RSUD Sungailiat 1
PORTOFOLIO
RSUD Sungailiat 2
PORTOFOLIO
8.Lain-lain :
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: kompos mentis, tampak sakit sedang
Tanda vital:
Tensi : 100/60 mmhg
Nadi : 83x/m (kuatangkatdanteratur)
Napas : 20 x/m
Suhu : 36,9 °Cakralhangat
Status generalis
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : KGB tidak teraba
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : sonor, VBS ka=ki
Cor : bunyi jantung murni regular
Abdomen : Datar lembut,
Bising usus (+) normal
Hepar & lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : Edema -/-, sianosis -/-, CRT < 2”
Lab
Hemoglobin 12 g/dL (N: 11,7 – 15,5)
Leukosit 19.260 (N: 3.600 – 11.000)
Eosinofil% 0,5 % (N: 1-3)
RSUD Sungailiat 3
PORTOFOLIO
Terapi
Umum
1. Memberitahukan kepada penderita dan keluarganya tentang penyakit yang dideritanya
2. Menjelaskan cara pengobatan
Khusus
3. Medikamentosa : IVFD RL : D5 20 tpm, Oksitosin 1 amp drip,
metergin,kaltrofen sup 2*1
4. Konservatif : Kuretase
Daftar Pustaka:
1. Shane, B. Mencegah Pcrdarahan Pasca Persalinan: Menangani Persalinan Kala Tiga.
Outlook, [online]. 2002. Juni. [cited 2012 Januari 28]. Volume 19, Hal. 1-9. Available
from: URL: http://www.path.org.
2. Badriyah. Pengaruh faktor resiko terhadap perdarahan ibu post partum di RS Syarifah
Ambami Rato Ebu Bangkalan. Jurnal penelitian kesehatan suara forikes. [online].
RSUD Sungailiat 4
PORTOFOLIO
2011. Januari. [cited 2012 Januari 30]. Volume 11. Hal. 31. Available from. URL:
http://www. google.com
3. Tim Revisi Kelima Paket Pelatihan PONED. Buku Acuan Pelatihan Klinik Pelayanan
Obstetri Emergensi Dasar. Jakarta. 2008.
Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui gambaranklinisserta diagnosis padapenyakitperdarahanpos partum
2. Mengetahuipengobatan dan pencegahanperdarahanpost partum
RSUD Sungailiat 5
PORTOFOLIO
disebabkan oleh retensio plasenta, serta sisa plasenta; trauma disebabkan salah satunya
oleh perlukaan jalan lahir, serta thrombin biasanya akibat kelainan pembekuan darah.
Beberapa gejala yang bisa menunjukkan perdarahan postpartum :
1. Perdarahan yang tidak dapat dikontrol
2. Penurunan tekanan darah
3. Peningkatan detak jantung
4. Penurunan hitung sel darah merah ( hematokrit)
5. Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan sekitar perineum
Pada perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio plasenta atau
laserasi jalan lahir, bila karena retensio plasenta maka perdarahan akan berhenti
setelah plasenta lahir. Pada perdarahan yang terjadi setelah plasenta lahir perlu
dibedakan sebabnya antara atonia uteri, sisa plasenta, atau trauma jalan lahir. Pada
pemeriksaan obstretik kontraksi uterus akan lembek dan membesar jika ada atonia
uteri. Bila kontraksi uterus baik dilakukan eksplorasi untuk mengetahui adanya sisa
plasenta atau laserasi jalan lahir. Berikut langkah-langkah sistematik untuk
mendiagnosa perdarahan postpartum:
1. Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak
3. Lakukan ekplorasi kavum uteri untuk mencari:
a. Sisa plasenta dan ketuban
b. Robekan Rahim
c. Plasenta seksenturiata adalah plasenta yang mempunyai satu kotiledon
tambahan yang timbul jauh dari struktur plasenta utama.
4. Inspekulo : Untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah.
5. Pemeriksaan laboratorium : Peningkatan degradasi, kadar produk fibrin/produk
split fibrin (FDP/FSP), penurunan kadar fibrinogen : masa tromboplastin partial
diaktivasi, masa tromboplastin partial (APT/PTT), masa protrombin memanjang.
6. Ultrasonografi : menentukan adanya jaringan plasenta yang tertahan.
RSUD Sungailiat 6
PORTOFOLIO
4. Plan
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan perdarahan post partum ada 2 komponen,
yaitu : 1. Resusitasi dan penanganan obstetric serta kemungkinan terjadinya syok
hipovolemik 2. Idenfitikasi dan penanganan penyebab terjadinya perdarahan post
partum.
Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC. Jalan nafas
(A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.
Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi
buatan dan pemberian oksigen 100%. Defisit volume peredaran darah (C = circulation)
pada syok hipovolemik sejati atau hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik,
dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan pemberian cairan intravena dan bila perlu
pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung atau obat
vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.
1. Resusitasicairan : dengankristaloid
2. Tranfusidarah
Perlu diberikan bila perdarahan terus berlanjut dan diperkirakan lebih dari 2000 cc
atau gejala klinis menunjukan gejala syok. PRC digunakan sesuai indikasi.
3. Pada atonia uteri :
Masase usus, berikan oksitosin( 20 IU dalam 1 L larutan nacl tetesan cepat IV)
atau Ergometrin (IM atau IV lambat 0,2 mg). Bila tidak ada perbaikan, lakukan
kompresi bimanual internal (uterus ditekan di antara telapak tangan pada dinding
abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam
miometrium (sebagai pengganti mekanisme kontraksi). Perhatikan perdarahan
yang terjadi. Pertahankan kondisi ini bila perdarahan berkurang atau berhenti,
tunggu hingga uterus berkontraksi kembali)
4. Pada rupture perineum dan robekan dinding vagina, lakukan eksplorasi untuk
mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber perdarahan, lakukan irigasi pada
tempat luka dan bubuhi larutan antiseptic, jepit dengan ujung klem sumber
perdarahan kemudian ikat dengan benang yang dapat diserap, lakukan penjahitan
luka mulai dari bagian yang paling distal.
5. Pada inversion uteri, harus dilakukan reposisi, yang perlu dilakukan dengan
anestesi umum, tangan seluruhnya dimasukkan ke dalam vagina sedang jari-jari
RSUD Sungailiat 7
PORTOFOLIO
tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri melalui serviks uteri yang mungkin
sudah mulai menciut, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tetapi terus
menerus ke arah atas agak ke depan sampai korpus uteri melewati serviks.
Suntikan intravena 0,2 mg ergometrin kemudian diberikan dan jika dianggap
masih perlu, dilakukan tamponade uterovaginal.
RSUD Sungailiat 8