resiko
tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu hamil, ibu
menyusui serta usia lanjut. ASI di berikan ejak usia dini, terutama pemberian
ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai
berusia 6 bulan. Pemberian ASI secara eksklusif dapat mempercepat penurunan
angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada
akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat (Muhammad, 2006).
Berdasarkan hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2003,
hanya 3,7% bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama, sedangkan
pemberian ASI pada usia 2 bulan pertama 64%, yang kemudian menurun pada
periode berikutnya umur 3 bulan 45,5%, pada usia 4-5 bulan 13,9%, dan umur
6-7 bulan 7,8%. Sementara itu ada peningkatan penggunaan pengganti Air Susu
Ibu (PASI) yang biasa di sebut formula atau susu formula tiga kali lipat dalam
kurun waktu 1997 dari 10,8% menjadi 32,4% pada tahun 2002,hal ini mungkin
di akibatkan kurangnya pemahaman, dukungan keluarga dan lingkungan akan
pemberian ASI secara eksklusif (Tjipta, 2009).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan zat yang sangat baik untuk pertumbuhan
otak salah satu buktinya menurut penelitian, anak yang di berikan ASI tingkat
IQ-nya berbeda 12,9 point di atas anak yang tidak di beri Air Susu Ibu (ASI)
pada anak usia 9,5 tahun. Selain kandungan gizinya yang lengkap, di dalam Air
Susu Ibu (ASI) terdapat enzim pencernaan, enzim inilah yang dapat membantu
pencernaan berbagai nutrisi dan kandungan zat imun (anti infeksi) lebih
maksimal zat inilah yang kelak menjadi perisai tangguh anak dari berbagai
penyakit infeksi yang berbahaya (Utami Rusli, 2009)
Pengetahuan masyarakat tentang ASI Eksklusif masih sangat kurang,
misalnya ibu sering kali memberikan makanan padat kepada bayi yang baru
berumur beberapa hari atau beberapa minggu seperti memberikan nasi yang di
haluskan atau pisang. Kadang-kadang ibu mengatakan air susunya tidak keluar
atau keluarnya hanya sedikit pada hari-hari pertama kelahiran bayinya,
kemudian membuang ASI-nya tersebut dan menggantikannya dengan madu,
gula, mentega, air atau makanan lain.
Di Negara berkembang, lebih dari sepuluh juta balita meninggal dunia
pertahun, 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan masalah gizi yang
sebernarnya dapat di hindarkan. Penelitian di 42 negara berkembang
menunjukkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan
merupakan intervensi kesehatan masyarakat yang mempunyai dampak positif
terbesar untuk menurunkan angka kematian balita, yaitu sekitar 13%.
Pemberian makanan pendamping ASI yang benar dapat menurunkan angka
kematian balita sebesar 6%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, prilaku
memberukan ASI secara eksklusif pada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan
dapat menurunkan angka kematian 30.000 bayi di Indonesia tiap tahunnya
(Sentra Laktasi Indonesia, 2007).
Menurut Utami Roesli (2004), mengungkapkan bahwa fenomena
pemberian ASI eksklusif di sebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredar mitos
yang kurang baik tentang pemberian ASI eksklusif serta kesibukan ibu dalam
melakukan pekerjaannya dan singkatnya pemberian cuti melahirkan yang di
berikan oleh pemerintah terhadap ibu yang bekerja, merupakan alasan-alasan
yang sering di ungkapkan oleh ibu yang tidak berhasil menyusui secara
eksklusif.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan pengetahuan dan Sikap Ibu dengan pemberian air
susu ibu (ASI) Eksklusif pada bayi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini, apakah ada Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
pemberian air Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Talise Kota Palu Tahun 2014
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemberian air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi diwilayah kerja Puskesmas Talise
Kota Palu Tahun 2014
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian Air
Susu Ibu (ASI) Eksklusif pada bayi diwilayah kerja Puskesmas
Talise Kota Palu Tahun 2014.
b. Diketahuinya dengan sikap dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif pada bayi diwilayah kerja Puskesmas Talise Kota Palu
Tahun 2014.
