Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Tinjauan Teori
2.1 definisi sistem urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih)
Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :
A. Ginjal

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang


peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri
dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.Pada orang dewasa berat ginjal ± 200
gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.Satuan
struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap – tiap nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh – pembuluh darah
yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler
terdapat kapsul Bowman, serta tubulus – tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus
kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran
mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur
sehingga celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang keluar
dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang
berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi
tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik
kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagaitubuluskontortusdistal.

a. bagian bagian ginjal


1
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvisrenalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron.Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler kapiler darah
yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus.Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai
bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan
malphigiPenyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman.
Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
1. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal.Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas
berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan
korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh
halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagai proses.
2. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliksminor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi ginjal
1. Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,
misalnya amonia.

2
2. Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin)
dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :


1. Tes untuk protein albumin
Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke
dalam urine.
2. Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar
normal (20 – 40) mg%.
3. Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi
berat jenisnya naik.
4. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris
kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang
menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh
alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan
kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal.Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal
yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu
hormone adrenalin dan hormn kortison.
Ada 3 hormon utama yang diproduksi oleh ginjal, yaitu :
1. Renin – yaitu hormon yang terkait dengan tekanan darah.

3
2. Erythropoetin – yaitu hormon yang membantu pembuatan sel darah merah. Penderita gagal
ginjal biasanya kekurangan sel darah merah (anemia) yang menyebabkan keletihan serta
dapat merusak hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan injeksi erythropoetin.
3. Calcitriol – yaitu hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium pada makanan. Tanpa
bantuan hormon tersebut, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang mana untuk
jangka panjang hal tersebut dapat menyebabkan penyakit tulang.

B. URETER

Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.

a. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari :


4
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika
seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan
pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus,
dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter
interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus
secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini
hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis
dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin
(kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari
sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi
spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila
kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh
limfe berjalan

C. URETRA

5
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya
± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
 Uretra Prostaria
 Uretra membranosa

 Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Urine (Air Kemih)
1. Sifat – sifat air kemih

· Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta
faktor lainnya.
· Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
· Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
· Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
· Baerat jenis 1.015 – 1.020.
· Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih

· Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air


· Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
· Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
· Pigmen (bilirubin, urobilin)
6
· Toksin
· Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi).Setiap harinyadapat terbentuk 150 –
180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai
kemih, dan sebagian diserap kembali.
4. Tahap – tahap Pembentukan Urin

a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman
yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh
ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali
kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul.
Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urine sesungguhnya.Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis
renalis lalu di bawa ke ureter.Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara.Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

5. Mikturisi

7
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,
keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung kemih
dimana saebelumnmya telah ada 170 – 23 ml urine.Miktruisi merupakan gerak reflek yang
dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat – pusat persyarafan yang lebih tinggi dari
manusia, gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih
membantu mengosongkannya.
6. Ciri – ciri Urine Normal.

Rata – rata dalam satu hari 1 – 2 liter, tapi berbeda – beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya
sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata – rata 6.

2.2 GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN


Sistem perkemihan atau biasa juga disebut sistem urogenital adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Adapun susunan sistem perkemihan (sistem urinaria) di dalam tubuh manusia adalah
ginjal, ureter, vesika urinaria, dan uretra.Dalam sistem perkemihan ini, bisa saja terjadi
gangguan-gangguan.Terperinci, gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut.
1. INFEKSI SALURAN UROGENITAL
Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli.Dapat
pula disebabkan oleh Proteus, Klebsiella, dan Staphylococcus terutama bila sedang terpasang
kateter. Pada saluran urogenital ini, dapat terjadi penyakit, seperti:

a. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih, yang lebih banyak menyerang wanita dari pada
pria, karena pada wanita muara uretra dan vagina dekat dengan daerah anal. Sistitis atau
peradangan kandung kencing ,dapat juga akut dan juga koronik, pada sistisis akut urine
keluar sedikit-sedikit tapi sering dan disertai rasa sakit bila sudah menjalar uretritis. Faktor
resiko sistitis adalah bersetubuh, kehamilan, kandung kemih neurogenis, pemasangan kateter,
keadaan-keadan obstruktif dan diabetes mellitus. Apabila berlanjut, akan menyebakan
kuman-kuman naik dari kandung kemih ke pelvis ginjal, yang disebut dengan pielonefritis.
8
Penderita sistitis akan merasakan keluhan seperti disuria (nyeri saat miksi), sering berkemih,
merasa ingin berkemih terus, dan sakit di atas daerah suprapubis.
b. Pielonefritis
Pielonefritis adalah peradang jaringan ginjal dan pelvis ginjal. Penyebab paling sering
penyakit ini adalah kuman yang berasal dari kandung kemih yang menjalar naik ke pelvis
ginjal. Pielonefritis ada yang akut dan ada yang menahun. Bila akut, terasa sangat sakit
dengan dengan kenaikan suhu,menggigil, dan muntah-muntah. Pengobatannya adalah dengan
memberikan makanan cairanyang tawar,dan diadakan pencatatan teliti diataskartu balans
cairan dipergunakan juga kemotrapi. Pielonefritis menahun ada dua tipe, yaitu Pielonefritis
yang disebabkan oleh Refluks vesikouretral yang dapat menyebabkan infeksi papila senyawa
perifer dan jaringan parut di kutub ginjal. Dan Pielonefritis yang disebabkan oleh Obstruksi
saluran kemih yang menimbulkan tekanan tinggi aliran balik urine, yang menyebabkan
infeksi semua papila, jaringan parut ginjal menyebar dan penipisan lapisan korteks ginjal.

2. Penyakit Glomerular
a. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi di nasofaring
oleh Streptococcus β-hemolitik. Lebih sering menyerang anak-anak, dengan gejala yaitu
edema akut, oiguria, proteinuria, urine berwarna, dan biasa disertai dengan hipertensi.
Penyakit ini merupaka penyakit autoimun karena terbentuk antibodi yang merusak membran
basal gromerulus tubuh itu sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal ginjal.

3. Sindrom Nefrotik (nefrosis)


Nefrosis dapat menyebabkan glomerulonefritis, gejala yang dominan adalah
albuminaria (>3,5 gram/hari). Hilangnya protein akibat meningkatnya permeabilitas
membran basal glomerulus. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia yang menyebabkan edema
generalisata.

4. OBSTRUKSI SALURAN KEMIH

9
Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh hipertrofi prostat, batu ginjal dan tumor
ginjal. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan disfungsi ginjal berat yang meliputi
hemoragi dan gagal ginjal, bila tidak diatasi.
5. Hipertrofi Prostat
Penyebabnya diduga ketidakseimbangan hormon kelamin pria dan wanita, yang
terjadinya dengan meningkatnya usia. Biasanya testosteron adalah androgen utama dalam
darah dan membentuk dua metabolit, yaitu: dihidrotestosteron dan β-estradiol. Estradiol
adalah steroid yang memiliki sifat-sifat estrogenik. Ia biasanya bekerja sama dengan
androgen, namun dapat bekerja independen dengan menimbulkan efek berlawanan dengan
androgen. Testosteron serta metabolitnya bekerja sama menghasilkan hiperplasia prostat.
Pada pria dia atas 60 tahun, testosteron plasma menurun, namun hipertrofi prostat sudah
dapat timbul 10-20 tahun sebelum adanya penurunan kadar plasma .
6. Batu Ginjal
Di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di
sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran
kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam
kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis
(litiasis renalis, nefrolitiasis). Batu dalam kandung kemih terbentuk dan berasal dari
ginjal,masuk kedalam kandung kemih,batu tertekan pada trigonum yang peka itu,maka akan
menyebabkan sangat sakit. Biasanya terdapat sedikit hematuri,dan infeksi yangsering
menyertai.
a. GEJALA
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah.Batu yang menyumbat ureter,pelvis
renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri
kolik yang hebat).Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di
daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan
dan paha sebelah dalam.Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung,
demam, menggigil dan darah di dalam air kemih.Penderita mungkin menjadi sering
berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.Batu bisa menyebabkan infeksi saluran
kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih
yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini
berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan

10
penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa
terjadi kerusakan ginjal.
b. Diagnosa
yang tidak menimbulkan gejala, mungkin akan diketahui secara tidak sengaja pada
pemeriksaan analisis air kemih rutin (urinalisis). Batu yang menyebabkan nyeri biasanya
didiagnosis berdasarkan gejala kolik renalis, disertai dengan adanya nyeri tekan di punggung
dan selangkangan atau nyeri di daerah kemaluan tanpa penyebab yang jelas. Analisa air
kemih mikroskopik bisa menunjukkan adanya darah, nanah atau kristal batu yang kecil.
Biasanya tidak perlu dilakukan pemeriksaan lainnya, kecuali jika nyeri menetap lebih dari
beberapa jam atau diagnosisnya belum pasti. Pemeriksaan tambahan yang bisa membantu
menegakkan diagnosis adalah pengumpulan air kemih 24 jam dan pengambilan contoh darah
untuk menilai kadar kalsium, sistin, asam urat dan bahan lainnya yang bisa menyebabkan
terjadinya batu. Rontgen perut bisa menunjukkan adanya batu kalsium dan batu
struvit.Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan adalah urografi intravena dan
urografi retrograd.
c. Pengobatan
Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak
perlu diobati. Minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan
membantu membuang beberapa batu; jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi
dilakukan pengobatan segera. Kolik renalis bisa dikurangi dengan obat pereda nyeri golongan
narkotik.Batu di dalam pelvis renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1
sentimeter atau kurang seringkali bisa dipecahkan oleh gelombang ultrasonik (extracorporeal
shock wave lithotripsy, ESWL). Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih.
Kadang sebuah batu diangkat melalui suatu sayatan kecil di kulit (percutaneous
nephrolithotomy, nefrolitotomi perkutaneus), yang diikuti dengan pengobatan ultrasonik.Batu
kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui
uretra dan masuk ke dalam kandung kemih. Batu asam urat kadang akan larut secara bertahap
pada suasana air kemih yang basa (misalnya dengan memberikan kalium sitrat), tetapi batu
lainnya tidak dapat diatasi dengan cara ini. Batu asam urat yang lebih besar, yang
menyebabkan penyumbatan, perlu diangkat melalui pembedahan.Adanya batu struvit
menunjukkan terjadinya infeksi saluran kemih, karena itu diberikan antibiotik.

11
d. Pencegahan
Tindakan pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang
ditemukan pada penderita. Batu tersebut dianalisis dan dilakukan pengukuran kadar bahan
yang bisa menyebabkan terjadinya batu di dalam air kemih.
7. Batu kalsium
Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar
kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid)
akan mengurangi pembentukan batu yang baru.
1. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
2. Diet rendah kalsium dan mengonsumsi natrium selulosa fosfat.
Untuk meningkatkan kadarsitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium) di
dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kadar oksalatyang tinggi dalam air kemih, yang
menyokong terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengonsumsi makanan yang
kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica dan teh).Oleh karena itu
sebaiknya asupan makanan tersebut dikurangi. Kadang batu kalsium terbentuk akibat
penyakit lain, seperti hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus
renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-
penyakit tersebut.
8. Batu asam urat
Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut
menyebabkan meningkatnya kadarasam urat di dalam air kemih. Untuk mengurangi
pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.Batu asam urat terbentuk jika keasaman air
kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa
diberikan kalium sitrat.Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih.

2.3 SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL


Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada
kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa
lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar
Pada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat.Hal ini
umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan.

