Anda di halaman 1dari 30

Penatalaksanaan

Kegawatdaruratan
Obstetri

I. Penanganan Infeksi Akut


dalam Obstetri
Sepsis:

respon sistemik terhadap infeksi dan dapat


berakibat fatal dalam obstetri

Penyebab kematian nomor tigabelas

Organisme penyebab: bakteri gram negatif,


bakteri gram positif, jamur, parasit dan virus

Tidak semua pasien yang infeksi akan


menderita sepsis

Proses: infeksi bakteremia sepsis


shock septik

Terminologi
Infeksi: fenomena mikrobial ditandai oleh
respon inflamasi thdp mikroorganisme
Bakteremia: terdapatnya bakteri di dalam darah
Sepsis(sederhana): respon sistem thdp infeksi
ditandai oleh dua atau lebih kondisi berikut:
Suhu > 380C
Nadi > 90 x/menit
Sesak nafas > 20 x/menit

Lekosit > 12000/mm3 atau < 4000/mm3 atau


netrofil immatur > 10%

Sepsis (berat): sepsis bergabung dengan disfungsi


organ, hipoperfusi atau hipotensi
Shock Septik: sepsis yang diinduksi hipotensi,
perfusi abnormal
Sepsis diinduksi hipotensi: tekanan sistolik
< 90 mmHg, atau penurunan > 40 mmHg dari
tekanan awal

Manifestasi klinik

Disfungsi sel sampai kematian sel


Kardiovaskuler: penurunan tahanan vaskuler,
karena biasanya bersamaan dengan hipovolemi
terjadi dilatasi arteri dan vena plasma
masuk ke ruang interstisiel, disfungsi
miokardial, jika berlanjut terjadi hipotensi
yang tidak berespon terhadap terapi
konvensional (cairan dan inotropik)
kerusakan organ irreversibel
Janin: resiko tinggi: penurunan aliran
uteroplasenta, peningkatan kontraksi uterus
hipoksia, asidosis dan persalinan preterm

Peristiwa-peristiwa yang dalam praktek


kebidanan dapat menimbulkan syok adalah:
Perdarahan
Infeksi berat
Solusio plasenta
Perlukaan dalam persalinan
Inversio uteri
Emboli air ketuban
Gabungan dua atau lebih faktor tersebut di
atas
Supine hypotensive syndrome.

Terapi

Resusitasi cairan: peningkatan kardiak output


menjaga oksigenasi jaringan
Oksigenasi dan ventilasi: O2 jika saturasi < 90%
Obat: inotropik: dopamin obat terpilih
Penanganan infeksi: penting: antibiotika spektrum
luas dan pengangkatan jaringan yang infeksi
Kortikosteroid dosis tinggi: menghambat toksin,
mediator endogen dari sistem inflamasi.
Dexamethasone 3 mg/kg berat badan atau
Metilprednison 30 mg/kg berat badan. Jika perlu
diulang tiap 4 jam.

Prognosis baik pada:

Umur muda
Perobahan yang alamiah dari kuman
tidak membentuk strain baru
Toksisitas rendah
Lokasi awal lebih dulu diketahui lebih
awal diterapi
Tidak ada riwayat penyakit kronis
sebelumnya

II. Prinsip Umum, Penilaian dan


Penanganan Hipertensi dlm Kehamilan
Preeklampsia akibat kehamilan berakhir
terminasi kehamilan.
Patofisiologi : semakin jelas
Etio : belum jelas
Preeklampsia dibagi : ringan & berat
+ kejang eklampsia.
Kehamilan lebih dari 20 minggu :
tekanan darah > 140/90
proteinuria lebih dari 0.3 g/L, diagnosis
preeklampsia

faktor predisposisi:
hipertensi esensial/kronik
diabetes
penyakit ginjal
gemelli
SLE
riwayat keluarga hipertensi
bekerja fisik lama

PREEKLAMPSIA RINGAN

Tekanan sistolik > 30 atau 140

mmHg
Diastolik meningkat 15 atau menjadi
90 mmHg
Pengambilan tensi haruslah baku
Berat badan meningkat dengan 2 kg /
minggu
Protein urin : > 2+.

