Anda di halaman 1dari 6

12

Pada Batuan Beku intrusif dan Batuan Beku ekstrusif memiliki


pengertian masing – masing. pada pengertian Batuan Beku intrusif
adalah Batuan Beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma
yang meleleh dibawah permukaan bumi, magma yang membeku di
bawah tanah sebelum magma tersebut akan mencapai permukaan
bumi disebut pluton. Nama pluto diambil dari nama dewa romawi
yaitu dalam tanah atau bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut
dengan batuan beku plutonik atau Batuan Beku intrusif. Sedangkan
Batuan Beku ekstrusif adalah Batuan Beku yang terjadi karena
keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak
secara dahsyat di atmosfer atau dapat juga disebut terjadinya gunung
meletus dan lava yang akan keluar hingga waktu lama akan mengering
dan akan menjadi Batuan Beku.
Dalam penamaan Batuan Beku secara megaskopis didasarkan
atas pengamatan:
a. Struktur
Struktur Batuan Beku adalah kemampuan Batuan Beku secara
makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas atau umum dari
lapisan batuan. dan pada umumnya dapat dilihat di lapangan saja
dan hanya beberapa saja yang dapat dilihat dalam hand specimen
sampel:
 Pillow Lava : batuan vulkanik bawah laut yang membentuk
seperti bantal
 Joint : adanya struktur kekar – kekar yang
tersusun secara teratur
 Masif : tidak menunjukan adanya lubang-lubang
atau Struktur aliran.
 Vesikuler : berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma,
arah lubang-lubang itu teratur.

Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar 2015


13

 Skoria : berlubang-lubang besar tapi arah tidak


teratur.
 Xenolitis : struktur yang memperlihatkan adannya
fragmen atau pemecahan batuan lain yang
masuk dalam batuan yang mengintruksi.
b. Tekstur
Tekstur adalah hubungan antara mineral-mineral dengan
massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. dan tekstur
dapat didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar
mineral - mineral sebagai bagian dari suatu batuan. Untuk Batuan
Beku, pengamatan tekstur meliputi:
 Derajat kristalisasi
Yaitu derajat kristalisasi suatu bahan Batuan Beku pada
waktu terbentuknya Batuan Beku tersebut. Fungsinya untuk
menunjukan berapa banyak yang berbentuk kristal dan tidak
berbentuk kristal, selain itu dapat mencerminkan kecepatan
pembekuan magma.
o Holokristalin : Apabila batuan terdiri dari massa
Kristal seluruhnya.
o Holohialin : Apabila batuan terdiri dari massa
Gelas seluruhnya.
o Hipokristalin : Apabila sebagian terdiri dari massa Kristal
Dan massa gelas.
 Granularitas
Yaitu dapat didefinisikan sebagai besar butir (ukuran)
pada Batuan Beku, pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur
ukuran butir adalah :
o Fanerik apabila kristal-kristalnya jelas sehingga dapat
dibedakan dengan mata biasa, antara lain:
- Halus : diameter <1 mm

Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar 2015


14

- Sedang : diameter 1-5 mm


- Kasar : diameter 5-30 mm

o Afanitik kristal-kristal yang sangat halus sehingga tidak dapat


dibedakan dengan pandangan mata biasa.

 Bentuk Kristal
Bentuk Kristal adalah sifat dari suatu Kristal dalam batuan,
bukan sifat batuan secara keseluruhan.Bentuknya ada tiga:
o Euhedral : Apabila batas dari mineral adalah bentuk asli
dari bidang kristal.
o Subhedral : Apabila sebagian dari batas-batas mineral
Sudah tidak tampak lagi.
o Anhedral : Apabila mineral sudah tidak mempunyai
Bidang kristal asli.
 Relasi
Yaitu dapat didefinisikan sebagai hubungan antara kristal
atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.
o Equigranular : Bila secara relatif ukuran Kristal pembentuk
Batuan berukuran sama besar.
o Inequigranula : Bila ukuran Kristal pembentuknya tidak
Sama besar.
c. Komposisi mineral
Untuk menentukan komposisi mineral kita cukup
menggunakan indeks warna dari bentuk kristal, sebagai dasar
penentuan mineral penyusun batuan. Atas dasar warna mineral
sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokan menjadi dua
 Mineral felsik : yaitu yang berwarna cerah terutama kuarsa,
feldspar, feldspatoid dan muscovite.

Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar 2015


15

 Mineral mafik : yaitu yang berwarna gelap terutama biotik,


piroksen, amphibol dan olivine

Hubungan Batuan Beku lebih erat dengan dunia geothermal


atau panas bumi karena batuan beku atau batuan vukanik berada di
gunung-gunung yang memiliki dapur magma. dan Batuan Beku sangat
membantu pada saat pengeboran geothermal atau panas bumi karena
struktur Batuan Beku lebih keras dan dapat menghindari runtuhmya
formasi sumur sehingga tidak akan menyebabkan semburan seperti
pengeboran migas.

Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya maka di


dalam batuan beku terdapat mineral utama pembentuk batuan
(essential minerals), mineral tambahan (accessory minerals) dan
mineral sekunder (secondary minerals).
a. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari
pembekuan magma, dalam jumlah melimpah sehingga
kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.
b. Accessory minerals, adalah mineral yang juga terbentuk pada saat
pembekuan magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga
kehadirannya tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini
misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon.Mineral esencial
dan mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering
disebut sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai
hasil pembekuan daripada magma.
c. Secondary minerals, adalah mineral ubahan dari mineral primer
sebagai akibat pelapukan, reaksi hydrothermal, atau hasil
metamorfication.Dengan demikian mineral sekunder ini tidak ada
hubungannya dengan pembekuan magma. Mineral sekunder akan
dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang

Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar 2015


16

akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral


sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral lempung.
d. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk
kristal atau amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma
yang sangat cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar atau
batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi
(volcanic glass).

4.3 Alat dan Bahan


4.3.1 Alat
 Alat Tulis
 Kamera
 Lup
 Mistar
 Modul Praktikum

4.3.2 Bahan
 Batuan Beku Apung Skoria
 Batuan Beku Apung Skoria
 Batuan Beku Basalt
 Batuan Beku Diorit
 Batuan Beku Granit
 Batuan Beku Granit
 Batuan Beku Granit

4.4 Prosedur Perecobaan


1. Mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Asisten Praktikum.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam
percobaan.

Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar 2015


17

3. Mengamati Batuan, jenis batuan, warna batuan, struktur batuan,


tekstur batuan dan kompisi batuan.
4. Mengambil foto dari setiap batuan.
5. Menggambar batuan dari setiap percobaan.
6. Mengukur panjang, lebar dan tinggi batuan menggunakan
penggaris.
7. Mengidentifikasi batuan pertama dengan melihat fisik batuan.
8. Mencatat hasil deskripsi pada buku pendahuluan praktikum .
9. Mengulangi langkah ketiga sampai langkah kedelapan untuk batuan
yang berbeda.
10. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

Laporan Resmi Praktikum Geologi Dasar 2015

Anda mungkin juga menyukai