Anda di halaman 1dari 4

KASUS

Tn. K. 54 th, 92 Kg, 165 cm, MRS dengan hipoglikemia, GD 59 mg/dl. Tampak Jelas
Pasien memiliki acites yang besar, sehingga saat terlentang pasien merasa sesak, mengaku
memiliki kencing manis selama 6 tahun dan seminggu ini minum glibenklamid 1-0-0. Pasien
didiagnosa dengan cirrhosis hepatic, DM. Hari ketiga pasien demam hingga 38.2 0C. Hasil
lab hari ketiga : albumin 2,9 mg/dl, SGOT 45 U/L SGPT 63 U/L; Billirubin total 1,2 mg/dL,
Hasil observasi TD 110/70; Nadi 92 x menit.

Pembahasan
Acites adalah penumpukan cairan limfa di ruang peritoneal yang disebabkan oleh beberapa
hal, yaitu karena aktivasi system rennin-angiotensin yang menimbulkan retensi air dan
natrium. Penyebab acites terbanyak adalah gangguan hati kronis, tetapi dapat pula disebabkan
oleh penyakit lain. Pasien didiagnosa dengan cirrhosis hepatic dan DM.

A. DATA SUBJEKTIF :
1. Pasien mengalami acites yang besar
2. Pasien merasa sesak saat terlentang
3. Kencing manis selama 6 tahun.

B. DATA OBJEKTIF :
Data Klinik
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg (nilai normal 120/80 mmHg)
2. Denyut nadi : 92x/menit (nilai normal 80-90x/menit)
3. Suhu badan : 38,2 0C (nilai normal 37,6 0C)
4. Berat badan : 92 Kg
5. Tinggi : 165 cm
6. IMT : 33,79 kg/m2 (obesitas)

Data Laboratorium
1. Albumin : 2,9 mg/dl (nilai normal 3,5-5,0 g/dL)
2. SGOT : 45 U/L (normal 5-35 U/L)
3. SGPT : 63 U/L (normal 5-35 U/L)
4. Billirubin total : 1,2 mg/dL (nilai normal total 0,1-1 mg/dL)
5. Gula darah : 59 mg/dL (nilai normal 70-110 mg/dL)
C. ASSESMENT:
1. Berdasarkan data laboratorium
a. Albumin
Kadar albumin pasien jauh di bawah nilai normal, hal tersebut menunjukkan
bahwa adanya gangguan fungsi hati, hingga terjadi acites pada pasien.
b. SGOT dan SGPT
Tingginya nilai SGOT dan SGPT di atas normal menunjukkan bahwa pasien
mengalami gangguan fungsi hati. Peningkatan SGPT juga dapat terjadi pada
pasien obesitas.
c. Bilirubin
Bilirubin juga merupakan salah satu aspek penunjang dalam pemeriksaan fungsi
hati. Namun pada pasien nilai kadar bilirubin tidak begitu jauh dari nilai normal.
Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi cenderung terjadi akibat adanya
disfungsi atau gangguan fungsi hati.
d. Gula darah
Berdasarkan pemeriksaan gula darah, pasien mengalami hipoglikemia, yaitu nilai
gula darah pasien berada di bawah nilai normal.
2. Namun pasien sudah mengalami DM selama 6 tahun, DM mungkin ditimbulkan
karena sirosis hati dimana hampir seluruh pasien penderita sirosis hati mengalamai
resistensi insulin, 60-80% terjadi intoleransi glukosa, dan sekitar 20% berkembang
menjadi diabetes melitus.
3. Acites terjadi akibat akumulasi cairan di rongga peritoneum hasil hipertensi portal,
hipoalbuminemia, dan hyperaldosteronemia dan merupakan akibat dari terjadinya
sirosis hati atau merupakan menifestasi klinis dari sirosis hati.
4. Pasien mengalami demam pada hari ketiga, demam bisa disebabkan oleh sirosis hati
ataupun karena terjadi infeksi oleh bakteri atau virus.
5. Pasien telah mengkonsumsi glibenklamid pada pagi hari selama 1 minggu.

D. PLANS
1. Terapi Non Farmakologi
a. Diet
b. Tidak mengkonsumsi alkohol
c. Tidak merokok
2. Terapi Farmakologi
a. Untuk pengobatan sirosis hati pasien, menurut Asosiasi untuk studi penyakit hati
(AASLD) merekomendasikan analog nukleosida seperti lamivudine untuk
memperlambat perkembangan sirosis hati (jika disebabkan oleh hepatitis B), tetapi
jika sirosis hati disebabkan oleh infeksi bakteri maka bisa digunakan golongan
aminoglikosida seperti streptomisin, gentamisin diberikan 3 x 1 sehari selama 7
hari.
b. Jika pasien mengalami DM sirosis hati atau biasa dikenal dengan Hepatogenous
diabetes maka untuk mengobati DM pada pasien sirosis hati digunakan insulin
karena jika menggunakan antidiabetik oral kerja hati akan meningkat karena
sebagian besar obat antidiabetes oral di metabolisme di hati.
c. Karena Acites terjadi akibat akumulasi cairan di rongga peritoneum hasil
hipertensi portal, hipoalbuminemia, dan hyperaldosteronemia, pasien dapat
diberikan Albumin IV.
d. Demam yang dialami pasien, sebaiknya tidak perlu diberikan antipiretik (penurun
demam), karena pasien mengalami sirosis hati. Sehingga perlu mengurangi
penggunaan obat-obat yang seharusnya tidak perlu diberikan. Demam bisa juga
terjadi karena efek dari penyakit lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Guan R, Lui HF. Treatment of hepatitis B in decompensated liver cirrhosis. Int J Hepatol
2011;08:41-54.

Mc Neely M. Diabetes in a patient with cirrhosis. Clin Diabet 2004;22:42.

Rena NM, Wibawa IDN. Albumin infusion in liver cirrhotic patients. Acta Med Indones
2010;42:162-8.

Sherman M, Shafran S, Burak K, Doucette K, Wong W, Girgrah N, et al. Management of


chronic hepatitis B: Consensus guidelines. Can J Gastroenterol 2007;21(Suppl C):

Anda mungkin juga menyukai