PREEKLAMPSIA BERAT
diastolik > 110 dan atau diastolik > 160 mmHg.
proteinuria > 3 g/hari
hiperrefleksia
oliguria < 400 m/hari
trombosit < 100.000/mm3
kadar enzim hati abnormal
gangguan visual/buta kortikal dan nyeri kepala
hebat
nyeri eipgastrik dan subhepatik menetap
edema paru
sianosis
pertumbuhan janin terhambat

Sindrom HELLP : komplikasi multiorgan

Hemolisis
petekie, ekimosis, hematuria
laboratorik : Burr cells pada apusan
darah tepi.
Elevated liver enzymes
Dengan meningkatnya SGOT, SGPT (>70
iu) dan LDH (>600 iu)
Low Platelets
Jumlah trombosit < 100.000/mm3

EKLAMPSIA

Bila terdapat kejang pada pasien


hipertensi dalam kehamilan, maka
diagnosis kerja utama ialah eklampsia.
Dengan adanya data proteinuria dan
kelainan seperti pada preeklampsia
berat maka kita yakin akan hal ini,
meskipun 20% mungkin tensi tidak
terlalu tinggi.

PENANGANAN PREKLAMPSIA RINGAN


obat anti hipertensi :
metildopa 3 x 250 - 3 x 500 mg.
Banyak istirahat
Pemeriksaan antenatal lebih cepat dari
jadwal
Disamping itu juga diingatkan kepada
pasien bila timbul keluhan subyektif
agar segera kembali untuk diperiksa.

PENANGANAN PREEKLAMPSIA BERAT


Penanganan medik
Tidak merawat di kamar gelap
Obat antihipertensi.
Nifedipin 3 x 10 mg
Obat anti kejang
Magnesium sulfat intravena atau
intramuskuler. Dosis awal : 4 gram
perlahanlahan
Dosis maintenance 4 gram per jam
Kombinasi magnesium sulfat dan nifedipin
hipotensi.
Diuretik
Diuretik bila terdapat edema pulmonum.

Penanganan obstetrik.
Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab:
kapan janin harus dilahirkan
apakah persalinan pervaginam atau
dengan seksio
Bila pervaginam apakah boleh partus
spontan atau dengan bantuan
cunam/ekstraktor vakum
Bila dilakukan seksio jenis anestesi mana
yang sebaiknya dipakai

KESIMPULAN
Preeklampsia merupakan penyakit yang
relatif banyak dengan risiko pada ibu
dan bayi serius pada tingkat berat.
Penyakit selesai dengan terminasi secara
tepat.
Dalam jangka panjang bayi baru lahir
yang menderita PJT mempunyai risiko
sakit bahkan kematian, sehingga
memerlukan konseling dan upaya
pencegahan.

III. Prinsip Umum Pengangan


Persalinan Macet
Ialah suatu keadaan fase akhir suatu
persalinan yang macet dan berlangsung
lama, sehingga menimbulkan komplikasi
terhadap ibu dan anak
Etiologi : Multikompleks
Pengawasan saat hamil
Penatalaksanaan pertolongan persalinan

Penatalaksanaan pertolongan persalinan dapat


disebabkan :
Ketidaktahuan
Ketidaksabaran
Keterlambatan merujuk
Gejala klinis :
Kelelahan ibu dengan tanda
Dehidrasi syok
Nadi cepat dan lemah
Meteorismus
Febris
His lemah sampai hilang
Oliguria

Tanda-tanda infeksi intrauterin / intrapartum


- air ketuban keruh kehijauan, berbau, suhu badan
> 30C, leukosit > 15.000/mm3
Tanda-tanda gawat janin :
Denyut jantung janin mula-mula meningkat, lalu
menghilang
Air ketuban campur mekonium
Penanganan :
Perawatan pendahuluan :
- Infus
- Antibiotik
Mengakhiri persalinan