12
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kandung kemih tertekan kembali
sehinggal timbul sering kencing.
Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas hormonal [ estrogen dan progesteron ],
tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah. Sehingga
minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal dan uretra berdilatasi.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah.Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus
mengakomodasi tuntutan metabolism dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,
panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada
posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil
berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena kava dan aorta, sehingga curah jantung
menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu jg
dengan volume darah ginjal.
a. Gangguan inkontinensia urin.
Gangguan ini seringkali terjadi pada usia lanjut Dan terjadi pada wanita hamil.
Pengertian inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan
frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau
sosial.Variasi dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai
benar-benar banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran
feses).
b. Etiologi Inkontinensia Urine.
Etiologi atau penyebab dari inkontinensia urine ini adalah karena adanya kelemahan
dari otot dasar panggul.Ini yang berkaiatan dengan anatomi dan juga fungsi organ
kemih.Kelemahan dari otot dasar panggul ini bisa karena beberapa penyebab yaitu
diantaranya kehamilan yang berulang-ulang, kesalahan dalam mengedan. Hal tersebut bisa
mengakibatkan seseorang tersebut tidak dapat menahan air seni(beser). Inkontinensia Urine
juga bisa terjadi karena produksi urin berlebih karena berbagai sebab.Misalnya gangguan
metabolik, seperti diabetes melitus, yang harus terus dipantau. Sebab lain adalah asupan
cairan yang berlebihan yang bisa diatasi dengan mengurangi asupan cairan yang bersifat
diuretika seperti kafein.
Penyebab inkontinensia urine antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih
bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan

13
kemampuan / keinginan ke toilet. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena
infeksi.Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka tatalaksananya adalah terapi
antibiotika.Apabila vaginitis atau uretritis atrofi penyebabnya, maka dilakukan tertapi
estrogen topical.Terapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru menjalani
prostatektomi.Dan, bila terjadi impaksi feses, maka harus dihilangkan misalnya dengan
makanan kaya serat, mobilitas, asupan cairan yang adekuat, atau jika perlu penggunaan
laksatif.
c. Patofisiologi Inkontinensia Urin.
Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh karena komplikasi dari penyakit infeksi
saluran kemih, kehilangan kontrol spinkter atau terjadinya perubahan tekanan abdomen
secara tiba-tiba.Inkontinensia bisa bersifat permanen misalnya pada spinal cord trauma atau
bersifat temporer pada wanita hamil dengan struktur dasar panggul yang lemah dapat
berakibat terjadinya inkontinensia urine. Meskipun inkontinensia urine dapat terjadi pada
pasien dari berbagai usia, kehilangan kontrol urinari merupakan masalah bagi lanjut usia.
d. Jenis Klasifikasi Inkontinensia Urine.
Jenis dari inkontinensia urine menurut (Charlene J.Reeves at all) yaitu :
 Inkontinensia Urgensi. Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah
ada peringatan ingin melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot destrusor yang
berlebihan atau kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol.
 Inkontinensia Tekanan. Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas
yang meningkatkan tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin, tertawa dan
mengangkat beban berat adalah aktivitas yang dapat menyebabkan inkontinensia
urine.

 Inkontinensia Aliran Yang Berlebihan ( Over Flow Inkontinensia ). Terjadi jika retensi
menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan sebagian terlepas secara tidak
terkontrol, hal ini pada umumnya disebabkan oleh neurogenik bladder atau obstruksi
bagian luar kandung kemih.

II. SOAL LATIHAN

Soal Latihan

1. Infeksi saluran urogenital umumnya disebabkan


2. Mengapa sistisis lebih banyak pada wanita bla dibanding dengan pria ?
3. Bagamana keluhan penderita sitisis ?

14
4. Jelaskan proses terjadinya Pielonefritis
5. Apakah penyebab dari Glomerulonefritis
6. Sebutkan tanda dan gejala Glomerulonefritis
7. Nefrosis dapat menyebabkan........
8. gejala yang dominan dari nefrosis adalah........
9. Akibatnya terjadi hipoalbuminemia dapat menyebabkan
10. Obstruksi saluran kemih disebabkan oleh.......
11. Gangguan obstruktif dapat menyebabkan.........
12. Hipertrofi Prostat disesbabkan oleh.......
13. Proses pembentukan batu ginjal disebut..........
14. Hidronefrosis adalah...
15. Tindakan untuk pencegahan batu ginjal adalah.......
16. Inkontinensia urin adalah.........
17. Tanda dan gejala inkontinensia urin.................

15

Anda mungkin juga menyukai