Laporan Supervisi
Universitas Andalas
Oleh :
Pembimbing :
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Identitas Pasien :
Nama : Ny. Yesi Febrina
Umur : 35 Tahun
No. MR : 086503
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pengambiran
Anamnesis :
Seorang pasien wanita umur 35 tahun masuk KB RST
REKSODIWIRYO tanggal 20 Januari 2014, jam 12.00 WIB, kiriman
Poliklinik dengan diagnosis G3P2A0H2 gravid aterm + letak sungsang +
oligohidramnion.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Frekuensi nafas : 20 x/ menit
Suhu : 36,7° C
Tinggi Badan : 150 cm
BB Awal : 48 kg
BB Hamil : 58 kg
BMI : 21,3 kg/m2 (Normoweight)
LILA : 24 cm
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : JVP 5-2 cm H2O, kelenjar tiroid tidak membesar
Dada :
Paru : Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler normal, wheezing (-), ronkhi (-)
Jantung : Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bunyi murni, bising (-)
Abdomen : Status obstetrikus
Genitalia : Status obstetrikus
Ekstremitas : Edema +/+, Refleks Fisiologis +/+, Reflek Patologis -/-
Status Obstetrikus :
Abdomen:
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+),
sikatrik (-)
Palpasi : LI : FUT teraba 3 jari bawah processus xyphoideus
Teraba massa bulat, keras, melenting
L II : Teraba tahanan terbesar di sebelah kanan
Teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah
kanan
L III : Teraba massa besar, lunak, noduler
L IV : Tidak dilakukan
TFU : 35 cm TBA : 3410 gram His : (-)
Perkusi : Tymphani
Auskultasi : Bising usus (+) normal, BJA : 142-154 x/menit
Genitalia:
Inspeksi : Vulva dan uretra tenang, PPV (-)
Diagnosa :
G3P2A0H2 gravid aterm + oligohidramnion
Janin hidup tunggal intra uterin presentasi bokong HI
Sikap :
Kontrol keadaan umum, vital sign, BJA, HIS
Informed consent
Cek laboratorium darah
Anibiotik (skin test)
Konsul bagian Anestesi, lapor OK
Rencana : SC Elektif
Hasil Laboratorium :
Hb : 10,1 gr/dl
Leukosit : 8.900/ mm3
Ht : 32,6 %
Trombosit : 331.000/mm3
BT : 1’10”
CT : 3’50”
USG :
Ekspertise USG :
Janin hidup tunggal intra uterin presentasi bokong
Aktifitas gerak janin terbatas
Biometri : BPD : 10,4 cm
FL : 7,09 cm
AC : 3,54 cm
AFI : 4 cm
TBA : 3.497 gram
Plasenta tertanam di fundus grade II-III
Kesan : Gravid aterm, janin hidup, presentasi bokong
Oligohidramnion
Lapor Konsulen dr. H. Pelsi Sulaini, SpOG(K) acc SC + supervisi
Diagnosa:
P3A0H3 post SCTPP a.i Letak Sungsang + Oligohidramnion
Anak dan ibu dalam perawatan
Sikap :
Awasi pasca tindakan
Perawatan post operasi :
1. Pasien tidur dengan 1 bantal sampai 12 jam post operasi
2. Kontrol keadaan umum, kesadaran, tekanan darah, nadi, nafas,
suhu, balance cairan.
3. Drip induxin : pospargin 1: 1 dalam 500 cc RL 20 tetes/menit
4. Antibiotik : Ceftriaxone 2 x 1 gram/ hari, intra vena selama 3 hari
5. Pronalges suppositoria bila nyeri
6. Cek Hb post operasi, bila Hb < 10 g/dl tranfusi
7. Bila BU (+)/flatus (+), boleh minum bertahap.
LAPORAN OPERASI :
Pasien tidur telentang diatas meja operasi dalam anestesi spinal.
Dilakukan tindakan antiseptik di daerah abdominalis, diperluas
kedaerah genitalia eksterna dan 1/3 proksimal femur bagian depan dan
dalam.
Daerah operasi diperkecil dengan menutupkan duk steril, duk pertama
dipasang mulai setinggi symfisis os pubis sampai kebawah menutupi
ujung kaki, duk kedua dipasang mulai setinggi pusat ke atas sampai
menutupi kepala. Dua buah duk kecil dipasang dikiri dan kanan linea
mediana inferior dengan jarak 4 cm
Dilakukan insisi kulit pada linea mediana inferior, mulai 1 cm diatas
SOP sepanjang 10 cm keatas kearah umbilikus, insisi dilanjutkan ke
lapisan subkutis.
Fascia M. Rektus abdominis diidentifikasi dan dibuka secara tajam
yang dimulai dengan membuat sayatan 1 cm pada bagian
tengahnya, kemudian insisi diperlebar kearah bawah dan atas dengan
gunting sesuai irisan dari luar, ketika menggunting kearah bawah fascia
dipegang dengan pinset chirurgis oleh operator yang lain oleh asisten,
ketika menggunting kearah atas fascia diangkat keatas dengan
menggunakan pinset anatomis yang dimasukkan diantara fascia dan
M. Rektus abdominis.
M. Rektus abdominis kiri dan kanan dipisahkan secara tumpul dengan
tangkai skapel kemudian diperlebar dengan 2 jari telunjuk operator.
Peritonium parietal diidentifikasi, dipegang dengan pinset chirurgis oleh
operator dan asisten, disayat secukupnya dengan gunting dengan hati-
hati untuk menghindari usus atau omentum ikut terpotong, kemudian
dipegang dengan dua buah klem Milkulietz, sayatan diperlebar
kebawah dan keatas dengan menggunakan gunting jaringan, ketika
sayatan kearah bawah dimasukkan jari telunjuk operator dan asisten
untuk melindungi agar tidak mengenai usus atau omentum dibawahnya
dan irisan dilakukan secara avue, irisan sampai kira-kira 2 cm
diproksimal batas kandung kencing, selanjutnya irisan diperlebar
dengan gunting ke atas dengan lindungan jari telunjuk dan tengah
operator.
Setelah peritonium dibuka tampak besar uterus gravid sesuai palpasi
dari luar.
Plika vesikouterina dibuka secara tajam dengan gunting kemudian
dibebaskan secara tumpul dan didorong kebawah kemudian ditahan
dengan spekulum. Dibuat sayatan semilunar pada segmen bawah
rahim, pada bagian tengah diinsisi sampai kelapisan endometrium
kemudian diperlebar secara tumpul dengan 2 jari telunjuk. Setelah
segmen bawah rahim dibuka, selaput ketuban (-), sisa air ketuban
jernih.
Anak dilahirkan dengan meluksir bokong, lahir anak laki-laki, berat
badan: 3400 gr, panjang badan: 48 cm, apgar score: 8/9. Tali pusat
diklem didua tempat dan dipotong diantaranya, plasenta tertanam di
fundus.
Dipasang penster klem di kedua sudut luka uterus.
Plasenta dilahirkan dengan tarikan ringan pada tali pusat, lengkap, 1
buah. Ukuran 18 x 17 x 3 cm, berat 550 gram, panjang tali pusat 60 cm
dan insersi tali pusat parasentralis.
Dilakukan penjahitan lapisan miometrium 2 lapis dengan jahitan jelujur
dengan kromik atraumatik no 2. Setelah diyakini tidak terdapat
perdarahan dari luka operasi dilakukan reperitonialisasi pada plika
vesiko uterina. Pada eksplorasi selanjutnya ternyata kedua ovarium
dan tuba bentuk, besar dan konsistensi dalam batas normal.
Dilakukan pembersihan rongga abdomen dari darah dan bekuan
darah, kemudian rongga abdomen dijahit lapis demi lapis.
Peritonium dijahit jelujur dengan kromik atraumatik no. 2.0. M. Rektus
abdominis dijahit satu-satu dengan kromik atraumatik no. 2.0. Fascia
M. Rektus abdominis dijahit jelujur dengan vicryl no. 1. Subkutis dijahit
satu-satu dengan plain cat gut no.0. Dilakukan jahitan subkutikuler
dengan monosin no. 3.0
Perdarahan selama operasi ± 250 cc.
Keadaan post operasi:
KU: sedang, Kes: cmc, TD: 110/80 mmHg, Nd: 80 x/ menit Nfs: 20 x/
menit. Suhu: 370C.
FUT 2 jari bawah pusat, kontraksi baik.
Urine lancar dengan kateter, jernih ± 250 cc
Supervisor Operator
Pemeriksaan Fisik :
KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 120/80 80x 22x 36,90C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
I : Tampak sedikit membuncit, luka operasi tertutup verban.
Pa : FUT teraba 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muskular (-)
Pk : Timpani
Au : Bising usus (+) N
Genitalia : I : vulva dan uretra tenang, PPV (-)
Diagnosa :
P3A0H3 post SCTPP a.i Letak Sungsang + Oligohidramnion + Nifas hari I
Anak - Ibu dalam perawatan
Sikap :
Kontrol KU, VS, PPV,
Mobilisasi (tidur miring kiri-kanan)
MB TKTP
Breast care
Vulva higiene
Terapi : Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Asam mefenamat 3 x 500 mg
SF 1 x 1 tab
Tanggal 23 Januari 2014, jam 08.00 WIB
Anamnesis :
Demam (-), ASI (+)
Perdarahan pervaginam (-)
Buang air kecil (+), buang air besar (-)
Pemeriksaan Fisik :
KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 120/80 80x 22x 36,90C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
I : Tampak sedikit membuncit, luka operasi tertutup verban.
Pa : FUT teraba 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muskular (-)
Pk : Timpani
Au : Bising usus (+) N
Genitalia : I : vulva dan uretra tenang, PPV (-)
Diagnosa :
P3A0H3 post SCTPP a.i Letak Sungsang + Oligohidramnion + Nifas hari II
Anak baik - Ibu dalam perawatan
Sikap :
Kontrol KU, VS, PPV,
Mobilisasi (tidur miring kiri-kanan)
MB TKTP
Breast care
Vulva higiene
Terapi : Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Asam mefenamat 3 x 500 mg
SF 1 x 1 tab
Tanggal 24 Januari 2014, jam 08.00 WIB
Anamnesis :
Demam (-), ASI (+)
Perdarahan pervaginam (-)
Buang air kecil (+), buang air besar (-)
Pemeriksaan Fisik :
KU Kes TD Nd Nfs T
Sdg CMC 120/80 80x 22x 36,90C
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Abdomen :
I : Tidak tampak membuncit, luka operasi tenang, darah (-), pus (-)
Pa : FUT teraba 2 jari bawah pusat, kontraksi baik
Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans muskular (-)
Pk : Timpani
Au : Bising usus (+) N
Genitalia : I : vulva dan uretra tenang, PPV (-)
Diagnosa :
P3A0H3 post SCTPP a.i Letak Sungsang + Oligohidramnion Nifas hari III
Anak baik - Ibu dalam perawatan
Sikap :
Kontrol KU, VS, PPV
Mobilisasi (boleh duduk)
MB TKTP
Breast care
Ganti perban
Vulva higiene
Terapi : Ceftriaxone 2 x 1 gr
Asam mefenamat 3 x 500 mg
SF 1 x 1 tab
Rencana : Boleh pulang
DAFTAR TILIK UNTUK KETERAMPILAN
SEKSIO SESAREA
(Diisi oleh Pengajar)
Hari /Tgl Ujian : Selasa / 21 Januari 2014
Penguji : dr. H. Pelsi Sulaini, SpOG(K)
Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah
dikerjakan dengan memuaskan, dan berikan tanda bila tidak dikerjakan dengan
memuaskan serta T/D bila tidak dilakukan pengamatan
Memuaskan: Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur
standar atau penuntun
Tidak
memuaskan: Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai
T/D dengan prosedur standar atau penuntun
Tidak diamati:
Langkah, tugas atau keterampilan tidak dilakukan oleh
peserta latih selama penilaian oleh pelatih
1 PERSIAPAN
1.1 Memberikan penjelasan dan izin tindakan
1.2 Menetapkan indikasi seksio sesarea
1.3 Menentukan jenis seksio sesarea
1.4 Mempersiapkan tim
1.5 Memasang folley kateter
1.6 Melakukan a dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
2 TEKNIK
2.1 Melakukan insisi abdomen
2.2 Mengeskplorasi uterus dan organ genitalia lainnya
2.3 Memasang kasa perut basah
2.4 Mengidentifikasi dan menyayat plikavesikouterina,
kandung kemih disisihkan ke bawah
2.5 Menyayat SBU 2-3 cm dan dilebarkan secara tajam ke
samping berbentuk semilunar atau U
2.6 Memecahkan ketuban dan melahirkan janin
2.7 Menjepit insisi uterus dengan klem
2.8 Melahirkan plasenta
2.9 Mereparasi uterus, tepi luka dijahit dengan simpul 8, lapis
pertama dijahit secara jelujur dengan kronik No. 1, atau
seksio interrupted, tepi kedua secara jelujur.
2.10 Melakukan reperionisasi dengan plikavesikouterina
2.11 Mengeksplorasi genitalia interna dan melepaskan kasa
perut dasar
2.12. Menjahit peritoneum secara jelujur dengan benang plain
cut gut No. 2-0
2.13 Menjahit fasia dengan dexon atau vicryl No. 1 secara
jelujur
2.14 Menjahit subkutis dengan beberapa simpul cat gut
2.15 Menjahit kulit
3 PASCA BEDAH
3.1 Menutup luka operasi
3.2 Mengawasi fungsi / tanda vital ibu
3.3 Membuat catatan rekam medik, termasuk rencana
penatalaksanaan selanjutnya
3.4 Merencanakan rawat gabung sedini mungkin
3.5 Memberi informasi pada kasus dan keluarganya
Note :
0 = Tidak dilaksanan
1 = Dilaksanakan salah
2 = Dilakukan perlu perbaikan
3 = Dilakukan dengan benar
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FK UNAND / RST REKSODIWIRYO
Mengetahui
KPS PPDS OBGIN FK. UNAND
Hasil Penilaian
1. Pemeriksaan Pre OP : …………………………………………………….
2. Teori : …………………………………………………….
3. Teknik Operasi : …………………………………………………….
4. Perawatan Post OP : …………………………………………………….