Anda di halaman 1dari 72

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Percobaan Pengenalan Alat dan Bahan

4.1.1 Alat dan Bahan

4.1.1.1 Alat yang digunakan

1. API Filter Press

2. Balp

3. Cup Mixer

4. Gelas Kimia

5. Gelas Ukur

6. Hot Plate

7. Jangka Sorong

8. Labu Erlenmeyer

9. Marsh Funnel

10. Mud Balance

11. Multi Mixer

12. Pengaduk Gelas

13. pH Meter Digital

14. Pipet Mohr

15. Pipet Tetes

16. Retort Kit

39 Analisa Lumpur Pemboran


40

17. Rheometer

18. Sand Content Set

19. Sendok

20. Siring

21. Spatula

22. Stirrer Magnetic

23. Stopwatch

24. Tiang Statif

25. Timbangan Digital

26. Tube

4.1.1.2 Bahan yang digunakan

1. Aquadest

2. Barite

3. Bentonite

4. CMC-LV

5. Cutting

6. Filter Paper

7. Grease

8. H2 O2

9. H2 SO4 5N

10. KOH

11. Methylene Blue

12. NaOH

Analisa Lumpur Pemboran


41

13. PAC-LV

14. pH Paper

15. Solar

16. Starch

17. Steel Woll

18. Wetting Agent

4.1.2 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan Pengenalan Alat dan Bahan

No. Nama dan Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi untuk mengukur

banyaknya Filtration Loss

dan Mud Cake dari sistem

lumpur.

Gambar 4.1

API Filter Press

Analisa Lumpur Pemboran


42

2. Digunakan bersama Pipet

Mohr sebagai penghisap

cairan.

Gambar 4.2

Balp

3. Berfungsi sebagai wadah

pada saat mencampurkan

(Mixing) bahan-bahan

lumpur.

Gambar 4.3

Cup Mixer

Analisa Lumpur Pemboran


43

4. Berfungsi tempat

melarutkan suatu zat.

Gambar 4.4

Gelas Kimia

5. Berfungsi untuk

menghitung volume suatu

fluida.

Gambar 4.5

Gelas Ukur

Analisa Lumpur Pemboran


44

6. Berfungsi untuk

memanaskan larutan pada

Temperature tertentu.

Gambar 4.6

Hot Plate

7. Berfungsi mengukur

ketebalan Mud Cake

dalam satuan (mm).

Gambar 4.7

Jangka Sorong

8. Berfungsi sebagai wadah

untuk mencampurkan

suatu larutan.

Analisa Lumpur Pemboran


45

Gambar 4.8

Labu Erlenmeyer

9. Berfungsi menentukan

viskositas relatif lumpur

pemboran.

Gambar 4.9

Marsh Funnel

10. Berfungsi mengukur

densitas dari lumpur

pemboran satuannya ppg.

Gambar 4.10

Mud Balance

Analisa Lumpur Pemboran


46

11. Digunakan sebagai

pengaduk otomatis

putaran-nya meliputi low,

medium, dan high

tergantung setiap material

komponen lumpur-nya.

Gambar 4.11

Multi Mixer

12. Berfungsi sebagai

pengaduk lumpur

pemboran.

Gambar 4.12

Pengaduk Gelas

13. Berfungsi mengetahui

derajat keasaman

dan

kebasaan lumpur

(pH)

Analisa Lumpur Pemboran


47

secara digital.

Gambar 4.13

pH Meter Digital

14. Berfungsi mengambil

larut-an dengan volume

tertentu.

Biasanya digunakan

bersama Balp.

Gambar 4.14

Pipet Mohr

15. Berfungsi meneteskan

larutan atau mengambil

larutan dalam jumlah yang

sedikit.

Gambar 4.15

Analisa Lumpur Pemboran


48

Pipet Tetes

16. Berfungsi untuk mengukur

kadar cairan dan padatan

dalam lumpur pemboran.

Gambar 4.16

Retort Kit

17. Berfungsi untuk

pengukuran nilai

viskositas nyata :

Apperent Viscosity(AV),

Plastic Viscosity (PV),

Yield Point (YP), dan

Gel
Gambar 4.17
Strength (GS) dari lumpur
Rheometer
pemboran.

Analisa Lumpur Pemboran


49

18. Menghitung nilai

kandungan pasir atau

impurities dalam lumpur

pemboran dalam satuan

persen (%).

Gambar 4.18

Sand Content Set

19. Berfungsi mengambil

bahan dasar lumpur yang

akan ditimbang.

Gambar 4.19

Sendok

20. Berfungsi untuk

mengambil lumpur dalam

volume tertentu.

Analisa Lumpur Pemboran


50

Gambar 4.20

Sirring

21. Berfungsi untuk mengaduk

lumpur yang sedang

dicampurkan.

Gambar 4.21

Spatula

22. Berfungsi untuk mengaduk

larutan dengan bantuan

magnetik.

Gambar 4.22

Stirrer Magnetik

23. Berfungsi untuk

menghitung waktu dalam

Analisa Lumpur Pemboran


51

satuan detik.

Gambar 4.23

Stopwatch

24. Berfungsi untuk

menggantu-ng alat-alat

praktikum.

Gambar 4.24

Tiang Statif

25. Berfungsi untuk

menimbang material-

material yang akan dipakai

untuk membuat lumpur

dinyatakan dalam satuan

(gram).

Analisa Lumpur Pemboran


52

Gambar 4.25

Timbangan Digital

26. Berfungsi sebagai wadah

untuk menampung

kandung-an pasir yang ada

didalam lumpur yang akan

diberi kandungan

impurities.

