Laktosa adalah karbohidrat yang terdapat pada hampir semua produk susu. Laktosa tidak dapat
langsung diserap oleh tubuh sehingga harus di hidrolisis terlebih dahulu menjadi galaktosa dan
glukosa. Namun tidak semua orang dapat menghidrolisis laktosa dikarenakan beberapa faktor
misalnya orang tersebut mengalami intoleransi laktosa yang membuat orang tersebut tidak dapat
mengubah laktosa menjadi karbohidrat yang lebih sederhana yang mampu diserap oleh tubuh.
Enzim laktase juga berperan dalam mengkatalis atau sebagai biokatalisator yang membantu
hidrolisis laktosa. Jika laktosa tidak diserap oleh tubuh dengan baik maka dapat menyebabkan
laktosa tertimbun didalam usus besar orang tersebut sehingga orang tersebut akan mengalami
Abstract
Lactose is a carbohydrate found in almost all dairy products. Lactose can not be directly
absorbed by the body so it must be hydrolyzed first into galactose and glucose. But not everyone
can hydrolyze lactose due to several factors such as the person experiencing lactose intolerance
that makes the person unable to convert lactose into a simpler carbohydrate that can be absorbed
by the body. Lactase enzymes also play a role in catalyzing or as biocatalysts that help lactose
hydrolysis. If lactose is not absorbed by the body properly it can cause lactose to accumulate in
the person's colon so that the person will experience symptoms such as nausea, vomiting, and
peristaltic movement.
Susu merupakan sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan bayi mammalia,
termasuk manusia, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun,
susu termasuk bahan pangan mudah rusak dan memiliki umur simpan yang pendek. Oleh
karena itu, untuk dapat mengkonsumsi susu harus diolah terbih dahulu misalnya
dipanaskan atau dijadikan dalam bentuk bubuk. Disamping itu, pengembangan produk
pangan menggunakan bahan baku susu sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, seperti es
Salah satu produk pangan berbahan susu yang menjadi favorit adalah es krim yang di
dalamnya mengandung karbohidrat dalam bentuk disakarida, yaitu laktosa. Laktosa saat dicerna
perlu dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa terlebih dahulu supaya bisa diserap oleh dinding
usus dan memasuki peredaran darah. Untuk proses hidrolisa tersebut diperlukan enzim laktase,
yang terdapat pada mikrovilli mukosa usus halus. Apabila laktosa tidak bisa dicerna dengan baik,
hal ini menjelaskan adanya defisiensi enzim laktase yang juga biasa disebut intolerensi laktosa.
Laktosa yang tidak bisa terpecah menjadi glukosa dan galaktosa inilah yang akan menimbulkan
beberapa manifestasi klinis yang beragam, mulai dari sakit perut, mual, muntah, kembung, hingga
diare. Sehingga dalam tulisan ini akan diuraikan secara ringkas mengenai laktosa dan mekanisme
Tetapi pengertian ini sebenarnya sudah tidak tepat lagi karena banyak senyawa karbohidrat yang
tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen dengan perbandingan 2:1, misalnya gula
deoksiribosa yang mempunyai rumus C5H10O4. Disamping itu banyak pula karbohidrat yang
mengandung atom lain seperti nitrogen, sulfur dan lain-lain yang menunjukkan tidak sesuainya
dengan rumus karbohidrat tersebut. Walaupun demikian, nama karbohidrat ini sampai sekarang
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang pertama lebih
dikenal sebagai golongan aldosa dan yang kedua adalah ketosa. Dari rumus umum dapat diketahui
bahwa karbohidrat adalah suatu polimer. Dan senyawa yang menyusunnya adalah monomer-
1. Monosakarida
menjadi karbohidrat lain. Bentuk lain dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang
dimiliki dan sebagai aldosa dan ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah
2. Disakarida
beberapa molekul monosakarida yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan
monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat dalam alam ialah disakarida.