D. Manfaat penelitian
Beberapa manfaat yang dapat di peroleh dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan
Memberikan gambaran bagi Dinas kesehatan propinsi Sulawesi
Tengah, Dinas Kesehatan Kota Palu dan Puskesmas Talise mengenai
hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Talise Kota Palu.
2. Ilmu Pengetahuan
Sebagai sumbangan ilmiah dan informasi dalam memperluas ilmu
,pengetahuan, khususnya di bidang kesehatan dan merupakan salah satu
bahan bacaan bagi peneliti berikutnya.
3. Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang
hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Talise Kota Palu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Pemberian ASI
Eksklusif
Sikap
b. Landasan Teori
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak
satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI. Karena ASI
mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu : aspek gizi, aspek
kekebalan, dan aspek kejiwaan tanpa jalinan kasih sayang untuk
perkembangan mental dan kecerdasan anak (Depkes RI, 2005).
Menurut WHO (World Healt Organisation) ASI Eksklusif adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti : susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, maupun makanan lain seperti: pisang,
bubur susu, biscuit, bubur nasi tim dan lain-lain hingga bayi berumur 6
bulan.
ASI merupakan zat gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan di sesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI
adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya.Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai
makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan bayi normal sampai
usia 2 tahun atau lebih.
Faktor yang menyebabkan seseorang tidak dapat menyusui bayi,
salah satunya adalah karena air susu tidak keluar, penyebab air susu tidak
keluar juga tidak sedikit, mulai dari stres mental sampai ke penyakit,
termasuk malnutrisi namun demikian prilaku tidak menyusui bayi segera
setelah lahir dengan catatan bahwa ibu tidak dalam keadaan terbius dan
mengidap penyakit tertentu sehingga tidak memungkinkan untuk
menyusui, serta bayi tidak menderita kelainan saluran mulut, saluran
napas, atau lahir tidak cukup bulan terutama di kondisikan oleh jaringan
pemasaran susu formula, baik melalui iklan maupun secara langsung
(Arisman, 2004).
c. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Talise Kota
Palu Tahun 2014.
2) Ada hubungan sikap ibu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Talise Kota Palu
Tahun 2014.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik studi Cross sectional, di
mana data yang menyangkut variabel independen di kumpulkan dalam waktu
yang bersamaan.
𝒏 = 𝟑𝟑
‘
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI TALISE
KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. NO. RESPONDEN :
2. NAMA RESPONDEN :
3. UMUR :
4. PENDIDIKAN :
5. ALAMAT :
1. Apakah ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi ibu yang berumur 0-6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah pemberian ASI Eksklusif bermanfaat bagi ibu setelah melahirkan ?
a. Ya
b. Tidak
3. Tahukah ibu bahwa pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi hanya mengkonsumsi
ASI…?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah ibu pernah memperoleh pendidikan mengenai ASI Eksklusif dan ibu
menyusui ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah salah satu manfaat pemberian ASI Eksklusif bagi kesehatan bayi adalah
meningkatkan kecerdasan bayi ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah ASI Eksklusif yang pertama kali keluar (kolostrum) memiliki warna
kekuning-kuningan ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah ibu memberikan ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan ?
a. Ya
b. Tidak
Ketentuan : Berilah tanda checklist () pada kolom yang telah di sediakan sesuai
dengan apa yang ibu pilih.
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS :Sangat tidak setuju
C. SIKAP
Andini, Djuwita. 2006. Pola Pemberian Susu Formula dan Konsumsi Zat Gizi Anak
Usia Di Bawah Dua Tahun (Baduta) Pada Keluarga Ibu Bekerja Dan Tidak
Bekerja.http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1447/4/Andini.%20Dju
wita_A2006.pdf. Di unduh 30 November 2014
Notoatmojo, 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineke Cipta: Jakarta ; 2003.
Outlook Volume 16 Edisi khusus. Keselamatan Ibu : Keberhasilan Dan Tantangan .
Januari 1999. Di unduh tanggal 30 November 2014