Gambar 4.26

Tube

4.1.3 Pembahasan

Pada percobaan yang berjudul Pengenalan Alat dan Bahan

Laboratorium Beserta Fungsinya memiliki tujuan yaitu

mengidentifikasi dan mengenali alat-alat yang digunakan dalam

praktikum, mengidentifikasi fungsi dari masing-masing alat

laboratorium, mengidentifikasi prinsip kerja dari masing-masing alat

laboratorium, mengidentifikasi bahan campuran dalam pembuatan

lumpur pemboran, mengidentifikasi dan memahami manfaat dari

Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium.

Analisa Lumpur Pemboran


53

Adapun alat-alat laboratorium beserta fungsinya dalam

percobaan ini antara lain API Filter Press berfungsi mengukur

banyaknya Filtration Loss dan Mud Cake dari sistem lumpur. Balp

digunakan bersama Pipet Mohr sebagai penghisap cairan. Cup Mixer

berfungsi sebagai wadah pada saat mencampurkan (Mixing) bahan-

bahan lumpur. Gelas Kimia berfungsi sebagai tempat melarutkan

suatu zat. Gelas Ukur berfungsi untuk menghitung volume suatu

fluida. Hot Plate berfungsi untuk memanaskan larutan pada

Temperature tertentu. Jangka Sorong berfungsi mengukur ketebalan

Mud Cake dalam satuan (mm). Labu Erlenmeyer berfungsi sebagai

wadah untuk mencampurkan suatu larutan. Marsh Funnel berfungsi

menentukan viskositas relatif lumpur pemboran. Mud Balance

berfungsi mengukur densitas dari lumpur pemboran satuannya ppg.

Multi Mixer berfungsi sebagai pengaduk otomatis putarannya meliputi

Low, Medium, dan High tergantung setiap material komponen

lumpurnya. Pengaduk Gelas berfungsi sebagai pengaduk lumpur

pemboran. pH Meter Digital berfungsi untuk mengetahui derajat

kebasaan lumpur (pH) secara digital. Pipet Mohr berfungsi untuk

mengambil larutan dengan volume tertentu. Pipet Tetes berfungsi

meneteskan larutan atau mengambil larutan dalam jumlah yang

sedikit. Retort Kit berfungsi untuk mengukur kadar minyak dalam

lumpur pemboran. Rheometer untuk pengukuran nilai viskositas

nyata, Plastic Viscosity (PV), Yield Point (YP), dan Gel Strength dari

Analisa Lumpur Pemboran


54

lumpur pemboran. Sand Content Set menghitung nilai kandungan

pasir atau impurities dalam lumpur pemboran dalam satuan (%).

Sendok mengambil bahan dasar lumpur yang akan ditimbang. Sirring

berfungsi untuk mengambil lumpur dalam volume tertentu biasa 1

mL. Spatula berfungsi untuk mengaduk lumpur yang sedang

dicampurkan. Stirrer Magnetik berfungsi untuk mengaduk larutan

dengan bantuan magnetik. Stopwatch berfungsi untuk menghitung

waktu dalam satuan detik. Tiang Statif berfungsi untuk menggantung

alat-alat praktikum. Timbangan Digital berfungsi untuk menimbang

material-material yang akan dipakai untuk membuat lumpur

dinyatakan dalam satuan (gram). Tube berfungsi sebagai wadah untuk

menampung lumpur yang akan diberi kandungan impurities.

4. 2 Percobaan Pengukuran Densitas dan Sand Content

4.3.1.2 Alat dan Bahan

4.2.1.1 Alat yang digunakan

Tabel 4.1

Alat yang digunakan pada Praktikum pengukuran

Densitas dan Sand Content

No Gambar Alat Fungsi Alat

Analisa Lumpur Pemboran


55

1. Berfungsi sebagai wadah

pada saat mencampurkan

(mixing) bahan-bahan

lumpur.

Gambar 4.1

Cup Mixer

2. Berfungsi sebagai tempat

meratakan suatu zat.

Gambar 4.2

Gelas Kimia

3. Berfungsi untuk menghitung

volume suatu fluida.

Gambar 4.3

Gelas Ukur

Analisa Lumpur Pemboran


56

4. Berfungsi untuk mengukur

nilai density dari lumpur

pemboran satuannya (ppg).

Gambar 4.4

Mud Balance

5. Berfungsi sebagai pengaduk

otomatis putaran meliputi

high, low, dan medium

tergantung setiap material

komponennya.

Gambar 4.5

Multi Mixer

6. Berfungsi untuk menghitung

nilai kandungan pasir

impurities dalam lumpur

pemboran satuannya (%).

Gambar 4.6

Analisa Lumpur Pemboran


57

Sand Contend Set

7. Berfungsi untuk menghitung

waktu dalam satuan detik.

Gambar 4.7

Stopwatch

8. Berfungsi

untuk meng-

gantungkan

alat.

Gambar 4.8

Tiang Statif

Analisa Lumpur Pemboran


58

9. Berfungsi

untuk meng-

hitung

material

yang akan
Gambar 4.9
diputar
Timbangan Digital
untuk

membuat

mixer.

10. Berfungsi

untuk

menampung

lumpur yang

akan diberi

kandungan
Gambar 4.10
impurities .
Tube

4.2.1.2 Bahan yang digunakan

Tabel 4.1

Bahan yang digunakan pada Praktikum pengukuran

Densitas dan Sand Content

No Gambar Bahan Fungsi Bahan

Analisa Lumpur Pemboran


59

1. Berfungsi sebagai wadah

pada saat mencampurkan

(mixing) bahan-bahan

lumpur.

Gambar 4.1

Aquadest

2. Berfungsi sebagai tempat

meratakan suatu zat.

Gambar 4.2

Barite

Analisa Lumpur Pemboran


60

3. Berfungsi untuk menghitung

volume suatu fluida.

Gambar 4.3

Bentonite

4. Berfungsi untuk mengukur

nilai density dari lumpur

pemboran satuannya (ppg).

Gambar 4.4

Cutting

4.2.1.3 Gambar Rangkaian Alat Pengukuran Densitas dan Sand

Content

Pengukuran densitas

Analisa Lumpur Pemboran


61

Pengukuran sand content

4.2.2 Prosedur Percobaan

4.2.2.1 Pengukuran Densitas Menggunakan Mud Balance

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Memasukan lumpur dasar dan barite sebanyak 5 gram

kedalam cup mixer lalu mengaduk dengan multi mixer

dengan kecepatan low selama 5 menit

3. Mengkalibrasi mud balance menggunakan aquadest

4. Mengisi cup mud balance dengan lumpur

5. Menutup dan membersihkan bagian luar cup menggunakan

tisu atau lap dan mengatur reader hingga level glass

seimbang

6. Membaca skala yang ditunjukan dan mencatat hasil

pengamatan

7. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan

4.2.2.2 Pengukuran Sand Content dengan Menggunakan Sand

Content Set

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Analisa Lumpur Pemboran


62

2. Mencampurkan lumpur dasar dan cutting sebanyak 1

gram kedalam cup mixer lalu mengaduk menggunakan

multi mixer dengan kecepatan low selama 15 menit

3. Mengisi tube dengan lumpur hingga batas “mud to here”

lalu menambahkan aquadest hingga batas “water to here”

4. Menutup tube menggunakan ibu jari dan

menggoyangkan perlahan hingga aquadest dan lumpur

tercampur

5. Menuangkan isi tube kedalam sieve lalu saring

6. Meletakan funnel diatas sieve lalu membalikan

rangkaian tersebut dan meletakan diatas tube

7. Membilas pasir yang telah tersaring di sieve hingga pasir

tertampung pada tube

8. Meletakan tube pada tiang statif dan membaca persen

volume pasir pada skala tube

9. Merapihkan dan membersihkan alat dan bahan yang

telah digunakan

4.2. 3 Hasil Pengamatan

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Pengukuran Densitas Pada Lumpur Pemboran

Analisa Lumpur Pemboran


63

Hasil
Bahan Waktu
Komposisi Satuan Pengamatan
Lumpur Mixing
(ppg)

Aquadest 341 mL 15’Low

Bentonite 9 mL 8,73

Barite 1.163 gr 5’Low

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan Pengukuran Kandungan Pasir Pada Lumpur

Pemboran

Hasil
Bahan Waktu
Komposisi Satuan Pengamatan
Lumpur Mixing
(%)

Aquadest 341 mL 15’Low

Bentonite 9 mL 0,45%

Cutting 1 gr 5’Low

4.2. 4 Pembahasan

Pada percobaan mengenai Pengukuran Densitas dan Sand Content

pada lumpur pemboran memiliki beberapa tujuan diantaranya

mengidentifikasi fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

Pengukuran Densitas dan Sand Content, mengidentifikasi prinsip kerja yang

digunakan untuk Pengukuran Densitas dan Sand Content, mengidentifikasi

Analisa Lumpur Pemboran


64

pengaruh densitas pada lumpur pemboran, mengidentifikasi nilai Densitas

dan Sand Content dari hasil pengamatan, mengidentifikasi variabel yang

mempengaruhi besarnya densitas dan Sand Content dalam lumpur.

Lumpur bor merupakan cairan yang dibuat dari percampuran zat

cair, zat padat, dan zat kimia. Lumpur sangat besar peranannya dalam

menentukan berhasil tidaknya operasi pemboran. Densitas lumpur

merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat penting karena peranannya

berhubungan langsung dalam menahan tekanan formasi. Sand Content

merupakan kadar pasir dalam lumpur yang dapat mengganggu jalannya

operasi pemboran.

Alat dan bahan yang digunakan berupa Alat-alat yang digunakan

dalam pratikum kali ini antara lain Cup Mixer sebagai wadah pada saat

mixing untuk membuat lumpur dasar, Gelas Kimia sebagai wadah lumpur

dasar yang akan di uji, Gelas Ukur digunakan untuk mengukur volume hasil

Filtrate minyak dan air yang didapatkan, Mud Balance yang digunakan

untuk menentukan densitas pada lumpur, Multi Mixer untuk mengaduk

lumpur secara otomatis, Sand Content Set digunakan untuk menentukan

kandungan pasir yang ada dalam lumpur pemboran, Stopwatch digunakan

untuk menghitung waktu yang dibutuhkan pada saat menentukan kadar

minyak dan air, Tiang Statif digunakan untuk tempat menggantungkan Tube

yang sudah berisi lumpur, timbangan digunakan untuk menimbang

Bentonite yang dibutuhkan dalam pembuatan lumpur dasar, Sedangkan

Analisa Lumpur Pemboran


65

bahan yang digunakan berupa Aquadest 350 ml, digunakan sebagai pelarut

dalam pembuatan lumpur dasar.

4. 3 Praktikum Viscositas dan Gel Strength

4.3.1 Alat dan Bahan

4.3.1.1 Alat yang digunakan

Tabel 4.2

Alat yang digunakan pada Praktikum Viscositas dan

Gel Strength

No Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi sebagai wadah

mencampurkan (mixing)

bahan-bahan lumpur.

Gambar 3.11

Cup Mixer

Analisa Lumpur Pemboran


66

2. Berfungsi untuk

menentukan viskositas

relative lumpur

pemboran.

Gambar 3.12

Cup Marsh Funnel

3. Berfungsi untuk

melarutkan suatu zat.

Gambar 3.13

Gelas kimia

4. Berfungsi untuk meng-

ukur volume suatu fluida.

Gambar 3.14

Gelas Ukur

Analisa Lumpur Pemboran


67

5. Berfungsi untuk

menentukan viskositas

relative lumpur

pemboran.

Gambar 3.15

Marsh Funnel

6. Berfungsi untuk meng-

aduk otomatis putarannya

low, medium, dan high

tergantung material
Gambar 3.16
komponen.
Multi Mixer

7. Berfungsi untuk peng-

ukuran nilai viskositas

nyata plastic viscosity

(PV), yield point, dan gel

strength.
Gambar 3.17

Rheometer (Fann VG Meter)

Analisa Lumpur Pemboran


68

8. Berfungsi untuk meng-

hitung waktu dalam

satuan detik.

Gambar 3.18

Stopwatch

9. Berfungsi untuk men-

imbang bahan yang akan

dipakai satuannya (gram).

Gambar 3.19

Timbangan Digital

Analisa Lumpur Pemboran


69

4.3.1.2 Bahan yang digunakan

Tabel 4.2

Bahan yang digunakan pada Praktikum Viscositas dan Gel

Strength

No Gambar Bahan Fungsi Bahan

1. Berfungsi sebagai wadah

mencampurkan (mixing)

bahan-bahan lumpur.

Gambar 3.11

Aquadest

2. Berfungsi untuk

menentukan viskositas

relative lumpur

pemboran.

Gambar 3.12

Bentonite

Analisa Lumpur Pemboran


70

3. Berfungsi untuk

melarutkan suatu zat.

Gambar 3.13

CMC-LV

4.3.1.3 Gambar Rangkaian Alat

Pengukuran viskositas Pengukuran gel strength

4.3.2 Prosedur Percobaan

4.3.2.1 Prosedur Pengukuran Viskositas Relatif dengan Menggunakan

Marsh Funnel

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menutup bagian bawah marsh funnel dengan jari telunjuk

lalu menuangkan lumpur melalui saringan marsh funnel

Analisa Lumpur Pemboran


71

hingga menyentuh batas bagian bawah dari saringan (1500

mL)

3. Menyalakan stopwatch bersamaan dengan membuka jari

telunjuk yang menutup bagian bawah marsh funnel dan

menampung pada cup hingga batas yang ada pada cup (946

mL)

4. Mencatat waktu yang diperoleh

5. Merapihkan dan membersihkan alat dan bahan yang telah

digunakan

4.3.2.2 Prosedur Pengukuran Apparent Viscosity dengan

Menggunakan Rheometer

1. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Mencampurkan lumpur dasar dan CMC-LV sebanyak 0.3

gram kedalam cup mixer lalu mengaduk menggunakan

multi mixer dengan kecepatan low selama 3 menit

3. Memasukan lumpur kedalam cup rheometer hingga batas

pada cup

4. Meletakan cup pada rheometer dan memposisikan knop

pada 600 rpm dengan kecepatan high. Melihat dan mencatat

skala yang ditunjukan pada keadaan stabil

5. Memposisikan knop pada 300 rpm dengan kecepatan low.

Melihat dan mencatat skala yang ditunjukan pada keadaan

stabil.

Analisa Lumpur Pemboran


72

6. Memposisikan knop pada 200 rpm dengan kecepatan high.

Melihat dan mencatat skala yang ditunjukan pada keadaan

stabil.

7. Memposisikan knop pada 100 rpm dengnan kecepatan low.

Melihat dan mencatat skala yang ditunjukan pada keadaan

stabil.

8. Memposisikan knop pada 6 rpm dengan kecepatan high.

Melihat dan mencatat skala yang ditunjukan pada keadaan

stabil.

9. Memposisikan knop pada 3 rpm dengan kecepatan low.

meihat dan mencatat skala yang ditunjukan pada keadaan

stabil.

10. Merapihkan dan membersihkan alat dan bahan yang telah

digunakan

4.3.3 Hasil Pengamatan

Tabel

Hasil Pengamatan Pengukuran Viskositas Relatif

Pada Lumpur Pemboran

Bahan
Hasil Pengamatan
Urutan
Lumpur Komposisi Satuan
Mixing
mud aquadest
Dasar

Analisa Lumpur Pemboran


73

Aquadest 341 mL
15’Low 142 s 26.51 s
Bentonite 9 mL

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Pengukuran Apparent Viscosity

Pada Lumpur Pemboran

Bahan Rheometer
Urutan
Lumpur Komposisi Satuan Hasil
Mixing RPM
Dasar Pengamatan

600 77O
Aquadest 340,81 mL
300 60O

200 53O
Bentonite 9 mL 15’Low
100 43O

6 34O
CMC-LV 0,189 mL
3 31O

Tabel 4.10

Hasil Pengamatan Pengukuran Gel Strength

Pada Lumpur Pemboran

Analisa Lumpur Pemboran


74

Bahan Rheometer
Urutan
Dasar Komposisi Satuan Hasil
Mixing RPM Rheology
Lumpur Pengamatan

PV 17 cp
Aquadest 340.81 mL
YP 43lb/100ft2
15'Low 3'Low
Bentonite 9 mL 25O

CMC-LV 0.189 mL 61O

4.3.4 Pengolahan Data

4.3.4.1 Mencari Plastic Viscosity (PV)

Diketahui :

a. R600 = 51 derajat

b. R300 = 33 derajat

Ditanya :

PV = …?

Dijawab :

PV = R600 – R300

= 77 – 60

= 17 cp

4.3.4.2 Mencari Yield Point (YP)

Diketahui :

a. R300 = 60 derajat

b. PV = 17 cp

Analisa Lumpur Pemboran


75

Ditanya :

YP = …?

Dijawab :

YP = R300 – PV

= 60 – 17

= 43 lb/100ft2

4.1 Pembahasan

Pada percobaan ketiga mengenai Pengukuran Viskositas dan Gel

Strength memiliki beberapa tujuan diantaranya mengetahui alat dan bahan

yang digunakan dalam percobaan pengukuran Viskositas dan Gel Strength.

Mengetahui Viskositas Relatif lumpur pemboran dengan menggunakan

Marsh Funnel. Mengetahui nilai Gel Strength lumpur pemboran.

Mengetahui Viskositas Nyata, Plastic Viscosity, Yield Point, dan Gel

Strength lumpur pemboran dengan menggunakan Rheometer. Mengetahui

pengaruh viskositas dan Gel Strength pada lumpur pemboran.

Viskositas didefinisikan sebagai kemampuan fluida serta lumpur

untuk mengalir dalam suatu media. Satuan viskositas adalah Centipoice

(cp). Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas adalah Marsh

Funnel atau Rheometer. Pengertian Gel Strength adalah ukuran gaya tarik-

menarik partikel lumpur yang Static, kemampuan suatu lumpur untuk

membentuk Gel yang sangat berguna pada saat Round Trip (pergantian

pipa).

Analisa Lumpur Pemboran


76

Gel Strength pada dasarnya merupakan ukuran dari gaya tarik

menarik yang statik, sedangkan Yield Point merupakan ukuran gaya tarik

menarik yang dinamik. Penentuan nilai harga Shear Stress dan Shear Rate

yang masing-masing dinyatakan dalam bentuk penyimpangan skala

penunjuk (Dial Reading) dan RPM motor, harus diubah menjadi harga

Shear Strees dan Shear Rate dalam satuan dyne/cm2 dan detik-1 agar

diperoleh harga viskositas dalam satuan cp (Centipoise).

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan

Pengukuran Viskositas dan Gel Strength yaitu Alat dan bahan yang

digunakan berupa Cup Mixer sebagai wadah pada saat Mixing untuk

membuat lumpur dasar, Gelas Kimia sebagai wadah lumpur dasar yang akan

di uji, Gelas Ukur digunakan untuk mengukur volume Aquadest yang

dibutuhkan sebagai pelarut, Multi Mixer untuk mengaduk lumpur secara

otomatis, ,Stopwatch digunakan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan

pada saat menentukan Gel Sterngth untuk waktu 10 detik dan 10 menit,

Timbangan Digital digunakan untuk menimbang Bentonite yang dibutuhkan

dalam pembuatan lumpur dasar, Adapun bahan yang digunakan yaitu

Aquadest 350 mL yang digunakan sebagai bahan pelarut pada pembuatan

lumpur dasar, Bentonite 22.5 gram digunakan sebagai bahan campuran

dalam pembuatan lumpur dasar dan CMC- Lv 0.1 gram digunakan sebagai

adiktif dalam pengukuran Viskositas dan Gel Strength.

Analisa Lumpur Pemboran


77

4. 4 Praktikum Pengukuran MBT(Methylene Blue Test)

4.4.1 Alat dan Bahan

4.4.1.1 Alat yang digunakan

Tabel 4.3

Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran MBT

(Methylene Blue Test)

No Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi untuk digunak

bersama pipet mohr sebagai

penghisap cairan.

Gambar 3.20

Balp

2. Berfungsi sebagai media

memasukan cairan atau

fluida kedalam wadah

dengan ukuran diameter

kecil.
Gambar 3.21

Corong Gelas

Analisa Lumpur Pemboran


78

3. Berfungsi sebagai wadah

pada saat mencampurkan

atau mixing bahan-bahan

lumpur.

Gambar 3.22

Cup Mixer

4. Berfungsi untuk meng-angkat

bahan yang tidak dapat

dipegang langsung.

Gambar 3.23

Gegep Besi

5. Berfungsi untuk me-larutkan

suatu zat.

Gambar 3.24

Gelas Kimia

Analisa Lumpur Pemboran


79

6. Berfungsi untuk meng-ukur

volume fluida.

Gambar 3.25

Gelas Ukur

7. Berfungsi untuk me-

manaskan larutan pada

temperature tertentu.

Gambar 3.26

Hot Plate

8. Berfungsi sebagai wadah

untuk mencampurkan suatu

larutan.

Gambar 3.27

Labu Erlenmeyer

Analisa Lumpur Pemboran


80

9. Berfungsi sebagai peng-aduk

otomatis putaran meliputi

low,medium dan high

tergantung setiap material

komponen lumpurnya.

Gambar 3.28

Multi Mixer

10. Berfungsi untuk meng-aduk

lumpur pemboran.

Gambar 3.29

Pengaduk Gelas

11. Berfungsi untuk meng-ambil

larutan dengan volume

tertentu.

Gambar 3.30

Pipet Mohr

Analisa Lumpur Pemboran


81

12. Berfungsi untuk meng-ambil

lumpur dalam volume

tertentu biasanya mL.

Gambar 3.31

Siring

13. Berfungsi untuk meng-aduk

larutan dengan batuan

magnetic.

Gambar 3.32

Stirer Magnetik

14. Berfungsi untuk meng-hitung

waktu dalam satuan detik.

Gambar 3.33

Stopwatch

Analisa Lumpur Pemboran


82

15. Berfungsi untuk me-nimbang

material yang akan dipakai

untuk membuat lumpur

dinyatakan dalam satuan

gram.

Gambar 3.34

Timbangan Digital

4.4.1.2 Bahan yang digunakan

Tabel 4.3

Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran MBT

(Methylene Blue Test)

No Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi untuk digunak

bersama pipet mohr sebagai

penghisap cairan.

Gambar 3.20

Aquadest

Analisa Lumpur Pemboran


83

2. Berfungsi sebagai media

memasukan cairan atau

fluida kedalam wadah

dengan ukuran diameter

kecil.
Gambar 3.21

Bentonite

3. Berfungsi sebagai wadah

pada saat mencampurkan

atau mixing bahan-bahan

lumpur.

Gambar 3.22

Filter paper

4. Berfungsi untuk meng-angkat

bahan yang tidak dapat

dipegang langsung.

Gambar 3.23

𝐻2 𝑂2 16 ml

Analisa Lumpur Pemboran


84

5. Berfungsi untuk me-larutkan

suatu zat.

Gambar 3.24

𝐻2 𝑆𝑂4 5N

6. Berfungsi untuk meng-ukur

volume fluida.

Gambar 3.25

Methylene Blue

Analisa Lumpur Pemboran


85

4.4.1.3 Gambar Rangkaian Alat Pengukuran MBT (Methylene

Blue Test)

Pengukuran Methylene Blue Test

5.3 Hasil Pengamatan

Tabel 5.3

Bahan-bahan untuk Pengujian MBT (Methylene Blue Test)

Bahan Pengujian
Komposisi Satuan
MBT

Lumpur Dasar 1 mL

Aquadest 10 mL

H2O2 3% 16 mL

H2SO4 N 0,5 mL

Tabel 5.4

Analisa Lumpur Pemboran


86

Hasil Pengamatan Penggunaan (Methylene Blue Test)

Hasil Pengamatan
Titran
(mL)

Methylene Blue 0.5 x 4 = 2 mL

0.6 Pembahasan

Dari percobaan pengukuran Methylene Blue Test ini bertujuan

menemukan serta memahami fungsi alat dan bahan yang akan digunakan

dalam percobaan pengukuran MBT, menemukan kemampuan dari Clay

dalam mengikat kation dari suatu larutan, menemukan beragam fungsi dari

MBT, menemukan pengaruh MBT dalam lumpur pemboran, menemukan

harga tukar kation dan hasil pengukuran MBT.

Methylene Blue Test merupakan pengujian yang digunakan untuk

menentukan harga Cation Exange Capacity (CEC) yaitu mengukur total

kapasitas pertukaran kation dari suatu sistem Clay, dimana pertukaran

kation tersebut tergantung dari jenis kation yang di pertukarkan dan

konsentrasi kandungan mineral yang terdapat dalam Clay.

Sebagai pendukung perlengkapan dalam pengukuran MBT ini

adapun alat yang digunakan seperti Balp berfungsi sebagai alat bantu dalam

penggunaan Pipet Mohr. Corong Gelas berfungsi untuk memudahkan ketika

memindahkan cairan ke dalam alat yang berdiameter kecil. Cup Mixer

berfungsi mencampurkan bahan dasar lumpur. Gegep Besi berfungsi untuk

Analisa Lumpur Pemboran


87

mengangkat Labu Erlenmeyer yang dipanskan pada Hot Plate. Multi Mixer

berfungsi mengaduk material lumpur dengan kecepatan Low. Pengaduk

Gelas berfungsi untuk mengambil sedikit hasil dari Methylene Blue Test

untuk diteteskan pada Filter Paper. Pipet Mohr berfungsi untuk mengambil

Methylene Blue dalam jumlah tertentu. Sirring berfungsi untuk mengambil

lumpur sebanyak 1 mL, Stirrer Magnetik berfungsi untuk mengauk larutan

dengan bantuan magnetik. Stopwatch berfungsi untuk menghitung waktu

saat memanaskan larutan uji Methylene Blue pada Hot Plate. Timbangan

Digital berfungsi mengukur bahan dasar yang akan digunakan dalam

percobaan seperti Bentonite. Bahan-bahan yang digunakan meliputi

Aquadest 327,5 mL berfungsi sebagai bahan dasar pembuatan lumpur,

Bentonite 22,5 gr berfungsi sebagi Addictive dalam lumpur dasar, Filter

Paper Berfungsi sebagai media peneliti dari uji Methylene Blue. H2O2 15

mL dan H2SO4 0,5 mL dan Methylene Blue sebagai bahan kimia tambahan

atau titran dalam pengujian.

Analisa Lumpur Pemboran


88

4. 5 Praktikum Pengukuran Filtration dan Mud Cake

4.5. 1 Alat dan Bahan

4.5.1.1 Alat yang digunakan

Tabel 4.4

Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran Filtration dan

Mud Cake

No Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi untuk

mengukur banyaknya

filtration loss dan mud

cake dari system

lumpur.

Gambar 3.35

API Filter Press

Analisa Lumpur Pemboran


89

2. Berfungsi sebagai

wadah pada saat

mencampurkan atau

mixing bahan-bahan

lumpur.

Gambar 3.35

Cup Mixer

3. Berfungsi untuk

melarutkan suatu zat.

Gambar 3.36

Gelas Kimia

4. Berfungsi untuk

mengukur volume

fluida.

Gambar 3.37

Gelas Ukur

Analisa Lumpur Pemboran


90

5. Berfungsi untuk

mengukur ketebalan

mud cake.

Gambar 3.38

Jangka Sorong

6. Berfungsi sebagai

pengaduk otomatis

putaran meliputi

low,medium, dan high

tergantung setiap

material komponen
Gambar 3.39
lumpurnya.
Multi Mixer

7. Berfungsi untuk

menghitung waktu

dalam satuan detik.

Gambar 3.40

Stopwatch

Analisa Lumpur Pemboran


91

8. Berfungsi untuk

menimbang material

yang akan dipakai

untuk membuat lumpur

dinyatakan dalam

satuan gram.
Gambar 3.41

Timbangan Digital

4.5.1.2 Bahan yang akan digunakan

4.5.1.2 Tabel 4.4

4.5.1.2 Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran

Filtration dan

4.5.1.2 Mud Cake

No Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi untuk

mengukur banyaknya

filtration loss dan mud

cake dari system

lumpur.

Gambar 3.35

Aquadest

Analisa Lumpur Pemboran


92

2. Berfungsi sebagai

wadah pada saat

mencampurkan atau

mixing bahan-bahan

lumpur.

Gambar 3.35

Bentonite

3. Berfungsi untuk

melarutkan suatu zat.

Gambar 3.36

Filter paper

4. Berfungsi untuk

mengukur volume

fluida.

Gambar 3.37

PAC-LV

Analisa Lumpur Pemboran


93

4.5. 2 Gambar Rangkaian Alat Pengukuran Filtration dan Mud Cake

Pengukuran Filtration dan Mud Cake

4.5.2 Prosedur Percobaan

4.5.3Hasil Pengamatan

Tabel 6.2

Hasil Pengamatan Filtration Loss dan Mud Cake

Analisa Lumpur Pemboran


94

Pada Lumpur Pemboran

Hasil
Bahan Hasil
Berat Volume Waktu Mud
Lumpur SG Kecepatan Filtrat
(gr) (mL) (menit) Cake
Dasar (mL)
(mm)

337,1
Aquadest 1 337,13 30
3 15’Low
6,9 1,3
Bentonite 2,5 22,5 9 30

PAC-LV 1,55 6 3.87 30 5’High

6.1 Pembahasan

Pada percobaan mengenai Pengukuran Filtration Loss dan Mud

Cake memiliki beberapa tujuan diantaranya Memahami fungsi alat dan

bahan yang digunakan pada percobaan Pengukuran Filtration Loss dan Mud

Cake. Memahami prinsip kerja peralatan Filter Press. Memahami pengaruh

komposisi lumpur terhadap Filtration Loss dan Mud Cake. Mendapatkan

ukuran ketebalan Mud Cake. Memahami pengaruh ketebalan Mud Cake

dalam Lumpur Pemboran.

Adapun fluida yang hilang ke dalam formasi batuan dimana

sebelumnya terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous,

sehingga batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang

memungkinkan fluida dan partikel – partikel kecil melewatinya disebut

Filtrate. Filter Cake adalah bagian lapisan partikel–partikel besar yang

Analisa Lumpur Pemboran


95

tertahan di permukaan batuan. Dalam proses filtrasi seperti ini hanya terjadi

jika terdapat perbedaan antara tekanan positif ke arah batuan. Umumnya ada

dua jenis filtration loss yang terjadi selama operasi pemboran. Yaitu static

filtration loss dan dynamic filtration.

Sebagai pendukung perlengkapan dalam pengukuran Filtration Loss

dan Mud Cake ini adapun alat yang digunakan seperti API Filter Press

berfungsi untuk mengukur banyak Filtration Loss dan Mud Cake dari sistem

lumpur. Cup Mixer berfungsi mencampurkan bahan dasar lumpur. Gelas

Kimia berfungsi untuk mencampurkan zat-zat yang digunakan. Gelas Ukur

berfungsi untuk mengukur jumlah volume larutan yang diperlukan. Jangka

Sorong berfungsi mengukur ketebalan Mud Cake. Multi Mixer berfungsi

mengaduk material lumpur dengan kecepatan Low. Stopwatch berfungsi

untuk menghitung waktu saat pengukuran Filtrate yang keluar dari API

Filter Press. Timbangan Digital berfungsi mengukur bahan dasar yang akan

digunakan dalam percobaan seperti Bentonite dan PAC-LV. Bahan-bahan

yang digunakan meliputi Aquadest 350 mL berfungsi sebagai bahan dasar

pembuatan lumpur, Bentonite 22,5 gr dan PAC-LV 5 gr berfungsi sebagi

addictive dalam lumpur dasar, Filter Paper Berfungsi sebagai media peneliti

dari uji Mud Cake.

Analisa Lumpur Pemboran


96

4. 6 Praktikum Pengukuran Kadar Minyak dan pH pada Lumpur Pemboran

4.5. 1 Alat dan Bahan

4.6.1.1 Alat yang digunakan

Tabel 4.5

Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran Kadar Minyak

dan pH pada Lumpur Pemboran

No Gambar Alat Fungsi Alat

Analisa Lumpur Pemboran


97

1. Berfungsi sebagai

wadah pada saat

mencampurkan

atau mixing bahan-

bahan lumpu.
Gambar 3.42

Cup Mixer

2. Berfungsi untuk

melarutkan suatu

zat.

Gambar 3.43

Gelas Kimia

Analisa Lumpur Pemboran


98

3. Berfungsi untuk

mengukur volume

fluida.

Gambar 3.44

Gelas Ukur

4. Berfungsi sebagai

peng-aduk

otomatis putaran

meliputi

low,medium dan
Gambar 3.45
high sesuai dengan
Multi Mixer
komponen

material

lumpurnya.

Analisa Lumpur Pemboran


99

5. Berfungsi untuk

meng-etahui

derajat kebasahan

lumpur secara

digital.

Gambar 3.46

Ph Meter Digital

6. Berfungsi untuk

mengukur kadar

cairan dan padatan

minyak dalam

sitem pemboran.

Gambar 3.47

Retort Kit

Analisa Lumpur Pemboran


100

7. Berfungsi untuk

meng-hitung

waktu dalam stuan

detik.

Gambar 3.48

Stopwatch

8. Berfungsi untuk

me-nimbang

material-material

yang akan dipakai

untuk membuat

Gambar 3.49 lumpur dinyatakan

Timbangan Digital dalam satuan

gram.

4.6.1.2 Bahan yang digunakan

4.6.1.2 Tabel 4.5

4.6.1.2 Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran

Kadar Minyak dan pH pada Lumpur Pemboran

Analisa Lumpur Pemboran


101

No Gambar Alat Fungsi Alat

1. Berfungsi sebagai

wadah pada saat

mencampurkan

atau mixing bahan-

bahan lumpu.
Gambar 3.42

Aquadest

2. Berfungsi untuk

melarutkan suatu

zat.

Gambar 3.43

Bentonite

Analisa Lumpur Pemboran


102

3. Berfungsi untuk

mengukur volume

fluida.

Gambar 3.44

Grease

4. Berfungsi sebagai

peng-aduk

otomatis putaran

meliputi

low,medium dan
Gambar 3.45
high sesuai dengan
Solar
komponen

material

lumpurnya.

Analisa Lumpur Pemboran


103

5. Berfungsi untuk

meng-etahui

derajat kebasahan

lumpur secara

digital.

Gambar 3.46

Steel woll

6. Berfungsi untuk

mengukur kadar

cairan dan padatan

minyak dalam

sitem pemboran.

Gambar 3.47

Wetting Agent

Aquadest Bentonite Grease Solar Steel woll Wetting Agent

Analisa Lumpur Pemboran


104

4.5. 2 Gambar Rangkaian Alat Praktikum Pengukuran Kadar Minyak

dan pH pada lumpur pemboran

Pengukuran Kadar Minyak Pengukuran pH pada Lumpur

Pemboran

7.1 Hasil Pengamatan

Tabel 7.2

Hasil Pengamatan Kadar Minyak pada Lumpur Pemboran

Urutan Hasil Pengamatan


Bahan
Komposisi Satuan
Dasar Mixing
ml ml % %

Analisa Lumpur Pemboran


105

Lumpur Water Oil Water Oil

Aquadest 350 mL 15’

Bentonite 22.5 gr Low 7,6 0,4 76 4

Solar 5 mL 5’ Low

Tabel 7.3

Hasil Pengamatan Kadar Minyak dan pH Pada Lumpur Pemboran

Hasil
Bahan Dasar Urutan
Komposisi Satuan Pengamatan
Lumpur Mixing
(pH)

Aquadest 350 mL
20’ Low 8,1
Bentonite 22.5 gr

7.6 Pengolahan Data

7.6.1 Mencari % Water

Diketahui :

Analisa Lumpur Pemboran


106

mL Water = 7.6 mL

Ditanya :

% Water = …?

Jawab :

mL Water
% Water = x 100%
10

7,6
= x 100%
10

= 76%

7.6.2 Mencari % Oil

Diketahui :

mL Oil = 0.4 mL

Ditanya :

% Oil = …?

Jawab :

mL Oil
% Oil = x 100%
10

0.4
= x 100%
10

= 4%

Analisa Lumpur Pemboran


107

7.6.3 Mencari % Padatan (Solid)

Diketahui :

a. % Water = 76%

b. % Oil = 4%

Ditanya :

% Solid = …?

Jawab :

% Solid = 100% - (% Water + % Oil)

= 100% - (76% + 4%)

= 20%

7.6.4 Mencari Total Oil Ratio

Diketahui :

a. % Water = 76%

b. % Oil = 4%

Ditanya :

Total Oil Ratio = …?

Jawab :

% Oil
Total Oil Ratio = x 100%
(% Water + % Oil)

4%
= x 100%
(76% + 4%)

Analisa Lumpur Pemboran


108

= 5%

7.6.5 Mencari Total Water Ratio

Diketahui :

Total Oil Ratio = 5%

Ditanya :

Total Water Ratio= …?

Jawab :

Total Water Ratio = 100% - Total Oil Ratio

= 100% - 5%

= 95%

7.6.6 Mencari Oil Water Ratio

Diketahui :

a. Total Water Ratio = 95%

b. Total Oil Ratio = 5%

Ditanya :

Oil Water Ratio = …?

Jawab :

Total Oil Ratio


Oil Water Ratio =
Total Water Ratio

5%
=
95%

Analisa Lumpur Pemboran


109

= 0.05

7.7 Pembahasan

Pada percobaan Pengukuran Kadar Minyak dan pH pada Lumpur

Pemboran memiliki beberapa tujuan seperti Memahami alat dan bahan yang

akan digunakan dalam pengukuran kadar minyak dan pH lumpur pemboran.

Mendapatkan penentuan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam

lumpur pemboran. Mendapatkan nilai pH dalam lumpur pemboran.

Mendapatkan pemahaman tentang pengaruh pH pada lumpur pemboran.

Memahami fungsi kadar minyak dalam lumpur pemboran.

Sifat kimia lumpur merupakan tingkat reaktifitas lumpur terhadap

kondisi suatu formasi yang ditembus. Terutama yang berkaitan dengan

kandungan kimiawi dari partikel – partikelnya. Sifat kimia ini sangat

penting karena performance lumpur dapat di ubah – ubah oleh sifat kimia

ini. Kadar minyak dalam lumpur pemboran, penentuan kadar cairan lapisan

beguna untuk mengetahui fraksi dari minyak air dan padatan yang terdapat

pada lumpur pemboran.

Sebagai pendukung perlengkapan dalam Pengukuran Kadar minyak

dan pH pada Lumpur Pemboran ini adapun alat yang digunakan Cup Mixer

berfungsi mencampurkan bahan dasar lumpur. Gelas Kimia berfungsi untuk

mencampurkan zat-zat yang digunakan. Gelas Ukur berfungsi untuk

mengukur jumlah volume larutan yang diperlukan. Multi Mixer berfungsi

mengaduk material lumpur dengan kecepatan Low. Stopwatch berfungsi

Analisa Lumpur Pemboran


110

untuk menghitung waktu saat pengukuran Kadar Minyak menggunakan

peralatan Retort Kit. Timbangan Digital berfungsi mengukur bahan dasar

yang akan digunakan dalam percobaan seperti Bentonite. Bahan-bahan yang

digunakan meliputi Aquadest 350 mL berfungsi sebagai bahan dasar

pembuatan lumpur, Bentonite 22,5 gr berfungsi sebagi addictive dalam

lumpur dasar, Grease sebagai pelumas ulir dari chamber. Solar 5 mL

sebagai bahan dasar penentuan Kadar Minyak, Solar berfungsi sebagai

bahan tambahan pengukuran Kadar Minyak,

Analisa Lumpur Pemboran

Anda mungkin juga menyukai