monosakarida yang sama atau berlainan, contohnya sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Polisakarida
Karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat
berantai lurus atau bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis oleh asam atau enzim
Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa, karena ini
laktosa adalah suatu disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1
pada galaktosa dan atom nomor 4 pada glukosa. Oleh kerenanya molekul laktosa masih
mempunyai gugus -OH glikosidik. Dengan demikian laktosa mempunyai sifat mutarotasi. Laktosa
berikatan melalui ikatan α (1,4)-glikosidik yang mempunyai satu atom karbon hemiasetal, maka
(isi keterangan)
Laktosa sebagai karbohidrat utama yang terdapat hanya pada susu mammalia, termasuk
ASI, merupakan hal yang penting. Ini dikarenakan hasil hidrolisa laktosa yang berupa galaktosa,
adalah senyawa yang penting untuk pembentukan serebrosida. Serebrosida ini penting untuk
Dinding usus halus terdiri atas lapisan serosa, lapisan otot, lapisan sub mukosa dan lapisan
mukosa. Lapisan mukosa dan submukosa membentuk lipatan-lipatan sirkuler, yang menonjol ke
dalam lumen ± 3-10 mm. Lipatan tersebut nyata pada duodenum dan jejunum, menghilang pada
pertengahan ileum. Pada lipatan-lipatan tersebut (vilus) terdapat mikrovili, yang pada mikroskop
elektron tampak sebagai brush border. Enzim-enzim yang terletak pada brush border
(keterangan)
Di sekeliling vilus terdapat kripta lieberkuhn yang merupakan kelenjar-kelenjar usus yang
menghasilkan sekret mengandung enzim-enzim pencernaan termasuk laktase. Sel-sel yang tidak
berdiferensiasi di dalam kripta berproliferasi cepat dan bermigrasi ke ujung vilus dimana mereka
menjadi sel-sel absortif. Enzim laktase merupakan protein enzim dan hanya bekerja pada subsrat
tertentu dan memiliki peran sebagai biokatalisator. Peran enzim sebagai biokatalis dibedakan
menjadi hidrolase, oksdioreduktase, transferase, liase, ligase, dan isomerase. Dalam kasus ini,
enzim laktase sebagai liase memiliki peran untuk mengatalisis pemecahan ikatan-ikatan kovalen
tertentu seperti pemecahan laktosa dan sebagai hidrolase beperan dalam menghidrolisis laktosa
Karbohidrat yang dimakan diserap dalam bentuk monosakarida (glukosa, galaktosa dan
fruktosa). Karena itu laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa agar proses absorpsi
dapat berlangsung. Hidrolisa ini dilakukan oleh laktase (β-galactosidase). Bila ada kerusakan
mukosa (serangan gastroenteritis), enzim laktase yang selalu mendapat gangguan (defisiensi
laktase sekunder) dan hal ini yang paling sering dijumpai. Laktase akan kembali normal saat
mukosa usus mengalami penyembuhan, namun dalam prosesnya memerlukan waktu yang cukup
lama.
Aktivitas enzim laktase bekerja pada pH optimal 5,5-6,0 dan mulai terdeteksi pada bulan
ketiga kehamilan. Aktivitas enzim ini akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, dari
30% pada kehamilan 26-34 minggu menjadi 70% pada kehamilan 35-38 minggu dan mencapai
100% pada usia 2-4 minggu setelah lahir. Kadar tersebut bertahan sampai 2-5 tahun. Setelah itu
aktivitas enzim laktase secara genetik akan menurun dan mencapai kadar terendah pada masa
dewasa.
Intolerance Lactase
Intoleransi laktosa dapat terjadi karena adanya defisiensi enzim laktase dalam brush border
usus halus. Defisiensi laktase diartikan sebagai keadaan aktivitas laktase dibawah normal yang
diukur pada spesimen biopsi mukosa usus halus. Sampai sekarang dikenal 2 bentuk dari defisiensi
Defisiensi laktase primer merupakan kelainan kronis dan dapat berkembang setelah masa
penyapihan. Derajat intoleransi laktosa bergantung pada beberapa faktor, antara lain
keseimbangan dari level aktivitas laktosa yang tersisa, jumlah laktosa yang dikonsumsi dan
adaptasi dari flora usus halus. Defisiensi laktase primer terdiri dari 3 tipe yaitu:2,6
a. Defisiensi laktase developmental yang terdapat pada bayi dengan usia kehamilan 26-32
minggu.
b. Defisiensi laktase bawaan, yaitu tidak terdapatnya enzim laktase pada brush border epitel
usus halus. Defisiensi laktase yang diwariskan (congenital lactase deficiency), terjadi pada
individu dengan genotip homozigot resesif. Kejadian ini sangat jarang, jarang yaitu 1
c. Defisiensi laktase dewasa yaitu kelainan yang timbul perlahan-lahan yang terjadi pada
anak usia 2-5 tahun hingga dewasa serta timbulnya bervariasi tergantung ras. Defisiensi
laktase ini dapat terjadi sebagai akibat induksi sintesis laktase yang menurun. Laktase
merupakan enzim yang sintesisnya dapat diinduksi. Ketidaksukaan minum susu mungkin
dapat memicu keadaan ini, sebab tidak ada induksi enzim laktase. Defisiensi laktase
primer dapat dijumpai pada bayi prematur sehubungan dengan perkembangan usus yang
Defisiensi laktase sekunder yang menyertai malabsorbsi dapat terjadi pada kerusakan
mukosa usus halus, misalnya akibat infeksi. Kejadian ini sering kali dijumpai pada anak diare
setelah minum susu botol. Tentunya laktase tidak mengalami defisiensi lagi bila kerusakan mukosa
usus telah membaik dan infeksi telah teratasi. Beberapa faktor lain penyebab intoleransi laktosa
antara lain:2
laktosa.
Hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa terjadi di dalam usus halus
memerlukan enzim laktase. Bila terjadi defisiensi laktase baik primer maupun sekunder, maka
Bila ada defisiensi laktase, laktosa tidak akan didigesti akibatnya tidak ada penyerapan
oleh mukosa usus halus. Laktosa yang tidak dihodrolisis akan diteruskan ke usus besar.
Disakarida ini merupakan bahan osmotik yang akan menarik air ke lumen. Jumlah air yang
keluar sebanding dengan jumlah laktosa yang tinggal di lumen usus. Penambahan volume
lumen usus akan menyebabkan rasa mual, muntah dan peningkatan peristaltik. Peristaltik usus
yang meninggi menyebabkan waktu transit usus makin pendek sehingga mengurangi
kesempatan untuk digesti dan absorpsi. Laktosa dan air/elektrolit yang tidak diserap
meninggalkan usus halus sampai di kolon. Di kolon, laktosa ini akan difermentasi oleh flora
normal menjadi gas (CO2, H2, dan CH4), asam lemak rantai pendek (butirat, propional dan
Pembentukan gas menyebabkan perut kembung dan sakit perut. Pembentukan gas
hidrogen oleh flora di kolon dapat dideteksi di udara pernafasan. Ini yang menjadi dasar uji
hidrogen pernafasan. Pembentukan asam lemak rantai pendek tadi diperlukan oleh tubuh
karena asam lemak ini dapat digunakan sebagai sumber energi. Disamping itu, pembentukan
asam lemak rantai pendek ini berguna untuk nutrisi kolon, membantu absorpsi air/elektrolit
penyerapan asam laktat oleh kolonosit menyebabkan asidosis metabolik. Air/ elektrolit yang
sampai di kolon dan hasil fermentasi tadi diserap oleh kolonosit (colonic salvage). Bila
colonic salvage dilewati, maka asam laktat banyak dijumpai di tinja yang akan menyebabkan
kadar air tinja meningkat (diare osmotik) dan bahan-bahan reduksi (laktosa) dijumpai dalam
tinja. 1,2,5
(isiin keterangan)
Pada defisiensi laktase sekunder kondisi yang bertanggung jawab untuk kekurangan
laktase meliputi infeksi akut (misalnya, rotavirus). Infeksi menyebabkan usus kecil cedera dengan
hilangnya laktase yang terkandung pada sel epitel dari ujung vili tersebut. Sel epitel yang belum
matang yang mengganti mengandung laktase yang lebih sedikit, menyebabkan kekurangan laktose
sekunder. 1,2,5
Adanya bahan-bahan reduksi dan pH tinja yang asam mengindikasikan adanya malabsorpsi
laktosa. Walaupun pemeriksaan ini bersifat uji saring dan kualitatif, uji ini valid bila: hanya laktosa
yang diminum, waktu transit usus yang cepat, tinja yang segar dan harus diperiksa segera, dan
Beberapa metode dapat digunakan untuk menguji intoleransi laktosa, antara lain:1,2
Merupakan pengujian terhadap jumlah gas hidrogen yang ditiupkan keluar melalui
pernafasan. Laktosa, yang seharusnya dicerna oleh laktase, mengalami fermentasi oleh
bakteri di saluran pencernaan, sehingga akan menyebabkan produksi gas hidrogen lebih
banyak dari keadaan normal. Uji ini tidak invansif dan dapat dilakukan pada bayi. Setelah
puasa malam hari, peningkatan gas hidrogen >20 ppm sehabis minum laktosa
20%. Sedangkan pada bayi usia kurang dari 6 bulan diberikan dalam konsentrasi 10 %.
Sampel udara nafas diambil sesaat sebelum meminum larutan laktosa (menit 0) dan setiap
30 memint sesudahnya selama 2 jam. Kenaikan kadar hidrogen sama atau lebih dari 20
b. Elimination diet
mengandung laktosa untuk melihat perbaikan gejala. Jika gejala muncul kembali ketika
makanan yang mengandung laktosa diberikan lagi, hampir bisa dipastikan penyebabnya
konsumsi laktosa, seperti hanya minum segelas susu. Bagi mereka yang mengalami intoleransi
Pemberian diet pada penderita yang mengalami intoleransi laktosa tergantung pada
berat ringannya intoleransi. Diet rendah laktosa diberikan pada penderita intoleransi
laktosa ringan dan sedang, sedangkan diet bebas laktosa diberikan kepada penderita
laktosa berat. Diet rendah atau bebas laktosa dapat diberikan pada penyakit diare akut. 1,2,4
berkepanjangan pula. Pada keadaan diare kronik diberikan susu formula yang bebas
laktosa. Pada penderita kurang gizi dan malnutrisi didapatkan gangguan absorbsi laktosa
karena adanya atropi sel-sel epitel mukosa usus halus sehingga produksi enzim laktase
sangat berkurang. Pemberian diet bebas laktosa sangat bermanfaat bagi penderita ini. 1,2,4
Beberapa anjuran berikut ini mungkin dapat membantu dalam menjalani diet
1. Minum susu yang mengandung banyak lemak susu, karena lemak dapat
menyediakan waktu yang cukup untuk enzim laktase memecah gula susu.
2. Hindari mengkonsumi susu rendah atau bebas lemak oleh karena susu lebih cepat
ditransportasi dalam usus besar dan cenderung menimbulkan gejala pada penderita
intoleransi laktosa. Disamping itu, beberapa produk susu rendah lemak juga
mengandung serbuk susu skim yang mengandung laktosa dalam dosis tinggi.
3. Jangan menghindari semua produk susu oleh karena nilai gizi susu pada dasarnya
4. Minum susu dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Banyak penderita intoleransi
laktosa dapat meminum 240 ml susu per hari, tetapi perlu untuk mengamati/ seberapa
besar tingkatan toleransi tubuh sendiri terhadap laktosa. Banyak penderita toleran
terhadap sejumlah laktosa yang terdapat dalam setengah cangkir susu full cream, tiga
perempat cangkir es krim, tiga perempat cangkir yoghurt, tiga perempat cangkir keju
5. Konsumsi produk susu yang diolah dengan proses pemanasan (seperti susu bubuk),
karena pada pemanasan, laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan galaktosa,
6. Konsumsi produk kedelai karena produk kedelai bebas laktosa dan merupakan
sumber kalsium yang bagus dan baik untuk menggantikan susu dan produk susu
lainnya.
Probiotik berasal dari bahasa Yunani probios yang berarti “untuk kehidupan”.
keseimbangan mikroflora usus. Pemakaian probiotik yang efektik sebagai terapi harus
memenuhi beberapa syarat berikut, yaitu: memberikan efek yang menguntungkan pada
pejamu, tidak patogenik dan tidak toksik, mengandung sejumlah besar sel hidup, mampu
bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme usus, tetap hidup selama dalam masa
penyimpanan dan sewaktu digunakan dan tahan terhadap asam lambung dan garam
empedu.2
Sampai saat ini telah banyak spesies mikroorganisme yang digunakan sebagai
probiotik, tetapi yang paling sering digunakan adalah golongan mikroorganisme yang
Susu yang sebelumnya telah diberikan enzim laktase dapat diperoleh di pasaran.
Susu ini secara khusus berisi 70 % laktosa perhidrolisa, dapat digunakan secara efektif
mengurangi gejala intoleransi laktosa. Preparat enzim laktase dapat berupa cairan, kaplet,
kapsul, tablet kunyah. Dalam bentuk cair dapat dibubuhkan ke dalam susu sebanyak 5-15
tetes/quart (1 quart=0,95 liter) dan mampu menghidrolisis 70-99% laktosa selama masa
inkubasi 24 jam di tempat pendingin. Untuk setiap 12 ons susu dapat digunakan 2-3 tablet,
1-2 kapsul, ½ - 3 kaplet, diminum sebelum atau bersamaan dengan makan makanan yang
mengandung laktosa.2
Penutup
Laktosa adalah disakarida yang dipecah oleh enzim laktase, suatu enzim pencernaan yang
terdapat dalam usus halus. Defisiensi laktase menyebabkan laktosa tidak dapat diserap
(malabsorpsi laktosa). Defisiensi laktase bisa primer atau sekunder (kerusakan mukosa usus).
Laktosa yang tidak diserap menyebabkan timbulnya berbagai gejala klinik (intoleransi laktosa).
Intoleransi laktosa adalah berkurangnya kemampuan untuk mencerna laktosa, yang disebabkan
oleh kekurangan enzim laktase sehingga menimbulkan gejala-gejala intoleransi laktosa meliputi
antara lain: perut kembung (banyak gas), sakit perut dan diare.
Daftar Pustaka
Lactose Intolerance and The Consumption of Dairy Foods Among African American
Adults are Less than Expected. J Natl Med Assoc. 2011. 103(1):36-45.
3. Pray W. S. Lactose intolerance: The Norm Among the World's Peoples. American Journal
4. Hegar B. Uji hidrogen napas satu cara diagnostik gangguan saluran cerna. Maj Kes Masy
Indones. 2008:278-80.
39(4):424-9.
7. Heyman MB. Lactose ntolerance in infants, children, and adolescent. Ped. J. 2007. 118(3):277-9.
10. Sarah Mummah, MPhil, Beibei Oelrich. Effect of Raw Milk on Lactose Intolerance: A
Randomized Controlled Pilot Study. Ann Fam Med. 2014 Mar: 12(2): 134-141.
11. Montes RG, Bayless TM, Saavedra JM, Perman JA. Effect of milks inoculated with Lactobacillus
1995;78(8):1657–1664
12. Sumardjo D. Pengantar kimia buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran. Jakarta: