Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO

No. ID dan Nama Peserta : dr. Irwan


No. ID dan Nama Wahana : RSUDSungailiat
Topik :PerdarahanPos Partum
Tanggal (kasus) :1 Maret 2015
Nama Pasien : Ny. H No. RM : -
Tanggal Presentasi : No. dan Nama Pendamping :
8 Maret 2015 dr. M. Tanzil
Tempat Presentasi : RSUD Sungailiat
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Pasien datang ke RSUD Sungailiat, rujukan dari bidan dengan perdarahan post
partum. Pasien mengatakan keluar darah terus menerus dari jalan lahir sejak melahirkan.
Darah yang keluar cukup banyak dan hamper seperti air mengalir. Perdarahan mulai sejak
plasenta selesai dikeluarkan. Pasien mengatakan bayi nya lahir jam 21.00 dengan berat 3000
gr. Selama proses persalinan, pasien merasa tidak ada keluhan yang berarti. Pasien mengaku
sebelumnya tidak ada riwayat tekanan darah tinggi, menderita penyakit darah maupun
meminum obat-obat pengencer darah. Pasien mengaku kehamilannya sudah 9 bulan. Tanggal
hari pertama haid terakhir adalah 29 Mei 2014. Ini merupakan kehamilannya yang pertama.
Pasien kontrol kehamilan tiap bulan ke bidan sampai usia kehamilan 9 bulan.
Tujuan :
1. Mengetahui diagnosis penyakit perdarahan post partum
2. Mengetahui tatalaksana pada pasien perdarahan post partum
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

RSUD Sungailiat 1
PORTOFOLIO

Data pasien : Nama : Ny. H No. register : -


Nama RS : RSUD Sungailiat Telp : - Terdaftar sejak : -

Data utama untuk bahan diskusi


1. Diagnosis/ gambaran klinis:
Seorang perempuan yang berusia 23 tahun datang ke RSUD Sungailiat dengan
keluhan utama keluar darah dari jalan lahir setelah melahirkan plasenta. Darah yang
keluar segar dan mengalir. Selama proses persalinan tidak ada keluhan atau masalah yang
berarti. Pasien mengaku kehamilannya sudah 9 bulan, dan berat bayi lahir 3000 gram.
2. Riwayat pengobatan:
Pasien jarang control ke dokter spesialis kandungan
3. Riwayat penyakit sekarang:
Keluhan keluar dari jalan lahir ini didapat setelah pasien melahirkan plasenta. Pasien
mengatakan bayinya lahir jam 21.00 dengan berat 3000 gr. Selama proses persalinan,
pasien merasa tidak ada keluhan yang berarti. Pasien mengaku sebelumnya tidak ada
riwayat tekanan darah tinggi, menderita penyakit darah maupun meminum obat-obat
pengencer darah. Pasien mengaku kehamilannya sudah 9 bulan.Tanggal hari pertama haid
terakhir adalah 29Mei 2014.
4. Riwayat penyakit terdahulu :
Ini adalah kali pertama pasien melahirkan
5. Riwayat pekerjaan :
-
6. RiwayatKeluarga :
Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal.
7. Kondisi lingkungan sosial dan fisik:
-

RSUD Sungailiat 2
PORTOFOLIO

8.Lain-lain :
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: kompos mentis, tampak sakit sedang
Tanda vital:
Tensi : 100/60 mmhg
Nadi : 83x/m (kuatangkatdanteratur)
Napas : 20 x/m
Suhu : 36,9 °Cakralhangat

Status generalis
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : KGB tidak teraba
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : sonor, VBS ka=ki
Cor : bunyi jantung murni regular
Abdomen : Datar lembut,
Bising usus (+) normal
Hepar & lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Edema -/-, sianosis -/-, CRT < 2”

Pemeriksaan Obstetri Ginekologi


PemeriksaanLuar
Inspeksi : sedikit cembung, line anigra +, strie livide +, bekas operasi –
Palpasi : Nyeri tekan -, TFU 2 jari di bawah umbilicus
PPV : + darah
PemeriksaanDalam
VT : OUE terbuka, kontraksi kurang, laserasi portio -, terdapat sisa jaringan

Lab
Hemoglobin 12 g/dL (N: 11,7 – 15,5)
Leukosit 19.260 (N: 3.600 – 11.000)
Eosinofil% 0,5 % (N: 1-3)

RSUD Sungailiat 3
PORTOFOLIO

Basofil% 0.3 % (N: 0-1)


Neutrofil segmen% 85,3 % (N: 50-70)
Limfosit% 8,9 (N: 25-40)
Monosit% 5 (N: 2-8)
MCV 86,5 mikro m3 (N: 80-100)
MCH 29,5pg (N: 26-34)
MCHC 34,1 g/dL (N: 32-36)
Hematokrit 35,2 % (N: 30-43)
Trombosit 272.000 (N: 150.000-440.000)
Eritrosit 4,07 juta (N: 3,8 – 5,2)
RDW 13,5 % (N: 11,5 - 14,5)
PDW 9,4 % (N: 10-18)
MPV 9,6 mikro m3 (N: 6,8 – 10)
LED 28/61 mm/jam (N: 0 – 20 )
Golongan darah O+
Waktu perdarahan/BT 1.30 menit (N: 1-3)
Waktu pembekuan/CT 4.00 menit (N: 2-6)
Gula Darah Sewaktu : 100 mg/dL

Terapi
Umum
1. Memberitahukan kepada penderita dan keluarganya tentang penyakit yang dideritanya
2. Menjelaskan cara pengobatan
Khusus
3. Medikamentosa : IVFD RL : D5 20 tpm, Oksitosin 1 amp drip,
metergin,kaltrofen sup 2*1
4. Konservatif : Kuretase

Daftar Pustaka:
1. Shane, B. Mencegah Pcrdarahan Pasca Persalinan: Menangani Persalinan Kala Tiga.
Outlook, [online]. 2002. Juni. [cited 2012 Januari 28]. Volume 19, Hal. 1-9. Available
from: URL: http://www.path.org.
2. Badriyah. Pengaruh faktor resiko terhadap perdarahan ibu post partum di RS Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan. Jurnal penelitian kesehatan suara forikes. [online].

RSUD Sungailiat 4
PORTOFOLIO

2011. Januari. [cited 2012 Januari 30]. Volume 11. Hal. 31. Available from. URL:
http://www. google.com
3. Tim Revisi Kelima Paket Pelatihan PONED. Buku Acuan Pelatihan Klinik Pelayanan
Obstetri Emergensi Dasar. Jakarta. 2008.
Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui gambaranklinisserta diagnosis padapenyakitperdarahanpos partum
2. Mengetahuipengobatan dan pencegahanperdarahanpost partum

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio


1. Subyektif :
Keluhan keluar dari jalan lahir ini didapat setelah pasien melahirkan plasenta. Pasien
mengatakan bayiny alahir jam 21.00 dengan berat 3000 gr. Selama proses persalinan,
pasien merasa tidak ada keluhan yang berarti. Pasien mengaku sebelumnya tidak ada
riwayat tekanan darah tinggi, menderita penyakit darah maupun meminum obat-obat
pengencer darah. Pasien mengaku kehamilannya sudah 9 bulan.
2. Objektif :
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital serta status generalis dalam batas
normal. Pada pemeriksaan obstetri ginekologi didapatkan, terdapat bekuan darah dan
aliran darah segar, pada VT jaringan pada portio +, kontraksi kurang.
3. Assessment :
Pasien ini didiagnosis dengan perdarahan post partum primer. Perdarahan post partum
atau perdarahan pasca persalinan atau post partum haemorrhage(PPH) adalah
perdarahan atau hilangnya darah 500cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir.
Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya plasenta. Definisi lain
menyebutkan perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan 500 cc atau lebih yang
terjadi setelah plasenta lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian: (1-5)
a. Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam
24 jam setelah anaklahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi antara
24 jam sampai 6 minggu post partum (masanifes).
Banyak factor potensial yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum, faktor-faktor
yang menyebabkan perdarahan postpartum adalah 4T (Tonus. Tissue, Trauma, dan
Trombin) dimana tonus paling banyak disebabkan oleh atonia uteri, sedangkan tissue

RSUD Sungailiat 5
PORTOFOLIO

disebabkan oleh retensio plasenta, serta sisa plasenta; trauma disebabkan salah satunya
oleh perlukaan jalan lahir, serta thrombin biasanya akibat kelainan pembekuan darah.
Beberapa gejala yang bisa menunjukkan perdarahan postpartum :
1. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol
2. Penurunan tekanan darah
3. Peningkatan detak jantung
4. Penurunan hitung sel darah merah ( hematokrit)
5. Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan sekitar perineum
Pada perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio plasenta atau
laserasi jalan lahir, bila karena retensio plasenta maka perdarahan akan berhenti
setelah plasenta lahir. Pada perdarahan yang terjadi setelah plasenta lahir perlu
dibedakan sebabnya antara atonia uteri, sisa plasenta, atau trauma jalan lahir. Pada
pemeriksaan obstretik kontraksi uterus akan lembek dan membesar jika ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik dilakukan eksplorasi untuk mengetahui adanya sisa
plasenta atau laserasi jalan lahir. Berikut langkah-langkah sistematik untuk
mendiagnosa perdarahan postpartum:
1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak
3. Lakukan ekplorasi kavum uteri untuk mencari:
a. Sisa plasenta dan ketuban
b. Robekan Rahim
c. Plasenta seksenturiata adalah plasenta yang mempunyai satu kotiledon
tambahan yang timbul jauh dari struktur plasenta utama.
4. Inspekulo : Untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium : Peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk
split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial
diaktivasi, masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang.
6. Ultrasonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.

RSUD Sungailiat 6
PORTOFOLIO

4. Plan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan perdarahan post partum ada 2 komponen,
yaitu : 1. Resusitasi dan penanganan obstetric serta kemungkinan terjadinya syok
hipovolemik 2. Idenfitikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post
partum.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas
(A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi
buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation)
pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik,
dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu
pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat
vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
1. Resusitasicairan : dengankristaloid
2. Tranfusidarah
Perlu diberikan bila perdarahan terus berlanjut dan diperkirakan lebih dari 2000 cc
atau gejala klinis menunjukan gejala syok. PRC digunakan sesuai indikasi.
3. Pada atonia uteri :
Masase usus, berikan oksitosin( 20 IU dalam 1 L larutan nacl tetesan cepat IV)
atau Ergometrin (IM atau IV lambat 0,2 mg). Bila tidak ada perbaikan, lakukan
kompresi bimanual internal (uterus ditekan di antara telapak tangan pada dinding
abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam
miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan
yang terjadi. Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti,
tunggu hingga uterus berkontraksi kembali)
4. Pada rupture perineum dan robekan dinding vagina, lakukan eksplorasi untuk
mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan, lakukan irigasi pada
tempat luka dan bubuhi larutan antiseptic, jepit dengan ujung klem sumber
perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap, lakukan penjahitan
luka mulai dari bagian yang paling distal.
5. Pada inversion uteri, harus dilakukan reposisi, yang perlu dilakukan dengan
anestesi umum, tangan seluruhnya dimasukkan ke dalam vagina sedang jari-jari

RSUD Sungailiat 7
PORTOFOLIO

tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri melalui serviks uteri yang mungkin
sudah mulai menciut, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tetapi terus
menerus ke arah atas agak ke depan sampai korpus uteri melewati serviks.
Suntikan intravena 0,2 mg ergometrin kemudian diberikan dan jika dianggap
masih perlu, dilakukan tamponade uterovaginal.

RSUD Sungailiat 8

Anda mungkin juga menyukai