Komplikasi :
Ibu

Anak

Gangguan elektrolit
Perdarahan
Infeksi sepsis
Robekan jalan lahir
Prolapsus uteri
Asfiksia
Gawat janin meninggal

IV. Prinsip Umum Penilaian,


Penanganan, Persalinan Preterm
DEFiNISI
ialah bayi yang dilahirkan pada kehamilan hingga
37 minggu. atau bila umur kehamilan tidak
diketahui dengan pasti dipakai sebagai
pegangan berat badannya waktu lahir yakni
antara 1000 2500 gram.

Etio: umumnya tidak diketahui, hanya kira-kira 40%


1.

2.

yg dapat ditentukan
Sosial Ekonomi: Baird (1962) di Aberdeen. Frek
2 kali lipat pd istri-istri buruh kasar bila
dibandingkan yang terpelajar
Induksi persalinan karena keadaan patologik pada
ibu: kehamilan kadang dihentikan sebelum cukup
bulan: pre-eklampsia dan eklampsia, hipertensi
menahun, plasenta previa, solusio plasenta, tidak
ada kecocokan antara suami-istri, penyakit ginjal
dan diabetes melitus.
Tujuan utama: mencegah kematian janin intra
uterin karena bahaya meneruskan kehamilan lebih
besar daripada resiko prematuritas

3.Keadaan patologik pada kehamilan dan lain-lain:


hidramnion dan kehamilan ganda over distensi
uterus

PENANGANAN
Pencegahan memegang pernanan yang sangat
penting.
Pemberian salah satu dari reseptor dari golongan
symphatic-mimetic amine oleh beberapa penulis
dianjurkan untuk menenangkan uterus dan
menghentikan HIS pada partus prematurus.
Akan tetapi hasilnya di klinik tidak meyakinkan.

Apabila kepala janin sudah sampai di dasar panggul


dan sedang membuka vulva, sebaiknya dilakukan
episiotomi, khususnya pada seorang nullipara.
Dengan tekanan ringan pada fundus uteri,
kelahiran kepala dilaksanakan perlahan-lahan agar
tidak terjadi dekompresi kepala sekonyongkonyong. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan
terjadinya perdarahan otak.
Apabila kala II sudah 30 menit, tetapi kepala yang
sudah di dasar panggul belum juga lahir, maka
persalinan sebaiknya diakhiri dengan cunam
rendah. Ekstraksi vakum merupakan kontra
indikasi pada bayi prematur karena mudah
menyebabkan perdarahan otak.

Persalinan letak sungsang pada bayi


prematur membawa bahaya tambahan karena
bokong relatif jauh lebih kecil daripada
kepala, sehingga bokong dengan mudah dapat
melalui pembukaan yang belum lengkap, sedang
kepala yang menyusul akan mengalami
kesukaran, sehingga bayi dapat meninggal
karena anoksia atau karena patah tulang pada
columna vertebralis servikalis, atau
perdarahan otak akibat usaha mengatasi
kemacetan kepala itu

V. Prinsip Umum dalam Merujuk


Kasus Gawat Darurat Obstetri
Sebelum Membawa Pasien:
1.
Periksa TD, nadi, pernafasan dan BJA
2.
Nilai kontraksi uterus
3.
Berikan obat-obatan yang dianjurkan oleh
dokter (jika dilakukan konsultasi)
4.
Cairan intravena: RL, NaCl fisiologis
5.
Posisi miring ke kiri & tinggikan kaki:
menghindarkan supine hypotensive syndrome
6.
Periksa status janin, konsul pada perinatologis
jika perlu

Selama perjalanan:
1. Periksa vital sign & BJA setiap 15
menit
2. Berikan obat-obatan yang telah
dikonsulkan
3. Catat semua data
4. Terangkan semua prosedur yang
dilakukan untuk menenangkan pasien

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai