Dikalangan remaja saat ini marak terjadinya penggunaan obat-obatan terlarang. Mereka
menggunakan obat-obatan terlarang, sebagian besar untuk mencari jatidiri. Padahal obat terlarang
sangat berbahaya bagi tubuh para penggunanya. Akan tetapi para remaja tidak tahu bahwa bahaya
dari pemakaian obat terlarang.
Mereka melakukan hal seperti ini karena banyak faktor. Mulai dari kurangnya pengetahuan
akan efek samping atau bahaya narkoba yang berkelanjutan baik bagi tubuh maupun kejiwaan si
pengguna , serta kurangnya orang pengawasan oleh orang dalam pergaulan remaja .
Obat terlarang dulunya digunakan para dokter untuk membius pasiennya, namun semakin
lama banyak remaja yang menggunakannya secara berlebihan hanya untuk meringankan
masalahnya. Padahal efek dari penggunaan obat terlarang bagi orang sehat sangat berbahaya. Oleh
karena itu, dalam makalah ini saya akan menjelaskan bahaya dari penyalahgunaan obat-obatan
terlarang atau NAPZA, beserta cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.
PENGERTIAN NAPZA
Menurut Kemenkes RI tahun 2010, NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika,
dan bahan adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi menimbulkan
perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan ketergantungan. Manfaat maupun risiko
penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering, cara menggunakannya,
dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang dikonsumsi.
1. NARKOTIKA
Menurut UU Narkotika No 35 Tahun 2009, narkotika di definisikan sebagai zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika digolongkan
kedalam tiga golongan:
Narkotika Golongan I
Narkotika golongan satu hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contohnya adalah heroin, kokain, daun kokain, opium, ganja,
jicing, katinon.
Narkotika Golongan II
Narkotika golongan dua, berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi. Contohnya adalah morfin, petidin, pentanil, metadon.
Narkotika golongan tiga adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat dan berkhasiat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah codein,
buprenorfin, etilmorfina, kodeina, nikokodina, polkodina, propiram.
2. PSIKOTROPIKA
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri
dari 4 golongan, yaitu :
Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan,
contohnya ekstasi.
Psikotropika Golongan II :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan,
contohnya amphetamine.
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan, contohnya phenobarbital.
Psikotropika Golongan IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan, contohnya diazepam, nitrazepam.
3. ZAT ADIKTIF
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme
hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit
dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat
memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. Sesuai dengan Undang-Undang No.5
Tahun 1997 tentang Psikotropika menyebutkan beberapa obat yang mengandung zat adiktif, yaitu
amfetamin, amobarbital, flunitrazepam, diahepam, bromazepam, fenobarbital, minuman
beralkohol / minuman keras, tembakau / rokok, halusinogen, dan bahan pelarut seperti bensin,
tiner, lem.